Anda di halaman 1dari 20

1.

Pelayanan swamedikasi
WHAT WHEN HOW ACTION MEDICATION !!!!!!
- asma : penggunaan inhaler, diskus,

1. Duduk tegak atau berdiri dengan dagu terangkat.


2. Buka tutup inhaler dan kocok inhaler dengan teratur.
3. Jika baru pertama kali menggunakan inhaler selama seminggu atau lebih, maka untuk
penggunaan pertama sebelum digunakan, semprotkan inhaler ke udara untuk
mengecek apakah inhaler berfungsi dengan baik.
4. Tarik nafas dalam-dalam dan buang perlahan. Lalu letakkan bagian mulut inhaler
pada mulut (diantara gigi atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan merapatkan
bibir (jangan digigit).
5. Mulai dengan bernapas perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, sambil bernapas
secara berbarengan tekan bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. Satu kali
tekan merupakan satu kali semprotan obat.
6. Lanjutkan untuk bernapas dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paru-paru.
7. Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang
terasa) lalu buang napas perlahan.
8. Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik, dan kocok kembali
inhaler, ulangi langkah 4 sampai 7.
9. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering.
10. Setelah selesai, berkumur-kumur, dan catat dosis yang sudah terpakai.

Contoh obat yang digunakan untuk terapi jangka panjang adalah inhalasi
kombinasi budesonide dan formoterol (contoh: Symbicort) dan kombinasi
salmeterol dan flutikason (contoh : Seretide). untuk pencegahan asma adalah
ketotifen (suatu anti alergi), teofilin lepas lambat, dan sodium
kromoglikat/nedokromil. Nam

mata : penggunaan salep mata obat tetes mata Cara Menggunakan Salep Mata

1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.

2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya.

3. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata menggunakan jari telunjuk
sehingga kelopak mata membentuk kantong.
4. Pegang tube salep dengan menggunakan tangan yang lainnya sedekat mungkin dengan
kelopak mata tanpa menyentuhnya. Oleskan salep ke dalam kantong mata tersebut sepanjang
kira-kira 1 cm.

5. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup selama 1-2 menit. Bersihkan salep mata
berlebih pada wajah dengan tisu.

6. Untuk menghindari kontaminasi, segera pasang kembali tutup tube. Cucilah tangan anda
dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
Cara Menggunakan Obat Tetes Telinga

1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.

2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.

3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
hati-hati, kemudian dikeringkan.
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.

5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.

A. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan saluran
telinganya.

B. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan
saluran telinganya.

6. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril
untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
7. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.

8. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel.

- thtkl :

diare : Swamedikasi Diare

Dalam presentasinya beliau mengatakan kunci utama terapi diare adalah rehidrasi pasien
setelahnya baru mengatasi gangguan penyerta seperti demam dan badan lemas. Obat-obatan
yang bisa digunakan sebagai swamedikasi diare yaitu Attapulgit, ekstrak Psidii Folium yang
terdapat pada produk fitofarmaka indonesia “Nodiar” ada juga produk Obat Herbal
Terstandar “Diapet” dengan kandungan Ekstrak Psidii Folium, Ekstrak Curcumae,
Domesticate Rhizome, dll. Masih ingat istilah Fitofarmaka dan Obat HerbalTerstandar
kan.. Suplemen Zinc juga direkomendasikan oleh WHO untuk mengatasi diare pada anak.
Pemberian obat-obatan yang lebih lengkap lagi diperlukan, jika diare lebih dari 10 kali/hari
disertai demam. Obat-obatan tersebut adalah :

1. Antimotilitas (mengurangi gerak peristaltik usus) : Enkefalis, Loperamid,


Difenoksilat, Difenoksin
2. Absorben (mengabsorpsi nutrisi, racun, bakteri dan cairan pada saluran pencernaan) :
pektin, kaolin, Polikarbofil, Attapulgit
3. Antisekresi : Bismuth subsalisilate, Ocreotide
4. Antibiotik : Metronidazole

Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi swamedikasi karena masih banyak
kasus ditemukan bahwa masyarakat keliru memahami swamedikasi. Contoh kecil adalah
pasien datang ke apotek dan meminta Antibiotik Amoxicillin, saat ditanyakan oleh Apoteker
penyakitnya apa si pasien menjawab sakit gigi. Dari informasi ini Apoteker menggali lebih
dalam lagi mengapa si pasien meminta Amoxicillin. Ternyata informasi tersebut didapatkan
dari teman dan tetangga yang tidak memiliki keilmuan Apoteker/dokter dan hanya
berdasarkan perasaan saja setelah minum obat tersebut sakit giginya sembuh. Kasus seperti
ini yang sangat memprihatinkan dan membuat kecepatan resistensi bakteri semakin cepat.
Memang dampaknya tidak langsung tetapi kecepatan penemuan Antibiotik baru dengan
kecepatan resistensi bakteri tidak sebanding, Alias lebih cepat bakteri mengalami resistensi.

Jika gejala penyakit dirasakan berat oleh pasien sebaiknya konsultasikan dahulu dengan
Apoteker dan/atau dokter agar terhindar dari kesalahan swamedikasi seperti kasus diatas. Hal
ini menjadikan peran Apoteker sangatlah penting dalam proses Konsultasi Apoteker terkait
obat untuk masyarakat dan para pekerja kesehatan yang memerlukan informasi obat.
-
- kulit

2. Obat untuk pasien dengan kondisi fisiologis & patologis khusus

- ISPA : infeksi saluran pernafasan akut = akut : rhinitis, otitis, bronchitis,


pnomenia
Terapi non farmakologi:
Minum banyak air
Hindari iritan atau alergi
Tingkatkan imunitas tubuh dengan makanan seimbang, olahraga, dan istirahat
cukup
Hindari tempat yang pengap dan ventilasi yang buruk
Terapi Farmakologi:
o Antibiotik: Aminoglikosida, sefalosporin, makrolid, penisilin, quinolon,
tetrasiklin
o Sulfonamide: sulfamethoxazole
o antivirus: zanamivir, oseltamivir
o Preparat mulut/tenggorokan: lozenges (obat hisap), obat kumur
o Suplemen: onion, inhalasi uap
- ISK : infeksi saluran kemih:
Terapi non farmakologi:
 Banyak minum air putih
 Mengonsumsi vit C untuk mengurangi jumlah bakteri di dalam urin
 Menghindari minuman beralkohol, minuman ringan, makanan yang berempah,
dan kopi karena dapat mengiritasi kandungan kemih
 Jangan menunda pipis karena dapat beresiko terinfeksi bakteri
Untuk wanita: basuh bagian kemaluan dari arah depan ke belakang agar
bakteri tidak berimigrasi dari anus ke vagina
 Ganti pembalut
 hindari pemakaian celana ketat
Informasi ke pasien: obat apa aja yang diresepkan dan bagaimana
menggunakannya dengan benar, seperti nama obat, dosis, frekuensi
penggunaan, cara penggunaan dll.
Antibiotik:
Aminoglikosida: amikasin, gentamisin, kanamisin
Sefalosporin generasi 1: cefadroxil, generasi 2: cefuroxime, generasi 3:
cefixime, ceftriaxone, Generasi 4: cefepime
Makrolid: eritromisin
Penisilin: Co-amoxiclav
ES: tetrasiklin dapat menyebabkan pewarnaan pada gigi dan penonjolan ubun-
ubun pada bayi. (kemungkinan ini diberitahukan ke pasien)

- RA

- RA ; imun, metotreksat, nsid,kortikosteroid (topical atau oral)

Gejala: nyeri sendi dan bengkak, kekakuan, terutama di pagi hari/setelah duduk untuk waktu
lama, kelelahan.

