Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INDUSTRI MANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Industri
Dosen Pengampu: Eko Prabowo H., M.Pkim

Disusun Oleh:
Nunung Nur Latifah (1167040054)
Nur Tursina (1167040055)
Shafira Hasna Alifian (1167040068)
Syuqron Habib Ramadhana Al Aziz (1167040078)
Temy Trianti (1167040079)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik semesta alam, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Industri Aluminium” telah selesai tepat pada
waktunya. Solawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi akhir zaman,
yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa juga kepada para sahabatnya, para keluarganya serta
kepada seluruh umat pengikutnya.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada:

a. Dosen pengampu mata kuliah Kimia Industri Bapak Eko Prabowo H., M.Pkim
b. Berbagai pihak yang telah berkontribusi dan tidak dapat disebutkan satu per satu

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kimia Industri. Kami pun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat umumnya untuk pembaca khususnya untuk
kami semua.

Bandung, 9 April 2021

Penulis

1
1. PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Mangan

Penemuan manusia terdahulu mengenai logam 6000 M yang lalu ternyata mengubah
peradaban hidup manusia. Unsur logam yang pertama kali ditemukan ialah Tembaga dan
Emas. Zaman dahulu proses pengolahan logam hanya dilakukan dalam skala kecil dengan
cara dipukul-pukul saja untuk kemudian dijadikan lembaran-lembaran logam, yang nantinya
akan digunakan untuk dibuat perhiasan maupun artefak. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan kini telah ditemukan berbagai jenis logam dan dilakukan pengolahan terhadap
berbagai jenis logam tersebut.

Salah satu unsur logam yang telah ditemukan dan banyak digunakan dalam dunia industri
adalah Mangan (Mn). Fakta menemukan bahwa pemanfaatan Mangan telah ditemukan
semenjak zaman Batu. Pada zaman dahulu Mangan ditemukan dalam bentuk Mangan
dioksida sebagai pigmen warna yang digunakan untuk melukis dinding gua pada saat zaman
Paleolitik. Kemudian di Yunani Kuno Mangan yang terkandung dalam bijih besi digunakan
sebagai salah satu komponen dari persenjataan. Hal ini merupakan salah satu pemicu
kekuataan persenjataan bangsa Yunani Kuno pada saat itu. Sedangkan di Mesir dan Romawi
para pembuat kaca menggunakan campuran Mangan untuk menambah warna pada kaca atau
menghilangkan warna dari kaca tersebut.

Perkembangan pembuatan Mangan ini berlanjut hingga abad ke-17 dimana seorang
ilmuwan Jerman yakni Glauber memperoleh Permanganat sebagai garam yang bisa
digunakan untuk pertamakalinya. Selanjutnya hal ini menarik peneliti hingga kepertengahan
abad ke-18 yakni seorang ilmuwan kimia asal Swedia Carl Willhemm Scele mengusulkan
Mangan menjadi salah satu unsur dalam tabel periodik. Pada saat itu Carl menggunakan
Mangan dioksida untuk memproduksi klorin dan hipoklorin yang mengandung zat pemutih.
Carl dan para ahli kimia lainnya menyadari bahwa dalam senyawa Mangan dioksida
mengandung unsur yang baru. Namun, keterbatasan ahli-ahli pada saat itu tidak dapat
mengisolasi Mangan dioksida sehingga tidak diperolehnya unsur Mangan yang murni.

2
Titik terang mengenai unsur mangan mulai muncul pada akhir tahun 1774. Pada saat itu,
Johan Gottlieb Gahn yang merupakan salah satu teman dari Carl mencoba mereduksi
Mangan dioksida dengan karbon. Gahn bisa mengisolasi unsur Mangan murni, sehingga pada
saat itu ditetapkanlah Gahn sebagai penemu Mangan yang dikenal sampai saat ini.

