Anda di halaman 1dari 60

Laporan

Kasus
Hepatitis Akut
Pembimbing : dr. J. Mila, Sp.A

Linda Gunawan
(201706010084)
ANAMNESIS
Alloanamnesis - Autoanamnesis
Nama : An. G
Usia : 14 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jln.
Caregiver : Ibu
Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2019
Identitas Ibu Identitas Ayah
Ny. M Tn. F
42 tahun 44 tahun
Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Keluhan • Demam naik turun sejak 3 hari SMRS
Utama (pukul 18.00) saat ini hari ke 4

• Kepala terasa pusing ,


Keluhan • Badan terasa meriang
• Peningkatan frekuensi BAB -;
Tambahan Perubahan konsistensi BAB -; Mual,
muntah -
Demam sejak
pukul 18.00,
Perjalanan Penyakit Sekarang
badan terasa
meriang, disertai Selasa, Sore hari
kepala terasa anak demam
Sore hari  kembali 12/11/2019
pusing, masih kembali 
beraktivitas biasa demam, kepala
Pagi hari anak dibawa ke
, tampak aktif, Senin, sedikit pusing, anak
bebas demam, IGD RSSC
nafsu makan 11/11/2019 masih aktif,nafsu
nafsu makan baik,
turun makan masih baik
anak masih aktif

Senin, Rabu,
11/11/2019 13/11/2019

Minggu, Pagi hari Klinikdokter Sore hari, IGD RSSC: Pasien


kembali umum anak Demam
10/11/2019 demam
dilarang
Didiagnosa selama 4 hari
Diberikan proris (obat dibeikan proris
kembali pulang,
radang disertai
penurun panas)  dengan dosis demam  penurunan dianjurkan
tenggorokan
demam turun, yang sama  diberikan minum obat nafsu makan, untuk rawat
dengan dari dokter tidak membaik
antibiotic +
kemarin dengan
sanmol demam turun
demam turun, pengobatan
sanmol tidak
mual muntah -;
anak masih aktif dikonsumsi
di rumah, nafsu karena demam
makan turun sudah mulai
turun
Rabu
Keluhan Utama
• demam dari minggu malam, makan minum menurun, demam sepanjang hari
turun dengan penurun panas, sudah berobat belum membaik, RPD: Alergi -;
lainnya -; Riwayat pengobatan: Sanmol dan amoxicilin MRS
Pemeriksaan Fisik

• GCS: E4M6V5 ; TD: 110/70 mmHg MAP: 83.33mmHg; HR: 99 bpm; RR: 24
rpm; T: 38.7 ºc; SpO2: 100%
• BB: 72.5 kg
• Ketok CVA: -/+
• Adomen: nyeri tekan -; BU +
• Pemeriksaan bagian tubuh lain dalam batas normal

Assesment: Febris H3 suspek bacterial dd viral; suspek ISK

Intervensi

• Cek DR dan elektrolit


• Instruksi Sementara dr.Sp.A:
• Infus Kaen 1B 1500/24 jam
• Paracetamol tab 3 x 1 kalau demam
• Lainnya tunggu lab lain
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan

RS Carolus Darah Rutin + Hitung Jenis


Hemoglobin H 16.3 14.0-16 g/dL
13/11/2019 Hematokrit H 47.1 36 – 52 %

Pukul 21:26 Leukosit


Eritrosit
6,18
H 6.43
4.8 – 10.8 ribu/uL
4.20 – 6.20 juta/uL
Trombosit 265 150 – 450 ribu/uL
MCV L 73 79 – 97 fL
Elektrolit MCH L 25 27 – 31 pg
Natrium 138 135 – 147 mmol/L MCHC 34,6 32 – 36 g/dL
Kalium 3.9 3,5 – 5,5 mmol/L RDW-CV H 15.3 11,5-15,0 %
Klorida 105 94 – 111 mmol/L Diffcount
Basofil 0,6 0,3 – 1,0 %
Eosinofil 6.6 0,7 – 7,0 %
Neutrofil 51.2 34,0 – 71,1 %
Limfosit 29.3 19,3 – 53,1 %
Monosit H 12.3 4,7 – 11,5 %
Gula Darah Sewaktu 102 <=200 mg/dl
Urinalisa
Warna Kuning Tua Kuning

