Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN

A. PENGAIRAN

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan
kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Keterangan:

1. Presipitasi: meliputi semua air yang jatuh dari atmosfir kepermukaan bumi (bentuk hujan,
salju, batu es)
2. Evaporasi: air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. Kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfer) kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es
3. Transpirasi: evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian bawah daun
(stomata)
4. Run off: Aliran permukaan Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang
(danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut.
5. Infiltrasi: Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah
6. Perkolasi: kelanjutan dari infiltrasi kebawah lapisan tanah dan bergerak secara vertikal
dan horizontal.

1. Penggolongan Air Tersedia:


a) Secara Kuantitas
1) Agrosistem basah: Rawa, Lebak, Sawah
2) Agrosistem antara basah dan kering; gogo rancah
3) Agrosistem kering: lahan kering
b) Secara Kualitas: air minum, air untuk pengairan, dan air untuk keperluan lain seperti
ndustri, rumah tangga, dan pertanian secara luas.
c) Sumber Air yaitu, presipitasi/air hujan, air atmosfir, air tanah dan irigasi.
2. Fungsi Irigasi
Ada beberapa fungsinya, yang pertama fungsi utama yaitu memenuhi kebutuhan air tanaman.
Kedua fungsi spesifik yaitu mengambil air dari sumber (diverting), membawa/mengalirkan air
dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing),
dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

3. Macam Irigasi
a) Menurut sumber airnya dimana air permukaan yaitu sungai, danau, waduk dan air
tanah seperti akuifer.
b) Menurut cara pengambilan airnya yaitu pengambilan gravitasi dan pompa.
c) Menurut cara pengalirannya seperti saluran terbuka (open channel) dan jaringan pipa
(pipe network).
d) Menurut cara distribusi di lahannya yaitu irigasi permukaan, irigasi curah, dan irigasi
tetes,

Sistem pemberian air terdiri dari genangan, terputus-putus, giliran dan perlakuan (tetes,
curah/ sprinkle). Irigasi yaitu terdiri dari irigasi permukaan; irigasi genangan/sawah (basin)
dimana saluran menuju siphon lalu turun ke sawah dan lalu ke galengan; irigasi alur (furrow);
irigasi surjan.

4. Kebutuhan Air Tanaman

Merupakan suatu fungsi antara hubungan tanaman dengan lingkungannya (iklim mikro dan
tanah). Pemakain konsumtif (consumtive use) merupakan kehilangan air melalui penguapan dari
tanah dan transpirasi (evapotranspirasi, ET). Nilainya bervariasi untuk setiap tanaman. Ada 4
metode pengukuran ETO yaitu blaney criddle, radiasi, penman, dan evaporasi pan. Pemilihan
metode berdasarkan data klimatologi yang tersedia dan ketepatan yang diperlukan untuk
menentukan kebutuhan air. Rumus dasarnya adalah ET = k. ETo

5. Kaliberasi Sprayer

Untuk menghitung jumlah cairan yang diperlukan dipakai rumus:

𝑉. 𝐵. 𝑁 100
𝑞= 𝑥
10 𝑥 60 𝐾
Keterangan:

q = debit cairan yang lewat 1 nozel (lt/menit)

V = kecepatan kerja (km/jam)

B = lebar kerja (m) N = dosis penggunaan bahan kimia (lt/Ha)

K = konsentrasi larutan (%)

6. Hidroponik adalah jenis budidaya tanaman yang tidak menggunakan tanah, tetapi
menggunakan air sebagai media tanamnnya dengan menambah kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Nutrient Film Technique (NFT) merupakan metode budidaya tanaman di mana
akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi yang
memungkinkan tanaman memperoleh, air, nutrisi, dan oksigen secara cukup. Aeroponik
adalah cara bercocok tanam dimana akar tanaman tergantung di udara dan disemprot
dengan larutan nutrisi secara terus menerus.
7. Komposisi Tanah yang Subur:

Tanah 40 % tediri dari butiran2 sebagai leveransir zat mineral, Air 25 % mengandung H2 +
& O, Udara 25 % mengandung zat asam (O2), dan Humus 10 % Bahan Organik untuk
meningkatkan daya serap.

