Anda di halaman 1dari 10

UNIT OPERASI MEKANIK

PENYIMPANAN ZAT PADAT

Oleh :

Nama : 1. Dina Lestari ( 061930400580 )


2. Kirana Dhawi Assyura Lubis
( 061930400584)
3. Werlin Dyah Poetrie ( 061930400592 )
Kelas : 2 KB

Dosen Pembimbing : Ir. Irawan Rusnadi M.T.

PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2019/2020

0
BAB I

PENDAHULUAN

Bahan-bahan yang terlibat dalam proses produksi di industri kimia dapat


dibedakan berdasarkan wujudnya dan arus bahan dalam proses kimia. Anatomi
proses produksi di industri kimia diawali dari unit penyiapan bahan baku, unit
sintesis, serta unit purifikasi.

Tujuan dari penyimpanan bahan (padat, cair, gas) baik sebagai bahan baku, bahan
intermediet, maupun produk adalah untuk menjaga kelangsungan proses produksi.

Penyimpanan bahan biasanya terdapat pada 3 tempat yaitu:

1. Pada permulaan atau awal proses, untuk menyimpan bahan baku


2. Ditengah-tengah proses, untuk meyimpan bahan setengah jadi
3. Pada akhir proses, umtuk menyimpan bahan jadi (produk)

Pada makalah ini akan membahas penyimpanan zat padat.

1
BAB II

PENYIMPANAN ZAT PADAT

A. Penyimpanan zat padat dan klasifikasi penyimpanan zat padat

Penyimpanan bahan (padat, cair, gas) bertujuan untuk menjaga kelangsungan


proses produksi agar pabrik tetap dapat mengeluarkan atau memproduksi ke
konsumen dalam batas waktu tertentu walaupun terjadi hambatan supply bahan
baku maupun kerusakan alat-alat pabrik. penyimpanan bahan biasanya terdapat
pada 3 tempat yaitu:

1. Pada permulaan atau awal proses, untuk menyimpan bahan baku


2. Ditengah-tengah proses, untuk meyimpan bahan setengah jadi
3. Pada akhir proses, umtuk menyimpan bahan jadi (produk)

Jumlah bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dalam kapasitas/ tonage tiap
hari dari pabrik. Jumlah ini bergantung pada :

 Alat-alat pabrik secara keseluruhan


 Metode operasi
 Frekuensi produksi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (durasi)
dari masing-masing unit secara individu yang ada di plant.
 Mudah / sukarnya bahan tersebut didapatkan dan juga didistribusi bahan
produknya ( termasuk transportasi dari bahan tersebut )

Bahan yang akan disinpan harus diketahui pasti karakteristik dari bahan tersebut.
Karakteristik bahan padat meliputi:

1. Sifat fisis bahan seperti ketahan terhadap pengaruh cuaca, ukuran bahan,
angle of repose, flow ability dan lain-lain
2. Sifat kimia bahan seperti korosifitas, hazardous properties (fire ability,
explosivity, toxicivity) dan lain-lain.

2
Karakteristik dari suatu bahan akan mempengaruhi dalam pemilihan sistem
penyimpanan dan pengangkutan bahan padat dalam industri.

Karakteristik bahan padat yang memperngaruhi yaitu:

1. Ketahanan terhadap cuaca,


bahan padat dikatakan tahan cuaca jika bahan tersebut berhubungan
dengan cuaca, bahan tersebut masih dapat dipakai di industri
2. Ukuran bahan
dalam industri yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran bahan padat
dibedakan menjadi empat jenis ukuran:
 Ukuran sangat halus, ukuran butir lolos saringan 100 mesh (<149
mikron)
 Ukuran halus, ukuran butiran lolos saringan 1/8 in dan tertahan di
100 mesh
 Ukuran butir atau granular, dengan ukuran lebih besar dari 3,18
mm dan sampai dengan 12,7 mm.
3. Flow ability
Flow ability adalah kemampuan bahan untuk meluncur dengan sendirinya.
Flow ability dalam suatu bahan sangat terkait dengan ukuran dari bahan
tersebut dan dapat dibedakan menjadi,
 Sangat free flowing, yaitu bahan padatan yang memiliki sudut
luncuran bahan <30o
 Free flowing, yaitu bahan padatan yang memiliki sudut gelincir
antara 30o -40o
 Sluggish material, yaitu bahan padat yang lambat untuk
menggelincir, angle of repose > 45o
Bahan padat yang tergolong dry and loose material pada umumnya bersifat
free flowing
4. Abrasiveness
Dapat didefinisikan sebagai tingkat kekasaran bahan/abrasifitas.
Abrasiveness berpengaruh pada pemilihan alat transpor yang dipakai.
5. Korosifitas