Kekeruhan Keruh Jernih


RS Carolus
Berat Jenis 1.024 < 1.030
13/11/2019
Ph 6 5.0 – 8.0 Pukul 22:13
Kimia Urin

Protein 1+ Negatif
Sedimen
Glukosa Negatif Negatif Sel Epitel H2 0 – 1 /LPB
Keton Negatif Negatif Leukosit H4 0 -2 / LPB
Darah samar Negatif Negatif Eritrosit H2 0 – 1 /LPB

Bilirubin 1+ Negatif Silinder 0 0 – 1 / LPK


Bakteria Negatif Negatif
Urobilinogen H 32.0 3.2 - 16.0
Kristal Amorf : + Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Lain-Lain Benang Negatif
Leukosit Esterase +1 Negatif Lendit +
Keluhan Utama
• Pagi demam (37.9); Mual, muntah, nyeri ulu hati,
nafsu makan turun
Pemeriksaan Fisik
• TTV: CM; TD 110/70mmHg; N: 80x/mnt; RR: 20x/mnt; Kamis,
T: 37.9֯ C;
• Abdomen: nyeri tekan a/r epigastric ; BU: 5x/mnt 14/11
Assesment: 1 H Setelah
• Infeksi bakteri
• Febris ec. Suspek typhoid
MRS
• ISK
Intervensi
• IVFD: Kaen 1B 1000cc/24 jam
• Cefotaxim 3 x 1 gram
• PCT 4 X 1 tab
• Sucralfat 4 x 10 cc
• Cek widal hari ini
• UL ulang besok
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan
SEROLOGI

RSSC WIDAL Reaksi

14/11/2019 S. Paratyphi AO Negatif Negatif


Pukul 11.03 S. Paratyphi BO Negatif Negatif
S. Typhi O Negatif Negatif
S. Paratyphi AH Negatif Negatif
S. Paratyphi BH Negatif Negatif
S. Typhi H Negatif Negatif
Keluhan Utama:
• Nyeri perut +, BAK padat; Urin kuning pekat , mual -;
muntah -; Nafsu makan kurang

Pemeriksaan Fisik Jumat


• TTV: CM; TD: 120/80mmHg ; N: 80x/mnt; RR:
20x/mnt 15/11
• Lain dbn
2H
Assesment: Setelah
• Bakterial infection MRS,
• Suspek ISK

Intervensi
• IVFD: Kaen 1B 1000cc/24 jam
• Cefotaxim 3 x 1 gram
• PCT 4 X 1 tab
• Sucralfat 4 x 10 cc
• Cek widal hari ini
• UL ulang besok
Urinalisa
Warna Kuning Tua Kuning

Kekeruhan Jernih Jernih


RSSC Berat Jenis 1.026 < 1.030
15/11/2019 Ph 6.5 5.0 – 8.0
Pukul 12.20 Kimia Urin

Protein 1+ Negatif

Glukosa Negatif Negatif


Sedimen
Keton 2+ Negatif
Sel Epitel 0 0 – 1 /LPB
Darah samar Negatif Negatif
Leukosit 0 0 -2 / LPB
Bilirubin 2+ Negatif
Eritrosit H2 0 – 1 /LPB
Silinder 0 0 – 1 / LPK Urobilinogen H 34.0 3.2 - 16.0

Bakteria Negatif Negatif Nitrit Negatif Negatif

Kristal Negatif Negatif Leukosit Esterase Negatif Negatif


Keluhan Utama
• Anak mengatakan tidak ada keluhan, mual -; muntah -; demam -
• Intake baik; BAB -; BAK +

Sabtu
Pemeriksaan Fisik

• TTV: CM; TD: 120/80mmHg ; N: 72x/mnt; RR: 18x/mnt; T: 36.4ºC


• Kepala: CA-/-; sclera ikterik +/+
16/11
Assesment: Hepatitis Akut suspek Hepatitis A 3H
Setelah
Intervensi MRS
• IVFD Kaen 1B 1500cc/24 jam
• Cefotaxim 2 x 1 gram
• Asam Ursodeoxycholat 2 x 250 mg
• Vit B complex 1 x 1 tab
• Vait C 1 x 500 mg
• Sucralfat 4 x 10 ml;
• Vit A 1 x 200.000 IU
• Die: Nasi biasa 2000 kal / hari
RSSC
16/11/2019
Pukul 08.56
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan
KIMIA KLINIK
RSSC
16/11/2019
SGOT (ALT)
Ureum Darah
HH 2061
10
10 - 45 U/L
10 – 50 mg/dl
Pukul 11.03
Kreatinin Darah 0.6 <1.40 mg/dl
eGFR 151.0 CKD FORMULA BY Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan
CREATININ EPI 2009
KIMIA KLINIK

RSSC
Blilirubin
16/11/2019 Bilirubin Total H 4.06 0.30 – 1.00 mg/dl
Pukul 10.21 Bilirubin Direk H 3. 76 <0.25 mg/dl
Bilirubin Indirek 0.3 0.20 – 0.70 mg/dl
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan
KIMIA KLINIK

SGOT (AST) HH 858 10 - 36 U/L


Keluhan Utama:
• Keluhan sudah membaik; mual-; muntah -;
makan habis ¼ porsi R, BAB-; Urin 850 cc/24 jam

Pemeriksaan Fisik
• TTV: CM ; sakit sedang Minggu
• Kepala: sclera ikterik +/+
• Status generalisata dbn 17/11
Assesment: 4H Setelah
• Hepatitis Akut Suspek Hepatitis A MRS,
Intervensi
• IVFD Kaen 1B 1500cc/24 jam
• Cefotaxim 2 x 1 gram
• Asam Ursodeoxycholat 2 x 250 mg
• Vit B complex 1 x 1 tab
• Vait C 1 x 500 mg
• Sucralfat 4 x 10 ml;
• Vit A 1 x 200.000 IU
• Die: Nasi biasa 2000 kal / hari
Keluhan Utama:

• Demam -; BAB -; Makan ½ porsi

Pemeriksaan Fisik
Senin
18/11
• Sakit sedang;
• TTV: CM; TD: 110/70mmHg ; N: 66x/mnt; RR: 18x/mnt ; T: 36 ֯C
• Kepala: sclera ikterik +/+
4H
Assesment:
Setelah
• Hepatitis Akut ec Susp Hepatitis A
MRS,
Intervensi

• IVFD Kaen 1B 1000cc/24 jam


• Cefotaxim 2 x 1 gram  stop H4
• Asam Ursodeoxycholat 2 x 250 mg
• Vit B complex 1 x 1 tab
• Vait C 1 x 500 mg
• Sucralfat 4 x 10 ml;
• Vit A 1 x 200.000 IU
• Die: Nasi biasa 2000 kal / hari
Riwayat penyakit dan pengobatan
dahulu

Riwayat Kejang Riwayat sakit Riwayat rawat


demam 1 kali serupa disangkal inap disangkal

Riwayat
Riwayat Riwayat Infeksi
penggunaan obat
gangguan system dalam sat bulan
jangka panjang
imun disangkal terakhir disangkal
disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN
Keadaan ibu selama kehamilan : baik

Riwayat ANC : 9 kali di PUSKESMAS oleh bidan

Imunisasi TT sebanyak 2 kali

Obat-obatan selama kehamilan: vitamin dan tablet


besi

Kebiasaan merokok dan alkohol disangkal


RIWAYAT KELAHIRAN
Tidak ada
Lahir spontan
Bidan hambatan
pervaginam
persalinan

Usia Menangis kuat, Bayi :


kehamilan 9 tidak biru dan • BBL : 3500
bulan kuning gram
• PBL : 52 cm
Silsilah Keluarga

Tn. F, 44 Tahun Ny. M, 42 Tahun


Karyawan Swasta Karyawan Swasta
SMA SMA

An. G, 14 Tahun
Pelajar SMP
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa dalam keluarga
 tante

Riwayat asma dan alergi di sangkal

Riwayat TB disangkal
I
M
U
N
I
S
A
S
I

• Status imunisasi dasar lengkap sesuai KEMENKES 


menurut orang tua; buku hilang
RIWAYAT MAKANAN

2 tahun – sekarang :
0-6 bulan: 6 bulan – 2 tahun : makanan keluarga;
ASI ASI dan makanan lunak gemar makan junk-food
hampir setiap hari

