Anda di halaman 1dari 18

Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………… x

Daftar Isi…………………………………………………………………. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 1

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian……………………………………………………………... 2

2.2 Ayat – ayat tentang Biologi …………………………………………… 2

2.3 Hikmah mempelajari ayat tentang Biologi …………………………… 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 16

3.1 Saran …………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya islam memberikan landasan yang nyata dalam setiap bidang kehidupan.
Tidak saja dalam masalah – masalah tauhid, ibadah, keimanan, maupun masalah social
kemasyarakatan. Kemudian banyaknya musafir atau ulama yang mencoba untuk
menfasirkan al-qur’an sesuai kemampuan yang telah dimiliki agar umat islam lebih mudah
memahami makna serta kandungannya. Karena al-qur’an adalah sebagai pedoman hidup
umat islam, dan untuk memahaminya butuh ilmu – ilmu lain, terutama dalam aspek – aspek
semesta. Maka tidak heran penafsiran al-qur’an muncul dan semakin berkembang dari
zaman ke zaman.
Biologi adalah ilmu pengetahuan tentang benda hidup. Benda hidup adalah salah satu
fenomena alam. Bisa dikatakan biologi adalah ilmu yang mencakup dari botani, hewan,
manusia dan alam sekitar. Pada makalah ini akan membahas tentang ayat – ayat al-qur’an
tentang biologi.
Fakta biologi telah disebut dalam al-Qur’an yang diturunkan lebih dari 1400 tahun lalu
yang dibuktikan tepat pada saintis hari ini. Memandang definisi biologi yang luas mencakup
manusia, hewan dan tumbuhan yang boleh dipecahkan kepada banyak cabang ilmu yang
lebih khusus seperti embriologi, botani, zoology.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apakah terdapat keterkaitan antara ayat al-Qur’an dengan biologi?
b) Ayat mana saja yang terdapat kandungan biologi dalam al-Qur’an?
c) Bagaimana pandangan al-Qur’an tentang biologi?

1.3 Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui keterkaitan antara al- Qur’an dengan biologi
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui ayat mana saja yang terdapat kandungan biologi
dalam Al-Qur’an
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pandangan al-Qur’an tentang biologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Biologi
Biologi adalah kata serapan dari bahasa inggris, yaitu bios dan logos. Bios berarti
kehidupan dan logos berarti kata. Biologi adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan ilmu alam
termasuklah kajian tentang organisme serta kehidupan, struktur, fungsi, pertumbuhan, asal,
evolusi, dan taksonomi hidup. Istilah biologi pertama kali tercatat di tahun 1736 yaitu digunakan
oleh Linnaeus. Ilmu yang mempelajari alam sudah ditemui di peradaban – peradaban besar
seperti mesir, china serta india. Tetapi pendekatan ilmu yang mengkaji alam serta biologi
modern berasal dari masa yunani kuno yang dipelopori aristoteles serta hippocratus.

Fakta biologi telah disebut dalam al-Quran yang diturunkan lebih 1400 tahun dahulu
yang dibuktikan tepat oleh para saintis hari ini. Memandangkan definisi biologi yang luas
mencakupi manusia, haiwan dan tumbuhan yang boleh dipecahkan kepada banyak cabang ilmu
yang lebih khusus seperti embriologi, botani, zoologi dan sebagainya, maka artikel ini akan
memfokuskan kepada biologi molekul yang mencakupi genetik dan sel selain biologi umum
yang tidak termasuk dalam manamana cabang ilmu yang disebutkan. Antara subtopik yang akan
dibincangkan adalah kepentingan air kepada setiap benda hidup. Pentingnya air kepada
kewujudan sesuatu entiti telah dibuktikan secara saintifik. Sains moden membuktikan bahawa
sitoplasma yang merupakan bahan asas dalam pembinaan sel adalah terdiri daripada 80% air.
Seterusnya, kewujudan mikroorganisma yang telah diceritakan dalam al-Quran.

