Anda di halaman 1dari 24

Handling of Solid (1) Alat

Penyimpan Zat Padat


(Storage)

OLEH:
MUTIARA PUTRI UTAMI SUSANTO , S . T . , M . E N G

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI
BANDUNG
Fungsi

 Pada awal proses : menyimpan bahan baku 


contoh: bahan batu kapur (bahan baku pada pabrik
semen)
 Pada tengah-tengah proses : menyimpan bahan
setengah jadi
 Pada akhir proses : menyimpan bahan jadi/produk
 contoh: produk bijih plastik (LDPE, HDPE, PP,
PE), produk pupuk (ZA, urea)
Faktor yang mempengaruhi
karakteristik bahan yang disimpan

 1. Cuaca  dipengaruhi oleh curah hujan, panas, kecepatan


angin
 Bahan yang tahan terhadap cuaca: batu kapur, pasir, bahan
galian alam
 Bahan yang tidak tahan terhadap cuaca: semen klinker, gula,
bahan higroskopis

 2. Ukuran Bahan, dibedakan menjadi 4 yaitu:


 Sangat halus: butiran yang lolos ayakan 100 mesh
 Halus: butiran lolos ayakan 1/8 in, tapi tertahan ayakan 100
mesh
 Butir/ granular: butiran yang berukuran 3,18 mm-12,7 mm
 Gumpalan / lumpy: bahan yang berukuran lebih dari 12,7 mm
 3. Flowability, kemampuan bahan padat untuk meluncur /
menggelincir dengan sendirinya, dibagi menjadi:
 Sangat free flowing: bahan yang memiliki sudut gelincir < 30O
 Free flowing: bahan yang memiliki sudut gelincir 30-40o
 Sluggish material: bahan yang memiliki sudut gelincir > 40o
 Untuk bahan dry and loose material  kelompok free flowing

 4. Abrasiveness, tingkat kekasaran bahan dibagi menjadi:


 Non abrasive: permukaan yang sangat halus
 Abrasive: permukaan kasar
 Sangat abrasive: permukaan kasar, runcing, dan tajam 
pecahan batu
Jumlah bahan disimpan tergantung dari:

 Alat-alat pabrik secara keseluruhan


 Metode operasi : batch, semi-batch, continuous
 Frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk
proses dari masing-masing unit secara individu yang
ada di pabrik
 Mudah sukarnya bahan tersebut didapat, jalur
distribusi bahan dan produk
Metode penyimpanan ada 2 yaitu:

1. Sistem Outdoor
2. Sistem Indoor

 Pemilihan metode penyimpanan bahan padat


dipengaruhi:
1. Sifat bahan yang disimpan
2. Jumlah bahan
3. Cara handling bahan
4. Cara pengangkutan bahan dari letak
penyimpanan (delivering system)
1. Sistem Outdoor

 Bahan yang disimpan adalah bahan yang tidak


dipengaruhi oleh udara, hujan, panas dll
 Contoh : batu, kayu, dsb

 Terdapat berbagai metode antara lain:


1.Penyimpanan dibawah travelling bridge
2.Penimbunan dikanan kiri jalan
3.Overhead sistem
4.Drag scrapper sistem
Penimbunan di bawah travelling bridge

 Penyimpanan/ pemindahan bahan ke alat yang lain


menggunakan crane yang dilengkapi dengan bucket.
Alat yang digunakan untuk memindahkan bahan ke
tempat lain berupa: lori, conveyor, langsung dengan
crane
Penimbunan dikanan kiri jalan

 Alat yang digunakan: lokomotif crane yang


dilengkapi dengan bucket (sebagai alat transport /
pengangkut bahan ke alat transport lain berupa: truk
lori)
Penimbunan dikanan kiri jalan
dengan sistem conveyor
Overhead System :
 Sistem ini digunakan untuk penyimpanan transportasi jarak
jauh. Hal ini dilakukan dengan monorail car, cable way car
dan sebagainya, yang dilengkapi dengan bucket.
 Penggunaan model dengan sistem ini biasanya pabrik besi
yang mengolah bahan dari pasir besi.
 Contoh: PT. Krakatau steel, pembangkit listrik Suryalaya
Drag Scrapper System

 Sistem ini terdiri dari scrapper bucket yang


dikaitkan dengan cable yang bergerak pada suatu
pulley
 Alat yang digunakan untuk mengangkut bahan ke
unit berupa: lori, conveyor, bucket elevator

Pada gambar, bucket dicopot,


namun dalam penggunaan kabel
inilah yang menahan berat dari
tempat penyimpanan
2. Sistem Indoor
Ada 2 jenis sistem indoor:
1. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan:
 Bahan baku disimpan didalam ruangan storage, tanpa wadah.
 Menyimpan bahan yang harus dipertahankan tetap kering
 Bahan yang perlu perlindungan pada musim tertentu, misal
bahan keramik, chip paper, waste paper, serbuk gergaji pada
pabrik kayu lapis, mineral, hasil pertanian