Keterangan:

a) Air jenuh: air yang dapat diserap oleh badan tanah yang mengandung air tanpa
pemuaian butir tanah
b) Kapasitas lapang/KL (field capacity): kandungan air (θ) di dalam tanah, biasanya
dicapai 2 atau 3 hari sejak terjadi pembasahan atau hujan, dan setelah proses drainase
berhenti. Definisi tersebut berlaku untuk penampang tanah homogen, dan tidak terjadi
penguapan dari permukaan tanah. Tidak dapat menentukan kemana air bergerak.
besar kecilnya tergantung dari jenis tanah.
c) Titik layu permanen/TLP: kandungan air tanah dimana tanaman sepenuhnya layu,
dan pada akhirnya mati, karena tidak mampu lagi mengembalikan fungsi turgor dan
aktivitas biologisnya.
d) Kadar air (KA): untuk tiap jenis tanah berbeda kadar air berbeda memungkinkan air
bergerak.
8. Nasib Air Hujan yang Masuk Kedalam Tanah:
a) Air gravitasi: air yg merembes kedalam tanah melalui pori-pori tanah akibat daya
tarik bumi (gravitasi).
b) Air kapiler: air yang berada dalam pipa-pipa kapiler yang terbentuk dari butiran2
tanah. Air kapiler ini berada diatas permukaan air gravitasi.
c) Air higroskopik: lapisan air yg meliputi butiran tanah yang dapat pula menjadi satu
dengan air kapiler atau air yang diserap oleh butiran tanah.
d) Air yang terikat dalam bentuk gugusan kimiawi mineral.
B. PEMUPUKAN
1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah bahan/material yg mengandung satu atau lebih unsur hara yang diperlukan
tanaman. Setiap material baik organik maupun anorganik, alami atau sintesis yang memberikan
satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan adalah
aktivitas pemberian satu atau lebih pupuk ke tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara tanaman.

2. Klasifikasi Pupuk

Klasifikasi pupuk dapat dibedakan berdasarkan:

1) Pembentukan: pupuk buatan (pupuk sintesis) dan pupuk alam


2) Kanadungan unsur hara yang dikandungnya pupuk tunggal dan pupuk majemuk
3) Susunan kimiawi pupuk organic dan pupuk anorganik.

Pupuk buatan (pupuk sintesis) yaitu pupuk yang dibuat secara industri yang mengandung
unsur hara tertentu, yang pada umumnya mempunyai kadar unsur hara tinggi. Pupuk hasil
rekayasa secara kimia dan merupakan hasil industry dari pabrik pembuat pupuk.

Pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan tidak melalui proses industry, tetapi tidak berasal
dari alam seperti dari endapan batuan. Contoh pupuk alam yaitu batuan fosfat (rock
phosphate)/fosfat alam, dan batu kapur yaitu kapsil (CaCO3); dolornit (CaMgCO3).

3. Keunggulan Pupuk Buatan Dibandingkan Pupuk Alam


1) Lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang dipadukan dengan kebutuhan tanaman
2) Hara yang diberikan dalam bentuk yang cepat tersedia
3) Dapat diberikan pada saat yang lebih tepat, dan
4) Pemakaian dan pengangkutannya lebih murah karena kadar haranya tinggi.
4. Kelemahan Pupuk Buatan Dibandingkan Pupuk Alam
1) Bila tidak dengan perhitungan yang akurat dalam pemakaiannya, maka
penggunaannya akan merusak lingkungan
2) Umumnya tidak atau sedikit mengandung unsur mikro dan hanya unsur tertentu saja
yang mempunyai konsentrasi tinggi.
5. Berdasarakan kandungan unsur haranya, maka pupuk dapat dibagi kedalam beberapa
golongan, yaitu:
1) Pupuk tunggal: pupuk yang mengandung satu jenis hara tanaman
2) Pupuk majemuk: pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara tanaman, missal
pupuk NP, PK, NPK
6. Klasifikasi pupuk berdasarkan senyawa kimia pembentukannya
1) Pupuk Anorganik: pupuk yang bahan/material pembentuknya berupa seyawa
anorganik yang dihasilkan dari proses rekayasa kimia dan industry.
2) Pupuk Organik: pupuk yang bahan/material pembentuknya berupa senyawa organic
yang berasal dari sisa jaringan tanaman/tumbuhan dan atau hewan.
7. Klasifikasi pupuk lainnya
1) Berdasarkan bentunya
a) Pupuk padar: pupuk tablet, pupuk butiran, dan pupuk tepung
b) Pupuk cair
2) Berdasarkan kandungan hara makro dan mikro: pupuk makro primer, P M Sekuder,
pupuk mikro

Klasifikasi pupuk lainnya juga digolongkan atas dasar:

1) Proses pembentukan: pupuk alam atau pupuk buatan (pabrik). 