Setelah sistem kekebalan tubuh dipicu, sel-sel kekebalan bermigrasi dari darah ke dalam
sendi dan sendi-lapisan jaringan, disebut sinovium. Di tempat tersebut, sel-sel kekebalan
tubuh menghasilkan zat inflamasi yang menyebabkan iritasi, mengikis tulang rawan (bahan
bantalan pada bagian akhir tulang), serta pembengkakan dan peradangan pada lapisan sendi.
Seiring tulang rawan terkikis, ruang antara tulang-tulang menyempit. Jika kondisi tersebut
memburuk, maka tulang bisa bergesekan satu dengan yang lain.
Radang lapisan sendi menimbulkan cairan berlebih terhadap sendi. Seiring lapisan
mengembang, maka hal ini mungkin mengikis tulang yang berdekatan, sehingga
mengakibatkan kerusakan pengikat antara tulang.

Semua hal diatas menyebabkan sendi menjadi sangat sakit, bengkak, dan terasa hangat saat
disentuh.

Diagnosis rheumatoid arthritis didasarkan pada kombinasi bernacam faktor, termasuk


diantaranya:

Lokasi dan kesimetrian nyeri sendi yang spesifik, terutama sendi tangan, Adanya kekakuan
sendi di pagi hari, Adanya benjolan dan nodul di bawah kulit (nodul rheumatoid), Hasil tes x-
ray yang menunjukkan adanya rheumatoid arthritis, Hasil faktor rheumatoid positif dari tes
darah yang dilakukan serta tes darah lainnya.

Obat-obat:

- Obat anti-inflamasi penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen, atau


naproxen
- Penghilang rasa sakit topikal (dioleskan langsung ke kulit)
- Kortikosteroid, seperti prednison
- Obat penghilang rasa sakit golongan narkotika
- DMARDs, yang bekerja dengan menghalangi atau menekan serangan sistem
kekebalan tubuh pada sendi. Plaquenil (awalnya digunakan untuk mengobati
malaria), Obat penekanan kekebalan tubuh, seperti methotrexate, Imuran, dan
Cytoxan; Pengobatan Biologis , seperti Enbrel, Humira, Remicade, Orencia,
Rituxan, dan Xeljanz; Obat-obat lain, seperti Azulfidine dan Arava.

Keseimbangan antara istirahat dan olahraga sangat penting dalam mengobati rheumatoid
arthritis. Sewaktu flare-up, yaitu memburuknya radang sendi, tindakan yang terbaik adalah
untuk mengistirahatkan sendi yang meradang. Hal ini dapat dicapai dengan penggunaan
sementara tongkat atau joint splints, yaitu perangkat yang digunakan agar sendi tidak dapat
digerakkan.

- OA

- OA : glukosamin, kondroitin, nsid, kortikosteroid (topical atau oral)


Osteoartritis (OA) berarti radang sendi, walaupun lebih dikenali sebagai penyakit degeneratif
yang karena disebabkan oleh peradangan sendi dengan penipisan tulang rawan yang
berkaitan. Tulang rawan pada persendian kita memungkinkan pergerakan sendi yang mulus.
Ketika tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi, atau efek penuaan, pergerakan sendi
menjadi terganggu. Akibatnya, jaringan di dalam sendi mengalami iritasi serta menyebabkan
rasa nyeri dan pembengkakan.

Tujuan pengobatan OA:

- menghilangkan rasa sakit


- mempertahankan fungsi
- mencegah deformitas / kelainan bentuk
- mendidik pasien

OA tahap dini pada umumnya dapat diobati dengan:

- Istirahat dan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan dan berhenti
merokok
- Penggunaan alat bantu (misalnya tongkat jalan). Memakai sepatu yang sesuai juga
membantu untuk mengurangi gejala pada beberapa kasus OA
- Latihan dan fisioterapi untuk memperkuat otot dan meningkatkan fleksibilitas sendi
- Pengobatan

Obat yang paling umum diberikan pada resep adalah obat penghilang rasa sakit. Jenis obat
penghilang rasa sakit yang diresepkan tergantung pada keparahan rasa sakitnya. Untuk
penyakit tingkat awal yang rasa nyerinya masih ringan dan terjadi sesekali, obat penghilang
rasa sakit sederhana seperti paracetamol (Panadol®) bisa efektif, walaupun untuk rasa sakit
yang lebih parah mungkin membutuhkan penggunaan obat anti-peradangan (NSAIDs) untuk
menguranginya. Krim analgesik (penghilang rasa sakit) dan koyok dapat juga digunakan.