3
6. Hazardous properties
Penyimpanan bahan ini untuk bahan yang tahan terhadap cuaca. Pilihan
penyimpanan ini tergantung dari
 Sifat bahan yang disimpan
 Jumlah bahan yang disimpan
 Cara handling bahan
 Cara pengangkutan bahan dari tempat penyimpanan ke unit produksi

Adapun klasifikasi penyimpanan bahan padat yaitu:

1. Sistem indoor
Ada 4 metode penyimpanan bahan dengan sistem ini yaitu:
 Penimbunan dibawah travelling brige
 Penimbunan di kiri kanan jalan
 Overhead sistem
 Drag scrapper sistem
2. Sistem outdoor
Penyimpanan bahan dengan sistem ini dapt dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan
 Penyimpanan indoor dalam bentuk bin dan silo

B. Penyimpanan Di luar (Sistem Out Door)

Bahan baku yang disimpan dengan sistem outdoor umumnya adalah


bahan tidak rusak oleh pengaruh cuaca, seperti hujan, panas, dan banjir (air
bah). Selain itu adalah bahan tidak mengeluarkan gas ketika ditimbun di alam
terbuka atau teruai yang menimbulkan gas beracun misalnya karena
terdekomposisi. Contoh bahan yang dapat disimpan dengan sistem outdoor,
yaitu batu bara, belerang, pasir besi, pasir alumina dan sejenisnya.
Selain dengan penimbunan di alam terbuka, sistem penyimpanan outdoor
juga dapat dilakukan dengan menempatkan bahan baku dalam kontainer dengan
kapasitas tertentu dan penyimpanannya  terletak di sistem terbuka. Kapasitas
penyimpanan dalam kontainer meliputi penyimpanan skala kecil, misalnya 20 kg
sampai dengan skala besar yang disimpan dalam kontainer raksasa yang bisa
menyimpan bisa mencapai 5 – 10 ton.

4
Ada 4 macam metode penyimpanan bahan dengan sistem outdoor, yaitu:

1) Penimbunan di bawah Travelling Bridge


Penyimpanan bahan dengan penimbunan dibawah traveling bride
dilakukan pada area lapangan. Penimbunan bahan baku tersebut dengan
menggunakan alat  “crane” yang dilengkapi dengan bucket diangkut
dengan menggunakan lori – lori, conveyor sistem, bucket berjalan.

2) Penimbunan pada Sisi dan Kanan Jalan


Penyimpanan bahan dengan penimbunan pada sisi kiri atau kanan dilakukan pada
area jalan penambangan. Penimbunan tersebut dilakukan dengan menggunakan
“lokomotif crane” yang dilengkapi dengan bucket untuk memindahkan bahan
tersebut ke alat transport lain (truk, lori, hopper)

Proses penyimpanan bahan baku dengan cara penimbunan biasanya oleh


perusahaan penambangan seperti penambangan pasir, batuan split, batu bara dan
lain sebagainya. Adapun lahan yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan
seperti ini membutuhkan tempat yang besar dan luas serta alat-alat berat yang
lengkap.

3) Penyimpanan dengan Sistem Overhead


Sistem overhead adalah cara penyimpanan bahan baku dengan menggunakan
railway, cabelway, konveyor panjang, dan lainya. Sistem ini dipakai untuk jarak
jauh. Ini dilakukan dengan “monorail car” , “cable way car” , dsb yang dilengkapi
dengan bucket. Di Indonesia penggunaan sistem overhead seperti ini dengan
menggunakan railway panjang dengan bucket dijumpai di PT. krakatau steel yang
mengolah bahan dari pasir besi dan di PLTU Suryalaya yang menggunakan batu
bara sebagai bahan bakar.

4) Penyimpanan Drag Scrapper


Penyimpanan dengan drag scrapper ini memakai alat berat yang terdiri “scrapper
bucket” yang dikaitkan pada kabel yang bergerak pada suatu pulley. Adapun alat
yang dipakai untuk mengangkut bahan ke unit lain, yaitu lori, konvetor, bucket
elevator.

5
C. Penyimpanan Indoor

Penyimpanan dengan sistem ini dapat dilakukan dengan 2 cara:


(1) Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan
(2) Penyimpanan indoor dalam bentuk bunker/bin dan silo

1.Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan


Penyimpanan dalam bentuk timbunan ini dipergunakan sebagai berikut :
 untuk menyimpan bahan yang harus dipertahankan tetap kering
 untuk bahan yang memerlukan perlindungan terhadap atmosfer pada
musim tertentu, misal bahan keramik, mineral, hasil pertanian dll

Alat yang digunakan untuk sistem ini, yaitu:


 monorail crane baik untuk storing maupun delivering
 conveyor system, misal belt conveyor bersama dengan bucket elevator
 conveyor system (belt) yang dilengkapi dengan tripper

2.Penyimpanan indoor dalam bentuk bunker/bin dan silo


Untuk zat padat yang berbahaya, terlalu mahal atau berharga dan mudah larut
dalam air atau rusak bila ditumpukkan di udara terbuka, maka dilakukan
penyimpanan di dalam tempat tertutup seperti Bin, Silo atau Hopper

Alat ini berupa bejana berbentuk silinder atau segiempat terbuat dari beton atau
baja, silo biasanya tinggi, berdiameter relatif kecil. Bin tidak terlalu tinggi dan
biasanya agak besar.

  BIN/ BUNKER
Alat ini banyak diapakai terutama dalam penyimpanan di bagian akhir
proses. Letak penyimpanan bin ini dapat didalam dan diluar gedung.
Pengumpanan melalui bagian atas bin yang terbuka dengan monorail crane yang
dilengkapi dengan tripper. Sedangkan alat pengumpan dapat berupa belt conveyor
atau pneumatic system.

Pengeluaran bahan yang free flowing adalah secara gravity, sedangkan untuk
bahan yang cenderung menyumbat dipakai alat mechanical/air agitator.

Pengeluaran zat padat dari bin dapat melalui setiap bukaan yang terdapat di dekat
dasar bin, dimana tekanan pada dasar sisi keluar lebih kecil dari tekanan vertical
pada ketinggian yang samasehingga bukaan tidak dapat tersumbat. pada bin kecil,
untuk pengeluaran didasar inti tidak dapat dibuka secara keseluruhan dan biasanya

6
di gunakan
dasar berbentuk
kerucut
(cone) atau
piramid
dengan
bukaan
bundar
yang cukup kecil
pada ujungnya
dan ditutup dengan suatu katup atau pengumpan putar, bila lubang
pengeluaran dibuka, maka bahan yang berada langsung di atas bukaan itu
mengalir.

  SILO:
Silo biasanya terdiri dari sejumlah sel dengan bentuk bulat. Bujur sangkar, persegi
enam atau persegi delapan yang satu sama lain ditempatkan menurut suatu system
tertentu. Ukuran tinggi bisanya lima sampai sepuluh kali ukuran garis tengah.

Alat ini pada prinsinya sama dengan bin, hanya ukurannya lebih besar. Silo
digunakan untuk menyimpan bahan sejenis lime, semen atau sebagainya.
Biasannya diletakkan di dekat alat pengepakan. Bila dibandingkan dengan bin,

7
maka silo mempunyai tinggi yang lebih besar yaitu sampai dengan 40 meter.
Pengumpanan dapat berupa elevator, bucket atau sistem pneumatik.

Untuk sel tunggal yang paling baik adalah bentuk bulat, karena tiap titik dari
dinding dapat menerima tekanan kesamping yang sama besar. dibuat dari beton
bertulang, sedangkan silo kecil sering dibuat dari baja.

Silo selalu diisi dari atas dan pengeluarannya melalui sebuah lubang pada sisi
sebelah bawah. Karena sering terjadi tekanan yang sangat tinggi pada bagian
bawah silo, maka silo lebih sesuai dengan bahan-bahan yang tidak
memperlihatkan kecenderungan bergumpal menjadi satu

8
DAFTAR PUSTAKA
http://caesarvery.blogspot.com/2012/11/istilah-mirip-tapi-tidak-sama-artinya.html

http://issuu.com/hmtk-ttftiuii/docs/penyimpanan_bahan

http://www.aid-inc.com/product_94/silo_aeration_disc.html

http://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers/fairly-common-
shape-dry-solids-storage-bin-cylindrical-silo-conical-collecting-section-bas-
q1464876

http://www.scribd.com/doc/60760880/ALAT-PENYIMPAN-PADATAN

http://www.scribd.com/doc/83652190/Storage

https://fdokumen.com/document/penyimpanan-dan-alat-transportasi-zat-
padat.html

Anda mungkin juga menyukai