2) Bentuk senyawa kimia: pupuk organik dan pupuk anorganik
3) Jenis kandungan hara: Pupuk hara N, P, K, S dan Mg
4) Banyaknya jenis hara: pupuk tunggal, pupuk majemuk, pupuk campuran.
5) Kelarutan dari hara: Larutan cepat (NO3), larutan sedang (ZA, ZK, NP, NK, NPK),
larut lambat (FA, DS).
6) Reaksi atau pH Pupuk: Pupuk masam, pupuk netral dan alkalik.
7) Penempatan Pupuk: Pupuk akar (diberikan lewat tanah, media tumbuh) dan Pupuk
daun (aplikasi melalui daun).
8) Sasaran atau tujuan: Pupuk daun (untuk organ vegetatif) dan Pupuk bunga, buah dan
biji (untuk organ generatif).
8. Klasifikasi Rbuk – Tambahan
1) Rabuk limbah hewan: Dari hewan ternak, yaitu berbentuk padat, cair atau
campurannya, dapat terbentuk alami atau sengaja dibuat. Guano segar, dari limbah
kelelawar dan burung walet. Terbentuk secara alami lalu ditambang. Rabuk hewan
lain, dari limbah pasar hewan atau kebun binatang.
2) Rabuk limbah tumbuhan: Dari limbah tumbuhan, terbentuk secara alami atau dengan
sengaja dibenamkan.
3) Rabuk Hijau: Dari limbah serta tumbuhan hidup terbentuk secara alami atau sengaja
dibuat atau dibenamkan.
4) Kompos: Rabuk yang sengaja dibuat dengan cara khusus dari limbah tumbuhan,
bahan organik, limbah dapur dan limbah kota, memakai sedikit rabuk dari kotoran
hewan, ditambah kapur atau abu.
5) Nite Soil: Limbah manusia yang bentuk, warna serta baunya sudah berubah atau
dapat dibuat tidak berbau.
9. Sifat Umum Pupuk Buatan
1) Kadar Unsur Hara: Banyaknya unsur hara yang terkandung dalam pupuk
2) Higroskopositas: kemampuan pupuk menyerap uap air yang ada di udara.
3) Kelarutan: Mudah tidaknya pupuk larut dalam air
4) Kemasaman: Reaksi dari pupuk (masam, netral, alkalis)
5) Bekerjanya: Waktu yang diperlukan pupuk dapat diserap tanaman, tergantung cara
penggunaan pupuk.
6) Salt indeks (indeks kegaraman): pemupukan meningktkan konsentrasi garam dalam
larutan tanah
10. Sifat-sifat Pupuk (contoh)