Beberapa suplemen yang umum digunakan antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.

- Gangguan hati : paracetamol, obt 2 tbc, alupurinol, metronidazol, bisoprorol,


fenitoin, propanolol, theopylin
- gangguan ginjal : antibitoik aminoglikosida, nsid, metformin, glibenklamid
- pediatric
- hamil dan menyusui
asma : terbutalin
diare : loperamid
pilek : ctm,
antibiotic : spektomisin, klindamisin, co-amosiklav
pusing : pct, caffeine
antipsikosis : clozapin, buspiron (antiaanxietas)
berdahak : asitelsistein
antijamur : klotrimazol
2. obat dengan formulasi khusus
- kardiovas
- hipertensi
- asma
- kontrasepsi
3. obat dgn indeks terapi sempit sbg inducer inhibitor
- gangguan syaraf
- psiaktri

Interaksi dalam proses metabolisme Interaksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan
dua kemungkinan, yaitu :

1)    Pemacuan enzim (enzyme induction)

Suatu obat (presipitan) dapat memacu metabolisme obat lain (obat obyek) sehingga
mempercepat eliminasi obat tersebut. Kenaikan kecepatan eliminasi (pembuangan atau
inaktivasi) akan diikuti dengan menurunnya kadar obat dalam darah dengan segala
konsekuensinya. Obat-obat yang dapat memacu enzim metabolisme obat disebut sebagai
enzyme inducer.

Dikenal beberapa obat yang mempunyai sifat pemacu enzim ini yakni:

 Rifampisin,
 Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital. berinteraksi dengan haloperidol
dan obat kontrasepsi oral
Dari berbagai reaksi metabolisme obat, maka reaksi oksidasi fase I yang dikatalisir oleh
enzim sitokrom P-450 dalam mikrosom hepar yang paling banyak dan paling mudah dipicu.

2)    Penghambatan enzim (enzyme inhibitor).

Metabolisme suatu obat juga dapat dihambat oleh obat lain. Obat-obat yang punya
kemampuan untuk menghambat enzim yang memetabolisir obat lain dikenal sebagai
penghambat enzim (enzyme inhibitor). Akibat dari penghambatan metabolisme obat ini
adalah meningkatnya kadar obat dalam darah dengan segala konsekuensinya, oleh karena
terhambatnya proses eliminasi obat. Obat-obat yang dikenal dapat menghambat aktifitas
enzim metabolisme obat adalah:

 kloramfenikol
 isoniazid
 simetidin
 propanolol
 eritromisin
 fenilbutason
 alopurinol, dll.

Tergantung dari jenis obat obyek yang mengalami interaksi, yakni terutama obat dengan
lingkup terapi yang sempit, maka interaksi metabolisme dapat membawa dampak merugikan.
Umumnya secara ringkas dapat dikatakan bahwa :

 Pemacuan enzim akan berakibat kegagalan terapi, karena kadar optimal tidak tercapai.
 Penghambatan enzim akan berakibat mengingkatnya kadar obat melampaui ambang
toksik.

I. Three Prime Question:

1. Bagaimana penjelasan dokter tentang obat anda?


2. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat anda?
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat anda?

II. Kegunaan
 Digoksin: untuk memperkuat kontraksi jantung dan atau mengurangi denyut jantung
yang cepat
 Spironolakton: untuk mengurangi sesak dan mengurangi perburukan jantung
 Furosemid: untuk diuretik, mengurangi udem
 Captorpril: untuk mengurangi beban jantung dan mengurangi perburukan jantung serta
memperlancar peredaran darah
 Ascardia: mencegah pembentukan bekuan darah

III. Hal Umum

 Tidak minum dengan susu, teh, tidak minum obat diluar resep dokter
 Tidak menghentikan penggunaan obat tanpa instruksi dokter
 Tidak lupa minum obat, jika lupa jangan di double
 Tidak membeli obat bebas bila tidak karena instruksi dokter

IV. Hal Khusus (Signa dan Waktu Makan Obat)

 Digoksin: dalam perut kosong, makanan berserat dapat mengurangi absorpsi obat
 Spironolakton dan Furosemid: sebaiknya diminum pagi hari saat perut kosong karena
apabila dengan makanan, efek dari Furosemid akan menurun sedangkan efek
spironolakton akan meningkat
 Captopril: dalam perut kosong, makanan dapat mengurangi absorpsi obat
 Ascardia: tidak boleh digerus atau dibelah

V. Interaksi Obat

Digoxin X Furosemid: 1 (D/MJ/PRO)

EF: Furosemid meningkatkan efek aritmia digoksin

Mch: Ekskresi K + MS memengaruhi otot jantung

Mng: + spironolakton (diuretik hemat kalium)

Digoxin X Spironolakton: 2 (R/MD/S)

EF: Serum digoksin naik

Mch: Clearance digoksin turun


Mng: Monitor tanda-tanda Digitalis

Captopril X Spironolakton: 1 (D/MJ/PR)

EF: Kalium naik terutama untuk pasien gangguan ginjal

Mch: tidak diketahui

Mng: monitoring fungsi ginjal, monitor kalium (tanda-tanda hiperkalemia)

Furosemid X Captopril: 3 (D/Mn/Susp)

EF: Efek Furosemid diturunkan

Mch: karena penghambatan produksi ACE II oleh Captopril

Mng: Monitor status cairan dan berat badan pasien secara hati-hati

Digoxin X Captoril: 4 (D/MD/POSS)

EF: Konsentrasi serum Digoksin diturunkan atau ditingkatkan

Mch: tidak diketahui, clearance renal digoksin diubah

Mng: Monitor kadar digoksin bila memungkinkan dan juga tanda-tanda keracunan. Adjust
dosis bila perlu.

VI. Efek Samping

 Digoxin: biasanya berhubungan dengan dosis yang berlebihan termasuk: anoreksia,


mual, muntah, diare, nyeri abdomen, gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capek,
mengantuk, bingung, halusinasi, depresi, aritmia, heart block, jarang terjadi rash.
 Spironolakton: edema, gangguan SSP seperti mengantuk, lethargi, sakit kepala,
kebingugan, demam, ataksia, makulopopular, erupsi eritematosus, urtikaria,
eosinofilia, ginekomastia, sakit payudara, hiperkalemia serius, hiponatremia,
dehidrasi, metabolik asidosis, impotensi, haid tidak teratur, amenorea, pendarahan
setelah post menopause, anoreksia, mual, muntah, kram perut, diare, pendarahan
lambung, ulserasi, gastritis, agranulositosis.
 Furosemid: sering kencing selama kurang lebih 8 jam sejak diminum. Otot kram atau
lemas, haus. Pastikan minum suplemen kalium secara benar. Kontak dokter jika gejala
ini berlarut-larut. Pusing, berkunag-kunang. Coba bangkit pelan-pelan dari posisi tidur
atau duduk ke posisi berdiri. Pandangan kabur, bingung, sakit kepala, keringat
bertambah, gelisah. Jika efek ini semakin berat, hubungi dokter. Demam, tenggorokan
luka, telinga berdengung, pendarahan tidak biasa, memar, hialng berat badan berlebih,
hubungi dokter segera.
 Captopril: hipotensi, pusing, sakit kepala, letih, mual, diare, gangguan kerongkongan-
batuk, perubahan pengecap, perubahan suara, dispepsia, gangguan ginjal,
hiperkalemia, raum kulit, takikardia, stroke.
 Ascardia: perih lambung.