Adapun keterkaitan ilmu biologi dengan islam tersebut bisa kita lihat dari pengertian atau
tujuan dari ilmu biologi tersebut, dimana pada biologi tentunya ilmu yang mempelajari semua
tentang hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Atau dengan kata lain, jika kita
mempelajari ilmu biologi itu secara otomatis, maka kita akan mengetahui berbagai ciptaan Allah
yang sangat luar biasa beragam tersebut yang pastinya akan membuat kita menjadi takjub
karenanya. Contohnya seperti hewan, tumbuhan, bakteri, virus, jamur, serangga atau berbagai
hal yang lainnya. Hal ini juga ten tunya dapat kita lihat dari banyaknya mereka yang merupakan
ilmuan yang memiliki keahlian lebih spesifik jelas dan juga singkat. Dan salah satu yang
memiliki ilmu tinggi itu adalah seorang ahli biologi atau spesialis biologi yang merupakan
sebagai bukti bahwasannya ilmu manusia tersebut merupakan suatu titik kecil yang tak bisa
dibandingkan dengan ilmu dan kekuasaan Allah itu sendiri. Tentunya jika semua hal tersebut kita
lakukan atau pikirkan hanya menggunakan logika tentunya tidak akan bisa kita pecahkan karena
terlalu sulit. Namun hal tersebut bisa kita pikirkan tentunya dengan adanya hubungan dengan
kuasa Allah sehingga memampukan kita untuk mengerti akan hal tersebut.

2.2. ayat – ayat tentang biologi


1. Q.S. Al – mukminun ayat 12-16

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.

Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah
keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari air mani. Dari hasil penelitian ilmiah,
sebenarnya air mani itu pun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan.
Makanan yang merupakan hasil bumi, yang dimakan oleh manusia, dan alat pencernaannya
berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahan-bahan hidup dan
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia ke seluruh bagian anggotanya. Jika manusia itu
meninggal dunia dan dimasukkan ke dalam kubur di dalam tanah, maka badannya akan hancur
lebur dan kembali menjadi tanah lagi, sesuai dengan firman Allah:
Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan
kamu, dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (thaha/20: 55)
Kemudian Kami (Allah) tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang
dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan ke dalam rahimnya, suatu tempat
penyimpanan yang kukuh bagi janin sampai saat kelahirannya. Setelah berada di
rahim,  kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, yang bergantung di dinding
rahim, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian,
setelah Kami tiupkan roh kepadanya, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain yang
sepenuhnya berbeda dari unsur-unsur kejadiannya di atas, bahkan berbeda dari makhluk-mahluk
lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesudah penciptaanmu yang pertama
itu, kamu sekalian pasti akan menemui ajalmu yang telah ditentukan. Allah berfirman:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami (al-Anbiya`/21: 35).
Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat,
untuk dihisab segala amal perbuatanmu selama berada di dunia ini, yang baik akan diberi pahala,
yang buruk akan diberi siksa. (Tafsir kementrian Agama RI)

Hendaknya manusia mengamati asal kejadiannya. Sebab, penciptaan manusia itu termasuk salah
satu bukti kekuasaan Kami yang mengharuskan orang-orang untuk beriman kepada Allah dan
hari akhir. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian Kami
menciptakan keturunannya. Dari tanah itu, Kami menciptakan sperma–sebuah zat cair yang
mengandung segala unsur kehidupan–yang bertempat pada rahim, sebuah tempat yang kokoh
dan dapat melindungi. Setelah membuahi ovum, sperma itu Kami jadikan darah. Darah itu pun
kemudian Kami jadikan sepotong daging yang kemudian Kami bentuk menjadi tulang. Tulang
itu lalu Kami balut dengan daging. Setelah itu, Kami menyempurnakan penciptaannya. Akan
tetapi, setelah Kami tiupkan roh Kami, ia menjadi makhluk yang durhaka dan melawan asas
penciptaannya. Betapa Mahatingginya Allah dalam kemahaagungan dan kemahakuasaan-Nya.
Tidak ada yang menyerupai-Nya dalam kemampuan mencipta, membentuk dan berkreasi.
Kemudian kalian, wahai anak cucu Adam, setelah itu semua akan menuju kepada kematian yang
pasti. Setelah itu, kalian akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat untuk perhitungan dan
pembalasan. (tafsir Quraish Shihab)