Pupuk buatan – Pupuk tunggal

1) Pupuk N
a. Amonium Sulfat (ZA) (NH4)2 SO4: Bentuk kristal; Warna putih, abu-abu,
kebirubiruan dan kuning (tergantung pembuatan); Kadar N 20,5 – 21,0 %; Tidak
higroskopis, menyerap uap air bila kelembaban 80 % pada suhu 30 O; Bereaksi
masam ekivalen kemasaman 110; Mudah larut dalam air.
b. Urea (CO(NH2)2): Bentuk Kristal; Warna putih; Kadar N 45 %; Higroskopis
mulai pada kelembaban 73 % ; Reaksi agak masam ekivalen 80 ; Bentuk diserap
NH4 dan NO3; Mudah menguap sebagai ammonia.
2) Pupuk P
a. DSP (Double super phosphate): Rumus kimia Ca (H2PO4)2; Kadar P2O5 36 % -
38 %; Bentuk kasar; Warna putih kotor, abu-abu, coklat muda; Larut dalam air;
Bekerja perlahan-lahan, dianjurkan memupuk sebelum tanam.
b. TSP (Triple Super Phosphate): Rumus kimia sama dengan DSP Ca (H2PO4)2;
Kadar P2O5 46 % - 48 %; Butir kecil; berwarna abuabu; Larut dalam air; Bekerja
perlahan-lahan dianjurkan memupuk sebelum tanam.
c. Agrophos: Pupuk fosfat alam dari Afrika Utara; Mengandung 25 % P2O5; Larut
dalam asam keras (lambat tersedia).
d. Fosfat Cirebon: Fosfat alam yang telah digiling menjadi bubuk halus; Bahan
penting adalah trikalsium fosfat; Kadar P2O5 25% - 28 %; Larut dalam asam
keras; Warna abu-abu kecoklatan muda; Reaksi alkalis; Tidak higroskopis.
3) Pupuk K
a. Kalium Sulfat: Rumus Kimia (ZK); Kadar K2O 48 % - 52 %; Kadar Cl 3 %;
Berupa tepung putih; Larut dalam air; Reaksi fisiologis asam lemah; Pupuk
sebelum atau sesudah tanam
b. Fosfat Cirebon: Fosfat alam yang telah digiling menjadi bubuk halus; Bahan
penting adalah trikalsium fosfat; Kadar P2O5 25% - 28 %; Larut dalam asam
keras; Warna abu-abu kecoklatan muda; Reaksi alkalis; Tidak higroskopis.
4) Pupuk Organik
a. Kompos: Kandungan unsur hara tidak terlalu tinggi; Dapat memperbaiki sifat
fisik tanah; Dapat menahan air dan kation2 tanah.
b. Pupuk Kandang: Kandungan N kotoran ayam 3x > kotoran sapi; N & K kotoran
kambing 2x > kotoran sapi; P Kotoran babi 2x > kotoran sapi; P terdapat pada
kotoran padat, sedang N & K sebagian besar di kotoran cair (urin).
5) Pupuk Hijau: Tanaman yang dapat menjadi sumber unsur hara, terutama N. Syaratnya
cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijau, tidak mengandung kayu, banyak
mengandung N, dan tahan kekeringan. Contohnya Crotalaria juncea, Crotalaria
anagyroides, Crotalaria usaramensis, Tephrosia vogelii, thephrosia candida.
11. Dasar- Dasar Pemupukan
1) Tanaman yang akan dipupuk: jenis, sifat akar, umur tanaman, penggunaan unsur hara
2) Jenis Tanah: kandungan unsur hara tanah, kemasaman tanah, fiksasi unsur.
3) Jenis pupuk: kandungan unsur hara pupuk, reaksi fisiologis, kelarutan, dll.
4) Jumlah pupuk: kebutuhan ta, kandungan hara tanah, kandungan hara pupuk
5) Waktu pemupukan: pupuk yg bekerja cepat – diberi setelah tanam, sedikit demi
sedikit. Pupuk yg bekerja lambat – diberi sebelum tanam sekaligus (untuk umur
pendek) atau setiap mau berbunga (umur panjang)
6) Cara penempatan pupuk disesuaikan kondisi lapangan: Ditebar, di samping tanaman,
dalam larikan, pupuk diberikan bersama bibit atau biji, disemprot lewat daun, lewat
air irigasi
C. PRODUKSI TANAMAN

Pertanian (produksi tanaman) adalah sebuah sistem. Di dalamnya terdapat banyak komponen
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Input pertanian diproses menjadi produk pertanian
(output).

1. Hasil Tanaman

Komponen:

1) Source (sumber) organ tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan bahan organik
(fotosintat) meliputi daun dewasa yang sudah mekar (the youngest fully expanded
leaves).
2) Sink (limbung) organ tanaman yang memanfaatkan dan menyimpan bo, organ vegetatif
& generative. Dibedakan menjadi organ pengguna (utk tumbuh & berkembang) dan
organ penyimpan (sbg cadangan makanan).