VII. Tanda-Tanda Keracunan

 Digoksin: perut nyeri, mual, nyeri, pandangan berkuang-kunang


 Hipokalemia: kelemahan otot, perasaan cemas, nyeri otot, jantung berdebar, kaki
lemas, tidak kuat berjalan
 Hiperkalemia: gangguan jantung, kelemahan otot, sesak nafas

VIII. Final Verification

 Waktu makan, Signa


 Kegunaan

Dampak bila tidak diminum

5. Resep Racikan
- obat sal pencernaan, pasien anak dan penyakit kulit

6. Resep Polifarmasi 

Anemia

berdasarkan penyebabkan anemia dibedakan menjadi :

1. anemia gizi :defisiensi pemenuhan gizi dalam tubuh, zat besi, asam folat, vit E, vit B6
dan B12
2. anemia non gizi: diakibatkan karena luka atau pendarahan seperti menstruasi, atau
penyakit genetika atau keturunan seperti hemophilia dan talasemia.
jenis jenis anemia:
- mikrositik anemia karna disebabkan kekurangan faktor pematang darah
- normositik kehilangan darah akut dan hemoglobin dalam jumlah cukup
- makrositik megaloblastik, ukuran sel darah merah lebih besar dr normal tp
hemoglobin normal
- hemolitik krna penghancuran eritrosit yg brlebihan

terapi anemia, dengan menggunakan suplemen gizi untuk faktor pematangan darah.

Imunologi

7. Obat dgn Bantuan Alat khusus & teknik khusus (v)

- DM, Sal napas, suppo dan ovula

8. Obat dan Alkes Rusak & Kadaluarsa

Pengelolaan obat ED:

Obat-obat yang rusak akan dimusnahkan karena tidak dapat digunakan dan tidak dapat
dikembalikan lagi ke PBF. Obat kadaluarsa yang dibeli oleh apotek dapat dikembalikan ke
PBF sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Batas waktu
pengembalian obat yang kadaluarsa yang ditetapkan oleh PBF 3-4 bulan sebelum tanggal
kadaluarsa, tetapi ada pula yang bertepatan dengan waktu kadaluarsanya.

Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan Formulir 1
sebagaimana terlampir.
Terdapat nama obat, jumlah dan alasan pemusnahan

Pemusnahan dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pengganti, dibantu
oleh sekurang-kurangnya seorang karyawan apotek yang bersangkutan, disaksikan oleh
petugas yang ditunjuk Kepala Balai POM setempat. Pada pemusnahan dengan bentuk yang
telah ditentukan dalam rangkap lima yang ditandatangani oleh APA atau Apoteker Pengganti
dan petugas Balai POM setempat.

Pemusnahan obat-obat narkotika dan psikotropika yang sudah kadaluarsa dilaksanakan oleh
apoteker dengan disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan dan sekurang-kurangnya seorang
karyawan apotek. Sedangkan untuk obat non narkotika-psikotropika dilaksanakan oleh
apoteker dibantu oleh sekurang-kurangnya seorang karyawan apotek.

Pemusnahan Narkotika yang Rusak atau Tidak Memenuhi Syarat. Pada pasal 9 Permenkes RI
No. 28/MENKES/PER/1978 disebutkan bahwa APA dapat memusnahkan narkotika yang
rusak atau tidak memenuhi syarat lagi. Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek, yang
rusak atau tidak memenuhi syarat harus disaksikan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Daerah
Tingkat II.

APA yang memusnahkan narkotika harus membuat berita acara pemusnahan narkotika yang
memuat:

1. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan


2. Nama Apoteker Pengelola Apotek.
3. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek tersebut.
4. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
5. Cara pemusnahan.
6. Tanda tangan penanggung jawab apotek dan saksi-saksi.

