Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENJAS DAN OLAHRAGA

KELOMPOK III
MELATI SALIM ( 1831041034 )
ADELIA ARPAH ( 1831041036 )
MUPLI ( 1831041035 )
AHMAD SUBAIR R. ( 1831041033 )

KELAS PJKR. C 2018

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul “RUANG

LINGKUP MANAJEMEN PENJAS DAN OLAHRAGA” walaupun melalui jalan

yang panjang disertai dengan berbagai macam kesulitan, berkat adanya usaha dan

bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan tersebut dapat terselesaikan.

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat

kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini, namun kami

harapkan mudah-mudahan makalah ini menjadi bermanfaat.

Bantaeng, 5 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4


A. Definisi Manajemen .......................................................................... 4
B. Pentingnya Manajemen dalam Olahraga ............................................ 14
C. Kerangka dan Fungsi Manajemen ...................................................... 17
D. Keterampilan Manajerial ................................................................... 20
E. Masalah Manajemen dalam Penjas dan Olahraga ............................... 22

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 26


A. Kesimpulan ....................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak

terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu

anak agar tumbuh dan berkembang moral dan akhlaknya serta berpikir

positif secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu

menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa

pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman

gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an

di Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun

1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari

perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur

dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman

juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya

dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi

atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses

pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga

untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik

dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor memperlakukan anak

sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya

1
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kual itas fisik dan

mentaInya. Dalam konsep dasar manajemen pendidikan jasmani dan

olahraga, akan di pahami bersama tentang beberapa pengertian istilah,

makna pendidikan jasmani dan olahraga, tujuan pendidikan jasmani dan

olahraga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi manajemen ?

2. Bagaimana peran manajemen dalam penjas dan olahraga ?

3. Bagaimana kerangka dan fungsi manajemen ?

4. Apa saja keterampilan manajerial dan dimensi teoritis dan filosofis

manajemen ?

5. Masalah manajemen dalam pendidikan jasmani dan olahraga ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi manajemen

2. Untuk memahami peran pentingnya manajemen dalam penjas dan

olahraga

3. Untuk mengetahui kerangka dan fungsi manajemen

4. Untuk mengetahui keterampilan dan dimensi teoritis dan filosofis

manajemen.

5. Untuk memecahkan masalah manajemen dalam pendidikan jasmani

dan olahraga

2
D. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat diterapkan dalam

kehidupan bermasyarakat

2. Sebagai bahan pembelajaran

3
BAB II

PEMBAHSAN

A. Definisi Istilah

1. Arti Manajemen
Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata

manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata ini

digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to

manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang

melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Panggabean (2004) mengemukakan bahwa: “manajemen

merupakan suatu proses yang terdiri dari atas fungsi-fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan sumber daya

manusia Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Selatan dan sumber daya

lainnya untuk mencapai tujuan secara efesien”. Selanjutnya Hasibuan

(2006) mengemukakan bahwa: “manajemen sebagai suatu usaha

memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia yang berpotensi dalam

pencapaian tujuan”. Sumber-sumber tersebut berupa orang (man), uang

(money), material (material), peralatan (machine), metode (method),

waktu (time) dan prasarana lainnya.Istilah manajemen telah diartikan oleh

berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan,

pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin,

ketata pengurusan, administrasi dan sebagainya. Jadi manajemen dalam

4
hal ini diartikan sebagai suatu kegiatan pengadministrasian,

ketatalaksanaan, kepemimpinan, dan pengurusan (Siswanto, 2006:1).

Perkembangan ilmu manajemen yang pesat sesuai dengan

akumulasi dan perkembangan jaman, memunculkan pendapat yang

beragam tentang fungsi manajemen. Salah satu pendapat adalah yang

dikemukakan oleh Terry (2003:8) bahwa fungsi manajemen tersebut

dikenal dengan singkatan POAC yaitu: (1) perencanaan (Planning), (2)

pengorganisasian (Organizing), (3) penggerakan (Actuating), (4)

pengawasan (Controlling).

Perencanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan

lainnya dalam suatu organisasi, sehingga perencanaan ditempatkan sebagai

fungsi pertama. Perencanaan dapat disusun dengan mempertimbangkan

hasil penelitian, observasi atau dengan argumentasi. Perencanaan

merupakan penjabaran dari strategi awal organisasi. Untuk melaksanakan

perencanaan dengan baik diperlukan adanya suatu organisasi yang cocok.

Sehingga kemudian muncul fungsi yang kedua yaitu fungsi

pengorganisasian. Dalam fungsi pengorganisasian perlu ditelaah tentang

kegiatan yang dilakukan, hakekat organisasi, proses interaksi, prinsip

organisasi dan tipe organisasi yang akan dijalankan.

Dengan terbentuknya suatu organisasi, dibutuhkan adanya usaha

untuk menggerakkan organisasi tersebut. Dalam proses penggerakkan

tersebut perlu dicermati pula proses intraksi antar manusia. Sehingga perlu

5
adanya tatanan menyangkut manusia, pendekatan, potensi, perilaku serta

segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas organisasi.

Setelah ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul

adalah perlu adanya suatu pengawasan terhadap jalannya proses-proses

sebelumnya. Pada hakekatnya pengawasan mencakup penilaian adanya

kemajuan atau tidak, perlunya penyegaran atau tidak. Sehingga

pengawasan harus mampu menjadi suatu upaya dalam meluruskan roda

organisasi agar tidak terjadi penyimpangan dalam organisasi tersebut.

Pengawasan juga dapat dijadikan sebagai langkah pengawasan dan

evaluasi aktivitas organisasi menyangkut proses perencanaan,

pengorganisasian maupun tahapan pelurusan sesuai dengan visi dan misi

yang diemban.

Manajemen menurut Parker Follet (1997), adalah seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (management is the art of

getting things done through people). Menurut Hasibuan (2001) manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Meskipun banyak definisi manajemen yang telah

diungkapkan para ahli sesuai pandangan dan pendekatannya masing-

masing, namun tidak satu pun yang mernuaskan. Walaupun demikian,

esensi manajemen dapat dipandang, baik sebagai proses (fungsi) maupun

sebagai tugas (task). Olehnya manajemen sebagaimana dikemukakan

Nickels and McHugh dalam Sule dan Saefullah (2005), bahwa manajemen

6
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi

melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi

lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam

menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Dalam

penyelesaian akan sesuatu tersebut terdapat tiga faktor yang terl i bat; (1)

Adanya penggunaan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia,

maupun faktor-faktor produksi lainnya. Atau menurut Griffin (2002),

sumber daya tersebut meliputi sumberdaya manusia, sumberdayaalam,

sumberdaya keuangan, serta informasi, (2) Adanya proses yang bertahap

dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan, (3) Adanya

seni dalam menyelesaian pekerjan.

2. Arti Pendidikan

Seperti halnya manajemen, pengertian pendidikan pun sejauh ini

belum ada keseragaman formulasi yang dapat dipakai sebagai pegangan

karena masing-masingahli mengemukakan pengertian yangagak berbeda

satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya

masing‑masing.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk generasi

penerus bangsa, pendidikan dilakukan saat hayat masih dikandung badan

7
dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan kita sebagai makhluk sosial

yang diberi kemampuan oleh Allah SWT berupa akal pikiran untuk

berpikir dan menerima pelajaran.

Pendidikan pada masa “Sophistic” di Yunani dilakukan oleh para

guru yang selalu berkeliling mengajar ditempat-tempat umum yang

dipanggil dengan nama Sofis”. Dalam bahasa Yunani ada kata “sophisma”

yang berarti “akal cerdik”, ketrampilan berargumen” dengan konotasi

“licik” yang dipakai di dalam perdebatan atau pengajaran dengan satu

tujuan yaitu agar keluar sebagai seorang pemenang. Kaum Sofis ini

berpendapat bahwa pendidikan yang diperlukan adalah retorika, tata

bahasa, logika, hukum, matematika, sastra, dan politik yang di dalam

prakteknya kaum Sofis ini “terjebak” ke dalam permainan lambang dan

simbol semata dalam bentuk permainan kata, ber-”silat-lidah”, menyusun

argumentasi yang bersifat manipulatif melalui pemutar-balikan fakta,

memanipulasi lambang dan makna yang disampaikan pada para

pendengarnya, yang menurut Yasraf A. Piliang mereka terjebak di dalam

dunia citra (image), dunia lambang yang berbeda dari realitas yang ada,

berbeda dari kebenaran itu sendiri. Sehingga kebebasan yang diharapkan

ada di dalam proses pendidikan secara tidak langsung sudah mengalami

apa yang disebut oleh Pierre Bourdieu sebagai “kekerasan simbolik” yaitu

kekerasan yang halus dan tak tampak, baik dari sisi struktrur bahasa

maupun ditingkat semantik yang mengakibatkan di dalam proses

pendidikan kaum Sofis yang ada sebenarnya adalah kebebasan semu.

8
Socrates menganggap bahwa pendidikan yang tidak mengajarkan

pada murid untuk mencari kebenaran atau mengajarkan kebenaran tidaklah

termasuk pendidikan dalam arti yang sebenarnya. Untuk mencapai

kebenaran melalui pendidikan itulah, Socrates menggunakan metoda

dialektika yang membebaskan murid untuk berpikir sendiri tanpa

terpengaruh oleh gagasan gurunya.

Ilmu pendidikan disebut pedagogik yang merupakan terjemahan

dari Bahasa Inggris yaitu "pedagogics". Pedagogics sendiri berasal dari

Bahasa Yunani yaitu "pais"yangartinya anak dan "again" yang artinya

membimbing. Dari arti tersebutdapat dipahami bahwa pendidikan

mengandung pengertian "bimbingan yang diberikan kepada anak". Orang

yang memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing atau

"pedagog". Dalam perkembangannya, istilah pendidikan (pedagogy)

berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang

dewasa secara sadar dan bertanggung jawab, baik mengenai aspek

jasmaniahnya maupun aspek rohaniahnya menuju ketingkat kedewasaan

anak.

Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan

Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, Pasal 1

ayat (1), yaitu "Pendidikan adalah usaha sadardan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian dir kepribadian, kecerdasan, akhlak

9
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara".

3. Arti Manajemen Pendidikan

Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan

dapat tercapai secara efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan

pendidikan diperlukan administrator yang dapat berkinerja secara

maksimal guna meningkatkan kualitas IUlUsan yangdiharapkan oleh

masyarakat.

Manajemen pendidikan oleh Knezevich (1984) diartikan sebagai

sekumpulan fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan

pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku

kepimimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi personil,

penciptaan ikI im organisasi yang kondusif, serta penentuan

pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan

masyarakatdi masa depan. Tidak berbeda dengan pendapat di atas,

Mulyasa (2004) mengartikan manajemen pendidikan merupakan suatu

sistem pengelolaan dan penataan sumberdaya pendidikan; tenaga

kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan

prasarana pendidikan, tata laksana dan I ingkungan pendidikan untuk

mencapai tujuan Yang ditetapkan.

Demikian pula Engkoswara (2001) berpendapat bahwa manajemen

pendidikan dalam arti luas adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana

menata sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

10
produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang kondusif bagi

manusia yang terlibat di dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa penataan mengandung makna mengatur,

memimpin, mengelola suberdaya. Sedangkan sumberdaya terdiri dari

sumberdaya manusia (peserta didik, pendidik, dan pemakai jasa

kependidikan), sumber belajar dan kurikulum (segala sesuatu yang

disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan), serta fasilitas

(peralatan, barang, dan keuangan yang menunjang kemungkinan

terjadinya pendidikan). Tujuan pendidikan dapat tercapai dilihat dari

indikator efektivitas dan efisiensi.

4. Arti Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan olahraga? Secara

umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai

berikut. Pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor) adalah proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk

mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian im, mengukuhkan bahwa

Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari

pendidikan umum.

Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan

berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu

menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa

pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman

gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

11
Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan

sebagai berikut; pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang

terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Agus Mahendra, 2004).

Definisi tersebut, sekali lagi mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani dan

olahraga merupakan bagian yang tak dapatdipisahkan dari tujuan

pendidikan umum.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,

mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang

terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian

yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.

Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak

manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan

tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh

perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan

aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang

tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan

perkembangan total manusia.

12
5. Arti Manajemen Pendidikan Jasmani dan olahraga

Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu

mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara

efektif dan efesien. Atau dengan kata lain manajemen pendidikan dapat

diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan Yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan

yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi

yang memiliki produk utama berkaitan dengan olahraga.(Janet

Park,1998:4). Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam

organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk

mencapai tujuan

Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, pengaraha6, dan pengendalian sumber

daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien,

mandiri, dan akuntabel (Husaini Usman, 2008).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan

seni atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

13
pengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan melalui aktivitas

jasmani dan olahragayangterpilih untuk mencapai tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien.