1.2. Sumber Mangan

Keberadaan Mangan dalam tanah ditemukan dalam bentuk Pyrolusit (MnO2), Manganit
(MnO(OH)), Rhodochrosit (MnCO3) dan Rhodoinit (MnSiO3). Konsentrasi Mangan yang
ada dalam tanah adalah 20-3000 ppm. Biasanya Mangan ditemukan dalam batuan primer
terutama dalam Ferro Magnesium yang kemudian dilepas karena proses pelapukan batuan
menjadi pyrolusit dan manganit. Selanjutnya pengolahan mangan dilakukan penggenangan
dan pengeringan, hal ini dapat mempengaruhi valensi dari unsur tersebut.

Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan, Gabon dan India adalah penghasil Mangan terbanyaj
didunia. Mangan biasanya ditemukan dalam keadaan Irolusi dan Rhodochrosit. Logam ini
diproduksi dengan mereduksikan Mangan dioksida dengan natrium, magnesium atau
alumunium melalui proses elektrolisis.

Di Indonesia Mangan ditemukan sejak tahun 1854, ditemukan di karanggnunggal kab.


Tasikmalaya Jawa Barat. Namun, walaupun keberadaannya sudah ditemukan sejak tahun
1854 Mangan di daerah tersebut baru diproduksi dan diolah pada tahun 1930. Daerah
Kulonprogo Yogyakarta memproduksi terlebih dahulu mangan dibanding Karangnunggal .

1.3. Kegunaan Mangan Sebagai Bahan Pabrikasi

3
BAHAN BAKU DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN LOGAM MANGAN

mangan merupakan salah satu bahan baku didalam industri pengolahan logam. Terdapat melimpah di
kerak bumi yakni sebanyak 0,1% dari total unsur yang terkandung didalamya. Mangan dapat ditemukan
dalam tanah, batu-batuan maupun didalam air tawar sekalipun walau hanya dalam jumlah yang sangat
sedikit.

Dalam ketersediaannya di alam, mangan banyak berbentuk sebagai nodul yang dapat ditemukan didasar
laut. Mangan dalam bentuk nodul yang ditemukan didasar lautan ditemukan dalam jumlah yang cukup
banyak yakni dengan kandungan sekitar 24% jika dibandingan dengan senyawa lain yang terkandung
didalamnya.

Beberapa bentuk mangan yang dapat kita jumpai adalah sebagai berikut :

 Pyrolusite : mangan(IV) oksida (MnO2)


 Psilomelane & crypyomelane : hidrat mangan(IV) yang mengandung Barium atau Kalsium
 Manganit : Mangan(III) oksida hidrat (Mn3O2.H2O)
 Hausmanite : Mangan(II,III) oksida (Mn3O4)
 Rhodochrosite : Mangan(III) karbonat (MnCO3)
Dalam pengaplikasiannya, mangan dapat digunakan sebagai salah satu bahan tabahan dalam pembuatan
baja, sebanyak 90% dari hasil industri baja menggunakan mangan sebagai sumber bahan baku tambahan
dalam proses pembuatannya. Selain itu, penggunaan mangan juga dapat diaplikasikan sebagai bahan
tambhan dalam beberapa industri yakni industri pupuk, industri pakan hewan dan juga industri mobil.

Secara kimiawi mangan memiliki sifat yang reaktif dan juga dapat larut perlahan-lahan dengan air dingin.
Mangan dapat dijadikan sebagai bahan paduan untuk berbagai jenis alloy, contohnya dengan alumunium,
bismuth dan yang lebih khususnya lagi dengan beberapa senyawa tembaga. Paduan tersebut akan
menghasilkan alloy yang bersifat ferromagnetik.

Mangan dalam kondisi sebagai logam murninya memiliki beberapa bentuk allotropik dengan empat jenis.
Salah satunya adalah mangan dalam bentuk alfa, pada keadaan ini mangan akan sangat stabil dalam
kondisi suhu yang amat sangat tinggi. Sedangkan mangan dalam bentuk gamma, akan mengalami
perubahan kembali kedalam keadaan alfa bila dalam kondisi dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi,
tetapi dalam kondisi ini mangan akan lebih fleksible jika ditempa dan juga dipotong.