Kemudian berita acara tersebut dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


setempat, dengan tembusan:

1) Balai POM setempat.


2) Penanggung jawab narkotika PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
3) Arsip

9. Analisis Fisikokimia Obat  Stabilitas Obat

10. HERBAL 

 OHT :

 Jamu Hipertensi :
1.Daun Salam (Syzigium polyanthum)
Khasiat : menurunkan koesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula
darah tinggi.
Cara Penggunaan :
1.Ambil Daun salam segar sebanyak kurang lebih 10 lembar.
2.Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari.Lakukan rutin
setiap hari untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Khasiat : menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi,
menurunkan kadar gula darah
Pilihlah buah mengkudu yang sudah matang dan ambil airnyadengan cara di blender.
Kemudian air mengkudu di campur dengan madu dan minum setiap pagi sebelum
sarapan.
3. Bawang Bombay
Khasiat: Mempunyai khasiat yang sama dengan bawang putih. caranya gampang,
ambil satu siung bawang bombay, bersihkan dan dikupas kulitnya, kemudian iris-iris
dan dimakan bersama dengan nasi. lakukan kebiasaan ini secara rutin 2 kali sehari.

 Saluran Cerna :
Maag
bawang putih di tumbuk halus, lalu semua bahan diseduh dengan 1 gelas air
mendidih, biarkan selama 10 menit lalu saring. Minumlah setelah makan pagi dan
sore, lakukan berturut turut selama lima hari.
Diare
1 Jari kunyit, 10 gr gambir, kapur sirih secukupnya, ditumbuk halus, dibubuhi air
masak. Kemudian diperas untuk diambil airnya kurang lebih jadi 1 cangkir
Cara menggunakannya yaitu minumla 2 kali 1 cangkir sehari pagi dan sore.
Sembelit
Ambil dua buah wortel lalu cuci bersih, kemudian parut wortel tersebut. Hasil
prutan ditambahkan 2 sendok makan air dan sedikit garam, setelahitu aduk sedikit
kemudian peras dan tampung hasil perasannya digelas dan minumlah ramuan ini
sehari2 kali.
Radang usus
Siapkan 3 ibu jari kunyit dan 2 sendok makan madu lebah. Caranya kunyit dipaur
dan diperas hingga mendapatkan 1/3 gelas, campur dengan madu dan aduk hingga
rata. Ramuan ini diminum sekaligus habis dan dilakukan 3 hari berturut turut.
Sakit perut.
Dalam pengobatan tradisional, kunyit biasa dicampur dengan madu dan asam
jawa untuk membantu mengurangi sakit perut. Manfaat lainnya adalah mengatasi
gangguan fungsi hati, arthritis, dan mengatur menstruasi.
Dispepsia
Konsumsi 0,5-1,0 gram cabai rawit tiga kali sehari dapat mengurangi dispepsia

 Saluran Kemih :
Infeksi saluran kencing/infeksi saluran kemih, umumnya disebabkan karena
serangan bakteri yang menginfeksi saat imunitas tubuh kita lemah.
Ambillah daun Kemuning segar sebanyak 35 gram, lalu cuci bersih. Rebus daun
Kemuning dalam 3 gelas air putih sampai air berkurang menjadi separuh (satu
setengah gelas).
Matikan api dan diamkan air rebusan daun Kemuning sampai dingin. Saring air
rebusan daun Kemuning. Minum air rebusan sebanyak tiga kali sehari, dengan
takaran setengah gelas setiap kali minum. Lakukan secara rutin sampai Infeksi
saluran kencing berangsur sembuh.

 Kulit :
Kudis
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam
seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur.
Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.
Luka
Olesi dengan getah buah jambu monyet atau jambu mete (Anarcadium
occidentale L) selama beberapa hari sampai luka mengering
Eksim
Parut rimpang jahe, lalu di peras. Campur dengan parutan lobak. Oleskan ramuan ke
bagian kulit yang terkena eksim

Anda mungkin juga menyukai