PERCOBAAN lll
DI SUSUN OLEH:
NAMA: YULIYANTI
NIM: P07120119090
PRODI: D3 KEPERAWATAN
TINGKAT/ KLS: 2B
TAHUN 2019/2020
PERCOBAAAN III
Tujuan:
1. Mempelajari daya anti inflamasi obat golongan steroid dan non steroid pada
2. Mempelajari daya antiinflamasi tanaman obat/ produk herbal tertentu. Memahami prinsip
3. Eksperimen terhadap efek antiinflamasi denganmenggunakan alat plestimograf.
A. Pendahuluan
Intlamasi (radang) merupakan reaksi lokal jaringan hidup terhadap jejas dengan cara
memobilisasi semua bentuk pertahanan tubuh berupa reaksi vaskular, neurologik, humoral,
dan selular. Inflamasi dapat disebabkan oleh faktor kimia, fisika, dan biologi. Tanda-tanda
dan gejala inflamasi yang bersifat umum yaitu kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor), nyeri
(dolor) dan gangguan fungsi (fungsiolesa) .
Obat-obat anti radang dibagi menjadi 2 golongan, yaitu golongan kortikosteroid dan non
steroid. Argumen yang diterima mengenai mekanisme kerja obat-obat tersebut adalah bahwa
obat-obat anti radang berkaitan dengan penghambatan metabolisme asam arakidonat. Asam
kemudian akan diubah menjadi prostaglandin stabil, tromboksan and prostasiklin. Ketiga
produk tersebut berasal dari leukosit, dan senyawa-senyawa itu dijumpai pada keadaan
radang.Di dalam leukosit asama arakidonat oleh lipooksigenase asam-asam mono dan
dihiroksi (HETE) yang merupakan prekursor dari leukotrin (senyawa yang dijumpai pada
keadaan anafilaksis). Dengan adanya rangsang mekanis atau kimia, produksi enzim
lipooksigenase akan dipacu sehingga menigkatkan produksi leukotrien dari asam arakidonat.
prostaglandin bersifat sinergik dengan mediator inflamasi lainnya yakni (bradikinin dan
histamin) maka pencegahan pembentukan prostaglandin akan mengurangi siklooksigenase
kelinci, dan marmut. Penghambatan pengeluaran asam arakidonat dari fosfolipida juga akan
Metode uji yang digunakan adalah metode Winter yang dimodifikasi (urne
Udem buatan ditimbulkan dengan menginieksikan larutan karagenin secara subplantar pada
telapak kaki tikus, sedangkan bahan uii diberikan secara peroral. Kaki belakang tikus ditandai
Sebatas mata kaki dan diukur volumenya dengan plestimograf.Aktivitas anti inflamasi obat
uji ditunjukkan oleh kemampuan mengurangi udema yang diinduksi pada kaki tersebut.
A. Cara Percobaan
a) Bahan : Karagenin 0,5 % dalam NaCI 0,9%, Na Diklofenak, Prednison, CMC Na 1%
B. Cara Kerja
1) Tiap kelompok mendapat hewan uji untuk perlakuan sebagai berikut :
Kelompok II : Tikus diberi suspensi prednison dengan dosis sama seperti dosis Na
Kelompok III : Tikus diberi suspensi CMCNa 1% dengan dosis sama seperti dosis Na
2) Semua tikus ditimbang dan kaki belakang kanan diberi tanda di atas lutut
kemudian diukur volume udem dengan mencelupkan telapak kaki sampai tanda
ke dalam air raksa pada alat plestimograf sebagai volume udem awal.
3) Tigapuluh menit setelah pemberian obat telapak kaki kanan disuntik (subplantar)
dengan karagenin 0,1 ml/100 gr BB tikus. Selanjutnya volume udem diukur setiap
C. Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa volume udem sebelum dan sesudah di injeksi
dengan rumus
(Vt Vo
Vo
Dari data % kenaikan volume udem dibuat hubungan % KVU dengan waktu,
Co-C6 adalah persen Kenaikan Volume Udem (%KVU) pada jam ke 0,5 sampai
6 pada masing-masing kelompok. AUC%-6 % KVU yaitu luas daerah dibawah kurva
% kenaikan dari tiap individu tikus dari data AUC)6 % KVU dihitung % Daya anti
AUCk
AUCk adalah luas daerah dibawah kurva rata-rata pada kelompok kontrol
negative & AUCp adalah luas daerah dibawah kurva tiap individu pada tiap kelompok
periakuan.Analisis statitika untuk data AUCo.6 dan % daya anti inflamasi dengan SPSS.
DATA PENGAMATAN UJI ANTINFLAMASI
KELOMPOK II : PREDNISONE
Efek ditunjukkan dengan semakin besarnya nilai % efektivitas, yang berartisuatu sediaan yang diujikan
mampu menghambat udem yang terbentuk akibat induksikaragenin. Bahwa volume udem kontrol positif
mempunyai nilai paling kecil. Hasil penelitian menunjukkan infus rimpang temu putih mempunyai
kemampuanmengurangi udem. Efek yang paling besar ditunjukkan , pada dosis 2,5 mg/kgbb danefek yang
paling kecil ditunjukan pada dosis 0,625 mg/kgBB. Namun kemampuannyamasih lebih kecil dibanding
kemampuan antiinflamasi Na diklofenak. Kemampuaninfus rimpang temu putih sebagai antiinflamasi
kemungkinan dikarenakan adanyaflavanoid dalam sediaan itu
DAFTAR PUSTAKA
Higgs, G.A., dan Whittle, B.J.R., 1980, The Therapeutic and Toxic Effect of Anti
Springer, Jerman
Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, Elex MediaKomputindo Kelompok
Gramedia, JakartaUniversitas Indonesia, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, JakartaM.
J. Neal, 2005, At a Glace Farmakologi Medis, edisi v, Erlangga, JakartaThomas B. Boulton & Colin E. Blogg,
1994, Anestesi edisi x, EGC, Jakarta