Bentuk:

1) Hasil Biologi (Biological Yield) total produksi bahan kering yang dihasilkan dari
fotosintesis, biasanya berupa senyawa organik seperti kh, lemak, protein, selulose, dsb
(fotosintat).
2) Hasil Ekonomi (Economical Yield) total produksi bahan kering yang diambil hasilnya
(dimanfaatkan) dalam suatu sistem produksi, misalnya bulir padi, buah tomat, umbi
kentang, batang tebu, dsb. Dalam budidaya tanaman, hasil ekonomi jauh penting
dibanding hasil biologi.
a. Hasil Ekonomi: hasil biologi – respirasi
b. Hasil FS bersih: total fs – respirasi
c. Indeks Panen : hasil ekonomi / hasil biologi

Internal factor (genetic factor) meliputi morfologi & anatomi, genotif, fisiologi. External
factor (enviromental factor) meliputi abiotic fac (climatic dan edaphic) dan biotic fac (pest,
pathogen, weed).

2. OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)


OPT dapat mengganggu tanaman sejak dari bahan tanam sampai panen (hasil). Bentuk OPT
dapat berupa hama, patogen & gulma. Gangguan pada tanaman dapat berupa fisik, fisiologis,
mutu hasil dsb. Tingkat kerugian yang ditimbulkan sangat beragam tergantung pada jenis
tanaman, jenis OPT, fase pertumbuhan, cara budidaya dsb.

Perbedaan OPT dapat meliputi:

1) Bentuk organisme: hama, pathogen dan gulma


2) Spesifikasi jenis: hama (spesifik tertentu), pathogen, gulma (tidak spesifik).
3) Cara mengganggu: hama dan pathogen menyerang (frontal, attacking), dan gulma
kompetisi (sedikit demi sedikit)
4) Kerusakan organ: hama dan pathogen organ tanaman, dan gulma individu (1
tanaman).
5) Tipe kerusakan: hama dan pathogen fisik (visual), dan gulma fisiologis (nonvisual).
6) waktu mengganggu: hama pathogen sporadis (tertentu), dan gulma terus menerus.
3. GULMA
1) Pengertian: a plant out of place, an undesirable plant and a plant with negative value.
Tumbuhan yg tumbuh pada waktu & tempat yg tidak dikehendaki. tumbuhan yg nilai
negatif > nilai positifnya.
2) Masalah: Sudah ada sejak manusia mulai berinteraksi dengan alam, mengganggu
manusia dalam mencari kebutuhan hidup, muncul ketika manusia mulai bercocok
tanam (berpindah), selalu muncul ketika manusia berhubungan dgn tanah & air.
Masalah gulma juga saat manusia merubah lingkungan, tak mampu beradaptasi ~
mati mampu beradaptasi ~ bertahan, tumbuhan adaptasi & melewati seleksi alamiah ~
gulma. Tetapi dengan masalah itu menjadikan daya adaptasi baik, kemampuan
survival tinggi, viabilitas besar, laju pertumbuhan cepat, perkembangbiakan bagus,
konversi SDA tinggi. Dan teknologi pertanian maju, masalah gulma tidak menjadi
lebih ringan, adanya pertanian modern menjadi penanaman dalam barisan, jarak
tanam lebar, mekanisasi pertanian, pemupukan tidak tepat.
3) Peranan:
a. Kerugian di bidang pertanian menurunkan hasil karena kompetisi,
menurunkan mutu hasil karena tercampur biji gulma, menjadi inang pengganti
bagi hama/pathogen, mengeluarkan senyawa beracun (alelopat), meracuni
hewan ternak/ikan, menurunkan mutu produk peternakan, mengurangi
oksigen dalam air, mengganggu lalulintas air dsb.
b. Pemanfaatan gulma: inang pengganti bagi predator hama, pakan ternak
(herbivora), bahan sayuran / industry, penutup tanah, konservasi lahan,
perbaikan kualitas air, dan sebagainya.
4) Gulma & Tanaman
Gulma menyebabkan kerugian bagi tanaman terutama karena bersaing dalam
mendapat berbagai faktor pertumbuhan seperti air, uh, cahaya, ruang tumbuh, co2
dsb. Jika ketersediaan faktor pertumbuhan di alam berada dalam jumlah yang tidak
mencukupi akan terjadi interaksi yang bersifat negatif bagi tanaman (kompetisi).
Hubungan kekerabatan dekat, karakter lebih mirip, tingkat kompetisi lebih besar,
dampak negatif lebih besar. Tanaman penghasil bahan pangan yaitu rumputan,
permasalahan lebih besar dan adanya 44% gulma pada rumputan.
D. KLASIFIKASI GULMA
1. Tujuan Klasifikasi: mengetahui karakter/sifat, mengetahui kelemahan, memudahkan
pengelolaan.
2. Weed Classification: morphology, habitat, life span.
1) Morphologi (bentuk/kenampakan): Grasses (rumputan), Sedges (tekian), Broadleaves
(daun lebar).
a) Grasses (rumputan)
Akar serabut, batang bulat/pipih, berbuku, berlubang, daun lanset – pita, titik
tumbuh tersembunyi, familia Graminae/Poaceae. Imperata cylindrica, Eleusine
indica, Cynodon dactylon, Paspalum conjugatum dll. Echinochloa crusgalli,
Leersia hexandra, Lepthochola sinensis.
b) Sedges (tekian)
Akar serabut, batang bersegi, tidak berbuku, tidak berlubang, daun pita, titik
tumbuh tersembunyi. Familia Cyperaceae, Cyperus rotundus, C. kyllingia, C.
digitatus, dll. C. iria, Scirpus sp., Fymbristillis sp., Eleocharis sp.
c) Broadleaves (daun lebar)
Sifat/ciri yang tidak terdapat dalam rumput & teki, akar tunggang, batang pipih
tak simetri, tidak berlubang, bentuk daun bermacam-macam, titik tumbuh
muncul / kelihatan, termasuk klas dicotiledonae. Ageratum conyzoides,
Eupatorium odoratum Portulaca oleracea, Mimosa pudica, Physalis sp.
Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Marsilea crenata, Pistia stratiotes,
Salvinea molesta.
2) Habitat (tempat hidup): Terrestrial (darat), Aquatic (air), Marginal (peralihan), Aerial.
a) Terrestrial (darat)
Selama hidupnya ada di darat (kering), tidak tahan genangan. Imperata cylindrica,
Eleusine indica, Cynodon dactylon, Paspalum conjugatum. Cyperus rotundus, C.
kyllingia, C. Digitatus. Ageratum conyzoides, Eupatorium odoratum, Portulaca
oleracea, Mimosa pudica, Physalis sp.
b) Aquatic (air)
Selama hidupnya ada di air (tergenang), tidak tahan kekeringan, berdasar cara
hidupnya. Floating (mengapung): Eichornia crassipes, Pistia stratiotes, Salvinea.
Submergent (muncul): C. iria, Scirpus sp., Fymbristillis sp., Eleocharis sp.,
Limnocharis flava, Marsilea crenata. Emergent (tenggelam): Hydrilla verticilata,
Ceratophyllum sp.
c) Marginal (peralihan)
Hidupnya di tempat yang kadang kering & tergenang, daya adaptasi tinggi.
Alternantera sp, Cyperus iria, Polygonum barbatum.
d) Aerial Weed (gulma menempel)
Hidupnya tidak di tanah & air, menempel pada tumbuhan lain, berperan sebagai
parasite. Loranthus sp., Cuscuta sp.
3) Life Span (siklus hidup): Annual (semusim), Biannual (2 musim), Perennial
(tahunan).
a) Annual (semusim)
Gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu musim (periode tumbuh),
berkembangbiak hanya dengan organ generatif saja. Tumbuh dari biji dan mati
setelah menghasilkan biji, biasanya kemampuan menghasilkan biji sangat tinggi,
pengendalian relatif mudah. Eleusine indica, Eragrostis sp., Echinochloa sp., C.
iria, C. digitatus, Ageratum conyzoides, Physalis sp. Limnocharis flava,
Monochoria vaginalis dll.
b) Biannual (2 musim)
Gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam dua musim (periode tumbuh),
berkembangbiak hanya dengan organ generative. Tumbuh dari biji dan akan
“mati“ setelah mencapai pertumbuhan vegetatif maksimum (musim 1),
mengalami dormansi jika keadaan tidak optimal. Jika lingkungan
menguntungkan, akan tumbuh membentuk organ generatif (bunga dan biji),
setelah menghasilkan biji akan mati. Amorphophallus oncophilus, Taraxacum
officinale.
c) Perennial (tahunan)
Gulma yang siklus hidupnya panjang, terjadi pergantian antara periode vegetatif
dan generative. Sebagian besar berkembangbiak dengan organ generatif dan
vegetatif, atau generatif saja tetapi berkayu. Tumbuh dari biji atau organ vegetatif
dan hidup dalam periode waktu yang panjang, umumnya tumbuh
berkelompok/koloni. Cara pengendalian lebih sulit. I.cylindrica, C. dactylon, C.
rotundus, C. kyllingia, Sida rhombifolia, Portulaca oleraceae, Mimosa pudica, E.
crassipes, Salvinea molesta, Marsilea crenata,.
3. Perkembangbiakan dan Penyebaran Gulma
1) Perkembangbiakan Gulma terdiri dari generative (biji dan spora), dan vegetative
(stolon, rimpang, runner, umbi akar, umbi batang, umbi lapis, fragmentasi)
KESIMPULAN:

