NIM : I21180001
“MANTAP TENAN”
Berdasarkan laporan puskesmas mantap tenan menyebutkan bahwa AKI tahun 2010
sebanyak 6 kasus, Apabila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, maka tahun 2010
AKI di wilayah kerja puskes mantap tenan meningkat secara drastis. Dimana pada tahun 2006
hanya 1 kasus,2007,2008 dan 2009 tidak ada kasus AKI, jadi terjadi kenaikan proporsi jumlah
kasus AKI sebesar 500% sejak tahun 2006. Disisi lain Puskesmas mantap tenan selama kurun
waktu tahun 2010 telah melaksanakan serangkaian program untuk mengatasi hal tersebut salah
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh puskesmas mantap tenan, dari seluruh AKI yang
ditemukan sejak tahun 2006 sampai tahun 2010, berdasarkan lokasi penemuan kasus, dapat
dijelaskan sebagai berikut : 33% kasus ditemukan di kecamatan mantap tenan yang berdekatan
dengan lokasi puskesmas mantap tenan, 33% kasus ditemukan di desa tresno sliramu yang
berdekatan dengan Puskesmas pembantu, 16% kasus ditemukan diwilayah desa kedondong yang
berdekatan dengan Polindes dan 16% kasus yang berdekatan denga desa merican yang
Permasalahan akses pada pelayanan kesehatan yang kurang memadai juga menjadi
pemicu tingginya AKI, terutama terjadi di wilayah yang terpencil, kerap sekali ditemukan
masalah ini. Puskesmas mantap tenan sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang
memadai ternyata tidak sampai menjangkau pada seluruh perempuan yang membutuhkan.
Padahal dari sisi letak sangat mudah dijangkau oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena
pelayanan kesehatan yang memadai. Terbatasnya sarana dan prasarana yang mudah dijangkau
perempuan, baik untuk pencegahan dan pengobatan sehingga ketergantungan perempuan pada
laki-laki untuk pengambilan keputusan yang berdampak pada kesehatan perempuan masih tinggi,
seperti penentuan untuk ke dokter, keikutsertaan KB, penanganan gagal KB, periksa kehamilan,
hingga persalinan.
Dari laporan kegiatan puskesmas mantap tenan tahun 2010, diketahui bahwa jumlah ibu
hamil adalah 1.231 orang, cakupan K1 (98,9%), K4 (77,5%), minum Fe1 bumil (86,1%), minum
Fe3 (79,2%), imunisasi TT 1 (92,4%), imunisasi TT 2 (76,2%), persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan (66,6%), layanan ibu nifas (61,4%), jumlah ibu risti diwilayah puskesmas mantap
tenan adalah 246 ibu hamil, yang mendapatkan layanan hanya 19,5%.
Selain masalah akses pelayanan yang kurang memadai, AKI dipicu pula oleh masalah
akses pada petugas kesehatan yang berkopeten. Ada kemungkinan masyarakat di wilayah
kecamatan mantap tenan tidak memiliki masalah dalam menjangkau letak puskesmas mantap
tenan, namun dari sisi tenaga kesehatan yang ada mungkin masih terbatas. Karena di puskesmas
mantap tenan hanya tersedia bidan saja tanpa ada tenaga dokter spesialis kandungan, padahal ada
beberapa komplikasi kehamilan dan persalinan yang membutuhkan penanganan dokter spesialis,
ini menjadi kendala di Indonesia, mengingat kebijakan yang di tingkat puskesmas hanya
menyediakan jasa bidan. Pola penyebab kematian di atas menunjukkan bahwa pelayanan
obstretik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
seluruh kasus yang ditemukan sejak tahun 2006 sampai tahun 2010, 16% kasus bertempat di
Dari data diatas, tampak bahwa kasus AKI justru banyak terjadi di tempat pelayana
kesehatan, hal ini dapat terjadi karena terlambat rujukan. Tingginya angka kematian maternal di
indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih mampu, faktor waktu dan transportasi merupakan hal
Ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kematian ibu dan bayi, yang
disebabkan oleh tiga terlambat. Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam
mengambil keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi obstetrik.
Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan,termasuk didalamnya adalah keterlambatan dalam
mengenali adanya masalah, ketakutan pada RS atau ketakutan terhadap biaya yang akan
dibebankan di sana, atau karena tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk
mencari pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orangtua yang sedang
tidak ada di tempat. Hal ini membutikan bahwa posisi perempuan dalam mengambil keputusan
penting yang menyangkut keselamatan dan kesehatan jiwanya masih tergantung pada laki-laki
Kondisi diatas bisa terjadi akibat dari kemiskinan yang menimpa beberapa keluarga di
wilayah kerja puskesmas mantap tenan. Penting dipahami bahwa kemiskinan bukan hanya terjadi
akibat struktur yang tidak memihak, namun juga rendahnya perlindungan komunitas atas
kepemilikan dan pengelolaan aset oleh perempuan. Rendahnya kontrol perempuan terhadap aset
yaitu jarak, alat transportasi, kondisi jalan, biaya hingga menimbulkan terjadinya fase terlambat
dalam mencapai fasilitas kesehatan. Keterlambatan ketiga ialah faktor yang berasal dari tenaga
ahli yaitu kualitas perawatan, bahan medis dan non medis, tenaga profesional, biaya hingga
Dari berbagai hal yang dikemukakan diatas, perlu dikembangkan strategi puskesmas
untuk mengatasi berbagai hambatan yang memberikan kontribusi terhadap meningkatnya AKI
diwilayah kerjanya dengan melibatkan peran berbagai sektor dan masyarakat diwilayah kerjanya.
Buatlah :
Kurangnya kesadaran
Ketakutan terhadap Rumah keluarga
Sakit (Biaya yang dibebani) Kualitas perawat
Ketidaklengkapnya
bahan medis/non
Ketergantungan perempuan medis Tidak terdapat Dokter
Kurangnya pengetahuan terhadap laki-laki dakam KANDUNG
tentang RISTI BUMIL mengambil keputusan
Hanya terdapat BIDAN
Rendahnya kontrinbusi Biaya pelayanan
perempuan dalam kesehatan yang masih
Terbatasnya sarana & prasarana
Jumlah BUMIL menentukan keputusan tinggi
RISTI (Resiko
tinggi) 19,5% Wilayah terpencil
Keterlambatan Terlambatnya pelayanan Tidak terjangkau
rendahnya perlindungan dalam mengenali
komunitas atas kepemilikan adanya masalah Timbulnya
dan pengelolaan aset oleh Kondisi jalan
kesehatan penyuliran persalinan
perempuan yang kurang baik
BUMIL yg tidak dapat segera
di rujuk ke yankes
Ekonomi masyarakat Waktu merujuk
masih sangatlah kasus RISTI BUMIL
rendah terlalu lama Terlambatnya Rujukan
Skor Variabel :
1= Tidak Mampu
2= Kurang Mampu
3= Mampu
4= Sangat Mampu
No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Skoring
C A R L Jml Rank
Masalah Masalah
1 Jumlah Pengetahuan Mengadakan penyuluhan 4 4 4 4 256 1
keputusan
Kurangnya YANKES membuat fiplet 3 3 2 2 36 15
tentang BUMIL
RISTI
dipilih
Kualitas perawat Mengadakan pelatihan 4 2 2 4 64 11
menerapkan JAMSOSTEK
Terbatasnya sarana Pihak YANKES Membuat 3 2 3 4 72 8
Sarana-prasarana
rendahnya Memberikan sosialisasi dan 4 2 3 3 72 9
adanya masalah
kesehatan BUMIL
Kondisi jalan yang KADER YANKES 2 2 2 2 16 18
langsung mendatangi
rumahnya
Wilayah terpencil Membuat PUSTU dan 3 1 3 2 18 17
setempat
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah dengan methode CARL, maka di dapatkan
sosialisasi agar pihak keluarga dapat mendukung terhadap keputusan yang dipilih
Tabel Kegiatan
Jawab Keberhasila
n
Penyuluhan Tujuan Masyara Tempat : 3 X per POSYA Pemegang
BUMIL ata :
dapat Rp.
mengetahui 100.000
penyebab,
Pencegahan
dan cara Media :
penanggulaga Rp.
n RISTI 250.000
2)
Menekan/me
minimalisirka Kebersih
n jumlah an :
kasus Rp.
BUMIL 50.000
RISTI
Seminimal
mungkin
3)
Meningkatka
n kwalitas
hidup
BUMIL