2. Q.S. Fathir ayat 11

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun
mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang
demikian itu bagi Allah adalah mudah.

Pada ayat ini, Allah menerangkan kejadian Adam yang menjadi nenek moyang manusia. Ia
dijadikan oleh Allah langsung dari tanah, kemudian keturunannya dijadikan dari sperma
yang pada hakikatnya juga berasal dari tanah karena berasal dari makanan berupa beras,
sayur-sayuran dan lain-lain, yang berasal dari tanah. Kemudian mereka dijadikan berpasang-
pasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tidak ada seorang perempuan yang
mengandung atau melahirkan kecuali semuanya diketahui oleh Allah, tidak ada yang
tersembunyi bagi-Nya. Sejalan dengan ayat ini Allah berfirman:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna
dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya. (Allah)
Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Mahabesar, Mahatinggi. (ar-
Ra'd/13: 8-9)

Tidak seorang pun yang berumur panjang, kecuali telah ditetapkan Allah lebih dahulu dan
tertulis di Lauh Mahfudh, tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang. Begitu pula orang
yang telah ditetapkan berumur pendek, tidak akan lebih panjang dan tidak lebih pendek
demi untuk menjaga keseimbangan di bumi supaya kemakmuran tertib jalannya. Hal
demikian itu bagi Allah adalah mudah, karena Dia mengetahui segala sesuatu, tidak ada
yang tersembunyi bagi-Nya. (Tafsir Kementrian Agama RI)

Allah menciptakan kalian dari tanah. Sebab Adam, bapak kalian, diciptakan dari tanah. Lalu
Dia menciptakan kalian dari sperma (nutfah), suatu jenis cairan yang dikokohkan dalam
rahim dan berasal dari makanan yang dekeluarkan oleh tanah. Kemudian dijadikanlah kalian
sebagai laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan tidak akan mengandung dan
melahirkan anak kecuali dengan sepengetahuan Allah. Seseorang diberikan umur panjang
atau dikurangi, semua itu tercatat dalam sebuah kitab. Sesungguhnya bagi Allah semua itu
adalah sangat mudah dan remeh. (Tafsir Quraish Shihab)

3. Q.S. Mukmin ayat 67

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu
hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).
Dialah yang menjadikan manusia dari tanah, menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi
sesuatu yang melekat, dan segumpal darah menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan
ke dunia dalam bentuk manusia.
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Allah menciptakan manusia dari
tanah ialah bapak manusia yaitu Adam yang diciptakan Allah dari tanah.
Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah menjadikan
manusia dari tanah ialah Allah menjadikan manusia dari sari pati yang berasal dari tanah.
Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang
ternak, dan tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan
berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Makanan yang dimakan
ibu atau bapak itu merupakan sumber utama untuk membentuk sel telur atau sperma. Sel
telur ibu bertemu dengan sperma bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah
dan seterusnya.
Allah lalu menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu mengalami
hidup dalam tiga masa; yaitu:
1. Masa kanak-kanak.
2. Masa dewasa.
3. Masa tua.
Di antara manusia ada yang diwafatkan Allah pada masa kanak-kanak, ada pula pada masa
dewasa, dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia
meninggal itu berada di tangan Allah semata.
Proses kejadian manusia itu diterangkan dalam ayat ini agar dapat menjadi bahan renungan
dan pemikiran bagi orang-orang yang berakal, sehingga mereka beriman kepada Allah
Pencipta seluruh makhluk. (Tafsir Kemenag RI)
Allahlah yang menciptakan kalian, wahai anak Adam, dari tanah. Dari tanah itu Dia
menciptakan nutfah yang kemudian Dia ubah juga menjadi 'alaqah. Setelah itu Dia
mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam bentuk bayi. Selanjutnya, adakalanya
Dia memanjangkan umur kalian, hingga mencapai kesempurnaan fisik dan daya pikir, atau
memanjangkannya lagi hingga mencapai usia lanjut, dan adakalanya kalian dimatikan
sebelum mencapai usia muda, atau tua. Allah menciptakan kalian dengan cara seperti itu
agar kalian sampai pada suatu waktu tertentu, yaitu hari kebangkitan, dan agar kalian
memikirkan hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari penciptaan kalian melalui fase-
fase seperti itu(1). (1) Pengertian nuthfah, 'alaqah dan mudlghah yang terdapat dalam surat
al-Sajdah: 7, 8 dan 9; al-Mu'minûn: 12, 13 dan 14; Ghâfir: 67; dan al-Hajj: 5, adalah sebagai
berikut. Kata nuthfah mengandung beberapa arti, di antaranya adalah 'sperma'. Bahkan,
dalam ayat 37 surat al-Qiyâmah, pengertian kata nuthfah lebih sempit lagi: 'bagian dari
sperma'. Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa bagian dimaksud adalah
spermatozoa yang terdapat di dalam sperma laki-laki. Spermatozoa itulah yang membuahi
sel telur. Kata 'alaqah, dari segi etimologi, mengandung arti 'darah kental' atau 'darah encer
yang berwarna sangat merah'. Tetapi, kalau dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan, kata
'alaqah berarti 'sel-sel janin yang menempel pada dinding rahim setelah terjadi pembuahan
spermatozoa terhadap ovum'. Sel-sel itu pada mulanya adalah satu, kemudian terpecah
menjadi beberapa sel yang semakin lama semakin bertambah banyak, kemudian bergerak ke
arah dinding rahim dan tenggelam, untuk selanjutnya menimbulkan pendarahan di
sekitarnya. Sedangkan kata mudlghah berarti janin yang telah melewati fase 'alaqah, yaitu
setelah sel-sel janin itu menempel dan menyebar pada dinding rahim secara acak dan
diselimuti selaput. Fase mudlghah ini berlangsung beberapa pekan untuk selanjutnya
memasuki fase 'izham. Mudlghah itu sendiri, secara garis besar, terdiri atas sel-sel berbentuk
manusia yang kelak menjadi janin, dan sel-sel yang tidak berbentuk manusia yang melapisi
sel-sel pertama tadi. Sel-sel kedua ini bertugas melindungi bakal janin dan memberi suplai
makanan. Terakhir, kata 'izhâm berarti 'tulang'. Akhir-akhir ini, dunia geneologi
membuktikan bahwa pusat pembentukan tulang terdapat di lapisan tengah sel mudlghah,
yaitu fase sebelum 'izhâm. Dengan demikian, sel tulang mempunyai pusat pembentukan
tersendiri yang terpisah dari sel-sel pembentukan otot. (Tafsir Quraish Shihab)

4. Q.S. Al – hajj ayat 5


Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah
Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Wahai manusia, apabila kalian ragu akan kebenaran pembangkitan Kami terhadap kalian
dari kematian, maka sebetulnya dalam proses penciptaan kalian terdapat bukti tentang
kekuasaan Kami untuk melakukan hal itu. Katang mi mula-mula telah menciptakan asal-
usul kalian dari tanah. Lalu, dari tanah itu, Kami menciptakan air mani yang, pada
gilirannya, Kami ubah menjadi segumpal darah padat. Segumpal darah padat itu pun
kemudian Kami jadikan sepotong daging yang adakalanya berbentuk manusia atau tidak,
untuk menerangkan kekuasaan Kami dalam menciptakan sesuatu secara berangsur-
angsur. Setelah itu adakalanya Kami membuat kandungan itu gugur menurut kehendak Kami,
ataupun meletakkan di dalam rahim hingga kandungan menjadi sempurna hingga Kami
mengeluarkan kalian dari perut ibu dalam bentuk bayi. Kalian yang masih bayi itu kemudian
Kami pelihara hingga sempurna kekuatan fisik dan akal pikirannya. Setelah itu di antara kalian
ada yang dimatikan oleh Allah dan ada lagi yang dipanjangkan umurnya hingga usia lanjut dan
pikun yang tidak mempunyai daya untuk mengetahui sesuatu lagi. Barangsiapa yang mula-mula
menciptakan kalian dengan cara seperti itu, tidak akan ada yang dapat membuat-Nya tidak
mampu untuk mengembalikan kalian lagi. Selain bukti itu, ada bukti lain yang menunjukkan
kekuasaan Allah untuk membangkitkan. Yaitu, bahwa bumi yang kalian dapati kering
kerontang itu, apabila Kami turunkan air akan memperlihatkan tanda kehidupan,
bergerak, mengembang, permukaannya meninggi akibat air dan udara yang menyela-
nyelanya, dan akhirnya memunculkan berbagai jenis tumbuhan yang indah, memukau
dan membuat senang siapa saja yang melihatnya. (Tafsir Quraish Shihab)

5. Q.S. Al – Hijr ayat 22

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan
hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu
yang menyimpannya.

Kami meniupkan angin untuk membawa hujan dan bibit-bibit tanaman. Dari air hujan itu Kami
menyirami kalian. Itu semua tunduk di bawah kehendak Kami. Tak seorang pun dapat
mengendalikannya hingga menjadi bagai khazanah miliknya(1). (1) Ayat ini menunjukkan apa
yang dibuktikan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern bahwa angin merupakan faktor
penting dalam penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan. Selain itu, sebelum awal abad dua puluh
belum pernah diketahui bahwa angin membuahi awan dengan sesuatu yang menghasilkan hujan.
Sebab, proton-proton yang terkonsentrasi di bawah molekul-molekul uap air untuk menjadi
rintik-rintik hujan yang ada di dalam awan, merupakan komponen utama air hujan yang dibawa
angin ke tempat berkumpulnya awan. Proton-proton itu mengandung unsur garam laut, oksida
dan unsur debu yang dibawa angin. Itu semua merupakan zat penting yang menciptakan hujan.
Selain itu, ditemukan pula bahwa hujan terjadi dari siklus perputaran air. Mulai dari penguapan
air di permukaan bumi dan permukaan laut dan berakhir dengan turunnya kembali uap itu ke atas
permukaan bumi dan laut dalam bentuk air hujan. Air hujan yang turun itu menjadi bahan
penyiram bagi semua makhluk hidup, termasuk bumi itu sendiri. Air hujan yang turun itu tidak
dapat dikendalikan atau ditahan, karena akan meresap ke dalam tubuh berbagai makhluk hidup
dan ke dalam tanah untuk kemudian menguap lagi. Dan begitu seterusnya. Dari sini jelaslah
makna bagian akhir ayat ini yang berbunyi wa mâ antum bi khâzinîn yang berarti 'kalian tidak
akan dapat mencegah turunnya atau terserapnya hujan dari dan di dalam langit, dalam bentuk
uap. (Tafsir Quraish Shihab)

6. Q.S. Al – an’aam ayat 99

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di
waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-
An’aam : 99)

