Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, MMed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

F: 02/006
FORMULIR PENGAJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
UNTUK SURVEI, EPIDEMIOLOGI ATAU SOSIAL BUDAYA

No. Registrasi Protokol :

(Diisi oleh Petugas Sekretariat KEPK)


1 Peneliti utama: (gelar, dr.Robert Christeven
nama, instansi) Departemen Ilmu Bedah, FK-UH
2 Judul Penelitian Perbandingan Efek Doxycycline Dan Mannitol Sebagai Matrix
Metalloproteinase 9 (MMP-9) Inhibitor Pada Kasus Cedera Kepala
Traumatika Pada Tikus Rattus Wistar
3 Jenis Penelitian:
√ bukan kerjasama

kerjasama nasional

kerjasama internasional
(lampirkan persetujuan etik dari negara tersebut)

melibatkan peneliti asing (lampirkan persetujuan dari


LIPI)

4 Tipe Proposal
 Baru

Lanjutan

Perubahan

Perbaikan

Apabila Proposal perubahan dan lanjutan, sebutkan No. SP3 sebelumnya :

5 Sumber Dana Mandiri (semua biaya penelitian ditanggung oleh peneliti)


6 Total dana Rp. 29.500.000,- (minimal)
penelitian
7 Tempat penelitian Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
8 Waktu penelitian Oktober 2020
9 Kelengkapan Dokumen (beri tanda V yang ada)
√ Lima rangkap Formulir Pengajuan Etik Penelitian Kesehatan Untuk
Survei/Epidemiologi dan Sosial-Budaya
√ Dua rangkap Surat pengantar dari institusi ditanda-tangani oleh peneliti
√ Satu rangkap Proposal Asli yang sudah disetujui oleh pembimbing atau kepala
instansi dengan judul dalam bahasa Indonesia & Inggris.
√ Lima rangkap Ringkasan Proposal Penelitian dengan lampiran-lampirannya.
√ Lampiran 1. Susunan tim peneliti beserta keahliannya
√ Lampiran 2. Biodata lengkap peneliti utama (termasuk pengalaman penelitian)
√ Lampiran 3. Persetujuan Atasan yang Berwewenang
√ Lampiran 4. Persetujuan Ahli Hewan Percobaan KEPK Fak.Kedokteran Unhas
√ Lampiran 5. Deskripsi Penelitian
√ Lampiran 6. Alat dan Bahan yang Dipakai pada Penelitian
Lampiran 7. Surat Perjanjian Kerjasama antara Peneliti, Sponsor dan Institusi
Penelitian (untuk penelitian kerjasama)
Lampiran 8. Investigator’s brochure (Bila diperlukan)
√ Lampiran 9. Rincian anggaran dan sumber dana
Lampiran 10. Lain – lain , yang dianggap perlu

10. Lampiran 5. Deskripsi penelitian


Protokol penelitian ini telah dibahas dengan Penanggung Jawab Lab/Ahli Hewan Percobaan / Komisi
Pemanfaatan dan Pemeliharaan Hewan Percobaan (KPPH)?

√ Ya Tidak
Bila Ya, apakah ada rekomendasi KPPH tentang protokol penelitian yang diajukan?

Ya √ Tidak

(Bila ada, rekomendasi harap dilampirkan)


Data hewan percobaan yang akan digunakan :
Spesies hewan :
Strain : Rattus Wistar Umur : Berat
Tikus Mencit
badan :
3-4 bulan
300 gram
Jenis Kelamin :
Jumlah : 24 ekor Asal hewan : Laboratorium
Jantan
Hewan Fakultas
Kedokteran Universitas
Hasanuddin
Keterangan mengenai prosedur yang akan dilakukan terhadap hewan :
a. Tujuan Proyek :
Untuk mengetahui perubahan kadar MMP-9 pada tikus albino galur wistar yang
mengalami edema cerebri setelah cedera traumatika otak.

b. Alasan memanfaatkan hewan dalam kajian penelitian ini?


Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang mengukur kadar MMP-9 pada
1
hewan percobaan yang mengalami edema serebri pasca cedera otak traumatika.
Sesuai dengan yang telah dilakukan penelitian – penelitian pendukung, maka
digunakan hewan coba untuk menghindari efek samping dan resiko bila dilakukan
penelitian ini pada manusia
1. Prosedur yang akan dilakukan :
PRE TEST

Pemeliharaan hewan coba

Tikus rattus wistar, jantan, dewasa, berusia 3-4 bulan, diperoleh dari

Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sebanyak 27

ekor. Sebelum perlakuan, ditimbang, diukur suhu rektal yang telah dilakukan

adaptasi selama dua minggu dengan dipelihara di dalam kandang berukuran

(40x20x20) cm3 setiap kandangnya berisi maksimal lima ekor. Suhu dalam

kandang diatur pada suhu ruangan.

Adaptasi tikus coba :

Setiap harinya tikus diberi makan berupa pelet 20 gr dan air minum diberikan

secara ad libitum agar kondisi fisik dan psikis tikus coba stabil.

Persiapan Perlakuan Pada Tikus Coba :

1. kelompok 1 kontrol = Tanpa dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika
2. kelompok 2 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika,
kemudian dilakukan pengambilan sampel darah 24 jam perlakuan
3. kelompok 3 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika dengan
pemberian dosis doksisiklin yaitu 30mg/kg kemudian dilakukan pengambilan sampel darah
24 jam perlakuan
4. kelompok 4 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika dengan
pemberian dosis mannitol yaitu 1gr/kg (5 cc Mannitol 20%) kemudian dilakukan
pengambilan sampel darah 24 jam perlakuan
Selama Pelaksanaan :

1. Setelah mendapat anestesi ketamin intraperitoneal 40 mg/kgBB, dipantau saturasi O2,


laju jantung dan laju pernafasan. Difiksasi di atas meja. Kulit kepalanya dicukur dan
2
dibersihkan dengan povidon iodin 10%, infiltrasi dengan lidokain daerah kraniektomi.
Teknik aseptik digunakan sesuai dengan prosedur operasi. Bor kecepatan tinggi
dipergunakan untuk membuat kraniektomi dengan diameter 5-7 mm dilakukan pada sisi
kiri 3 mm posterior dari bregma dan 2 mm lateral kiri garis tengah, terhadap seluruh
binatang pada seluruh kelompok perlakuan.
2. Sebuah tabung silinder panjang 25 cm, diameter dalam 5 mm mengarahkan bola besi
berat 2,5 g untuk mendapatkan gaya 571.17 newton/mm2 dengan perhitungan I = 2/5mr2
(I = gaya, m = masa, r = jarak) dijatuhkan satu kali ke atas area yang sudah
dikraniektomi. Tabung silinder dijaga agar tetap membentuk sudut 90 derajat dengan
menggunakan pendulan dan diberi jarak satu sentimeter dari permukaan otak tikus untuk
menjaga kompresi udara.
3. Silider bola besi diameter 4 mm dengan berat konstan 200 g dijatuhkan pada area yang
sudah dikraniektomi dari ketinggian 25 cm. Kekuatan trauma sama dengan kekuatan
beban yang dikalikan dengan ketinggian, setara dengan kekuatan yang menimbulkan
cedera otak traumatika derajat ringan-sedang.
4. Pemberian doksisiklin yaitu dengan oral dosis 30mg/kg pada salah satu dari kelompok
perlakuan yang dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika 12 jam setelah
tindakan.
5. Pemberian mannitol yaitu dengan oral dosis 10mg/kg pada salah satu dari kelompok
perlakuan yang dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika 12 jam setelah
tindakan.

POST TEST :

Tikus coba dikapitasi sesuai kelompok waktu pengamatan. Setelah dikapitasi, jaringan otak

dipotong dan diperiksakan histopatologis otak yang mengalami cedera otak traumatic. Bagian

tubuh tikus coba sisa pengambilan sampel otak akan ditanam sebagaimana lazimnya penelitian

sebelumnya.

a. Lama penelitian : 2 (dua) bulan (Oktober 2020 – Desember 2020)


b. Apakah ada hewan yang akan dimusnahkan setelah penelitian selesai?