Mangan dengan ciri fisik berwana metalik ataupun submetalik memiliki nilai kekesaran dengan kisaran 2-
6, termasuk kedalam logam keras namun sangat rapuh, dapat dileburkan walaupun dalam proses
pencapuran dengan yang lain agak sedikit sulit. Sangat mudah mengoksidasinya dan memiliki beberapa
sifat fisik lain yaitu reniform, massif, batriodal, stalaktik, radial dan juga berserat.

4
PRODUK MANGAN

Sebanyak 90 persen dari konsumsi mangan, diperhitungkan oleh industri baja. Mangan
menghilangkan oksigen dan belerang ketika bijih besi (senyawa besi dan oksigen) diubah
menjadi besi. Ini juga merupakan paduan penting yang membantu mengubah besi menjadi baja.
Sebagai paduan, ia mengurangi kerapuhan baja dan memberikan kekuatan. Jumlah mangan yang
digunakan per ton baja agak kecil, berkisar antara 6 hingga 9 kilogram. Sekitar 30 persen dari itu
digunakan selama penyempurnaan bijih besi, dan 70 persen sisanya digunakan sebagai paduan
dalam produk baja akhir. Mangan digunakan juga sebagai paduan dengan logam seperti
aluminium dan tembaga. Kegunaan non metalurgi yang penting termasuk katoda baterai, ferit
lunak yang digunakan dalam elektronik, produksi baterai kering, keramik, gelas, zat gizi mikro
yang ditemukan dalam pupuk dan pakan ternak, bahan kimia pengolahan air, dan bahan kimia
lainnya seperti yang digunakan sebagai pewarna untuk cat lapisan bawah mobil, batu bata, frit,
kaca, tekstil, dan ubin . Produk "manganese violet" digunakan untuk pewarnaan plastik, pelapis
bubuk, glasir artis, dan kosmetik, membantu mencegah keropos tulang dan mengurangi gejala
yang mengganggu terkait dengan sindrom pramenstruasi (PMS), sebagai reagen dalam kimia
organik untuk oksidasi dari benzilik alkohol, pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan
cat hitam.

A. MANGAN SULFAT MONOHIDRAT 98% (MnSO4.H2O)


Beberapa penggunaan mangan sulfat monohidrat diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai glasir porselen, sebagai aditif pupuk dan sebagai katalis.
2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman, terutama tanaman jeruk.
3. Agen pereduksi yang baik untuk pembuatan cat, pelapis pernis. Ini digunakan dalam
pewarna tekstil, fungisida, obat-obatan dan keramik.
4. Sebagai suplemen nutrisi dan makanan.
5. Digunakan dalam flotasi bijih, sebagai katalis dalam proses viscose dan sintetis
mangan dioksida.
6. Dalam kedokteran hewan, mangan sulfat digunakan sebagai faktor nutrisi dan dalam
pencegahan perosis pada unggas.

5
B. MANGAN DIOKSIDA

Electrolytical Manganese Dioxide (EMD)

Electrolytical manganese dioxide (EMD) digunakan dalam baterai seng-karbon bersama dengan
seng klorida dan ammonium klorida. EMD secara umum digunakan dalam sel baterai alkalin isi-
ulang (zinc manganese dioxide rechargeable alkaline—Zn RAM). Untuk aplikasi ini, kemurnian
sangat penting.

