CAIRAN
Disusun Oleh :
FILA DIANA NURHAYATI
NIM. SN191055
1
TINDAKAN KEPERAWATAN BALANCE CAIRAN PADA NY R DI
RUANG HEMODIALISA DI RS INDRIATI SOLO – BARU
2
Fase Pra Interaksi :
1. Mempersiapkan alat.
2. Melakukan Cuci Tangan.
Fase Orientasi :
1. Memberi salam / menyapa klien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan tindakan.
4. Menjelaskan langkah prosedur.
5. Menanyakan kesiapan pasien.
Fase Kerja :
1. Menghitung intake makanan.
2. Menghitung intake minuman.
3. Menghitung intake parenteral.
4. Menentukan cairan metabolisme.
5. Menghitung output urine.
6. Menghitung output feses.
7. Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan).
8. Menghitung output IWL.
9. Menghitung output keringat.
10. Menghitung balance cairan.
11. Merapikan pasien dan alat.
12. Mencuci tangan.
Fase Terminasi :
1. Mengevaluasi tindakan.
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut.
3. Berpamitan dengan pasien.
4. Dokumentasi.
G. Analisis Tindakan
Pada pasien chronic kidney disease dapat menimbulkan komplikasi
gangguan kesehatan lainnya, salah satunya adalah kondisi overload cairan
yang merupakan faktor pemicu terjadinya gangguan kardiovaskuler
bahkan kematian (Caturvedy, 2014). Pasien yang menjalani hemodialisa
3
rata-rata memiliki riwayat overload cairan. Komplikasi pasien chronic
kidney disease sehubungan dengan overload dapat dicegah dengan
pembatasan intake cairan yang efektif dan efisien. Pembatasan jumlah
cairan pada pasien chronic kidney disease dilakukan dengan pemantauan
intake output cairan per harinya. Sehubungan dengan intake cairan pasien
chronic kidney disease bergantung pada jumlah urine 24 jam. Manfaat
balance cairan pada pasien chronic kidney disease dapat mencegah resiko
terjadinya edema paru, gagal jantung, dan gagal nafas.
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan.
Bahaya yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan balance cairan
pada pasien chronic kidney disease , akan terjadi komplikasi berupa gagal
jantung. Gagal jantung pada pasien chronic kidney disease terjadi karena
kelebihan cairan menyebabkan preload meningkat sehingga beban jantung
meningkat dan lama kelamaan akan terjadi gagal jantung (Anggraini,
2016).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan :
1. Memonitor intake dan output.
2. Memonitor adanya edema, efusi, asites, peningkatan berat badan,
dispnea.
3. Memonitor tanda-tanda vital.
4. Menimbang berat badan.
5. Melakukan penghitungan intake makanan, minuman, parenteral.
6. Melakukan penghitungan output urine, IWL.
7. Mengajarkan keluarga tentang pembatasan intake cairan.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan hemodialisa.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan bengkak pada tangan dan kaki sudah berkurang.
O : piting edema derajat 1 (kedalaman < 3mm), kapiler refil < 3 detik,
pasien tidak sesak nafas, rr : 22 x/ menit, suara ronchi diparu tidak ada,
berat badan 62 kg. pasien tampak tenang. Balance cairan : +50 ml.
A : Kelebihan volume cairan teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.
4
NIC :.Manajemen Cairan.
1. Monitor tanda – tanda vital.
2. Monitor intake dan output cairan.
3. Monitor adanya kelebihan cairan ( edema, distensi vena juguler,
elevasi CVP jika terpasang CVP).
4. Kaji lokasi edema.
5. Timbang berat – badan.
6. Batasi asupan cairan.
7. Lakukan balance cairan.
8. Ajarkan keluarga mengenai pembatasan cairan.
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antideuretik.
10. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan hemodialisa.
K. Evaluasi diri (berisi tentang kesenjangan langkah prosedur yang telah
dilakukan dengan SOP nya).
Balance cairan pada pasien CKD harus dilakukan monitoring
secara ketat, apabila balance cairan tidak seimbang harus segera dilakukan
tindakan supaya tidak terjadi komplikasi organ lainnya. Tindakan yang
dilakukan apabila sudah terjadi overload cairan pada pasien CKD adalah
melakukan pembatasan cairan, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
diuretik dan hemodialisa. Kesenjangan antara SOP dengan prosedur
dilakukan adalah kesulitan menghitung output feses dan menghitung
output keringat. Penghitungan output feses dan output keringat dilakukan
dengan menganalisa menurut perawat yang melakukan balance cairan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik
Lampiran
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16