√ Ya Tidak

3
(bila ya, beri penjelasan)
Sampel otak akibat cedera otak traumatik akan diambil untuk pemeriksaan histopatologis. Jadi
tikus coba akan dilakukan dekapitasi.

f. Cara hewan dimusnahkan /disacrificed :


Dilakukan dekapitasi dengan alat mikroneurosurgery ,bagian-bagian tubuh tikus coba sisa
pengambilan sampel otak akan ditanam sebagaimana lazimnya penelitian-penelitian
sebelumnya.
g. Peralatan dan obat-obatan / anastesi yang akan digunakan terhadap hewan
- Peralatan : set mikroneurosurgery
- Obat penenang :
Nama obat : Ketamin intraperitoneal 40 mg/kgBB
- Obat-obatan lainnya : tidak ada
h. Klasifikasi proyek (*)

. A B C D
(*)
A : Penelitian yang dilakukan pada hewan invertebrata , atau tumbuhan , bakteri, amuba,
(binatang bersel satu)
B : Penelitian pada hewan vertebrata yang sedikit sekali atau sama sekali tidak menimbulkan
rasa ketidaknyamanan
C : Penelitian pada hewan vertebrata yang sedikit menimbulkan stres atau rasa sakit tetapi
pendek
D : Penelitian yang dilakukan pada hewan vertebrata dimana stress dan rasa sakit tidak bisa
dihindarkan
E : Prosedur yang menimbulkan rasa sakit diatas toleransi sakit pada hewan tanpa dianastesi,
dalam keadaan sadar
i. Lokasi dimana hewan akan ditempatkan :
Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, Oktober 2020
Peneliti Utama

(dr. Robert Christeven)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN

4
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, MMed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

Lampiran 1.
SUSUNAN TIM PENELITI

NO NAMA KEDUDUKAN DLM KEAHLIAN


PENELITIAN
1. dr. Robert Christeven Peneliti Utama Residen Ilmu Bedah

2. dr. Andi Ihwan, Sp.BS Pembimbing Ahli Bedah Saraf

3. dr.Andi Alfian,M.Kes Pembimbing Staf Dosen Fakultas


Kedokteran Universitas
Hasanuddin

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN

5
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, MMed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

Lampiran 2.
BIODATA PENELITI UTAMA
A. Data Pribadi

Nama : dr. Robert Christeven

TTL : Pontianak, 25 Desember 1990

Agama : Katolik

Alamat : Jl.Pattimura no 242 B Pontianak Kota

Pekerjaan : Dokter
1. Riwayat Pendidikan:

NO. STRATA INSTITUSI TAHUN LOKASI


1. S1 Universitas Kristen Krida 2009 Jakarta
Wacana (UKRIDA)
2. Sp1 – Universitas Hasanuddin 2019 Makassar

Ilmu
Bedah

2. Riwayat Pelatihan

NO. JUDUL PENELITIAN TAHUN

1. Basic Surgical Skills Course for General 2018


Practitioner

2. Advanced Trauma Life Support 2016

3. Advanced Cardiac Life Support 2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU BEDAH
6
RS. Pendidikan UNHAS Gedung A Lt.3 Jl.Perintis Kemerdekaan KM.11, Tamalanrea-Makassar, 90245
Telp/Fax. 0411-585894, Email:bedahfkunhas@gmail.com

Lampiran 3.

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING


Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : dr. Andi Ihwan, Sp.BS

Jabatan : Pembimbing Utama

Menerangkan bahwa yang bersangkutan di bawah ini:

Nama : dr. Robert Christeven

Jabatan : Peserta PPDS I Bagian Ilmu Bedah Fak. Kedokteran UNHAS

Judul: Perbandingan Efek Doxycycline Dan Mannitol Sebagai Matrix


Metalloproteinase 9 (Mmp-9) Inhibitor Pada Kasus Cedera Kepala Traumatika Pada
Tikus Rattus Wistar
Menyetujui kepada mahasiswa yang bersangkutan di atas untuk meminta permohonan
Persetujuan Etik Penelitian Menggunakan Subjek Manusia di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.

Makassar, Oktober 2020

Pembimbing utama,

dr. Andi Ihwan, Sp.BS

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
7
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, Mmed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

PENANGGUNG JAWAB HEWAN PERCOBAAN

Formulir isian diterima tanggal : 16 Oktober 2020

Keputusan : Diterima

Diterima dengan perbaikan seperti terlampir √

Ditolak

Pada tanggal: …………25 Oktober 2020………………………

Nomor rujukan :

Makassar, Oktober 2020

Penanggung Jawab Hewan Percobaan

Ketua

(Prof.Dr.drh.Rahmawati Malaka,M.Sc)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

8
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, Mmed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

Lampiran 5.