A. KESIMPULAN
1. Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Sumber Air yaitu, presipitasi/air hujan, air atmosfir, air tanah dan irigasi. Sistem
pemberian air terdiri dari genangan, terputus-putus, giliran dan perlakuan (tetes,
curah/ sprinkle). Kebutuhan air tanaman merupakan suatu fungsi antara hubungan
tanaman dengan lingkungannya (iklim mikro dan tanah). Pemakain konsumtif
(consumtive use) merupakan kehilangan air melalui penguapan dari tanah dan
transpirasi (evapotranspirasi, ET).
2. Pupuk adalah bahan/material yg mengandung satu atau lebih unsur hara yang
diperlukan tanaman. Pemupukan adalah aktivitas pemberian satu atau lebih pupuk ke
tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Dasar- Dasar
Pemupukan: 1) Tanaman yang akan dipupuk: jenis, sifat akar, umur tanaman,
penggunaan unsur hara; 2) Jenis Tanah: kandungan unsur hara tanah, kemasaman
tanah, fiksasi unsur; 3) Jenis pupuk: kandungan unsur hara pupuk, reaksi fisiologis,
kelarutan, dll; 4) Jumlah pupuk: kebutuhan ta, kandungan hara tanah, kandungan hara
pupuk; 5) Waktu pemupukan: pupuk yg bekerja cepat – diberi setelah tanam, sedikit
demi sedikit. Pupuk yg bekerja lambat – diberi sebelum tanam sekaligus (untuk umur
pendek) atau setiap mau berbunga (umur panjang); 6) Cara penempatan pupuk
disesuaikan kondisi lapangan: Ditebar, di samping tanaman, dalam larikan, pupuk
diberikan bersama bibit atau biji, disemprot lewat daun, lewat air irigasi.
3. Pertanian (produksi tanaman) adalah sebuah sistem. Di dalamnya terdapat banyak
komponen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Input pertanian diproses
menjadi produk pertanian (output). OPT dapat mengganggu tanaman sejak dari bahan
tanam sampai panen (hasil). Bentuk OPT dapat berupa hama, patogen & gulma.
Gangguan pada tanaman dapat berupa fisik, fisiologis, mutu hasil dsb. Perbedaan
OPT dapat dilihat dari bentuk organisme, spesifikasi jenis, cara mengganggu,
kerusakan organ, tipe kerusakan dan waktu mengganggu.
4. Tujuan klasifikasi untuk mengetahui karakter/sifat, mengetahui kelemahan,
memudahkan pengelolaan. Klasifikasi hama merupakan hama-tanaman-kesurakkan
kompleks-silit ditentukan penyebabnya-identifikasi-klasifikasi. Klasifikasi hama
merupakan pengaturan individu dalam kelompok dan penyusunan kelompok dalam
suatu sistem. Dasar klasifikasi hama yaitu: hubungan hama dengan tanaman inang,
cara merusak tanaman, dan arti ekonomi.
5. Pemeliharaan: merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman.
Menurut sifat pemeliharaan tanaman yaitu pemeliharaan umum (penyiangan,
pemupukan, pengendalian opt, irigasi dan drainase) dan khusus (pemangkasan,
pembumbuan, dan pemberian seresah atau mulching).

Anda mungkin juga menyukai