Reaksi

Reduksi

MnO2 merupakan prekursor dasar untuk ferromanganes dan paduan terkait, yang digunakan
secara luas dalam industri baja. Konversi ini meliputi reduksi karbotermal menggunakan kokas:

MnO2 + 2 C → Mn + 2 CO

Reaksi kunci dari MnO2 dalam baterai ialah reduksi satu-elektron:

MnO2 + e− + H+ → MnO(OH)

MnO2 mengkatalisis beberapa reaksi yang membentuk O2. Dalam demonstrasi laboratorium
klasik, pemanasan campuran kalium klorat dan MnO2 menghasilkan gas oksigen. Mangan
dioksida juga mengkatalisis dekomposisi hidrogen peroksida menjadi oksigen  dan air:

2 H2O2 → 2 H2O + O2

Mangan dioksida terurai di atas sekitar 530 °C menjadi Mangan(III) oksida dan oksigen. Pada
suhu dekat dengan 1000 °C, senyawa valensi-campuran Mn3O4 terbentuk. Dengan suhu lebih
tinggi menghasilkan MnO.

Asam sulfat pekat panas mereduksi MnO2 menjadi mangan(II) sulfat:

2 MnO2 + 2 H2SO4 → 2 MnSO4 + O2 + 2 H2O

Reaksi hidrogen klorida dengan MnO2 digunakan oleh Carl Wilhelm Scheele dalam pemisahan
gas klor asli pada 1774:

MnO2 + 4 HCl → MnCl2 + Cl2 + 2 H2O

Sebagai sumber hidrogen klorida, Scheele memperlakukan natrium klorida dengan asam sulfat
pekat.

6
Eo (MnO2(s) + 4H+ + 2e− = Mn2+ + 2 H2O) = +1,23 V

Eo (Cl2(g) + 2e− = 2Cl−) = +1,36 V

Potensial elektroda standar untuk setengah reaksi menunjukkan bahwa reaksi ini adalah
endoterm pada pH = 0 (1 M [H +]), tetapi disukai olehpHrendahsertaevolusi(dan penghapusan)
gas klor.

Reaksi ini juga satu cara mudah untukmenghilangkanendapanmangandioksidadarisendikaca


dasarsetelah menjalankanreaksi(yaitu, oksidasidengankalium permanganat).

Oksidasi

Pemanasan campuran KOH dan MnO2 dalam udara memberikan kalium manganat berwarna
hijau:

2 MnO2 + 4 KOH + O2 → 2 K2MnO4 + 2 H2O

Kalium manganat merupakan prekursor untuk kalium per-manganat, suatu oksidan umum.

Aplikasi

Aplikasi yang dominan dari MnO2 ialah sebagai komponen baterai sel kering, sehingga disebut
juga sel Lechlanche, atau baterai seng-karbon. Hampir 500.000 ton dihabiskan untuk aplikasi ini
setiap tahunnya termasuk penggunaan MnO2 sebagai pigmen anorganik dalam keramik dan
dalam pembuatan kaca.

Sintesis Organik

Penggunaan khusus mangan dioksida ialah sebagai oksidan dalam sintesis organik. Efektivitas
reagen ini bergantung pada sediaan, suatu masalah yang khas untuk reagen-reagen heterogen lain
di mana luas permukaan, di antara variabel-variabel lain, adalah faktor yang signifikan. Mineral
pyrolusite membuat reagensia miskin. Biasanya, bagaimanapun, reagen ini dihasilkan in situ
pada perlakuan larutan KMnO4 encer dengan garam Mn(II), terutama sulfat. MnO 2 mengoksidasi
alkohol alilat menjadi aldehida atau keton yang berhubungan:

cis-RCH=CHCH2OH + MnO2 → cis-RCH=CHCHO + “MnO” + H2O

Konfigurasi ikatan rangkap tidak terusik dalam reaksi ini. Alkohol asetilenat yang berhubungan
juga merupakan substrat yang sesuai, meskipun aldehid propargilat yang dihasilkan dapat sangat
reaktif. Benzilat dan bahkan alkohol yang tidak diaktifkan juga merupakan substrat yang baik.
1,2-Diol dipecah oleh MnO2 menjadi dialdehid atau diketon. Sebaliknya, aplikasi MnO2 banyak,
yang dapat diaplikasikan pada banyak jenis reaksi termasuk oksidasi amina, aromatisasi,
pasangan oksidatif, dan oksidasi tiol.