DESKRIPSI PENELITIAN
Perbandingan Efek Doxycycline Dan Mannitol Sebagai Matrix Metalloproteinase 9
(Mmp-9) Inhibitor Pada Kasus Cedera Kepala Traumatika Pada Tikus Rattus Wistar

A. Latar Belakang Masalah


Traumatic brain injury/Cedera otak traumatika adalah gangguan kompleks akibat
terjadinya perubahan fungsi otak atau patologi otak yang disebabkan oleh kekuatan eksternal.
[1]
Sebanyak 1,7 juta orang setiap tahun mengalami cedera otak traumatika di Amerika
Serikat.[2] Sebuah studi berbasis survei besar di 8 negara berpenghasilan rendah dan menengah
(LMIC) mengidentifikasi bahwa prevalensi cedera otak traumatika sekitar <1% (Cina) hingga
hampir 15% (Meksiko dan Venezuela) dari populasi yang diteliti. [3] Sedangkan di Indonesia,
prevalensi cedera otak traumatika meningkat dari 14,5% di tahun 2007 menjadi 14,9% di
tahun 2013. Terdapat peningkatan jumlah kematian dari 6 per 100.000 populasi di tahun
2009, menjadi 120 kasus jumlah kematian oleh karena kecelakan lalu lintas di tahun 2014.[4]
Komplikasi utama yang dapat terjadi dari cedera otak traumatika ialah terjadinya
edema cerebri.[5] Edema cerebri merupakan keadaan patologis dengan peningkatan volume
[6]
otak akibat akumulasi cairan yang abnormal di dalam parenkim cerebral. Edema cerebri
diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu edema sitotoksik (juga dikenal sebagai
seluler) dan edema vasogenik.[7] Edema sitotoksik adalah akumulasi cairan di kompartemen
intraselular neuron, mikroglia, dan astrosit, sedangkan edema vasogenik ialah peningkatan
cairan ekstrasel yang terjadi karena kebocoran blood brain barrier (BBB). Akibatnya, terjadi
peningkatan tekanan osmotik dan cairan ke luar dari pembuluh darah serta masuk ke dalam
kompartemen ekstraselular. [7]
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ekspresi matriks metalloproteinase (MMP-9)
sebagai mekanisme molekuler yang berlebihan terjadi pada edema cerebri dan kerusakan
[5,8]
BBB pada cedera otak traumatika. MMP merupakan enzim endopeptidase zinc-dependent
yang berperan dalam perbaikan jaringan. Regulasi MMP sangat kompleks dan terkontrol.
Hilangnya kontrol regulasi ini akan berperan dalam patofisiologi kerusakan BBB pada edema

9
cerebri. Oleh karena itu, penghambatan MMP-9 menjadi target yang penting dalam perawatan
cedera otak traumatika.[5]
Saat ini, modalitas perawatan edema cerebri hanya mengatasi gejala dan belum ada
terapi medis yang efektif dalam memodulasi patofisiologi yang berperan pada kebocoran
mikrovaskuler yang diinduksi oleh cedera otak traumatika. [9] Tetrasiklin merupakan antibiotik
spektrum luas yang mampu melawan berbagai mikroorganisme. Penelitian pada tetrasiklin
menemukan sifat farmakologis penting yang berfokus pada pengaturan sistem kekebalan
tubuh dan jalur peradangan. Spektrum luas dari efek anti-inflamasi pada tetrasiklin
disebabkan karena kemampuannya dalam menghambat sintesis atau aktivitas dari beberapa
[10]
mediator peradangan , seperti MMPs, prostaglandin (PGE), dan sitokin (tumor necrosis
factor alpha (TNF-𝛼), interleukin-(IL-) 1𝛽, IL-6). [11]
Derivat tetrasiklin yang memiliki potensi inhibitor MMP non spesifik yang kuat
adalah doksisiklin dan mannitol.[9] Doksisiklin dan mannitol secara in vitro terbukti mampu
menghambat MMP-2 dan MMP-9, mengurangi invasi dan migrasi dalam sel kanker, dan
memunculkan efek anti inflamasi pada jaringan normal. [9,12,13] Dengan penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui efek pemberian doksisiklin terhadap MMP pada edema cerebri setelah
cedera otak traumatika.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perubahan kadar MMP-9 pada tikus albino galur wistar yang mengalami
edema cerebri setelah cedera traumatika otak?
2. Bagaimana hubungan pemberian doksisiklin terhadap perubahan kadar MMP-9 pada tikus
albino galur wistar yang mengalami edema cerebri setelah cedera traumatika otak?
3. Bagaimana hubungan pemberian mannitol terhadap perubahan kadar MMP-9 pada tikus
albino galur wistar yang mengalami edema cerebri setelah cedera traumatika otak?
4. Bagaimana perbandingan efek doksisiklin dan mannitol terhadap perubahan kadar MMP-9
pada tikus albino galur wistar yang mengalami edema cerebri setelah cedera traumatika
otak?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

10
Untuk mengetahui perubahan kadar MMP-9 pada tikus albino galur wistar yang
mengalami edema cerebri setelah cedera traumatika otak.
Tujuan Khusus

1. Mengukur kadar MMP-9 pada tikus coba yang tidak mengalami edema cerebri.
2. Mengukur kadar MMP-9 pada tikus coba yang mengalami edema cerebri akibat
cedera traumatika otak.
3. Mengukur kadar MMP-9 pada tikus coba yang diberikan doksisiklin setelah
mengalami edema cerebri akibat cedera traumatika otak.
4. Mengukur kadar MMP-9 pada tikus coba yang diberikan mannitol setelah mengalami
edema cerebri akibat cedera traumatika otak.
5. Membandingkan kadar MMP-9 antara tikus coba yang tidak mengalami edema
cerebri, yang mengalami edema cerebri akibat cedera traumatika otak, yang
mengalami edema cerebri akibat cedera traumatika otak yang diberikan doksisiklin,
dan yang mengalami edema cerebri akibat cedera traumatika otak yang diberikan
mannitol.

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk


mempertimbangkan pemberian doksisiklin ataupun mannitol sebagai terapi pada
edema cerebri setelah cedera otak traumatika traumatika
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah tentang pengaruh
doksisiklin dan mannitol terhadap kadar MMP-9 pada edema cerebri setelah cedera
otak traumatika traumatika
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut mengenai
perbandingan efek antara pemberian doksisiklin dan mannitol terhadap edema cerebri
setelah cedera otak traumatika traumatika
4.

11
RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental laboratorium


pada tikus dengan desain post test control group design yang terdiri dari 3 kelompok
perlakuan dan 1 kelompok kontrol.
Mempelajari efek pemberian mannitol dan doksisiklin terhadap kadar MMP-9 pada
edema cerebri setelah cedera otak traumatika pada tikus coba.
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas


Hasanuddin dalam kurun waktu 2 bulan.
POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL

Populasi penelitian adalah tikus model cedera otak traumatika dan tikus tanpa cedera
otak traumatika sebagai kontrol. Sampel dibagi menjadi empat kelompok yaitu :
5. kelompok 1 kontrol = Tanpa dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika
6. kelompok 2 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika,
kemudian dilakukan pengambilan sampel darah 24 jam perlakuan
7. kelompok 3 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika
dengan pemberian dosis doksisiklin yaitu 30mg/kg kemudian dilakukan pengambilan
sampel darah 24 jam perlakuan
8. kelompok 4 = Kelompok dilakukan trauma dan kraniektomi cedera otak traumatika
dengan pemberian dosis mannitol yaitu 1gr/kg (5 cc Mannitol 20%) kemudian dilakukan
pengambilan sampel darah 24 jam perlakuan

Penentuan jumlah sampel tiap kelompok didasarkan rumus Federer, yaitu:


(r – 1) (t – 1) ≥ 15
r = jumlah sampel
t = jumlah perlakuan
Pada penelitian ini terdapat 3 kelompok perlakuan, maka :
(r – 1) (t – 1) ≥ 15
(r – 1) (4 – 1) ≥ 15
(r – 1) 3 ≥ 15
3r – 3 ≥ 15
3r ≥ 18
r≥6

