FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLineCopy LinkPinterest
Jakarta | Putusan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) pada Pengadilan Negeri
Palembang, yang menghukum PT. Thamrin Brothers membayar uang pesangon, kekurangan
upah dan upah proses selama pemutusan hubungan kerja, akhirnya dikuatkan oleh Mahkamah
Agung.
Dalam Putusan Nomor 167 K/Pdt.Sus-PHI/2016, Majelis Hakim tingkat kasasi yang diketuai
oleh Hakim Agung Mahdi Soroinda Nasution, menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh
perusahaan yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman, Kota Pelambang itu. Mahdi menilai, tidak
terbukti status Herrynaldo sebagai pekerja harian lepas. Sebab, perusahaan tidak mampu
membuktikan adanya perjanjian kerja tertulis, yang menyatakan status Herrynaldo adalah
pekerja lepas.
“Bahwa pekerja atau Termohon Kasasi tidak terbukti selaku pekerja freelance atau pekerja
harian lepas, karena berdasarkan alat bukti yang diajukan Pemohon dengan Termohon Kasasi
dahulu Penggugat dan Tergugat tidak ada perjanjian kerja harian lepas secara tertulis yang
sifatnya wajib sebagaimana diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 12 ayat (1)
Kepmenakertrans Nomor 100/Men/VI/2004,” ujar Mahdi, Senin (25/4/2016) lalu di Mahkamah
Agung, Jakarta.
Lebih lanjut Mahdi menyatakan, dengan tidak adanya perjanjian kerja tertulis, maka status
hubungan kerja Herrynaldo dengan PT. Thamrin Brothers adalah hubungan kerja dengan waktu
tidak tertentu atau pekerja tetap. “Oleh karena tidak ada perjanjian kerja tertulis maka sesuai
ketentuan Pasal 57 ayat (1) dan ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 beralasan
hukum dinyatakan dalam hubungan kerja tetap berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu
(PKWTT) dan pemutusan hubungan kerja (PHK) tanpa ada kesalahan,” tegasnya.
Sebelumnya, perusahaan keberatan dengan amar putusan PHI Palembang, No. 19/Pdt.Sus-
PHI/2015/PN.Plg tanggal 13 Juli 2015, yang mewajibkan perusahaan membayar sebesar Rp.81
juta. Sebab, Herrynaldo tidak wajib bekerja setiap hari dan pekerjaannya hanyalah mengambil
mobil baru. Atas alasan itu, perusahaan hanya bersedia memberikan uang pisah sebesar 4 kali
upah sebulan. (YUL)
Sumber
http://buruh-online.com/2016/11/tak-ada-perjanjian-tertulis-phk-pekerja-harian-lepas-harus-disertai-
pesangon.html