Riwayat Kebiasaan: Jajan di


warung sekolah, konsumsi mie
instan 2-3x/hari, sekali konsumsi
1-2 bungkus
Riwayat
Perkembangan
Sesuai dengan usia
menurut Tanner stage IV
Berat badan : 69 Kg
Tinggi badan : 168 cm
Weight for age : 135%
Height for age : 103.7%
Weight for Height : 121.6%
BMI: 24
Kesimpulan :
Status gizi lebih menurut CDC
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- Kesan keadaan sakit : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :
- Nadi : 82 x/menit, teraba teratur, kuat, dan penuh (N 60 - 100)
- Tekanan darah : 110/70 mmHg (N 100-120 / 60-75)
- Pernapasan : 18 x/menit, teratur (N 14-22)
- Suhu tubuh : 36,2 ᵒC (N: 36,6-37,9ᵒC)
• Kepala : normocephali, deformitas -
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+,
reflek cahaya langsung dan tidak langsung +/+, pupil
isokor 3mm/3mm, strabismus -/-, air mata +/+
• Wajah : simetris
• Hidung : deviasi sputum -, sekret -/-, konka edema -/-,
napas cuping hidung -/-, epistaksis -/-
• Telinga : deformitas -/-, sekret -/-
• Mulut : mukosa oral basah, faring tenang, tonsil T1/T1
• Leher : trakea ditengah, limfadenopati -
Paru
• Inspeksi : gerakan napas tampak simetris, retraksi -/-
• Palpasi : gerakan napas teraba simetris, fremitus
normal/normal
• Perkusi : sonor +/+
• Auskultasi : vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
• Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur -,
gallop -
Abdomen
• Inspeksi : tampak cembung
• Auskultasi : bising usus + 10 x/menit
• Palpasi : supel, nyeri tekan -
• Perkusi : timpani

Punggung : alignment vertebra baik


Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-/-/-
Kulit : turgor kulit baik,
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan
Darah Rutin + Hitung Jenis

RSSC Hemoglobin 15.7 14 - 16 g/dL


Hematokrit 47.9 36 – 52 %
19/11/2019 Leukosit 8.34 4.8 – 10.8 ribu/uL
Pukul 08.15 Eritrosit H 6.46 4.20 – 6.20 juta/uL
Trombosit 437 150 – 450 ribu/uL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukkan MCV L 74 79 – 97 fL
KIMIA KLINIK MCH L 24 27 – 31 pg
MCHC 32,8 32 – 36 g/dL
SGOT ( AST ) HH 243 10 - 36U/L RDW-CV H 15.9 11,5-15,0 %
SGPT ( ALT ) HH 957 10 - 45 U/L
Diffcount
Basofil 0,4 0,3 – 1,0 %
Eosinofil 3.6 0,7 – 7,0 %
Neutrofil 55.4 34,0 – 71,1 %
Limfosit 29.0 19,3 – 53,1 %
Monosit 11.6 4,7 – 11,5 %
Urinalisa
Warna Kuning Tua Kuning

Kekeruhan Jernih Jernih


RSSC Berat Jenis 1.016 < 1.030
19/11/2019 Ph 6.5 5.0 – 8.0
Pukul 10.52 Kimia Urin

Protein Negatif Negatif


Sedimen
Sel Epitel 0 0 – 1 /LPB Glukosa Negatif Negatif

Leukosit 0 0 -2 / LPB Keton Negatif Negatif

Eritrosit 1 0 – 1 /LPB Darah samar Negatif Negatif


Silinder 0 0 – 1 / LPK Bilirubin 2+ Negatif
Bakteria Negatif Negatif
Urobilinogen 3.2 3.2 - 16.0
Kristal Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Lain - lain Benang
Lendir + Leukosit Esterase Negatif Negatif
RESUME

An. G,Laki - laki, 14 tahun 2 bulan, BB 69 kg, TB 1628 cm, dengan


continue febris sejak 3 hari SMRS, yang tidak membaik dengan
pemberian paracetamol dan antibiotic disertai penurunan nafsu
makan. Pasien memiliki kebiasaan jajan di warung sekolah dan
konsumsi mie instan 2-3x/minggu. Pasien memiliki riwayat
kehamilan dan persalinan baik, status imunisasi lengkap menurut
KEMENKES, status gizi lebih berdasarkan kurva CDC dan status
perkembangan sexual sesuai usia 14 tahun berdasarkan Tanner
stage IV. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
● Tanda vital : hemodinamik stabil
● Kepala: sclera ikterik
● Pemeriksaan penunjang ditemukan : Hiperbilirubinemia dan
peningkatan fungsi liver (SGOT;SGPT meningkat)
ASSESSMENT
An. G, 14 tahun 2 bulan, BB = 69 kg, dan TB = 168 cm
dengan :
• Hepatitis Akut ec suspek Hepatitis A
• Status gizi lebih menurut CDC
• Status imunisasi dasar lengkap menurut KEMENKES
• Status perkembangan sesuai usia menurut Tanner
stage IV
TATA LAKSANA

• Rawat jalan
• Asam Ursodeoxycolat 2 x 250 mg
• Pemantauan fungsi liver tiap minggu hingga normal
• Edukasi tidak berpergian dahulu hingga 2 minggu
• Menjaga kebersihan makanan
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS AKUT
DEFINISI

Hepatitis :
● suatu keradangan hati atau kerusakan dan nekrosis sel hepatosit
 Secara klinis ditandai dengan peningkatan kadar transaminase
● proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang
dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan
metabolik, maupun kelainan autoimun

Lamanya:
Akut ≤ 6 bulan
Kronis  > 6 bulan
Patof hep a akut
● Respons akut hati terhadap virus hepatotropik melibatkan sitopatik langsung dan /
atau cedera yang dimediasi kekebalan( imun mediated). Seluruh hati terlibat.
Nekrosis biasanya paling ditandai di daerah sentrilobular. Infiltrat inflamasi
campuran akut mendominasi di area portal tetapi juga mempengaruhi lobulus.
Arsitektur lobular tetap utuh, meskipun degenerasi balon dan nekrosis tunggal atau
kelompok sel parenkim sering terjadi. Perubahan lemak jarang terjadi kecuali
dengan infeksi HCV. Proliferasi saluran empedu, tetapi bukan kerusakan saluran
empedu, adalah umum. Hiperplasia sel Kupffer difus terlihat pada sinusoid.
Neonatus sering merespons cedera hati dengan membentuk sel raksasa (giant sel)
Pada hepatitis fulminan, keruntuhan parenkim terjadi pada latar belakang yang
dijelaskan. Dengan pemulihan, morfologi hati kembali normal dalam 3 bulan setelah
infeksi akut. Jika hepatitis kronis berkembang, infiltrat inflamasi menetap di daerah
periportal dan sering menyebabkan jaringan parut progresif. Kedua ciri hepatitis
kronis ini terlihat pada kasus HBV dan HCV.
Hepatitis Akut
● Cedera hati akut yang disebabkan oleh virus ini bermanifestasi dalam 3 profil
biokimia hati fungsional utama. Ini berfungsi sebagai panduan penting untuk
diagnosis, perawatan suportif, dan pemantauan pada fase akut infeksi untuk
semua virus. Sebagai cerminan dari cedera sitopatik pada hepatosit, ada
peningkatan kadar serum alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate
aminotransferase (AST). Besarnya peningkatan enzim tidak berkorelasi dengan
tingkat nekrosis hepatoseluler dan memiliki nilai prognostik yang kecil. Biasanya
ada perbaikan lambat selama beberapa minggu, tetapi kadar AST dan ALT
tertinggal dari kadar bilirubin serum, yang cenderung menjadi normal terlebih
dahulu. Tingkat aminotransferase yang turun dengan cepat dapat memprediksi
hasil yang buruk, terutama jika penurunannya terjadi bersamaan dengan
peningkatan kadar bilirubin dan waktu protrombin yang lama; kombinasi temuan
ini biasanya menunjukkan bahwa cedera hati besar telah terjadi.
● Kolestasis, didefinisikan oleh peningkatan kadar serum bilirubin terkonjugasi,
hasil dari aliran empedu abnormal pada tingkat kanalikuli dan seluler karena
kerusakan hepatosit dan mediator inflamasi. Peningkatan kadar alkali
fosfatase serum, 5′-nukleotidase, dan level γ-glutamil transpeptidase, tandai
kolestasis. Tidak adanya penanda kolestatik tidak mengesampingkan
perkembangan menjadi kronis pada infeksi HCV atau HBV.
● Gangguan Fungsi sintetis adalah penanda paling penting dari cedera hati.
Disfungsi sintetik dicerminkan oleh kombinasi sintesis protein abnormal (PT
berkepanjangan, tingginya rasio normal internasional [INR], kadar albumin
serum rendah), gangguan metabolisme (hipoglikemia, asidosis laktat,
hiperamonemia), pembersihan obat yang bergantung pada fungsi liver yang
buruk dan gangguan sensorium dengan peningkatan refleks tendon dalam
(ensefalopati hepatik). Pemantauan fungsi sintetis harus menjadi fokus utama
dalam tindak lanjut klinis untuk menentukan tingkat keparahan penyakit. Pada
fase akut, tingkat disfungsi sintetik hati memandu pengobatan dan membantu
menetapkan kriteria intervensi. Fungsi sintetik hati abnormal merupakan
penanda gagal hati dan merupakan indikasi untuk rujukan segera ke pusat
transplantasi. Diperlukan penilaian serial karena disfungsi hati tidak
berkembang secara linier.
HEPATITIS A

kekebalan banyak di negara


self-limiting
seumur hidup berkembang

30%simtomatis
80%(simtomaitis)
70%  subklinis Bentuk berbeda
 akut
(asimtomatis).
● Virus RNA 27-nm nonenvelop
● Genus Hepatovirus, family
HAV VIRUS Picornavirus
● Genom terdiri atas 5’NTR-P1-P2-
P3-3’NTR
● Bersifat termostabil, tahan asam,
dan tahan terhadap empedu
efisien dalam transmisi fekal
oral
● Infeksi HAV tidak menyebabkan
hepatitis kronis atau persisten
● Host infeksi  manusia dan
beberapa primate
● Tidak ada keadaan karier 
transmisi serial
● Transmisi rute fekal-oral.
PATOGENESIS

Virus Vena
intestinum Hepar usus Feses
tertelan porta
GEJALA KLINIS

• Gejala muncul mendadak:


panas, mual, muntah, tidak
mau makan, dan nyeri
perut. Masa inkubasi
• Pada bayi dan balita, gejala
sangat ringan + jarang
icterus (30%). jarang Masa prodromal
dikenali
• Orang dewasa hampir
semuanya (70%)  Fase ikterik
simtomatik dan dapat
menjadi berat.
• Dibedakan menjadi 4 Fase penyembuhan
stadium yaitu
GEJALA KLINIS
Gejala Klinis

Hepatitis Hepatitis
Hepatitis
A A
A klasik
kolestatic fulminant

Hepatitis
Hepatitis
A
A relaps
protracted
DIAGNOSIS
HEPATITIS A • Diagnosis hepatitis A  hasil
pemeriksaan IgM anti-HAV
• Pemeriksaan ALT dan AST
tidak spesifik untuk hepatitis A
• Pemanjangan waktu (masa)
protrombin mencerminkan
nekrosis sel yang luas seperti
pada bentuk fulminan.
• Biopsi hati tidak diperlukan
untuk menegakkan diagnosis
hepatitis A
TATALAKSANA DAN PREVENSI

• Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A.