12
Jadi jumlah sampel minimal untuk tiap kelompok adalah 6 ekor hewan coba (total tikus pada
penelitian ini 24 ekor).

KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Tikus model cedera otak traumatika dan tikus tanpa cedera otak traumatika, dengan
kriteria sampel sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Tikus (Rattus Norvegicus) galur Wistar Jantan
b. Berumur sekitar 3-4 bulan
c. Berat badan sekitar 300-400 gram
d. Tikus dalam keadaan sehat
2. Kriteria Eksklusi
a. Hewan coba terlihat sakit selama masa adaptasi (gerak tidak aktif)
b. Penurunan berat badan selama adaptasi > 10%
3. Kriteria Putus Penelitian:
b. Hewan percobaan mati sebelum penelitian selesai
c. Sampel darah rusak
KRITERIA OBYEKTIF
Kadar MMP-9 akan diukur dengan metode ELISA digolongkan ke dalam rentang konsentrasi
tertentu yaitu 0.01 ng/ml, 0.08 ng/ml, 0.2 ng/ml, 0.4 ng/ml dan 0.8 ng/ml. Kadar MMP-9
kemudian akan dibandingkan pada masing-masing kelompok sampel.

METODE PEMERIKSAAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental laboratorium


pada tikus dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Pembagian tikus untuk kelompok
perlakuan dan kontrol dilaksanakan melalui acak blok permutasi. Upaya mempelajari efek
pemberian doksisiklin ataupun mannitol dalam blokade MMP dilakukan melalui pemeriksaan
nilai konsentrasi untuk melihat perubahan ”kerusakan jaringan otak tikus melalui kadar
MMP-9 pasca-cedera otak traumatika”.

13
III.1. Alur Penelitian

ANALISIS DATA

Analisis statistik yang digunakan yang pertama adalah uji normalitas (Shapiro wilk)
data parametrik dan uji homogenitas (Levene) data non parametrik dengan p>0,05. Jika data
terdistribusi normal maka analisis dilanjutkan untuk membandingkan perbedaan rata-rata
antar variabel. Analisis yang digunakan analisis varian oneway ANOVA dan Post Hoc Test
metode LSD untuk data parametrik.

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, Mmed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

Lampiran 6
ALAT DAN BAHAN YANG DIPAKAI PADA PENELITIAN

1. Pemilihan Alat dan Bahan


Alat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Kandang, tempat minum dan makanan tikus
b. Peralatan anestesi intraperitoneal
c. Peralatan bedah minor
d. Bor Martil high speed drill dengan diameter 4-5 mm
e. Tabung silinder besi 25 cm, diameter 5 mm
f. Bola besi 2,5 g
g. Meja operasi
h. Timbangan elektronik
i. Spuit 1 mL, 3 mL,5 ml, dan 10 ml
j. Alat tulis
k. Mikropipet 10-100 μL dan 200 -1000 μL dan tipnya
l. Pulse Oxymetri
m. Termometer
n. Sarung tangan steril dan non steril
o. Pipa kapiler
p. Tabung pemeriksaan darah
q. Alat sentrifugal
r. Kassa dan kapas
s. Jas laboratorium dan pelindung mata

15
2. Bahan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Reagen MMP-9 tikus
b. Lidokain 2% 2 mL/ampul mengandung 40 mg lidokain
c. Povidon Iodine 10%
d. Alkohol 70 %
e. NaCl 0,9%
f. Aquabidest steril
g. Ketamin

16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JLJL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10, Makassar 90245
Contact Person: dr. Agus Salim Bukhari, Mmed, PhD, SpGK, email: agussalim@ yahoo.com

Lampiran 9.
RINCIAN ANGGARAN

Rincian Anggaran dan Dana


Pemeriksaan laboratorium :
1. Persiapan penelitian : Rp. 4.300.000,-
2. Ethical Clearance : Rp. 200.000,-
3. Alat tulis kantor dan Penggandaan : Rp. 2.000.000,-
4. Transportasi : Rp. 2.000.000,-
5. Pemeriksaan Laboratorium Hewan : Rp. 19.000.000,-
6. Analisis data : Rp. 1.000.000,-
7. Lain-lain/takterduga : Rp. 1.000.000,-

TOTAL : Rp.29.500.000,-

17

Anda mungkin juga menyukai