B. Peran Manajeman dalam Penjas dan Olahraga

Dari sudut pandang yang berbeda kita dapat memformulasikan

definisi manajemen yang berbeda dengan rumusan di atas. Manajemen itu

tidak lain adalah proses kelangsungan fungsi yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan. Ilmu manajemen tidak hanya

dimonopoli oleh dunia industri atau perusahaan-perusahaan, tetapi semua

kegiatan yang berhubungan dengan kelompok-kelompok manusia pasti

menggunakan manajemen. Oleh karena itu kuliah manajemen hampir

diberikan kepada seluruh jurusan di Universitas maupun di UNM, tidak

ketinggalan juga pada mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan

dan Rekreasi.

Mengapa setiap Fakultas atau Jurusan perlu diberikan kuliah

manajemen. Jawaban terhadap pertanyaan ini seperti diungkapkan oleh

Nitisemito (1989:14) misalnya, seorang dokter yang harus memimpin

sebuah rumah sakit, seorang hakim yang mengepalai sebuah pengadilan,

seorang ahli farmasi yang harus memimpin sebuah pabrik obat dan

sebagainya, semua memerlukan manajemen. Pada mahasiswa Jurusan

Pendidikan Jasmani dan kesehatan tidak jarang di masyarakat nanti

akan menjadi kepala sekolah, Kapala bagian, kepala Biro, menjadi

pemimpin sebuah klub atau perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan

14
olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya.

Semua itu jika ingin berhasil dalam memimpinnya harus menggunakan

manajemen yang baik.

Selain itu manajemen pendidikan jasmani yang terpenting adalah

untuk mengemban tugas-tugas guru penjas. Tousignant dan Siedentop

(1982) dalam Rusli, dkk. (2002) mengklasifikasikan kegiatan yang

dilakasanakan oleh guru pendidikan jasmani menjadi:

1) Tugas manajerial, mencakup pengecekan kehadiran dan kelengkapan

pakaian.

2) Tugas instruksional yang difokuskan pada fase transisi, mencakup

pengorganisasian kelompok, dan penempatan serta pengaturan

perlengkapan.

Tugas yang diemban guru pendidikan jasmani untuk mencapai taraf

efektivitas pengajaran yang memuaskan mencakup beberapa dimensi

menajemen, meliputi:

1) Manajemen tugas-tugas ajar,

2) Manajemen perilaku, dan

3) Manajemen waktu serta perlengkapan, Guru memainkan peraranan

sebagai perencana, manajer, kolega, profesional pendidikan jasmani,

konselor (guru pembimbing), dan representatif sekolah (Siedentop, dkk.

1984, dalam Rusli. dkk.,2002).

Kenyataan di lapangan sering guru-guru pendidikan jasmani di

Indonesia, mengadakan dan menyiapkan sendiri alat-alat dan perlengkapan

15
pengajaran yang diperlukan. Guru Pendidikan jasmani juga sering

dipercaya untuk menangani anak-anak bermasalah. Anak yang

bermasalah akan cepat diketahui oleh guru penjas waktu mereka

mengikuti pelajaran penjas.

Tujuan Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu

memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai

kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik

dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral yang dalam proses

kegiatannya terdapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian/pengawasan secara sistematis, efesien dan efektif. Apabila

hal tersebut telah dilakukan diharapkan nantinya mampu mengembangkan

potensi setiap anak setinggi-tingginya, secara sederhana dan selaras

dengan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga meliputi tiga ranah atau

domain yakni kogntif, psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan.

Menurut Liu dan Ching (2012:2) The field of sport management

involves three types of professions: educators, researchers, and

practitioners. The practice of sport management began as early as people

started to organize a sport or recreational activity or event, made

equipment for or participated in a sport or recreational activity (Bidang

manajemen olahraga melibatkan tiga jenis profesi: pendidik, peneliti, dan

praktisi. Praktek manajemen olahraga dimulai sejak orang mulai mengatur

kegiatan atau acara olahraga atau rekreasi, membuat peralatan untuk atau

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga atau rekreasi).

16
Tujuan di atas juga merupakan pedoman bagi guru pendidikan

jasmani dan olahraga dalam melaksanaan tugasnya. Tujuan tersebut harus

bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara

matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Menurut Zipporah dkk,

(2016: 5) The success of any curriculum implementation depends on the

input from the classroom teacher. Hence, the first step in preparing

teachers for implementing is getting them have training and in servicing in

order to equip them with the necessary academic and professional

competencies to be applied during the implementation of the curriculum

(Keberhasilan implementasi kurikulum tergantung pada input dari guru

kelas. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mempersiapkan guru untuk

implementasi adalah membuat mereka memiliki pelatihan dan pelayanan

untuk membekali mereka dengan kompetensi akademik dan profesional

yang diperlukan untuk diterapkan selama implementasi kurikulum).

Dengan demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru pendidikan

jasmani dan olahraga adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri

sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan.

C. Kerangka dan Fungsi Manajemen

1. Unsur-unsur Manajemen

Adapun unsur-unsur manajemen menurut Hamzah Yaqub antara lain:

a) Man (Manusia)

Manusia yang menjadi pelaku dan ia pulalah yang menetapkan

tujuan didalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

17
ditetapkan. Jadi faktor manusia adalah mutlak, tidak akan ada

manajemen tanpa adanya manusia karena manusialah yang

merencanakan, melakukan, menggunakan dan merasakan hal yang

berkaitan dengan manajemen.

b) Money (Uang)

Uang adalah sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat

diperlukan untuk mencapai suatu tujuan disamping manusianya.

Jadi uang sangat 25 berpengaruh besar dalam kehidupan manusia

ataupun manajemen.

c) Method (Cara-cara kerja)

Method adalah cara melaksanakan suatu tujuan guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara kerja (metode) yang

tepat sangat menentukan kelancaran jalannya roda manajemen

dalam suatu organisasi, sebab dengan cara yang ditata dengan baik,

maka akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga tujuan

tercapai dengan efesien dan efektif.

d) Material (Bahan-bahan atau Perlengkap)

Faktor material ini sangat penting, karena manusia tidak dapat

melaksanakan tugasnya tanpa didukung oleh kelengkapan alat.

Sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh organisasi

tertentu perlu disiapkan bahan perlengkapan apa yang dibutuhkan.

e) Machines (Mesin)

18
Peranan mesin dalam zaman modern ini tidak dapat diragukan lagi,

mesin dapat membantu manusia dalam pekerjaannya. Mendifinisak

waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga memperoleh

keuntungan yang lebih banyak.

f) Market (Pasar)

Market yaitu barang-barang produksi suatu lembaga atau

perusahaan harus segera dipasarkan. Karena itu, pemasaran dalam

manajemen ditetapka sebagai salah satu unsur yang tidak dapat

diabaikan. Penguasaan pasar diperlukan guna menyebarluaskan

hasil-hasil produksi agar sampai ketangan konsumen (Yaqub,

1984: 31-32).

2. Fungsi-fungsi Manajemen menurut para ahli:

a) George R. Tarry adalah :

1) Planning : menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu

masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai

tujuan-tujuan itu.

2) Organizing : mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan

penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan itu.

3) Actuating : adalah merupakan penggerakan anggota kelompok

sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran-sasaran usaha yang diinginkan. Actuating merupakan

fungsi manajemen yang secara langsung berusaha merealisasikan

19
programprogram yang telah direncanakan dan diorganisasikan sedemikian

rupa, sehingga aktifitasnya senantiasa berhubungan dengan masalah

kepemimpinan, dan menggerakkan sumber daya untuk mencapai sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan.

4) Controling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah

salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan koreksi sehingga

apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar

dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.

b) Prayudi Atmo Sudirjo, menurutnya fungsi manajemen dibagi lima

antara lain: Planning, Organizing, Directing, Actuating, controling.

c) Dr. S.P Siagian MPA, menurutnya fungsi manajemen ada Empat antara

lain: Planning, Organizing, Motivating, Controlling (Manulang, 1996: 17).

D. Keterampilan Manajerial, dan Dimensi Teoritis dan Filosofis Manajemen

1. Keterampilan manajerial

Mengacu kepada pengertian manajemen, guru penjas sebagai pengelola

(manajer) harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus untuk

mengelola suatu kegiatan (olahraga) baik dilakukan oleh diri sendiri, bersama

orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai suatu tujuan.

Oleh diri sendiri misalnya: Kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki

dalam:

20
1. Merencanakan,

2. Mengorganisasikan,

3. Melaksanakan,

4. Menilai,

5. Mengakomodasi umpan-balik,

6. Mengembangkan program-program kegiatan olahraga di sekolah.

Bersama dan melalui orang lain misalnya:

 Kepala sekolah,

 Guru-guru di sekolah dan di luar sekolah,

 Para siswa,

 Staf administrasi,

 Orang tua siswa,

 Pengawas,

 Organisasi olahraga di sekolah dan luar sekolah,

 Pemerintah daerah, dll.

Manajemen sebagai pengikat berbagai unit dan memberikan kontrol,

komunikasi, motivasi, memelihara, dan kepemimpinan yang diperlukan untuk

mencapai keberhasilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, struktur yang

diperlukan harus efisien dan efektif dalam melaksanakan berbagai tugas dan

tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Struktur mengilustrasikan peran

beberapa anggota organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, kepada

siapa setiap laporan anggota dan siapa yang bertanggung jawab untuk

menjalankan tugas.

21
E. Masalah Manajemen Dalam Penjas dan Pemecahannya

Status penjas di lembaga pendidikan formal memang masih

memerlukan pemberdayaan dalam pengertian bidang studi yang menjadi

wahana pendidikan itu harus dikembangkan. Sementara ini semua insan

pendidikan menyadari status penjas yang masih dianggap sebagai pelengkap

bagi bidang studi lainnya. Suara keluhan guru penjas tidak henti-hentinya

mereka mengemukakan dalam berbagai kesempatan, namun pemecahan

masalahnya tidak kunjung tuntas.

Persoalan tersebut terkait langsung dengan tataran atas pada tingkat

kebijakan, bahwa bidang studi penjas belum menjadi prioritas. Hal ini tidak

lepas dari kebijakan nasional pendidikan yang selama ini masih memberikan

proritas pada bidang studi IPA, dihubungkan dengan upaya bangsa Indonesia

untuk memajukan bidang iptek. Nasib bidang studi kelompok IPS tidak

begitu jauh dengan bidang studi penjaskes. Walaupun kita insan penjas dan

olahraga mengklain bahwa bidang studi penjas adalah paling unik. Sebab

bidang studi penjas satu-satunya bidang yang mengurus bidang jasmaniah.

Namun secara langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh.

Namun masih banyak orang yang belum memahami bahwa penjas itu, juga

sangat potensial untuk merangsang perkembangan penalaran dan fungsi saraf

yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan. Masih banyak orang yang

belum faham konsep inteligensi mejemuk yang perlu mendapat penanganan

dengan implikasi pada perluasan spectrum layanan bagi setiap anak, sesuai

22
dengan potensinya. Pertanyaan kita, adakah selama ini seluruh program

penjas dilaksanakan dengan menerapkan fungsi manajemen?

Dalam konteks yang lebih terbatas, namun sangat strategis, adalah

aplikasi manajemen dakam pengelolaan proses belajar mengajar. Ada 3 unsur

pokok yang perlu dikelola oleh guru yaitu :

1. Manajemen tugas ajar

2. Manajemen perilaku siswa

3. Manajemen atmosfir belajar

Ketiga hal ini lebih berbobot akademiknya dibandingkan pelaksanaan

fungsing administrasi yang lebih ringan, tetapi memberatkan, seperti

pembuatan Satuan Acara Pelajaran (SAP), mengawalkehadiran siswa

mengutamakan seragam, dan lain-lain yang meskipun tetap harus

diperhatikan, namun menggeser kedudukan manajemen PBM yang jauh lebih

strategis.

Dalam keadaan status dan kondisi penjas yang masih lemah, maka

pembinaannya memadukan dukungan. Kepemimpinan guru penjas sangat

dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan hubungan dari warga masyarakat

sekolah ( termasuk kepala sekolah dan guru lainnya ) serta warga masyarakat

pada umumnya, seperti organisasi induk olahraga dan orang tua siswa.

Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan atmosfir baru yang

mengangkat citra penjas sebagai bidang studi yang dapat diandalkan untuk

mendidik. Praktik pengajaran yang menelantarkan siswa, model pendekatan “

Remote Kontrol “ gurunya entah kemana siswanya aktif sendiri merupakan

23
contoh perlakuan dalam pendidikan yang menimbulkan citra memperendah

kedudukan penjas. Oleh karena itu, berkaitan dengan kepemimpinan tersebut,

faktor kecakapan untuk membangun relasi antar orang dan komunikasi, selain

koordinasi dalam kontek manajemen, sungguh sangat dibutuhkan.

1. Pemahaman pada masalah ( Identifikasi dari tujuan )

2. Membuat diagranmnya dan mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang

diketahui dan dibutuhkan.

3. membuat beberapa notasi ( x, a, b, c, V=volume, m=massa dsb ).

4. Membuat Rencana Pemecahan Masalah

5. mengenali sesuatu yang sudah dikenali.

6. Gunakan analogi

F. Manajemen Dalam Olahraga dan Pemecahannya

Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang

berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi

yang memiliki produk utama berkaitan dengan olahraga.(Janet Park,1998:4).

Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu

dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan

Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi

olahraga karena harus mampu merencanakan, mengambil keputusan,

melakukan koordinasi serta memotivasi produktivitas karyawan dan

hubungan antar pengurus, memahami dan mengerti fungsi-fungsi manajemen

yaitu:

24
1. Menganalisis dan menjelaskan masalah

2. Mencari alternatif pemecahan

3. Memilih suatu pemecahan

4. Menerapkan pemecahan

5. Evaluasi

6. Melihat perubahan yang ada

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya

merupakan seni atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan melalui

aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.Pada mahasiswa Jurusan Pendidikan

Jasmani dan kesehatan tidak jarang di masyarakat nanti akan menjadi

kepala sekolah, Kapala bagian, kepala Biro, menjadi pemimpin sebuah klub

atau perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan olahraga, ketua panitia

pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya. Semua itu jika ingin berhasil

dalam memimpinnya harus menggunakan manajemen yang baik.

B. Saran

Sangat diharapkan pembinaan penjas dan olahraga bisa dijalankan

sesuai dengan prinsip manajemen yang benar, sehingga yang harus

diperhatikan adalah yang terlibat dalam kepengurusan olahraga diharapkan

benar-benar yang berkompeten di dalamnya sehingga apa yang akan dicapai

akan terlaksana sesuai dengan harapan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta:


Rineka Cipta

Bucher, Charles A. & Krotee, March L. 2002. Management of Physical Education


and Sport, Twelfth Edition. McGraw-Hill : New York

Hoye, Russel, dkk. 2009. Second edition: Sport Management Principles and
Applications. Butterworth-Heinemann is an imprint Elsevier: USA

Abdullah Arma; Agus Manadji. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta:


Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1994.

Barrow, H.M. Man and Movement.1977.Principles of Physical Education (2n'ed).


Philadelphia; New York: David Mckay Co.,Inc.

Bernadin, John H, Joice A, Russel.1988.Applied Psychology in Human Resources


Management. United of America: Prentince Hall.

Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dekdiknas, 1997.


Engkoswara. Paradigms Manajemen Pendidikan, Menyonsong Otonomi
Daerah. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Fattah, N. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2000.

Husdarta, H.J.S. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta, 2009.

Flippo, Edwin B. Personnel Managament, Sixth Edition. New York: Mc. Grave-
Hill Book Company, 1984.

Gilbert, D.R & R.E Freeman, Stoner J. Management. New Jersey: Person Printice
Hall, 1995.

Griffin Ricky W. Management. Boston: Houghton, Fiffin, 19987.

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta:


Bumi Aksara, 2001.

27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melati Salim

Tempat/Tanggal Lahir : Gowa, 20 Agustus 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pelita Borong Bulo, Desa Bontoala, Gowa

Jenjang Pendidikan :

1. SDN 4 Lembang Cina, lulus tahun 2012

2. SMPN 1 Bantaeng, lulus tahun 2015

3. SMAN 1 Bantaeng, lulus tahun 2018

4. Juusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Negeri

Makassar, angkatan 2018.

Bantaeng, 7 April 2021

Penulis

Melati Salim

NIM. 1831041034

28

Anda mungkin juga menyukai