Allah menjelaskan kejadian hal-hal yang menjadi kebutuhan manusia sehari-hari, agar mereka
secara mudah dapat memahami kekuasaan, kebijaksanaan, serta pengetahuan Allah. Allah
menjelaskan bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan dari langit, yang menyebabkan
tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari berbagai ragam bentuk, macam
dan rasa. Seperti firman Allah: disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman
yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. (ar-Ra'd/13: 4)
Disebutkan hujan turun dari langit adalah menurut kebiasaan mereka. "Sama" atau langit
digunakan untuk apa saja yang berada di atas; sedang yang dimaksud dengan Sama dalam ayat
ini ialah "Sahab" yang berarti awan seperti ditunjukkan dalam firman Allah:
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari
awan ataukah Kami yang menurunkan? (al-Waqi'ah/56: 68-69)
Allah menjelaskan bahwa air itu sebagai sebab bagi tumbuhnya segala macam tumbuh-tumbuhan
yang beraneka ragam bentuk jenis dan rasanya, agar manusia dapat mengetahui betapa
kekuasaan Allah mengatur kehidupan tumbuh-tumbuhan itu. Manusia yang suka memperhatikan
siklus peredaran air akan dapat mengetahui betapa tingginya hukum-hukum Allah. Hukum-Nya
berlaku secara tetap dan berlangsung terus tanpa henti-hentinya, sampai tiba saat yang telah
ditentukan.
Kemudian disebutkan pula perincian dari tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu; di
antaranya ialah rerumputan yang tumbuh berumpun-rumpun sehingga kelihatan menghijau.
Tumbuh-tumbuhan jenis ini mengeluarkan buah yang berbentuk butiran-butiran kecil yang
terhimpun dalam sebuah tangkai seperti gandum, syair dan padi. Jenis yang lain dari tumbuh-
tumbuhan itu ialah pohon palma yang mengeluarkan buah yang terhimpun dalam sebuah tandan
yang menjulai rendah sehingga mudah dipetik.
Jenis yang lain lagi dari jenis tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam itu ialah anggur, zaitun,
dan delima. Ketika jenis buah-buahan ini disebutkan secara beruntun, karena masing-masing ada
yang mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat, bentuk dan rasanya, sehingga ada yang
berwarna kehitam-hitaman dan ada pula yang berwarna kehijau-hijauan; ada yang berdaun agak
lebar, dan ada pula yang berdaun agak kecil; begitu pula ada yang rasanya manis dan ada yang
asam. Dalam hal ini ilmuwan berkata:
Makhluk hidup telah dijelaskan oleh ahli botani, seperti tumbuhan memainkan peranan penting
dalam membuat dunia layak untuk dihuni. Di antara perannya, tumbuhan membersihkan udara
bagi manusia, menjaga suhu agar relatif konstan, dan menyeimbangkan proporsi gas di atmosfir.
Allah swt menetapkan bahwa manusia dan hewan menerima makanannya dari yang dihasilkan
oleh tumbuh-tumbuhan dalam "pabrik hijau"nya. Pabrik hijau ini, yang oleh ahli botani disebut
dengan kloroplas, mengandung klorofil yang di dalam Al-Qur'an disebaut sebagai al-khadhir
(bahan hijau), dimana tumbuhan memanfaatkan energi cahaya matahari dan mengubahnya
menjadi energi kimia yang pada akhirnya menghasilkan biji-bijian, buah-buahan dan bagian
tumbuhan lainnya.
Sel tumbuhan, tidak seperti sel-sel manusia dan hewan, dapat mengkonversi energi matahari
menjadi energi kimia dan menyimpannya dalam nutrien melalui cara-cara yang sangat spesial.
Proses yang disebut fotosintesis ini dilakukan tidak oleh sel tetapi oleh kloroplas, organel-
organel yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Organel-organel hijau kecil yang hanya
dapat diamati dengan mikroskop ini, merupakan satu-satunya laboratorium di muka bumi yang
mampu menyimpan energi matahari dalam bahan organik.
Fotosintesis merupakan sebuah proses kimia, yang dirumuskan sebagai berikut:
6 H2O + 6 CO2 +Cahaya matahari → C6 H12 O6 + 6 O2
Artinya, air dan karbon dioksida dengan bantuan energi matahari menghasilkan gula/glukosa dan
oksigen.
Menurut ahli astronomi Amerika, George Greenstein, klorofil adalah molekul yang
melangsungkan fotosintesis. Mekanisme fotosintesis dimulai dengan penyerapan cahaya
matahari oleh molekul klorofil. Fotosintesis bervariasi sesuai dengan intensitas dan lamanya
sumber cahaya matahari, dan produktivitasnya diukur dari keluaran oksigen yang dihasilkannya.
Produksi yang dibuat oleh tumbuhan direalisasikan melalui proses kimia yang sangat kompleks.
Ribuan pigmen-pigmen klorofil ditemukan pada kloroplas bereaksi terhadap cahaya dalam waktu
yang sangat pendek, sekitar seperseribu detik. Konversi energi matahari menjadi energi kimia
atau listrik merupakan terobosan sangat mutakhir.
Sistem fotosintesis yang sangat kompleks merupakan sebuah mekanisme yang secara sengaja
dirancang oleh Allah swt. Suatu 'pabrik tanpa banding yang dilaksanakan dalam unit luasan yang
kecil pada daun. Proses fotosintesis dengan peran klorofil dan kloroplas, merupakan salah satu
dari ayat-ayat kauniah, yang menampakkan bahwa seluruh makhluk hidup diciptakan oleh Allah,
Pemelihara seluruh alam. Ayat terkait: al-hajj/22: 5).

