PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
berintesida sebesar 81% ( 391.640 ibu hamil ), ibu hamil yang dilakukan skrining
(RDT/mikroskopis) sebanyak 337. 796 ibu hamil (74,64% dari sasaran ibu hamil yang
berada di daerah endermis malaria sedang dan tinggi ), ibu hamil yang positif malaria
sebanyak 940 ibu hamil dan yang diobati sebesar 744 ibu hamil. Hal ini menunjukkan
masih ada missed opportunity ibu hamil di daerah endermis malaria sedang dan tinggi
yang belum mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dengan malaria secara optimal.
Masalah lain adalah HIV pad aibu hamil, selain mengancam keselamatan ibu
juga dapat menular kepada bayinya (mother –to-child transmission). Menurut data
kementrian kesehatan tahun 2013, dari 100.296 ibu hamil yang menjalani tes HIV,
sebanyak 3.135 (3,1%) ibu hamil dinyatakan positif HIV.
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang juga perlu
mendapatkan perhatian.Ibu hamil yang menderita sifilis berpotensi untuk melahirkan
bayinya dengan sifilis kongenital. Data Kementrian Kesehatan, dari bulan januari – juni
2013, sebanyak 10.353 ibu hamil yang tes sifilis, sebanyak 264 (2,5%) ibu hamil
dinyatakan positif sifilis.
Penyakit menular lain yang masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat adalah TB. Pada ibu hamil TB dapat memperburuk kesehatan dan status
gizi ibu, serta mempengaruhi tumbuh kembang janin dan resiko tertular pada bayinya.
Penyakit kronis seperti HT, DM, jantung, asma berat, dan gangguan jiwa sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin dan BBL. Penanganan penyakit kronis pada
ibu hamil masih blm seperti yang diharapkan dan datanya juga belum terekam dengan
baik.
Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Kurang asupan zat besi pada
perempuan khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah
resiko perdarahan dan melahirkan bayi dengan BBLR, prevalensi anemia pada ibu
hamil sekitar 37,1% Riskesdas 2013. Di samping kekurangan asupan zat besi, anemia
juga dapat di sebabkan karena kecacingan dan malaria. Masalah gizi yang lain adalah
kurang energi kronik (KEK) dan konsumsi garam beryodium yang masih rendah.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 bahwa prevalensi resiko ibu hamil KEK
sebesar 24,2%.
Selain penanganan masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu
diupayakan peningkatan kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan brain
booster meliputi stimulasi otak janin dan asupan gizi seimbang pada ibu hamil.
Masalah kekerasan terhadap perempuan (KtP) merupakan masalah global yang
terkait dengan kesehatan dan hak asasi manusia.Ibu hamil yang mendapatkan
kekerasan secara fisik dan psikis baik dari suami maupun orang – orang terdekatnya
dapat mempengaruhi kehamilan perkembangan janin.
2
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal adalah cakupan K1 kontak pertama dan K4 kontak 4 kali dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar. Berdasarkan data
Riskesdas bahwa cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal terpadu
telah meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Cakupan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan juga meningkat dari 79.0% pada tahun
2010 menjadi 86,9% pada tahun 2013. Walaupun demikian, masih terdapat disparitas
antar propinsi dan antar kabupaten/ kota yang variasinya cukup besar. Selain adanya
kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana
seharunya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan (missed opportunity).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan antenatal di
fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan / kelompok perlu
dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup pelayanan KIA, Gizi,
pengendalian penyakit menular ( imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular
seksual), penanganan penyakit tidak menular serta beberapa program lokal dan spesifik
lainnya sesuai dengan kebutuhan program.
1.2 Tujuan
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik
dasar yang profesional dan bermutu di bidang kesehatan ibu dan anak.
3
1.5 Batasan Operasional
1. Pendataan sasaran KB
2. Konseling dan penyuluhan
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jadwal Kegiatan pelaksanaan pelayanan Poli KIA di adakan setiap hari sesuai jam
kerja.
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kamar Mandi
Bed
Bed Anak
: Meja
: :Kursi
6
16. Pinset Bedah 1 buah 0 buah 0
17. Silinder Korentang Steril 1 buah 0 buah 0
18. Sonde mulut 1 buah 0 buah 0
19. Spekulum Vagina (Cocor
3 buah 1 buah 0
Bebek) Besar
20. Spekulum Vagina (Cocor
2 buah 1 buah 0
Bebek) Kecil
21. Spekulum Vagina (Cocor
5 buah 1 buah 0
Bebek) Sedang
22. Spekulum Vagina (Sims) 1 buah 0 buah 1
23. Sphygmomanometer
1 buah 1 buah 0
Dewasa
24. Stand Lamp untuk tindakan 1 buah 0 buah 1
25. Stetoskop Dewasa 1 buah 1 buah 0
26. Stetoskop Janin / Fetoscope 1 buah 0 buah 0
27. Sudip lidah logam / Spatula
2 buah 1 buah 0
Lidah Logam panjang 12 cm
28. Sudip lidah logam / Spatula
Lidah Logam panjang 16,5 2 buah 1 buah 2
cm
29. Tampon Tang 1 buah 0 buah 0
30. Tempat Tidur Periksa 1 buah 1 buah 0
31. Termometer Dewasa 1 buah 1 buah 0
32. Timbangan Dewasa 1 buah 1 buah 0
33. Torniket Karet 1 buah 1 buah 0
7
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
10. Kasa Steril 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
11. Lidi kapas Steril 0
Kebutuhan Kebutuhan
12. Lubrikan gel 1 Tube 1 Tube 0
Sesuai Sesuai
13. Masker 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
14. Podofilin Tinctura 25% 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sabun Tangan atau Sesuai Sesuai
15. 0
Antiseptik Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
16. Sarung tangan 0
Kebutuhan Kebutuhan
V. Perlengkapan
1. Ari timer 1 buah 1 buah 0
2. Bantal 1 buah 1 buah 0
3. Baskom Cuci Tangan 1 buah Tidak ada 1
4. Celemek Plastik 1 buah Tidak ada 1
5. Duk Bolong, Sedang 2 buah Tidak ada 1
6. Kasur 1 buah 1 buah 0
Kotak Penyimpan Jarum
7. 1 buah 1 buah 0
Bekas
8. Lemari Alat 1 buah 1 buah 0
9. Lemari Obat 1 buah 1 buah 0
Meteran (untuk mengukur
10. 1 buah 1 buah 0
tinggi Fundus)
11. Perlak 2 buah 2 buah 0
12. Pispot 1 buah 1 buah 0
13. Pita Pengukur Lila 1 buah 1 buah 0
14. Pompa Payudara untuk ASI 1 buah 1buah 0
15. Sarung Bantal 2 buah 2 buah 0
16. Selimut 1 buah 1 buah 0
17. Seprei 2 buah 2 buah 0
18. Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah 1 buah 0
Sikat untuk Membersihkan
19. 1 buah 1 buah 0
Peralatan
Tempat Sampah Tertutup
20. yang dilengkapi dengan 2 buah 2 buah 0
injakan pembuka penutup
21. Tirai 1 buah 1 buah 0
22. Toples Kapas / Kasa Steril 1 buah 1 buah 0
23. Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah 1 buah 0
24. Waskom Bengkok Kecil 1 buah 1 buah 0
VI Meubelair
1. Kursi kerja 4 Buah 4 Buah 0
2. Lemari Arsip 1 Buah 1 Buah 0
3. Meja Tulis ½ biro 1 Buah 1 Buah 0
8
11. Gunting tali pusat 2 Buah 2 Buah 0
12. Pemeriksaan HB 1 Buah 1 Buah 0
Kleam pean / kleam tali
13. 2 Buah 2 Buah 0
pusat
14. Korcher Tang 2 Buah 2 Buah 0
½ Klem korcher / pemecah
15. 2 Buah 2 Buah 0
ketuban
16. Lancet 1 Buah 1 Buah 0
17. Mangkok untuk larutan 2 Buah 2 Buah 0
18. Meteran 2 Buah 2 Buah 0
19. Palu Refleks 1 Buah 1 Buah 0
20. Penjepit Uterus 2 Buah 2 Buah 0
21. Pelvimeter obstetrik 1 Buah 0 Buah 1
Pengukur panjang badan
22. 1 Buah 1 Buah 0
bayi
23. Pengukur lingkar kepala 1 Buah 1 Buah 0
Pengukur panjang badan
24. 1 Buah 1 Buah 0
bayi
Pengukur tinngi badan
25. 1 Buah 1 Buah 0
(microtoys)
26. Pinset anatomi pendek 2 Buah 2 Buah 0
27. Pinset anatomi panjang 2 Buah 2 Buah 0
28. Pinset bedah 2 Buah 1 Buah 1
29. Pinset pencukur 2 Buah 1 Buah 1
30. Pita pengukur LILA 1 Buah 1 Buah 0
31. Penutup mata (okluder) 1 Buah 1 Buah 0
32. Stetoskop janin 1 Buah 0 Buah 1
33. Stetoskop neonatus 1 Buah 0 Buah 1
Sudip lidah logam panjang
34. 1 Buah 1Buah 0
12cm
Sudip lidah logam panjang
35. 1 Buah 1 Buah 0
16,5 cm
36. Sonde Mulut 1 Buah 1 Buah 0
37. Sonde uterus / penduga 2 Buah 2 Buah 0
Speculum vagina (cocor
38. 1 Buah 1 Buah 0
bebek besar)
Spekulum vagina (cocor
39. 1 Buah 1 Buah 0
bebek kecil)
Spekulum Vagina (cocor
40. 1 Buah 1 Buah 0
bebek sedang)
41. Stetoskop 2 Buah 1 Buah 1
42. Silinder korentang steril 2 Buah 1 Buah 1
43. Speculim vagina (sims) 1 Buah 0 Buah 1
44. Tabung untuk bilas vagina 1 Buah 0 Buah 1
45. Tampon tang 1 Buah 0 Buah 1
46. Termometer dahi dan telinga 1 Buah 0 Buah 1
47. Termometer digital 1 Buah 1 Buah 0
48. Termometer dewasa 1 Buah 1 Buah 0
49. Tensimeter dewasa 1 Buah 1 Buah 0
50. Timbangan dewasa 1 Buah 1 Buah 0
51. Timbangan bayi 1 Buah 1 Buah 0
52. Toples kapas / kassa steril 1 Buah 1 Buah 0
53. Torniket karet 1 Buah 1 Buah 0
54. Tromol kasa / kain steril 1 Buah 1 Buah 0
Resusitasi dewasa beserta
55. 1 Buah 1 Buah 0
masker
Resusitasi bayi beserta
56. 1 Buah 1 Buah 0
masker
57. Waskom bengkok 1 Buah 1 Buah 0
58. Waskom cekung 1 Buah 0 Buah 1
Weigh baby scale + tray for
59. 1 Buah 1 Buah 0
20 kg
9
1. Alkohol 5 botol 5 Buah 0
Betadine solution atau
2. 5 botol 5 Buah 0
desinfektan lainnya
3. Chromic catgut 1 pak 1 pak 0
4. Cairan NaCl 1 pak 1 pak 0
5. Disposible syringe 1cc 5 dus 5 dus 0
6. Disposible syringe 2,5 – 3 cc 5 dus 5 dus 0
7. Disposible syringe 5 cc 5 dus 5 dus 0
8. Disposible syringe 10 cc 5 dus 5 dus 0
Infus set dengan wings
9. nedle untuk anak dan bayi 2 set 2 set 0
no 23 dan 25
10. Kasa 1 gulung 1 gulung 0
11. Kapas 1 pak 1 pak 0
12. Kateter karet 2 Buah 2 Buah 0
13. Lidi kapas 1 1 0
14. Masker 1 pak 1 pak 0
15. Pelumas 1 Buah 1 Buah 0
16. Sarung tangan 1 Buah 1 Buah 0
Sabun tangan atau
17. 1 Buah 1 Buah 0
antiseptik
18. Tes kehamilan strip 50 tes 50 tes 0
19. Ultrasonic gel 250 ml 1 buah 1 buah 0
20. Umbilical cord klem plastik 2 pak 2 pak 0
IX Perlengkapan
1. Duk steril katun 1 Buah 1 Buah 0
Kotak penyimpanan jarum
2. 1 Buah 1 Buah 0
atau pisau bekas
3. Senter + batrai besar 1 Buah 1 Buah 0
Sarung tangan karet untuk
4. 1 pasang 1 pasang 0
mencuci alat
Sikat untuk membersihkan
5. 1 Buah 1 Buah 0
peralatan
6. Stop watch 1 Buah 1 Buah 0
7. Tas tahan air tempat kit 1 Buah 1 Buah 0
8. Tempat kain kotor 1 Buah 1 Buah 0
9. Tempat placenta 1 Buah 1 Buah 0
10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Lingkup pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan kepada masyarakat
meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP).
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan lebih di fokuskan pada
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative.
4.2 Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak diperlukan
peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan
pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi
dibidang kesehatan kepada masyarakat.
11
3. Pemeriksaan :
Bumil minimal pemeriksaan 10T.
Bufas pemeriksaan : tensi, TFU, lochea, perdarahan, dan sebagainya.
Neonatus pemeriksaan : BB, TB, suhu, detak jantung, respirasi, warna kulit,
tali pusat, dan sebagainya.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang(laboratorium)
5. Melakukan kolaborasi
6. Penatalaksanaan kasus : sesuai dengan penatalaksanaan masing-masing
kasus.
7. Pencatatan dan pelaporan
12
c) Suhu
d) Pernafasan
e) Tinggi Badan
f) Berat Badan
g) Lila
h) Ukuran panggul luar (primi gravida)
2) Kepala
1) Rambut : warna rambut, mudah dicabut atau kuat
2) Conjungtiva mata
3) Warna bibir pucat atau kemerahan
4) Kesehatan gigi dirujuk ke poli gigi
3) Leher
1) Inspeksi : ibu menengadahkan kepala adakah
pembesaran kelenjar thyroid
2) Palpasi kelenjar thyroid
4) Payudara
a) Adakah benjolan abnormal
b) Puting susu
5) Abdomen :
a) Inspeksi : adakah luka bekas oprasi atau tidak
b) Palpasi : adakah pembesaran lien/ hepar
c) Leopold I-IV
d) TFU
e) Auskultasi
6) Genetalia :
a) Varises
b) Penyakit infeksi
7) Kaki dan tungkai :
a) Varises
b) Oedem
e. Petugas melakukan Kolaborasi rujukan internal Laborat, poli
Gigi, bila perlu USG
f. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan
g. Petugas melakukan rujukan eksterna ke RS bila ada
penyimpangan atau Resiko tinggi
h. Petugas memberikan immunisasi TT sesuai Status TT dan
Tablet tambah darah
i. Petugas memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
j. Petugas menjelaskan tanggal kunjungan ulang sesuai umur
13
kehamilan
Atau sesuai kebutuhan
k. Petugas cuci tangan
l. Petugas melakukan pencatatan pada register KIA, buku KIA,
rekam medis
5. Diagram Alur Mempersiapkan lingkungan
Menyapa pasien dan Melakukan anamnesa
pasien di kamar pasien keluarganya lengkap
6. Dokumen RM pasien
Terkait
Buku register pasien KIA
Buku KIA
14
conjungtiva pucat/tidak, sclera icterus/tidak, muka
odema/tidak)
8. Petugas melakukan pemeriksaan payudara:
Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri diatas kepala,
kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke
ketiak, raba adanya massa, benjolan yang membesar,
pembengkakan atau abses
Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara
kanan hingga ketiak
Menilai pengeluaran ASI kanan dan kiri
9. Petugas melakukan pemeriksaan abdomen :
a. Periksa bekas luka jika operasi baru
b. Palpasi untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
c. mendeteksi adanya massa atau kelembekan (konsistensi
uterus)
d. Menilai fungsi berkemih dan fungsi cerna
10. Petugas melakukan pemeriksaan pada kaki untuk :
a. Varises vena
b. Kemerahan pada betis
c. Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, pitting jika ada
d. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda
human positif/tanda-tanda trombofeblitis)
11. Petugas membantu klien pada posisi untuk pemeriksaan
genetalia dan perineum
12. Petugas mengenakan handscoon steril
13. Petugas melakukan pemeriksaan genetalia dan perineum :
memperhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi),
melakukan vulva hygiene, periksa perineum (bekas jahitan,
tanda infeksi)
14. Jika terdapat tanda bahaya nifas, petugas menjelaskan ke
pasien tentang hasil pemeriksaan dan penatalaksanaan
sesuai dengan tanda bahaya yang ada, bila berhasil anjurkan
klien kunjungan ulang dan jika tidak berhasil lakukan
persiapan rujukan
15. Petugas melepas handscoon dan menaruh dalam larutan
klorin 0,5 %
16. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
17. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan
18. Petugas memberitahu klien bahwa tindakan telah selesai
8. Diagram alir
Menyapa klien dg Melakukan anamnesa Informed
ramah keluhan klien
consent
Tata
Anjurkan untuk
Ya laksana Tidak
berhasil ?
kunjungan ulang
15
Persiapan rujukan
ke RS
melepas handscoon dan
menaruh dalam larutan
klorin 0,5 %
Pelayanan persalinan
16
1. Lampu Sorot
2. Stetoskop dan Tensimeter
3. Oksigen dan Regulator
4. Stetoscope
5. Bengkok
6. Ember
7. Tempat sampah 3 (sampah medis dan non
medis)
8. Tempat placenta
9. Kain penyeka muka dan badan bayi : 2
10. Baju bayi lengkap, handuk dan alat gedong
11. Baju ibu, celana dalam danpembalut wanita
12. Mejaresusitasi
13. Partus set, terdiridari :
- Sarungtangansteril 2 pasang
- Guntingepisiotomi : 1
- Guntingtalipusat : 1
- Klemtalipusat : 2
- Kocher ½ : 1
- Klip tali pusat: 1
- Kasasteril : 5
- Spuit 5cc : 1
- Spuit 3 cc : 1
14. GelasUkur
Bahan:
1. Medikamentosa
2. Bahan Antiseptik (PovidonIodin 10%).
3. Larutan bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%
4. Epinefrin 0,01%
5. Antibiotika
6. Aquabidestilata
7. Dextrose 5%
8. Ringer lactate
9. ZalfKlorampenicol 1 %
10. Bahan Dekontaminasi (larutan Khlorin 0,5%)
11. ObatInjeksi
- MetilErgometri
- Oxitosin
17
- Vitamin K
- Lidocain
5. Langkah – 1. Petugas menyapa pasien dan mencocokkan identitas pasien
langkah di rekam medis;
2. Petugas melakukan anamnesa : berapa usia kehamilan,
apakah sudah ada tanda-tanda persalinan, apakah keluar
darah lendir, apakah kontraksi adekuat, riwayat persalinan,
dll;
3. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan;
4. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk
menandatangani formulir persetujuan tindakan medis
(informed consent);
5. Petugas membaca kembali partograf dan kartu ibu;
6. Petugas menyiapkan alat dan bahan;
7. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
8. Petugas memastikan ibu sudah memasuki kala II dengan
tanda dan gejala (dorongan untuk meneran, tekanan anus,
perineum menonjol, vulva membuka);
9. Petugas menyiapkan diri (pakai celemek, cuci tangan, pakai
sarung tangan, menyiapkan oksitosin);
10. Petugas memeriksa pembukaan pasien, memastikan
pembukaan sudah lengkap;
11. Petugas menyiapkan mental ibu dan keluarga, bila perlu beri
kesempatan salah satu keluarga untuk mendampingi pasien;
12. Petugas memimpin persalinan disaat ada his dan istirahat
disaat tidak ada his dan mendengarkan detak jantung janin
bayi;
13. Petugas melakukan persiapan pertolongan persalinan;
1. Memasang handuk atau kain bersih di perut ibu;
2. Memasang under pads di bawah bokong ibu;
3. Membuka kain atau sarung ibu;
4. Memakai sarung tangan.
14. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien (posisi yang nyaman untuk pasien);
15. Petugas melakukan pertolongan persalinan normal;
16. Petugas melakukan penanganan bayi;
1. Menilai apgar score bayi;
2. Mengeringkan bayi dengan kain / handuk kering;
18
3. Menjepit dan potong talipusat;
4. Membungkus bayi dengan kain bersih dan kering;
5. Menyusukan bayi ke ibunya jika kondisi memungkinkan;
17. Petugas melakukan manajemen aktif kala III;
1. Segera menyuntikan oksitosin 10 UI ( IM );
2. Melakukan penegangan talipusat terkendali;
3. Memutar plasenta searah jarum jam dengan menekan
atas simfisiskearah fundus uteri;
4. Melakukan massage uterus setelah plasenta lahir sampai
dengan uterus baik;
18. Petugas memeriksa apakah ada tanda pendarahan akibat
sisa plasenta atau robekan jalan lahir;
19. Petugas mengevaluasi keadaan ibu;
1. Periksa nadi, tekanan darah, suhu;
2. Periksa kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri;
20. Petugas merendam alat-alat yang sudah digunakan dalam
larutan klorin;
21. Petugas membuang sampah kedalam tempatnya masing-
masing ( sampah medis dan nonmedis );
22. Petugas mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin;
23. Petugas membuka sarung tangan dengan cara terbalik;
24. Petugas mencuci tangan 6 langkah;
25. Petugas melengkapi partograf dan laporan persalinan;
26. Petugas melakukan KIE : ASI eksklusif, imunisasi rutin di
posyandu, control post partum, KB pascanifas, diet ibu
menyusui.
19
7. Bagan Alir
8. Hal- hal
yang perlu
Kepatuhan petugas terhadap SOP Persalinan Normal
di
perhatikan
9. Unit Terkait a. Ruang Bersalin
b. Kamar Obat
10. Dokume 1. Rekam Medik
n Terkait 2. Buku laporan persalinan
3. Buku KIA
20
Rujukan
Rujukan internal
21
ke unit yang merujuk
17) Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi
18) Petugas unit yang merujuk menegakan diagnosa
19) Petugas memberi resep
20) Petugas mempersilahkan pasien kebagian farmasi
7. Diagram Alir
Memanggil Mencocokan Melakukan Menegakkan diagnosa
pasiensesuai identitas pasien anmnesa pasien, berdasarkan hasil
anmnea dan pemeriksaan
urutan dengan rekam pengukuran vital
fisik
medic pasien sign, pemeriksaan
Rujukan eksternal
22
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.
23
untuk menandatangani pernyataan penolakan.
11. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan
24
BAB V
LOGISTIK
25
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
26
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Ketepatan metode yang digunakan
d. Tercapainya indikator hasil pelaksanaan, kegiatan monitoring dan evaluasi
serta permasalahan yang ditemukan dapat dibahas pada tiap pertemuan
lokakarya mini tiap bulan.
e. Dokumentasi masing-masing kegiatan.
28
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tunjung.
Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di puskesmas
sehingga masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang
berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tunjung agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang baik sehingga tujuan pembangunan nasional di
bidang kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai.
29
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin bari abdul, DKK. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakrta. Tridasa Printer. 2002
30