• Perawatan suportif
• Pemantauan serial untuk tanda tanda ALF
TATALAKSNA

• Diliburkan dari sekolah, penitipan anak, tempat kerja


• Menjaga kebersihan tangan  gantipopok, menyiapkan
makanan
PREVENSI
• Pecaution di rumah sakit  hingga 1 minggu setelah timbul
gejala
Imunisasi pasif  Imunoglobulin
INDIKASI PEMBERIAN
● Dosis 0,02 ml/kgBB perlindungan selama 3
● 1. Semua orang yang kontak serumah bulan,
dengan penderita. ● 0,06 ml/kg  perlindungan selama 5 bulan
● 2. Pegawai dan pengunjung tempat penitipan ● Cara pemberian: injeksi intramuskular
anak bila didapatkan seorang penderita atau ● Catatan: tidak boleh diberikan dalam waktu 2
keluarganya menderita hepatitis A minggu setelah pemberian live attenuated
● 3. Pegawai jasa boga dimana salah satu vaccines (measles, mumps, rubella, varicella)
diketahui menderita hepatitis A
● 4. Individu dari negara dengan endemisitas
rendah yang melakukan perjalanan ke negara
dengan endemisitas sedang sampai tinggi
dalam waktu 4 minggu.
● IG juga diberikan pada usia dibawah 2 tahun
yang ikut bepergian sebab vaksin tidak
dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun.
Imunoglobulin
INDIKASI DOSIS

Preexpoxure prophylaxis

Up to 1 mo of travel 0.1 mL/kg


Up to 2 mo of travel 0.2 mL/kg
2 mo of travel or longer 0.2mL/kg (repeart every 2 mo)
Postexposure prophylaxis 0.1 mL/kg

• Profilaksis Ig dalam situasi pasca pajanan  harus digunakan sesegera


mungkin
• Tidak efektif jika diberikan lebih dari 2 minggu setelah paparan
• Kontraindikasi: anak-anak di bawah 12 bulan, host immunocompromised,
penyakit hati kronis atau dikontraindikasikan vaksin.
Imununisasi Aktive  Vaksin Hepatitis A
Indikasi :

● Individu yang akan bekerja ke negara lain ● Vaksin yang beredar saat ini adalah
dengan prevalensi HAV sedang - tinggi HavrixTM (Smith Kline Beecham)
● Anak-anak >2 tahun  daerah dengan dan VaqtaTM (Merck), AvaximeTM
endemisitas tinggi atau periodic outbreak.
(Avantis Pasteur).
● Homoseksual.
● Cara pemberian: Injeksi
● Pengguna obat terlarang, baik injeksi
maupun noninjeksi, karena banyak golongan intramuscular
ini yang mengidap hepatitis C kronis ● Dosis pemberian: 2 kali dengan
● Peneliti HAV jarak 6 bulan
● Penderita dengan penyakit hati kronis, dan ● Kontraindikasi : anak dibawah 2
penderita sebelum dan sesudah tahun karena transfer antibodi dari
transplantasi hati, risk : hepatitis fulminan ibu tidak jelas pada usia ini
meningkat
● Penderita gangguan pembekuan darah
(defisiensi faktor VIII dan IX)
Imunisasi Aktive  Vaksin Hepatitis A

● Ketersediaan 2 vaksin HAV yang tidak aktif, sangat imunogenik, dan aman
telah berdampak besar pada pencegahan infeksi HAV. Kedua vaksin disetujui
untuk anak di atas 12 bulan. Mereka diberikan secara intramuskular dalam
jadwal 2 dosis, dengan dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah dosis
pertama. Tingkat serokonversi pada anak-anak melebihi 90% setelah dosis
awal dan mendekati 100% setelah dosis kedua; titer antibodi pelindung
bertahan lebih dari 10 tahun pada kebanyakan pasien. Respon imun pada
orang dengan gangguan kekebalan, pasien yang lebih tua, dan orang dengan
penyakit kronis mungkin suboptimal; pada pasien tersebut, kombinasi vaksin
dengan Ig untuk profilaksis pra dan pasca paparan diindikasikan. Vaksin HAV
dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain. masa inkubasi penyakit.
● Kombinasi vaksin HAV dan HBV disetujui pada orang dewasa yang berusia
lebih dari 18 tahun. Untuk orang sehat setidaknya 12 bulan, vaksin lebih
disukai daripada Ig untuk profilaksis yang sudah ada sebelumnya dan pasca
paparan (lihat Tabel 385.3). Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain,
vaksinasi universal sekarang direkomendasikan untuk semua anak di atas 12
bulan. Namun demikian, penelitian menunjukkan <50% remaja AS telah
menerima bahkan satu dosis vaksin, dan <30% telah menerima seri vaksin
lengkap. Vaksin ini efektif dalam mencegah merebaknya HAV karena
serokonversi yang cepat dan lama

Anda mungkin juga menyukai