Pigmen

7
Mangan dioksida merupakan salah satu dari zat alami paling awal digunakan oleh manusia purba
sebagai pigmen. MnO2 digunakan sebagai pigmen setidaknya sejak paleolitik tengah. MnO2
mungkin digunakan pertama kali untuk mewarnai badan, dan kemudian untuk mewarnai gua.
Beberapa lukisan gua awal yang paling terkenal di Eropa dieksekusi dengan cara mangan
dioksida.

Depolizer

Dalam sel primer listrik yang terdiri dari elektrolit, elektroda positif dan elektroda negatif,
depolariser disediakan, yang mengelilingi elektroda positif dan memungkinkan untuk
mempertahankan arus listrik, sementara sirkuit listrik ditutup. Sebagai depolariser, bijih mangan
alami atau buatan hingga saat ini telah digunakan.

Efisiensi depolariser 1S pada dasarnya karena jumlah oksigen aktifnya. Namun dengan Mn tidak
hanya jumlah oksigen aktif bertanggung jawab atas kerja depolariser, tetapi jumlah ion mangan
pun berperan dalam hal ini.

Ketika depolariser digunakan dalam sel primer listrik, manganousmanganite dalam senyawa ini
dipecah oleh ion hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antara seng dan garam elektrolitik dalam
sel dan membentuk ion mangan-Mn-n menurut berikut ini. Persamaan: aX0.bMn0.cMn0O.yH20
Mn- + Mn0 - 2Mn.

Partikel bijih mangan dapat direduksi dengan larutan garam mangan, e. g. sulfat mangan, atau
dengan asam klorida, oleh asam sulfat atau campurannya dengan garam besi misalnya besi
sulfat, atau dengan memanaskan sekitar 200 * C di hadapan hidrogen dan mengolah produk
tereduksi dengan asam yang larut lebih rendah. oksida mangan dasar, misalnya asam sulfat.

PENGOLAHAN LIMBAH MANGAN

Pemulihan Mangan dari Baterai Kering

Bahan:

Larutan kalium dikromat (0,2 N), Kalium permanganat (0,1 N), larutan hidrogen peroksida,
larutan garam Mohr (0,1 N) dan larutan stok sulfat Mangan (II) yang digunakan adalah dari Anal
R grade dimurnikan dengan metode standar.

Peralatan:

Spectrophotometer U.V spektrofotometer tampak tipe UV 260 (Shimadzu) digunakan untuk

penentuan kandungan mangan dalam sampel.

Metode:

8
Baterai kering rumah tangga bekas dikumpulkan. Sebanyak 5,0 gram sampel halus baterai
ditimbang secara akurat dalam piring porselen. Panaskan dengan 20-30 ml 60% asam perklorat.
Setelah pelarutan dibuat hingga 250ml. Untuk alikuot larutan ini, 15,0 ml larutan kalium
dikromat 0,05 (dalam kelebihan) ditambahkan. Larutan di atas diencerkan dengan 50 ml air
deionisasi dan ditambahkan dengan 5,0 ml larutan asam sulfat 1: 1. Ini kemudian dititrasi segera
dengan solusi standar (0,0276N) hidrogen peroksida sampai warna berubah dari ungu menjadi
tidak berwarna larutan potassium dichromate yang tidak bereaksi kemudian dititrasi terhadap
standar (0,03891 N) Mohr larutan garam, menggunakan Diphenyl amine sebagai indikator. Dari
dua nilai titer ini, volume larutan kalium dikromat diperlukan untuk oksidasi mangan hadir dan
karenanya jumlah dalam larutan sampel ditentukan. Validitas metode diuji dengan metode
persulfat maupun periodic. Untuk penentuan mangan diuji dengan metode spektrofotometri

Anda mungkin juga menyukai