Kesemuanya itu adalah untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang menciptakan tumbuh-
tumbuhan yang beraneka ragam itu.
Allah memerintahkan kepada manusia agar memperhatikan tumbuh-tumbuhan yang beraneka
ragam itu pada saat berbuah bagaimana buah-buahan itu tersembul dari batang atau rantingnya,
kemudian merekah sebagai bunga, setelah nampak buahnya, akhirnya menjadi buah yang
sempurna (matang).
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa dalam proses kejadian pembuahan itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat teliti pengurusannya serta tinggi ilmu-Nya. Tanda-
tanda kekuasaan Allah itu menjadi bukti bagi orang yang beriman. Dari ayat-ayat ini dapat
dipahami bahwa perhatian manusia pada segala macam tumbuh-tumbuhan hanya terbatas pada
keadaan lahir sebagai bukti adanya kekuasaan Allah, tidak sampai mengungkap rahasia
kekuasaan Allah terhadap penciptaan tumbuh-tumbuhan itu. (Tafsir kemenag RI)

Dialah yang menurunkan air hujan dari awan untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman. Dia
mengeluarkan buah-buahan segar dari bermacam tumbuhan dan berbagai jenis biji-bijian. Dari
pucuk pohon korma, Dia mengeluarkan pelepah kering, mengandung buah yang mudah dipetik.
Dengan air itu, Dia menumbuhkan berbagai macam kebun: anggur, zaitun dan delima. Ada
kebun-kebun yang serupa bentuk buahnya, tetapi berbeda rasa, aroma dan kegunaannya.
Amatilah buah-buahan yang dihasilkannya, dengan penuh penghayatan dan semangat mencari
pelajaran. Juga, amatilah proses kematangannya yang melalui beberapa fase. Sungguh, itu semua
mengandung bukti yang nyata bagi orang-orang yang mencari, percaya dan tunduk kepada
kebenaran(1). (1) Ayat tentang tumbuh-tumbuhan ini menerangkan proses penciptaan buah yang
tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, hingga sampai pada fase kematangan. Pada saat
mencapai fase kematangan itu, suatu jenis buah mengandung komposisi zat gula, minyak,
protein, berbagai zat karbohidrat dan zat tepung. Semua itu terbentuk atas bantuan cahaya
matahari yang masuk melalui klorofil yang pada umumnya terdapat pada bagian pohon yang
berwarna hijau, terutama pada daun. Daun itu ibarat pabrik yang mengolah komposisi zat-zat
tadi untuk didistribusikan ke bagian-bagian pohon yang lain, termasuk biji dan buah. Lebih dari
itu, ayat ini menerangkan bahwa air hujan adalah sumber air bersih satu-satunya bagi tanah.
Sedangkan matahari adalah sumber semua kehidupan. Tetapi, hanya tumbuh-tumbuhan yang
dapat menyimpan daya matahari itu dengan perantaraan klorofil, untuk kemudian
menyerahkannya kepada manusia dan hewan dalam bentuk bahan makanan organik yang
dibentuknya. Kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat membuktikan kemahaesaan Allah. Zat
hemoglobin yang diperlukan untuk pernapasan manusia dan sejumlah besar jenis hewan,
berkaitan erat sekali dengan zat hijau daun. Atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen,
mengandung atom zat besi di dalam molekul hemoglobin. Hemoglobin itu sendiri mengandung
atom magnesium dalam molekul klorofil. Di dunia kedokteran ditemukan bahwa klorofil, ketika
diasimilasi oleh tubuh manusia, bercampur dengan sel-sel manusia. Percampuran itu kemudian
memberikan tenaga dan kekuatan melawan bermacam bakteri penyakit. Dengan demikian, ia
berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh dari serangan segala macam penyakit. Di bagian
akhir ayat ini disebutkan "Unzhurû ilâ tsamarihi idzâ atsmara wa yan'ih" (amatilah buah- buahan
yang dihasilkannya). Perintah ini mendorong perkembangan Ilmu Tumbuh-tumbuhan (Botanik)
yang sampai saat ini mengandalkan metode pengamatan bentuk luar seluruh organnya dalam
semua fase perkembangannya. (Tafsir Quraish Shihab)

2.2. hikmah mempelajari ayat – ayat Al- Qur’an tentang biologi

 Untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT


 Untuk menunjukkan keesaan Allah SWT
 Mendorong manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi dan penelitian demi lebih
menguatkan iman dan kepercayaan kepada – Nya
 Menunjukkan tiada pertentangan anatara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan (Biologi)
 Untuk memberikan petunjuk kepada manusia seluruhnya dalam persoalan – persoalan
akidah, tasyiri’, dan akhlak demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
 Menunjukkan bahwa Al-Qur’an mendorong kemajuan ilmu pengetahuan
 Memahami ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan penemuan-penemuan baru adalah ijtihad
yang baik, selama paham tersebut tidak dipercayai sebagai aqidah Qur’aniyyah dan tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsp atau ketentuan bahasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapatkan setelah menulis makalah ini adalah banyak sekali ayat –
ayat dalam al – qur’an yang terkait dengan biologi banyak sekali. Fakta-fakta sains yang disebut
dalam al-Quran telah dibuktikan tepat oleh para saintis pada hari ini sekaligus menafikan
dakwaan orang - orang kafir bahwa al-Quran bukanlah datang dari Allah sebaliknya direka oleh
Nabi Muhammad s.a.w. Mana mungkin semua fakta-fakta sains yang terkandung dalam al-Quran
pada masa al-Quran diturunkan dapat diketahui dengan tepat oleh Nabi Muhammad s.a.w., Al-
Quran dan Biologi yang tidak tahu membaca dan menulis. Tiada satu pun fakta sains dalam al-
Quran yang bercanggah dengan bukti yang didapati pada hari ini. Hal ini demikian adalah bukti
kekuasaan Allah S.W.T. yang ditunjukkan pada orang yang mahu berfikir.

3.2 Saran
Disarankan untuk mencari sumber atau referensi dari buku atau jurnal yang tepat dan
jelas agar materi yang disampaikan kepada pembaca tepat. Saya menyadari dalam pembuatan
makalah ini terdapat banyak kesalahan baik dalam hal penulisan ataupun keefektifan kalimat,
maka dari itu saya mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan. Saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai