Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Secara nasional, akses masyarakat kita terhadap pelayanan kesehatan ibu


cenderung semakin membaik. Dimana tren angka kematian ibu AKI di indonesia saat ini
telah berhasil diturunkan dari 390/100.000 kelahiran hidup (data SDKI tahun 1990)
menjadi 359 / 100.000 kelahiran hidup (data SDKI tahun 2012). Namun demikian , jika
pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga indonesia masih
memerlukan upaya dan kerja keras untuk mencapainya.
Faktor yang berkomunikasi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
infeksi, persalinan dan nifas seperti perdarahan ,preeklamsia/eklamsia, infeksi,
persalinan macet dan abortus. Penyebaba tidak langsung kematian ibu adalah faktor –
faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran ) menurut data
SDKI 2002 sebanyak 22,5%, maupun yang mempersulit proses penanganan
kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT (terlambat
mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor lain yang
mempengaruh adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria,
HIV/AIDS, TB, sifilis, penyakit tidak menular seperti HT, DM, jantung gangguan jiwa,
maupun yang mengalami kekurangan gizi.
Selain itu masih terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi. Menurut data
SDKI tahun 2012, angka unmet-need 8,5%. Kondisi ini merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman, yang
pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu.
Malaria pada kehamilan seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi
ibu, janin dan bayinya. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, bahwa proporsi ibu
hamil malaria dengan pemeriksaan RDT sebesar 1,9%, dimana 1,3% disebabkan oleh
parasit Plasmodium Falcifarum, 0,4% Plasmodium vivax, dan 0,2% mix (campuran
plasmodium falcifarium dan plasmodium vivax). Dimana hal ini dapat berpotensi
menyumbang kematian ibu di indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan yang
telah dilakukan meliputi pemberian kelambu berrinsentisida, skining malaria dengan
menggunakan RDT / mikroskop dan pengobatan sedini mungkin bagi ibu hamil yang
positif malaria dengan menggunakan Kina/ACT. Berdasarkan data Diktorat P2PL tahun
2013, 26 propinsi endemis malaria sedang dan tinggi (kecuali propinsi DKI jakarta,
banten, jawa barat, jawa timur, dan bali) bahwa ibu hamil yang diberikan kelambu

1
berintesida sebesar 81% ( 391.640 ibu hamil ), ibu hamil yang dilakukan skrining
(RDT/mikroskopis) sebanyak 337. 796 ibu hamil (74,64% dari sasaran ibu hamil yang
berada di daerah endermis malaria sedang dan tinggi ), ibu hamil yang positif malaria
sebanyak 940 ibu hamil dan yang diobati sebesar 744 ibu hamil. Hal ini menunjukkan
masih ada missed opportunity ibu hamil di daerah endermis malaria sedang dan tinggi
yang belum mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dengan malaria secara optimal.
Masalah lain adalah HIV pad aibu hamil, selain mengancam keselamatan ibu
juga dapat menular kepada bayinya (mother –to-child transmission). Menurut data
kementrian kesehatan tahun 2013, dari 100.296 ibu hamil yang menjalani tes HIV,
sebanyak 3.135 (3,1%) ibu hamil dinyatakan positif HIV.
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang juga perlu
mendapatkan perhatian.Ibu hamil yang menderita sifilis berpotensi untuk melahirkan
bayinya dengan sifilis kongenital. Data Kementrian Kesehatan, dari bulan januari – juni
2013, sebanyak 10.353 ibu hamil yang tes sifilis, sebanyak 264 (2,5%) ibu hamil
dinyatakan positif sifilis.
Penyakit menular lain yang masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat adalah TB. Pada ibu hamil TB dapat memperburuk kesehatan dan status
gizi ibu, serta mempengaruhi tumbuh kembang janin dan resiko tertular pada bayinya.
Penyakit kronis seperti HT, DM, jantung, asma berat, dan gangguan jiwa sangat
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin dan BBL. Penanganan penyakit kronis pada
ibu hamil masih blm seperti yang diharapkan dan datanya juga belum terekam dengan
baik.
Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Kurang asupan zat besi pada
perempuan khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah
resiko perdarahan dan melahirkan bayi dengan BBLR, prevalensi anemia pada ibu
hamil sekitar 37,1% Riskesdas 2013. Di samping kekurangan asupan zat besi, anemia
juga dapat di sebabkan karena kecacingan dan malaria. Masalah gizi yang lain adalah
kurang energi kronik (KEK) dan konsumsi garam beryodium yang masih rendah.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 bahwa prevalensi resiko ibu hamil KEK
sebesar 24,2%.
Selain penanganan masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu
diupayakan peningkatan kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan brain
booster meliputi stimulasi otak janin dan asupan gizi seimbang pada ibu hamil.
Masalah kekerasan terhadap perempuan (KtP) merupakan masalah global yang
terkait dengan kesehatan dan hak asasi manusia.Ibu hamil yang mendapatkan
kekerasan secara fisik dan psikis baik dari suami maupun orang – orang terdekatnya
dapat mempengaruhi kehamilan perkembangan janin.

2
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal adalah cakupan K1 kontak pertama dan K4 kontak 4 kali dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar. Berdasarkan data
Riskesdas bahwa cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal terpadu
telah meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Cakupan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan juga meningkat dari 79.0% pada tahun
2010 menjadi 86,9% pada tahun 2013. Walaupun demikian, masih terdapat disparitas
antar propinsi dan antar kabupaten/ kota yang variasinya cukup besar. Selain adanya
kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana
seharunya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan (missed opportunity).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan antenatal di
fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan / kelompok perlu
dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup pelayanan KIA, Gizi,
pengendalian penyakit menular ( imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular
seksual), penanganan penyakit tidak menular serta beberapa program lokal dan spesifik
lainnya sesuai dengan kebutuhan program.

1.2 Tujuan
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik
dasar yang profesional dan bermutu di bidang kesehatan ibu dan anak.

1.3 Sasaran Pedoman


1. Sasaran dalam kegiatan pemeriksaan kontak di tujukan pada semua pasien yang
berkunjung ke Poli KIA.
2. Meningkatkan prosentasi Puskesmas dengan keberhasilan mengurangi AKI dan
AKB.

1.4 Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan KIA
a. Pemeriksaan ibu hamil
b. Pemeriksaan ibu nifas
c. Pemeriksaan deteksi dini kehamilan Risti
d. Pemeriksaan sarari
e. Pelayanan KB
f. Konseling
g. Pelayanan persalinan
h. Rujukan

3
1.5 Batasan Operasional

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak


Pelayanan Kegiatan
1. Pendataan Bumil dan Bufas
2. Kelas Ibu
3. Pemasangan Stiker P4K

Pelayanan Kesehatan Ibu 4. Pelacakan Kematian Ibu


5. Kunjungan Rumah Bumil, Bufas, Risti
6. Kegiatan imunisasi TT pada Calon
Pengantin, ibu hamil dan TT WUS

1. Pendataan neonatal, bayi normal, resiko


tinggi
2. Kunjungan rumah neonatal dan bayi resiko
tinggi
3. Pelacakan Kematian Neonatal, Bayi dan
balita
Pelayanan Kesehatan Anak
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak
balita dan anak pra sekolah / SDIDTK (TK,
PAUD)
5. Kegiatan imunisasi dasar pada bayi dan
imunisasi boster pada balita dan anak
sekolah
1. KIE untuk remaja yang sekolah dan tidak

Pelayanan Kesehatan sekolah

Reproduksi (Remaja danWUS) 2. Konseling untuk remaja yang sekolah dan


yang tidak sekolah

1. Pendataan sasaran KB
2. Konseling dan penyuluhan

Pelayanan Keluarga Berencana 3. Pelayanan dengan momen khusus (contoh


Safari TNI KB Kes)
4. Pelacakan kegagalan KB

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya pada Poli KIA terdiri dari :

Jenis Tenaga Standar Pendidikan


jumlah
Bidan koordinator 1 D-4 kebidanan
Pengelola Poli KIA 3 D-3 Kebidanan

2.2 Distribusi ketenagaan

No Uraian Standart Realisasi Kesenjangan Keterangan


1 Jumlah Tenaga 2 2 Kurang 1
Bidan tenaga
2 Kompetensi D3 D3 Sesuai
Kebidanan Kebidanan

2.3 Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan pelaksanaan pelayanan Poli KIA di adakan setiap hari sesuai jam
kerja.

Hari Pelayanan Penanggung jawab


Senin Imunisasi Ni Gusti Ayu T
Selasa ANC Terpadu Suryaningsih
Rabu KB, dst Siti Alimah
24 jam GD Persalinan Suryaningsih

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang


Denah ruangan Poli KIA.

Bed Bed Anak

Kamar Mandi

Bed

Bed Anak

: Meja

: :Kursi

3.2 Standar Fasilitas

Jumlah minimum peralatan


No Jenis Peralatan Ket
Standar Realisasi Kesenjangan
I. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu
1. 1/2 Klem Korcher 1 buah 2 buah 0
2. Anuskop 3 buah 0 buah 3
3. Bak Instrumen dengan tutup 1 buah 1 buah 0
4. Baki Logam Tempat Alat
1 buah 1 buah 0
Steril Bertutup
5. Doppler 1 buah 1 buah 0
6. Gunting Benang 1 buah 1 buah (rusak) 0
7. Gunting Verband 1 buah 0 buah 0
8. Korcher Tang 1 buah 0 buah 0
9. Mangkok untuk Larutan 1 buah 1 buah 0
10. Meja Instrumen / Alat 1 buah 1 buah 0
11. Meja Periksa Ginekologi dan
1 buah 1 buah 0
kursi pemeriksa
12. Palu Refleks 1 buah 1 buah 0
13. Pen Lancet 1 buah 1 buah 0
14. Pinset Anatomi Panjang 1 buah 1 buah 0
15. Pinset Anatomi Pendek 1 buah 1 buah 0

6
16. Pinset Bedah 1 buah 0 buah 0
17. Silinder Korentang Steril 1 buah 0 buah 0
18. Sonde mulut 1 buah 0 buah 0
19. Spekulum Vagina (Cocor
3 buah 1 buah 0
Bebek) Besar
20. Spekulum Vagina (Cocor
2 buah 1 buah 0
Bebek) Kecil
21. Spekulum Vagina (Cocor
5 buah 1 buah 0
Bebek) Sedang
22. Spekulum Vagina (Sims) 1 buah 0 buah 1
23. Sphygmomanometer
1 buah 1 buah 0
Dewasa
24. Stand Lamp untuk tindakan 1 buah 0 buah 1
25. Stetoskop Dewasa 1 buah 1 buah 0
26. Stetoskop Janin / Fetoscope 1 buah 0 buah 0
27. Sudip lidah logam / Spatula
2 buah 1 buah 0
Lidah Logam panjang 12 cm
28. Sudip lidah logam / Spatula
Lidah Logam panjang 16,5 2 buah 1 buah 2
cm
29. Tampon Tang 1 buah 0 buah 0
30. Tempat Tidur Periksa 1 buah 1 buah 0
31. Termometer Dewasa 1 buah 1 buah 0
32. Timbangan Dewasa 1 buah 1 buah 0
33. Torniket Karet 1 buah 1 buah 0

II. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak


1. Alat Pengukur Panjang Bayi 1 buah 1 buah 0
2. Flowmeter anak (high flow) 1 buah 1 buah 0
3. Flowmeter neonatus (low
1 buah 1 buah 0
flow)
4. Lampu periksa 1 buah 1 buah 0
5. Pengukur lingkar kepala 1 buah 1 buah 0
6. Pengukur tinggi badan anak 1 buah 1 buah 0
7. Sphygmomanometer dan
1 buah 1 buah 0
manset anak
8. Stetoskop pediatric 1 buah 1 buah 0
9. Termometer Anak 1 buah 1 buah 0
10. Timbangan Anak 1 buah 1 buah 0
11. Timbangan bayi 1 buah 1 buah 0

III. Set Peralatan KB


Baki Logam Tempat Alat
1 1 Buah 1 Buah 0
Steril Bertutup
2 Implant Kit 1 Buah 1 Buah 0
3 IUD Kit 1 Buah 1 Buah 0

IV. Bahan Habis Pakai


Sesuai Sesuai
1. Alkohol 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
2. Benang Chromic Catgut 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
3. Cairan Desinfektan 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
4. Disposable Syringe, 1 cc 0
Kebutuhan Kebutuhan
Disposable Syringe, 2,5 – 3 Sesuai Sesuai
5. 0
cc Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
6. Disposable Syringe, 5 cc 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai
7. Kain Steril Tidak ada 0
Kebutuhan
Sesuai Sesuai
8. Kapas 0
Kebutuhan Kebutuhan
9. Kasa Non Steril Sesuai Sesuai 0

7
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
10. Kasa Steril 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
11. Lidi kapas Steril 0
Kebutuhan Kebutuhan
12. Lubrikan gel 1 Tube 1 Tube 0
Sesuai Sesuai
13. Masker 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
14. Podofilin Tinctura 25% 0
Kebutuhan Kebutuhan
Sabun Tangan atau Sesuai Sesuai
15. 0
Antiseptik Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
16. Sarung tangan 0
Kebutuhan Kebutuhan

V. Perlengkapan
1. Ari timer 1 buah 1 buah 0
2. Bantal 1 buah 1 buah 0
3. Baskom Cuci Tangan 1 buah Tidak ada 1
4. Celemek Plastik 1 buah Tidak ada 1
5. Duk Bolong, Sedang 2 buah Tidak ada 1
6. Kasur 1 buah 1 buah 0
Kotak Penyimpan Jarum
7. 1 buah 1 buah 0
Bekas
8. Lemari Alat 1 buah 1 buah 0
9. Lemari Obat 1 buah 1 buah 0
Meteran (untuk mengukur
10. 1 buah 1 buah 0
tinggi Fundus)
11. Perlak 2 buah 2 buah 0
12. Pispot 1 buah 1 buah 0
13. Pita Pengukur Lila 1 buah 1 buah 0
14. Pompa Payudara untuk ASI 1 buah 1buah 0
15. Sarung Bantal 2 buah 2 buah 0
16. Selimut 1 buah 1 buah 0
17. Seprei 2 buah 2 buah 0
18. Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah 1 buah 0
Sikat untuk Membersihkan
19. 1 buah 1 buah 0
Peralatan
Tempat Sampah Tertutup
20. yang dilengkapi dengan 2 buah 2 buah 0
injakan pembuka penutup
21. Tirai 1 buah 1 buah 0
22. Toples Kapas / Kasa Steril 1 buah 1 buah 0
23. Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah 1 buah 0
24. Waskom Bengkok Kecil 1 buah 1 buah 0

VI Meubelair
1. Kursi kerja 4 Buah 4 Buah 0
2. Lemari Arsip 1 Buah 1 Buah 0
3. Meja Tulis ½ biro 1 Buah 1 Buah 0

VII Kit Bidan


Alat penghisap lendir
1. 1 Buah 1 Buah 1
DeLee / Bulb
2. Alat epnghisap lendir elektrik 1 Buah 0 Buah 1
3. Bak Instrumen dengan tutup 2 Buah 1 Buah 1
Baki logam tempat alat steril
4. 2 Buah 0 Buah 2
bertutup
5. Bengkok kecil 2 Buah 2 Buah 0
6. Bengkok besar 2 Buah 2 Buah 0
7. Doppler 1 Buah 1 Buah 0
8. Gunting benang 2 Buah 2 Buah 0
9. Gunting episiotomi 2 Buah 2 Buah 0
10. Gunting verband 1 Buah 1 Buah 0

8
11. Gunting tali pusat 2 Buah 2 Buah 0
12. Pemeriksaan HB 1 Buah 1 Buah 0
Kleam pean / kleam tali
13. 2 Buah 2 Buah 0
pusat
14. Korcher Tang 2 Buah 2 Buah 0
½ Klem korcher / pemecah
15. 2 Buah 2 Buah 0
ketuban
16. Lancet 1 Buah 1 Buah 0
17. Mangkok untuk larutan 2 Buah 2 Buah 0
18. Meteran 2 Buah 2 Buah 0
19. Palu Refleks 1 Buah 1 Buah 0
20. Penjepit Uterus 2 Buah 2 Buah 0
21. Pelvimeter obstetrik 1 Buah 0 Buah 1
Pengukur panjang badan
22. 1 Buah 1 Buah 0
bayi
23. Pengukur lingkar kepala 1 Buah 1 Buah 0
Pengukur panjang badan
24. 1 Buah 1 Buah 0
bayi
Pengukur tinngi badan
25. 1 Buah 1 Buah 0
(microtoys)
26. Pinset anatomi pendek 2 Buah 2 Buah 0
27. Pinset anatomi panjang 2 Buah 2 Buah 0
28. Pinset bedah 2 Buah 1 Buah 1
29. Pinset pencukur 2 Buah 1 Buah 1
30. Pita pengukur LILA 1 Buah 1 Buah 0
31. Penutup mata (okluder) 1 Buah 1 Buah 0
32. Stetoskop janin 1 Buah 0 Buah 1
33. Stetoskop neonatus 1 Buah 0 Buah 1
Sudip lidah logam panjang
34. 1 Buah 1Buah 0
12cm
Sudip lidah logam panjang
35. 1 Buah 1 Buah 0
16,5 cm
36. Sonde Mulut 1 Buah 1 Buah 0
37. Sonde uterus / penduga 2 Buah 2 Buah 0
Speculum vagina (cocor
38. 1 Buah 1 Buah 0
bebek besar)
Spekulum vagina (cocor
39. 1 Buah 1 Buah 0
bebek kecil)
Spekulum Vagina (cocor
40. 1 Buah 1 Buah 0
bebek sedang)
41. Stetoskop 2 Buah 1 Buah 1
42. Silinder korentang steril 2 Buah 1 Buah 1
43. Speculim vagina (sims) 1 Buah 0 Buah 1
44. Tabung untuk bilas vagina 1 Buah 0 Buah 1
45. Tampon tang 1 Buah 0 Buah 1
46. Termometer dahi dan telinga 1 Buah 0 Buah 1
47. Termometer digital 1 Buah 1 Buah 0
48. Termometer dewasa 1 Buah 1 Buah 0
49. Tensimeter dewasa 1 Buah 1 Buah 0
50. Timbangan dewasa 1 Buah 1 Buah 0
51. Timbangan bayi 1 Buah 1 Buah 0
52. Toples kapas / kassa steril 1 Buah 1 Buah 0
53. Torniket karet 1 Buah 1 Buah 0
54. Tromol kasa / kain steril 1 Buah 1 Buah 0
Resusitasi dewasa beserta
55. 1 Buah 1 Buah 0
masker
Resusitasi bayi beserta
56. 1 Buah 1 Buah 0
masker
57. Waskom bengkok 1 Buah 1 Buah 0
58. Waskom cekung 1 Buah 0 Buah 1
Weigh baby scale + tray for
59. 1 Buah 1 Buah 0
20 kg

VIII Bahan habis pakai

9
1. Alkohol 5 botol 5 Buah 0
Betadine solution atau
2. 5 botol 5 Buah 0
desinfektan lainnya
3. Chromic catgut 1 pak 1 pak 0
4. Cairan NaCl 1 pak 1 pak 0
5. Disposible syringe 1cc 5 dus 5 dus 0
6. Disposible syringe 2,5 – 3 cc 5 dus 5 dus 0
7. Disposible syringe 5 cc 5 dus 5 dus 0
8. Disposible syringe 10 cc 5 dus 5 dus 0
Infus set dengan wings
9. nedle untuk anak dan bayi 2 set 2 set 0
no 23 dan 25
10. Kasa 1 gulung 1 gulung 0
11. Kapas 1 pak 1 pak 0
12. Kateter karet 2 Buah 2 Buah 0
13. Lidi kapas 1 1 0
14. Masker 1 pak 1 pak 0
15. Pelumas 1 Buah 1 Buah 0
16. Sarung tangan 1 Buah 1 Buah 0
Sabun tangan atau
17. 1 Buah 1 Buah 0
antiseptik
18. Tes kehamilan strip 50 tes 50 tes 0
19. Ultrasonic gel 250 ml 1 buah 1 buah 0
20. Umbilical cord klem plastik 2 pak 2 pak 0

IX Perlengkapan
1. Duk steril katun 1 Buah 1 Buah 0
Kotak penyimpanan jarum
2. 1 Buah 1 Buah 0
atau pisau bekas
3. Senter + batrai besar 1 Buah 1 Buah 0
Sarung tangan karet untuk
4. 1 pasang 1 pasang 0
mencuci alat
Sikat untuk membersihkan
5. 1 Buah 1 Buah 0
peralatan
6. Stop watch 1 Buah 1 Buah 0
7. Tas tahan air tempat kit 1 Buah 1 Buah 0
8. Tempat kain kotor 1 Buah 1 Buah 0
9. Tempat placenta 1 Buah 1 Buah 0

10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

4.1 Lingkup Kegiatan

Lingkup pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan kepada masyarakat
meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP).

Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan lebih di fokuskan pada
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative.

Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention),


Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention) maupun pencegahan tingkat ketiga
(Tertiary prevention).

Upaya promotif (peningkatan kesehatan)

 Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya Preventif (pencegahan)

 Pendeteksian factor resiko tinggi (IVA, PAP SMEAR, pemeriksaan LAB)


 MTBM

Upaya Kuratif (merawat dan mengobati)


 MTBS
 Pemberian obat tambah darah.

Upaya Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)


 Kunjungan ulang (KN,KF)
 Pemberian PMT
 Kunjungan Ulang sesuai MTBS

4.2 Metode

Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak diperlukan
peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan
pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi
dibidang kesehatan kepada masyarakat.

Metode yang digunakan adalah:

1. Pendataan sasaran : kunjungan bumil, kunjungan ibu nifas, dan neonatal.


2. Wawancara/anamnesa

11
3. Pemeriksaan :
 Bumil minimal pemeriksaan 10T.
 Bufas pemeriksaan : tensi, TFU, lochea, perdarahan, dan sebagainya.
 Neonatus pemeriksaan : BB, TB, suhu, detak jantung, respirasi, warna kulit,
tali pusat, dan sebagainya.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang(laboratorium)
5. Melakukan kolaborasi
6. Penatalaksanaan kasus : sesuai dengan penatalaksanaan masing-masing
kasus.
7. Pencatatan dan pelaporan

4.3 Langkah kegiatan


Kegiatan Poli KIA
 Pelayanan KB
 Konseling
 Pemeriksaan ibu hamil

1. Pengertian Pemeriksaan ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan secara


menyeluruh dari kepala hingga ektermitas bawah secara
berkala yang dilakukan sesuai langkah-langkah Asuhan
kebidanan, untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya,
menindak lanjuti bila ditemukan adanya penyimpangan.
2. Tujuan  Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi
 Memberikan pelayanan ANC sesuai standart
3. Alat dan 1. Alat: ATK, stetoscop,tensi,mettlin
bahan
2. Bahan : hanscon , masker
4. Prosedur a. Petugas mempersiapkan lingkungan pasien di kamar pasien
b. Petugas menyapa pasien dan keluarganya
c. Petugas melakukan anamnesa meliputi :
1) Identitas
2) Keluhan dan alasan datang
3) Kehamilan sekarang
4) Riwayat penyakit yang lalu, sekarang dan keluarga
5) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
d. Petugas melakukan pemeriksaan :
1) Fisik umum
a) Tekanan darah
b) Nadi

12
c) Suhu
d) Pernafasan
e) Tinggi Badan
f) Berat Badan
g) Lila
h) Ukuran panggul luar (primi gravida)
2) Kepala
1) Rambut : warna rambut, mudah dicabut atau kuat
2) Conjungtiva mata
3) Warna bibir pucat atau kemerahan
4) Kesehatan gigi dirujuk ke poli gigi
3) Leher
1) Inspeksi : ibu menengadahkan kepala adakah
pembesaran kelenjar thyroid
2) Palpasi kelenjar thyroid
4) Payudara
a) Adakah benjolan abnormal
b) Puting susu
5) Abdomen :
a) Inspeksi : adakah luka bekas oprasi atau tidak
b) Palpasi : adakah pembesaran lien/ hepar
c) Leopold I-IV
d) TFU
e) Auskultasi
6) Genetalia :
a) Varises
b) Penyakit infeksi
7) Kaki dan tungkai :
a) Varises
b) Oedem
e. Petugas melakukan Kolaborasi rujukan internal Laborat, poli
Gigi, bila perlu USG
f. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan
g. Petugas melakukan rujukan eksterna ke RS bila ada
penyimpangan atau Resiko tinggi
h. Petugas memberikan immunisasi TT sesuai Status TT dan
Tablet tambah darah
i. Petugas memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
j. Petugas menjelaskan tanggal kunjungan ulang sesuai umur

13
kehamilan
Atau sesuai kebutuhan
k. Petugas cuci tangan
l. Petugas melakukan pencatatan pada register KIA, buku KIA,
rekam medis
5. Diagram Alur Mempersiapkan lingkungan
Menyapa pasien dan Melakukan anamnesa
pasien di kamar pasien keluarganya lengkap

Menjelaskan hasil Melakukan kolaborasi Melakukan


pemeriksaan rujukan internal pemeriksaan fisik

Memberikan immunisasi pendidikan kesehatan


melakukan rujukan TT & Tamblet Tambah
eksternal bila ada Resiko darah sesuai kebutuhan
tinggi

Petugas Melakukan Petugas cuci tangan Menjelaskan tanggal


pencatatan kunjungan ulang
sesuai kebutuhan/
umur kehamilan

6. Dokumen  RM pasien
Terkait
 Buku register pasien KIA

 Buku KIA

 Pemeriksaan ibu nifas

1. Pengertian Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan


berakhir ketika alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,
berlangsung kira – kira 6 minggu.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan nifas

3. Alat dan 1.Handscoon steril dan non steril


bahan 2.Stetoschope
3.Tensimeter
4.Thermometer
5.Jam tangan
6.Kom berisi kapas air DTT
7.Clorin
4. Prosedur 1. Petugas menyapa klien dengan ramah
2. Petugas melakukan anamnesa keluhan klien
3. Petugas melakukan informed consent
4. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkannya
5. Petugas memakai handscoon
6. Petugas memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan
pernafasan)
7. Petugas melakukan pemeriksaan pada muka (mata

14
conjungtiva pucat/tidak, sclera icterus/tidak, muka
odema/tidak)
8. Petugas melakukan pemeriksaan payudara:
Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri diatas kepala,
kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke
ketiak, raba adanya massa, benjolan yang membesar,
pembengkakan atau abses
Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara
kanan hingga ketiak
Menilai pengeluaran ASI kanan dan kiri
9. Petugas melakukan pemeriksaan abdomen :
a. Periksa bekas luka jika operasi baru
b. Palpasi untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
c. mendeteksi adanya massa atau kelembekan (konsistensi
uterus)
d. Menilai fungsi berkemih dan fungsi cerna
10. Petugas melakukan pemeriksaan pada kaki untuk :
a. Varises vena
b. Kemerahan pada betis
c. Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, pitting jika ada
d. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda
human positif/tanda-tanda trombofeblitis)
11. Petugas membantu klien pada posisi untuk pemeriksaan
genetalia dan perineum
12. Petugas mengenakan handscoon steril
13. Petugas melakukan pemeriksaan genetalia dan perineum :
memperhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi),
melakukan vulva hygiene, periksa perineum (bekas jahitan,
tanda infeksi)
14. Jika terdapat tanda bahaya nifas, petugas menjelaskan ke
pasien tentang hasil pemeriksaan dan penatalaksanaan
sesuai dengan tanda bahaya yang ada, bila berhasil anjurkan
klien kunjungan ulang dan jika tidak berhasil lakukan
persiapan rujukan
15. Petugas melepas handscoon dan menaruh dalam larutan
klorin 0,5 %
16. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
17. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan
18. Petugas memberitahu klien bahwa tindakan telah selesai
8. Diagram alir
Menyapa klien dg Melakukan anamnesa Informed
ramah keluhan klien
consent

Memakai Mencuci tangan dengan


Memeriksa TTV sabun dan air mengalir dan
handscoon mengeringkannya

Jika terdapat tanda bahaya nifas


Melakukan pemeriksaan
menjelaskan ke pasien tentang hasil
Head to Toe pada klien pemeriksaan dan penatalaksanaan sesuai
dengan tanda bahaya yang ada

Tata
Anjurkan untuk
Ya laksana Tidak
berhasil ?
kunjungan ulang

15
Persiapan rujukan
ke RS
melepas handscoon dan
menaruh dalam larutan
klorin 0,5 %

mencuci tangan dengan


Dokumentasi Memberitahu px
sabun dan air mengalir
bahwa tindakan telah
selesai

9. Hal-hal yang Perhatikan adanya indikasi untuk segera di rujuk ke RS yang


berhubungan dengan kegawatan tanda bahaya nifas
perlu
diperhatikan

10. Unit terkait 1. RUANG BERSALIN


2. KIA
3. PUSTU
4. PONKESDES
11. Dokumen Rekam medis
terkait Resep
Rujukan eksternal

 Pelayanan persalinan

1. Pengertian Persalinan normal adalah proses persalinan secara alamiah


melalui jalan lahir, ditandai adanya kontraksi rahim, dilatasi
serviks, dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi dengan
letak kepala dan plasenta dari rahim ibu.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan pertolongan


persalinan normal.

3. Referensi 1. Buku Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini


Tahun 2008
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Prosedur Alat:

16
1. Lampu Sorot
2. Stetoskop dan Tensimeter
3. Oksigen dan Regulator
4. Stetoscope
5. Bengkok
6. Ember
7. Tempat sampah 3 (sampah medis dan non
medis)
8. Tempat placenta
9. Kain penyeka muka dan badan bayi : 2
10. Baju bayi lengkap, handuk dan alat gedong
11. Baju ibu, celana dalam danpembalut wanita
12. Mejaresusitasi
13. Partus set, terdiridari :
- Sarungtangansteril 2 pasang
- Guntingepisiotomi : 1
- Guntingtalipusat : 1
- Klemtalipusat : 2
- Kocher ½ : 1
- Klip tali pusat: 1
- Kasasteril : 5
- Spuit 5cc : 1
- Spuit 3 cc : 1
14. GelasUkur

Bahan:
1. Medikamentosa
2. Bahan Antiseptik (PovidonIodin 10%).
3. Larutan bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%
4. Epinefrin 0,01%
5. Antibiotika
6. Aquabidestilata
7. Dextrose 5%
8. Ringer lactate
9. ZalfKlorampenicol 1 %
10. Bahan Dekontaminasi (larutan Khlorin 0,5%)
11. ObatInjeksi
- MetilErgometri
- Oxitosin

17
- Vitamin K
- Lidocain
5. Langkah – 1. Petugas menyapa pasien dan mencocokkan identitas pasien
langkah di rekam medis;
2. Petugas melakukan anamnesa : berapa usia kehamilan,
apakah sudah ada tanda-tanda persalinan, apakah keluar
darah lendir, apakah kontraksi adekuat, riwayat persalinan,
dll;
3. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan;
4. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk
menandatangani formulir persetujuan tindakan medis
(informed consent);
5. Petugas membaca kembali partograf dan kartu ibu;
6. Petugas menyiapkan alat dan bahan;
7. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
8. Petugas memastikan ibu sudah memasuki kala II dengan
tanda dan gejala (dorongan untuk meneran, tekanan anus,
perineum menonjol, vulva membuka);
9. Petugas menyiapkan diri (pakai celemek, cuci tangan, pakai
sarung tangan, menyiapkan oksitosin);
10. Petugas memeriksa pembukaan pasien, memastikan
pembukaan sudah lengkap;
11. Petugas menyiapkan mental ibu dan keluarga, bila perlu beri
kesempatan salah satu keluarga untuk mendampingi pasien;
12. Petugas memimpin persalinan disaat ada his dan istirahat
disaat tidak ada his dan mendengarkan detak jantung janin
bayi;
13. Petugas melakukan persiapan pertolongan persalinan;
1. Memasang handuk atau kain bersih di perut ibu;
2. Memasang under pads di bawah bokong ibu;
3. Membuka kain atau sarung ibu;
4. Memakai sarung tangan.
14. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien (posisi yang nyaman untuk pasien);
15. Petugas melakukan pertolongan persalinan normal;
16. Petugas melakukan penanganan bayi;
1. Menilai apgar score bayi;
2. Mengeringkan bayi dengan kain / handuk kering;

18
3. Menjepit dan potong talipusat;
4. Membungkus bayi dengan kain bersih dan kering;
5. Menyusukan bayi ke ibunya jika kondisi memungkinkan;
17. Petugas melakukan manajemen aktif kala III;
1. Segera menyuntikan oksitosin 10 UI ( IM );
2. Melakukan penegangan talipusat terkendali;
3. Memutar plasenta searah jarum jam dengan menekan
atas simfisiskearah fundus uteri;
4. Melakukan massage uterus setelah plasenta lahir sampai
dengan uterus baik;
18. Petugas memeriksa apakah ada tanda pendarahan akibat
sisa plasenta atau robekan jalan lahir;
19. Petugas mengevaluasi keadaan ibu;
1. Periksa nadi, tekanan darah, suhu;
2. Periksa kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri;
20. Petugas merendam alat-alat yang sudah digunakan dalam
larutan klorin;
21. Petugas membuang sampah kedalam tempatnya masing-
masing ( sampah medis dan nonmedis );
22. Petugas mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin;
23. Petugas membuka sarung tangan dengan cara terbalik;
24. Petugas mencuci tangan 6 langkah;
25. Petugas melengkapi partograf dan laporan persalinan;
26. Petugas melakukan KIE : ASI eksklusif, imunisasi rutin di
posyandu, control post partum, KB pascanifas, diet ibu
menyusui.

19
7. Bagan Alir

8. Hal- hal
yang perlu
Kepatuhan petugas terhadap SOP Persalinan Normal
di
perhatikan
9. Unit Terkait a. Ruang Bersalin
b. Kamar Obat
10. Dokume 1. Rekam Medik
n Terkait 2. Buku laporan persalinan

3. Buku KIA

20
 Rujukan
Rujukan internal

1. Pengertian Rujukan internal puskesmas adalah rujukan yang ditujukan


atau berasal dari sub unit lain dalam lingkungan
Puskesmas meliputi Rawat jalan, Rawat Inap, IGD,
pemeriksaan penunjang.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan pelayanan


kepada pasien

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tunjung nomor


tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.

4. Referensi Kesepakatan Bersama

5. Alat dan Bahan Alat : a. Blangko Rujukan

6. Prosedur 1) Petugas memanggil pasien sesuai urutan


2) Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam
medic pasien
3) Petugas melakukan anmnesa pasien
4) Petugas melakukan pengukuran vital sign
5) Petugas melakukan pemeriksaan fisik
6) Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik
7) Apabila diperlukan, petugas merujuk pasien ke poli terkait
atau ke pemeriksaan penunjang.
8) Petugas mencatat hasil pemeriksaan di RM
9) Petugas mencatat apa yang akan dikonsultasikan ke unit
lain di RM
10) Petugas membubuhkan tanda tangan / paraf di RM
11) Petugas mengisi blanko rujukan internal
12) Petugas mempersilahkan dan menunjukan pasien unit
yang dirujuk
13) Petugas unit yang dirujuk melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik sesuai indikasi
14) Petugas unit yang dirujuk memberikan jawaban secara
tertulis di RM
15) Petugas unit yang dirujuk membubuhkan tanda tangan/
paraf di RM
16) Petugas unit yang dirujuk mempersilahkan pasien kembali

21
ke unit yang merujuk
17) Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi
18) Petugas unit yang merujuk menegakan diagnosa
19) Petugas memberi resep
20) Petugas mempersilahkan pasien kebagian farmasi
7. Diagram Alir
Memanggil Mencocokan Melakukan Menegakkan diagnosa
pasiensesuai identitas pasien anmnesa pasien, berdasarkan hasil
anmnea dan pemeriksaan
urutan dengan rekam pengukuran vital
fisik
medic pasien sign, pemeriksaan

Membubuhkan Mencatat apa Mencatat hasil Merujuk pasien ke


tanda tangan / yang akan pemeriksaan di poli terkait atau ke
dikonsultasikan emeriksaan
paraf di RM RM
ke unit lain di RM penunjang (bila perlu)

Mengisi blanko Mempersilahkan Unit yang dirujuk Unit yang dirujuk


rujukan internal dan menunjukan melakukan memberikan
padapasien unit anamnesa dan jawaban secara
yang dirujuk pemeriksaan fisik tertulis di RM

Unit yang Unit yang merujuk Unitk yang dirujuk


merujuk menelaah hasil mempersilahkan
menegakan konsultasi pasien kembali ke Unit yang dirujuk
diagnosa unit yang merujuk membubuhkan
tanda tangan / paraf
di RM
Mempersilahkan
Memberi resep
pasien ke bagian
farmasi

8. Hal- hal yang


perlu
diperhatikan
9. Unit terkait  IGD ,
 BP Umum,
 Poli Anak,
 Poli GIGI,
 KIA
10. Dokumen terkait  Surat rujukan,
 RM Pasien,
 Resep

 Rujukan eksternal

1. Pengertian Rujukan Eksternal adalah Pelimpahan tanggung jawab atas


suatu masalah medis dari Puskesmas ke fasilitas
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu

2. Tujuan Memberikan pelayanan kepada pasien di sub unit BP


Umum, IGD, Rawat inap ke fasilitas pelayanan yang lebih
memadai

22
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.

4. Referensi Kesepakatan bersama

5. Alat dan bahan Alat : Blangko rujukan , ATK

6. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


b. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis, jika ada ketidaksesuaian data petugas
mengkonfirmasikan dengan sub unit pendaftaran
c. Petugas melakukan pemeriksaan Tanda vital ,
d. Petugas mencatat hasil pemeriksaaan tanda vital dalam
form Rekam Medis
e. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
f. Bila memerlukan pemeriksaan penunjangpasien dikirim
ke penunjang diagnostik ( Laboratorium)
g. Petugas menegakkan diagnosa,
h. Apabila perlu tindakan medis, petugas melakukan
tindakan medis
i. Apabila pasien memerlukan obat, petugas memberikan
resep
j. Apabila perlu dirujuk, Petugas membuat surat rujukan ke
RSUD sesuai dengan penanganan tindak lanjut pasien
k. Petugas mengisi blangko Rujukan sesuai dengan identitas
pasien apakah peserta Jamkesmas/Askes /Umum,
l. Apabila pasien adalah peserta JAMKESMAS / ASKES
ditawarkan ke RSUD atau RS lain yang sudah ada MOU
dengan Pemkab Wonosobo
m. Apabila pasien umum bebas memilih RS manapun.
n. Petugas mencatat ke dalam buku Rujukan
o. Petugas meminta tanda tangan surat Rujukan kepada
Dokter Puskesmas,
p. Dokter Puskesmas menandatangani surat Rujukan,
q. Petugas memberi nomor Surat Rujukan
r. Petugas membubuhkan cap Puskesmas,
s. Petugas memasukkan surat Rujukan ke dalam amplop
t. Petugas menyerahkan surat Rujukan kepada pasien
atau keluarga pasien
u. Apabila pasien / keluarga menolak dirujuk setelah diberi
penjelasan, petugas meminta kepada pasien / keluarga

23
untuk menandatangani pernyataan penolakan.
11. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan

12. Dokumen terkait  Form Rekam Medis,


 Blangko Rujukan,
 Buku Register Rujukan,
 Buku Register Pasien

24
BAB V

LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan Ibu
dan Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini (Minlok) lintas program dan
lintas sektoral sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
a. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
b. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana
yangmeliputi :
- Tensimeter
- Stetoskop
- Timbangan
- Leaflet
- Buku catatan kegiatan
- Metlin
- Pita Lila
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program KIA berkoordinasi
dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
(Minlok) puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan
dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator
kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam
kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
( POA – Plan Of Action ).

25
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.

26
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap


kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan


fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.

 Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal:


a) mengidentifikasi pasien dengan benar;
b) meningkatkan komunikasi yang efektif;
c) meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
d) memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasienyang benar;
e) mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; dan
f) mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
 Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien
a) membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;
b) memimpin dan mendukung staf;
c) mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
d) mengembangkan sistem pelaporan;
e) melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
f) belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien; dan
g) mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien.

27
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
b. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
c. Ketepatan metode yang digunakan
d. Tercapainya indikator hasil pelaksanaan, kegiatan monitoring dan evaluasi
serta permasalahan yang ditemukan dapat dibahas pada tiap pertemuan
lokakarya mini tiap bulan.
e. Dokumentasi masing-masing kegiatan.

28
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tunjung.
Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di puskesmas
sehingga masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang
berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tunjung agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang baik sehingga tujuan pembangunan nasional di
bidang kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Tunjung, 22 Januari 2019


Mengetahui, Penanggung Jawab Program
Kepala Puskesmas Tunjung Kesehatan Ibu dan Anak

TANTI UMIYATI SURYANINGSIH Amd.Keb


NIP 19710503 200501 2 009 NIP 19681001 199503 2 003

29
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro H. Gulardi, DKK. Asuhan Persalinan Normal, jakarta. UNICEF, 2016

Saifudin bari abdul, DKK. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakrta. Tridasa Printer. 2002

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta.Bina Pustaka. 2008

Ikatan Bidan Indonesia,Buku Acuan Midwifery Update, jakarta. 2016.

30

Anda mungkin juga menyukai