Anda di halaman 1dari 6

Reza Alif Rehaldi

13.2018.1.00715

STRATEGI BIAYA RENDAH


(COST LEADERSHIP)

Air Asia
Company Backround :
AirAsia adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif murah yang
berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur. AirAsia memfokuskan diri
pada segmen dengan biaya terjangkau atau “Low Cost Carrier”. AirAsia
didirikan sejak tahun 2001, yang awalnya dimiliki oleh DRB-HICOM milik
Pemerintah Malaysia namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan
akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, pada 2
Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil
membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi
serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Saat ini AirAsia memiliki jaringan rute yang membentang di lebih dari 20
negara. AirAsia terus membuka jalan bagi penerbangan berbiaya terjangkau
lewat solusi inovatif, proses efisien dan pendekatan yang baru bersama anak-
anak perusahaan seperti AirAsia X, Thai AirAsia, Indonesia AirAsia,
Philippines’ AirAsia Inc dan AirAsia Jepang. AirAsia telah menjadi perusahaan
LCC terkemuka di Asia dengan perolehan laba bersih tahun 2012 sebesar RM
1,87 miliar ringgit (sekitar Rp 5,88 triliun), melonjak 238 persen dibanding
2011, sebesar 555 juta ringgit (Rp 1,73 triliun). Hal tersebut tidak lepas dari
strategi perusahaan dalam menerapkan “cost leadership” yang baik.
Vision, Mission & Values
• Visi
– Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani 3 juta
orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan tarif
yang mahal.
• Misi
– Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap
sebagai anggota keluarga besar
– Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
– Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia
– Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk
mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan
• Values
-Utamakan Keselamatan:
Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan
mematuhi standar operasi penerbangan dunia.

-Pemanfaatan Aircraft:
Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region dengan hanya 25
menit, memastikan tarif terhemat dan produktivitas yang tinggi.

-Tarif Hemat, Tanpa Embel-embel:


Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bagi para
penumpang tanpa menurunkan kualitas dan layanan.

-Pengoperasian Sederhana:
Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara sesederhana dan
efisien.
-Sistem Distribusi yang Ringkas:
Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk memudahkan
proses pembelian dan perjalanan.

-Jaringan Point to Point:


Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian menjadi
sederhana dengan berbiaya yang rendah.

STP
• Segmentasi
Segmen pasar yang ditarget oleh AirAsia adalah kalangan menengah
kebawah dan golongan konsumen yang tidak begitu mementingkan layanan
tetapi fokus pada harga.
• Targeting
Target dari AirAsia adalah Konsumen yang mementingkan harga rendah
dan tidak mementingkan service.
• Positioning
Positioning dari air asia adalah maskapai penerbangan dengan biaya
rendah sehingga memudahkan bagi masyarakat untuk terbang. Ini lah mengapa
AirAsia mempunyai slogan “Now Everyone Can Fly”

SWOT
• STRENGTHS (Kekuatan)
Kekuatan dari Airasia adalah kemampuan nya dalam mengelola penerbangan
dengan harga yang murah dengan kualitas layanan standart.
• OPPORTUNITIES (Peluang)
Peluang dalam bisnis penerbangan berbiaya murah (loc Cost Carrier) sangat
besar dan terbuka, dan segmen kelas ini tidak dibidik oleh Airline yang sudah
mapan seperti Singapore Air, Malysia Air, Garuda Indonesia (Flag Carrier)
• THREATS (Ancaman)
Ancaman yang nyata pada saat ini adalah mulai munculnya airline dengan biaya
rendah lainnya misalnya Tigerair.
• WEAKNESSES (Kelemahan)
Kelemahan dari airasia adalah penerapan konsep LCC dengan sistem booking
barat tidak bisa diterima khususnya di Indonesia, sehingga bisnis Airasia di
Indonesia mengalami kelemahan. Apalagi mendapatkan tekanan ayang kuat dari
perusahaan nasional semacam Lion Air, Batavia Air dan Sriwijaya Air.

Low Cost Carrier “Airasia”


1. AirAsia meniadakan makanan dan minuman di dalam pesawat. Penumpang
yang membutuhkan makanan dan minuman tetap dapat memesannya di dalam
pesawat.

2. Rute perjalanan Air Asia pada umumnya butuh waktu antara 3 – 3,5 jam.
Hal ini membuat Air Asia dapat menggunakan awak kabin yang sama untuk
penerbangan balik dari tujuan kedatangan kembali ke tujuan pemberangkatan
sambil membawa penumpang baru dengan demikian biaya gaji awak kabin
dapat dikurangi.

3. Tidak ada biaya yang diperlukan untuk akomodasi awak kabin di tujuan
kedatangan karena mereka kembali ke rumah pada hari yang sama, setelah 8-10
jam. Waktu tersebut sama dengan waktu normal orang kantoran biasa bekerja.

4. Pelanggan didorong untuk membeli tiket lewat internet sehingga Air Asia
dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat
penjualan tiket beserta stafnya. Penghematan lainnya adalah tidak ada tiket yang
dicetak. Pelanggan cukup mencetak sendiri kode penerbangan beserta
rinciannya.
5. Air Asia mencari landasan udara termurah. Sebagai contoh Air Asia lebih
memilih landasan udara Macau yang lebih murah dibandingkan Hongkong. Dari
Macau penumpang dapat menaiki hovercraft ke Hongkong. Jika dalam sebuah
negara tidak terdapat pilihan landasan udara murah, maka Air Asia memilih
untuk tidak menggunakan semua fasilitas dalam bandara tersebut semisal
jembatan layang yang menghubungkan ruang tunggu dengan pesawat.
Penumpang dapat berjalan kaki langsung menuju pesawat.

6. AirAsia hanya menggunakan 1 jenis pesawat saja yaitu Air Bus 320. Hal ini
dapat menghemat biaya pelatihan awak kabin karena mereka hanya perlu
mempelajari 1 jenis pesawat saja.

7. Dalam salah satu promosinya Air Asia pernah menawarkan harga tiket
yang sangat rendah.
KL ke Jakarta (sekali jalan) : Rp. 4.975
KL ke Macau (sekali jalan) : Rp. 2.475
KL ke Bangkok (sekali jalan) : Rp. 7.475
Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan low cost premier di
Asia dan telah memperoleh ratusan milyar setiap tahunnya. Dalam kalkulasi
sederhana,harga tiket di atas seperti tidak masuk akal. Air Asia tidak hanya
sekali menerapkan harga tiket seperti ini tetapi secara reguler menerapkannya.
Harga tiket tersebut bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga tiket
bus ataupun kapal laut. Air Asia tahu bahwa tidak semua kursi dalam
penerbangan akan terisi oleh karena itu daripada kursi tersebut tidak terisi maka
lebih baik ditawarkan kepada pelanggan dengan harga yang super murah. Air
Asia akan mendapatkan manfaat dari publisitas yang beredar. Tentu saja tempat
duduk yang disediakan untuk tarif tersebut terbatas dan penumpang harus
memesan sebelumnya.

8. Air Asia melakukan hedging terhadap biaya bahan bakar. Bahan bakar
menghabiskan 60 persen dari total biaya operasional Air Asia. Maskapai udara
tersebut membayar bahan bakar di depan untuk menjaga harga terendah,
sehingga bisa meminimalkan resiko fluktuasi harga bahan bakar.
Link Artikel : http://ventilunadewi.blogspot.com/2014/08/perusahaan-low-
cost.html

Anda mungkin juga menyukai