 Alat yang digunakan untuk sistem ini, yaitu:


 Monorail crane baik untuk storing maupun delivering
 Conveyor system, misal belt conveyor bersama dengan bucket
elevator
 Conveyor system (belt) yang dilengkapi dengan sistem
tripper
Sistem Indoor dengan Monorail Crane
Timbunan bahan
baku dengan alat
pengambil Bucket
Elevator

Timbunan dengankonveyor
pembawa
Conveyor system (belt)
yang dilengkapi sistem tripper
Penyimpanan indoor
dalam bentuk Bin dan Silo
 Model penyimpanan seperti ini
adalah melindungi bahan dari
kerusakan oleh lingkungan sekitar.
 Silo dan bin yang digunakan ada yang
dilengkapi dengan heat exchanger
untuk mengatur pengaruh suhu serta
kelembapan didalam silo dan bin ini,
tapi ada juga yang tanpa alat
pengatur suhu dan kelembapan.

 Didalam pengisian bahan baku


dengan model silo/bin biasanya
mempunyai batas maksimal
pengisian sebesar 80 % dari tinggi
maksimal.
BIN

 Alat : bejana berbentuk silinder atau segi empat terbuat dari


beton atau baja yang biasanya tidak terlalu tinggi dan agak besar.
 Banyak dipakai dan sangat menguntungkan bila feeding
berlangsung secara gravity
 Bahan yang disimpan bersifat free flowing
 Pengumpanan bahan : melalui bagian atas bin yang terbuka
menggunakan monorail crane yang dilengkapi dengan tripper
(alat pengumpan dapat berupa bucket elevator)

 Prinsip Kerja : Pengeluaran berlangsung secara gravity untuk


bahan yang bersifat free flowing, sedangkan untuk bahan yang
cenderung menyumbat dipakai mechanical agitator
SILO

 Alat ini prinsipnya sama dengan BIN hanya


ukurannya lebih besar (± 40 m), biasanya diletakkan
di dekat alat pengepakan (tahap akhir)
 Cocok untuk menyimpan bahan seperti lime, semen,
biji plastik
 Pengumpanan bahan melalui bagian atas dan
karena ketinggiannya digunkaan pengumpan berupa
elevator, bucket atau sistem pneumatics.
 Cara handling: dengan sistem conveyor (belt
conveyor  bahan free flowing, apron conveyor 
bahan agak kasar)
Alat Pengatur Tambahan

 Jika bahan mudah menggumpal maka dalam silo dan bin


dilengkapi dengan pengaduk / agitator  bertujuan untuk
menekan bahan agar mudah turun kebawah.
 Alat pengatur kelembapan  bertujuan agar bahan tidak
menggumpal karena pengaruh kelembapan.
 Alat pengatur suhu  bertujuan agar bahan tidak rusak
karena adanya perubahan suhu, biasanya menggunakan
mantel heat exchanger, kontrol suhu didalam silo/bin
menggunaka auto digital thermometer dilengkapi thermostat
agar suhu didalam tidak berlebihan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan bahan.
 Vibrator  berfungsi untuk menggetarkan bahan agar
mudah keluar dari silo/bin karena gaya adhesive bahan baku
dengan logam dari dinding silo/bin, gaya ini mempengaruhi
bahan baku untuk keluar
Silo atau Bin
dilengkapi
dengan alat
pengatur
kelembapan,
suhu,
vibrator, dan
pengaduk.
Kesimpulan
 Alat penyimpan bahan padat berfungsi untuk menyimpan pada 3
macam proses: awal, tengah, dan akhir proses
 Faktor yang mempengaruhi karakteristik bahan yang disimpan:
1.Cuaca
2.Ukuran bahan
3.Flowability
4.Abrasiveness
 Pemilihan metode penyimpanan bahan padat dipengaruhi:
1. Sifat bahan yang disimpan
2. Jumlah bahan
3. Cara handling bahan
4. Cara pengangkutan bahan dari letak penyimpanan
(delivering system)
 Metode penyimpanan ada 2:
 1. Sistem Outdoor (penyimpanan dibawah travelling
bridge, penimbunan dikanan kiri jalan, overhead system,
drag scrapper system)
 2. Sistem Indoor (penyimpanan indoor dalam bentuk
timbunan dan penyimpanan indoor dalam bentuk
bunker/bin dan silo)

 Setiap alat penyimpanan (storage) tidak bisa dilepaskan


dengan alat pengangkutan (transportation) dan alat
pengumpan (feeder).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai