Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok 6 (D4-4B):

1. Khoirin Azaro (12)


2. Kunanti Windu Palupi (13)
3. Wildanu Eka Prasetya (28)

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL

Lingkungan bisnis global menyebabkan perubahan radikal dalam lingkungan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan ditandai dengan karakteristik pelanggan memegang kendali bisnis,
persaingan sangat tajam, serta perubahan menjadi konstan, serentak, dan pervasif (Mulyadi,
2007).

1. Globalisasi Ekonomi
a) Proses Globalisasi Ekonomi
Proses ini ditandai dengan empat proses yaitu, mobilitas, keserentakan, pencarian
jalan bebas hambatan, dan kemajemukan. Dalam hal mobilitas, globalisasi ekonomi
mendorong lancarnya aliran modal, ide dan angkatan kerja. Perkembangan teknologi juga
mendorong perubahan dengan serentak di berbagai penjuru dunia. Selain itu, setiap
hambatan, baik yang disebabkan oleh monopoli atau peraturan pemerintah, dipecahkan
oleh bisnis melalui pencarian jalan bebas hambatan. Zaman globalisasi ini juga menuntut
kecepatan respon pada tiap anak-anak perusahaan, dengan turbulen yang tinggi, pusat
tidak akan mampu lagi mengendalikan urusan pada anak perusahaannya.
b) Gambaran Perubahan Lingkungan Bisnis di Zaman Globalisasi Ekonomi
Customer, Competition dan Change atau 3 C merupakan dampak dari globalisasi
ekonomi. Customer memegang kendali bisnis, pemahaman tentang perilaku konsumen akan
memberikan kontribusi terhadap implikasi dari strategi pemasaran. Menurut Kotler (dalam
Tjahjadi: 2010) perilaku konsumen mempelajari mengenai bagaimana individu,kelompok,
dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan, dan menetukan produk, jasa, ide
atau pengalaman yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Globalisasi menuntut
agar perusahaan memenuhi kebutuhan customer tersebut. globalisasi ekonomi tidak hanya
menambah jumlah pesaing di pasar, namun juga menyebabkan bervariasinya persaingan yang
terdapat di pasar. Produk dan jasa dalam persaingan global bersaing berdasarkan kandungan
pengetahuan yang terdapat di dalamnya. Perubahan menjadi berubah sangat konstan, pesat,
radikal, serentak dan pervasif.
c) Perubahan Logika Produser Ke Logika Customer
Dalam globalisasi ekonomi ini produser harus mampu memahami perbedaan logika
produser dan customer untuk mencari jalan tengah permasalahan tersebut seperti
menurut Rosabeth Moss Kanter dalam bukunya yang berjudul World Class: Thriving Locally
in the Global Economy, terdapat lima perbedaan logika produser dan customer,dimana
masing masing memiliki logika sendiri yang cukup bertolak belakang. Prinsip-prinsip itu
meliputi,
a. Produser berpikir bahwa mereka membuat produk. Customer berpikir bahwa mereka
membeli jasa
b. Produser menginginkan untuk memaksimumkan pengemablian atas sumber daya yang
mereka miliki. Customer mempedulikan tentang apakah sumber daya yang digunakan
oleh produser untuk memberikan manfaat bagi customer, bukan bagi pemiliknya.
c. Produser khawatir tentang kekeliruan yang terlihat. Customer meninggalkan produser
karena kekeliruan yang tidak terlihat.
d. Produser berpikir bahwa teknologi mereka menciptakan produk. Customer berpikir
bahwa kebutuhan merekalah yang menciptakan produk.
e. Produser mengorganisir kegiatan untuk kenyamanan internal mereka. Customer
menginginkan kenyamanan mereka yang diutamakan.
d) Prinsip-Prinsip Manajemen Dalam Globalisasi Ekonomi
a. Pusat tidak lagi berkuasa penuh, hal ini sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bahwa
perubahan yang cepat menuntut anak perusahaan untuk mampu mengambil keputusan
sendiri dengan tepat
b. Semua perusahaan akan menjadi perusahaan global dalam operasi bisnis mereka. Hal
ini terjadi karena saat ini banyak sekali produk produk impor yang dijual disekitar
masyarakat, shingga para pengusaha mau tidak mau harus berkompetisi baik harga
maupun kualitas denga produk luar negri.
c. Perusahaan akan memfokuskan smeua struktur dan proses manajemen mereka ke
customer
d. Posisi perusahaan hanya bisa dicapai melalui continuous improvement sebagai akibat
dari perubahan yang cepat dan kompetisi yang tajam.
2. Teknologi Informasi
a) Zaman ini ditandai denga lima tren,
a. Tren pergeseran dari hard automation technology ke teknologi informasi : saat ini
pekerja tidak hanya dituntut untuk mengerjakan langkah langkah yang kaku, namun
pekerja dituntut memiliki pengetahuan agar dapat menghasilkan produk dan jasa
dalam pasar global
b. Tren pergeseran ke Knowledge-BasedWorks: dalam hal ini diperlukan Susana kerja
yang dapat merangsang tingkat inovasi, toleran terhadap eksperimen hal yang baru
dan kesediaan manajemen untuk menerima kegagalan eksperimen.
c. Tren pergeseran ke Responsibility-Based Organizations : karena informasi dapat
disimpan dan diakses oleh siapapun yang berwenang, maka kekuasaan berada
ditangan orang yang menduduki posisi, dan memungkinkan mereka untuk dapat
mengambil keputusan
d. Perdagangan berjalan melalui jalan raya elektronik: saat ini hampir semua bisa dibeli
dengan cara online, karena kemajuan teknologi informasi memungkinkan perusahaan
melakukan pembangunan kemitraan usaha dengan pemasok serta dengan customer.
e. Kekayaan lebih banyak dihasilkan dari Human Assets daripada Financial Assets:
teknolohi hanya bisa produktif apabila ada yang menjalankan, maka dari itu
knowledge workers sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan.
b) Prinsip-Prinsip Manajemen Informasi
a. Pendayagunaan knowledge-workers untuk memanfaatkan secara optimal kemampuan
teknologi informasi
b. Kemampuan teknologi informasi untuk menyediakan fasilitas information sharing
c. Kemampuan teknologi untuk menjadikan transaksi berlangsung secepat cahaya.
3. Strategic Quality Management
Dalam perkembangan zaman ini, seluruh lapisan organisasi dari yang tertinggi
hingga terendah memiliki tanggung jawab atas fungsi produksi, inspeksi dan yang
lainnya. Sehingga zaman ini juga menjadi landasan bagi Total Quality Management.
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungannya (Sularso:2004). Agar organisasi memiliki daya saing yang tinggi
dalam skala global, maka organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara
lebih baik, efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas
tinggi dan dengan harga yang bersaing. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang
bersaing, pada masa mendatang bukan lagi mengandalkan keunggulan komparatif saja
tetapi harus meningkatkan keunggulan kompetitif. Pengelolaan sumber daya alam akan
memiliki keunggulan kompetitif jika sumber daya manusia memiliki potensi yang tinggi
untuk mengelolanya.
4. Revolusi Manajemen
Dalam revolusi manajemen terdapat penerapan pengetahuan ke pengetahuan.
Prinsip revolusi manajemen ini yang pertama perubahan lingkungan stabil ke lingkungan
yang turbulen, dari ukuran dan skala ekonomi menuju kecepatan dan kemampuan untuk
merespon, dari kekakuan organisasi menuju ke fleksibilitas permanen, dari pengendalian
melalui aturan menjadi pengendalian visi dan misi, dari informasi yang dijaga ketat
menjadi information sharing, dan lain lain.
Pergeseran Paradigma
Dampak dari ke empat zaman diatas, menuntut bisnis untuk memerlukan
paradigm baru, pergeseran ini melewati tiga tahap, normalcy yaitu ketika praktik manajemen
sesuai dengan keyakinan masyarakat, anomaly yaitu ketika terdapat pertentangan antara
lingkungan bisnis dengan asumsi manajemen dan penggantian yaitu ketika lingkungan bisnis
telah berubah dan manajemen telah siap mengikuti perubahan.
Pergeseran paradigm yang sedang berlangsung sekarang telah mengubah secara
mendasar cara piker dan bertindak manajemen dalam bisnis. Paradigm customer value
merupakan gambaran lingkungan bisnis yang didalamnya customer memegang kendali bisnis.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ditentukan oleh customer. Untuk menghasilkan mutu
yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan (continous improvement) terhadap
kemampuan produk, manusia, proses, dan lingkungan. dimana kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan ditentukan dari seberapa mampu perusahaan melakukan perbaikan
berkesinambungan. Kotler (dalam Hatani: 2008), menyatakan konsumen yang sangat puas atau
senang dengan sebuah produk akan memiliki ikatan emosional bukan sekedar preferensi rasional,
namun juga loyalitas yang tinggi. Dengan mengetahui tingkat kepuasan konsumen, perusahaan
bisa menjaga loyalitas konsumen serta mempertahankan keuntungan yang stabil. Paradigm
organizational system merupaka peta penggambaran bahwa customer memegang kendali bisnis,
dan menurut paradigm ini kinerja perusahaan dinilai dari empat factor, kecepatan, fleksibilitas,
keterpaduan dan inovasi. Hal tersebut dimaksudkan agar produk produk dalam negri bisa
bersaing dengan produk luar negri.

REFERENSI
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Tjahyadi,Rully Arlan. 2006. Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran Karakteristik
Merek, Karakteristik Perusahaan, Dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek. Jurnal
Manajemen. 6(1), 1-14.
Hatani, La. 2007. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical
Quality Control (SQC). Jurnal Manajemen. 7, 1-7.
Sularso,R Andi, Murdijanto. 2004. Pengaruh Penerapan Peran Total Quality Management
Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen. 1–11.

Anda mungkin juga menyukai