Anda di halaman 1dari 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep (Praktikum)
Kelas/Semester : X/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
2. Menerapkan dasar-dasar kerja di laboratorium resep dan kimia
Kompetensi Dasar :
2.1 Mendiskrepsikan laboratorium resep termasuk alat dan penggunaannya
Indikator :
2.1.1. Penjelaskan laboratorium resep
2.1.2. Cara kerja di laboratorium
2.1.3. Cara menggunakan timbangan dengan benar
2.1.4. Cara menggunakan alat-alat ukur dan alat peracikan lainnya dengan benar

I. Tujuan Pembelajaran :
a. Memahami laboratorium resep
b. Mentaati tata tertib dan cara kerja yang baik di laboratorium resep
c. Mamahami cara menggunakan timbangan dengan benar
d. Membedakan bermacam-macam alat dan penggunanya : Timbangan Grambalance,
Miligrambalance, sendok tanduk, sendok porselen, beker glass, glass ukur, batang
pengaduk, cawan porselen, kaca arloji,erlemeyer.

II. Materi pembelajaran :


1. Laboratorium resep merupakan tempat dilakukan pekerjaan farmasi meliputi
menimbang bahan obat, meracik sediaan obat, dan mengemas sediaan obat
menurut bentuk sesuai dengan resepnya
2. Cara kerja di laboratorium
Mematuhi semua tata tertib di laboratorium resep dan melaksanakan kerja yang
baik dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan.
3. Menjelaskan macam-macam alat yang digunakan dalam Laboratorium Resep
a. Timbangan/neraca di laboratorium ada 2 macam:
1. Timbangan Grambalance : timbangan/neraca yang digunakan dalam
penimbangan bahan obat dengan daya beban 100 gram hingga 200 gram,
kepekaan 50 mg.
2. Timbangan Miligrambalance : timbangan/neraca yang digunakan dalam
penimbangan bahan obat baik obat keras dengan daya beban 10 gram hingga
50 gram, kepekaan 5 mg.
3. Bagian – bagian timbangan:
 Meja timbangan
 Pengungkit
 Piring Timbangan
 Tangkai Timbangan
 Batu penduga, letaknya dibawah meja timbangan, gunanya untuk
mengecek horizontal timbangan.
 Jarum penunjuk, harus diangka nol.
 Bandul, untuk mengatur horizontal dengan catatan harus tepat titik.
4. Batu timbangan
Setiap timbangan disertakan anak timbangan yang terdiri dari
 1 buah : 1 gram
 2 buah : 2 gram
 1 buah : 5 gram
 2 buah : 10 gram
 1 buah : 20 gram
 1 buah : 50 gram
 2 buah : 100 gram
 1 buah : 200 gram
 1 buah : 500 gram

5. Disertai pula batu timbangan milligram yang terbuat dari Aluminium


 1 buah : 500 miligram
 1 buah : 50 miligram
 2 buah : 200 miligram
 1 buah : 100 miligram
b. Mortir dan stamfer : terbuat dari porselin, digunakan untuk menggerus /
mencampur obat, dijadikan bentuk sediaan obat yang dimaksud sesuain
dengan resepnya.
c. Sendok Tanduk : sendok yang terbuat dari tanduk dan digunakan dalam
pengambilan bahan obat yang akan ditimbang umumnya berbentuk serbuk
halus/kasar.
d. Sendok porselen : sendok yang terbuat dari porselen yang terdiri dari dua
bagian. Bagian sendok digunakan untuk pengambilan dan penimbangan bahan
obat yang bersifat oksidator., sedangkan bagian spatel untuk menimbang /
mengambil bahan lunak (basis lemak).
e. Beker glass : terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran dari 50 ml – 500
ml yang digunakan untuk melarutkan bahan atau mencampur bahan cair
dengan bahan cair yang lain dengan bantuan batang pengaduk.
f. Batang pengaduk : terbuat dari kaca untuk melarutkan bahan, atau mengaduk
bahan yang sedang dipanaskan.
g. Gelas ukur : terbuat dari kaca dengan ukuran dari 10 ml – 500 ml yang
digunakan untuk mengukur air.
h. Cawan porselen : terbuat dari porselin yang digunakan untuk menimbang
bahan cair tetapi bukan air dan dapat di panaskan di atas WB.
i. Kaca arloji : terbuat dari kaca yang gunanya untuk menimbang zat cair
dalam jumlah kecil dan menimbang zat yang bersifat oksidator.
j. Corong : terbuat dari kaca yang digunakan untuk menyaring
k. Erlemeyer : terbuat dari kaca di gunakan untuk melarutkan bahan dan
mencampur bahan dengan ukuran dari 25ml – 500 ml.
l. Water Bad : terbuat dari seng digunakan untuk pemanasan denagn uap
air dimana didalamnya berisi air dan di bawah alat ini ada kompor.

4. Cara menimbang
1. Sebelum menimbang , timbangan harus dalam keadaan istirahat (tertutup).
2. Apakah bandul sudah vertical dengan tanda titik dibawahnya, apabila belum
putarlah batu penduga.
3. Pengungkit diputar dengan tangan kiri, sudah setara apa belum, apabila belum
setarakan dengan cara memutar sekrup kanan/kiri hingga setara.
4. Jarum penunjuk harus tepat diangka nol.
5. Untuk menimbang suatu bahan / zat tentukan timbangan gram atau milligram
yang akan digunakan.
6. Pada piring – piring kiri dan kanan diletakkan kertas timbang.
7. Anak timbangan / batu timbangan diletakkan pada piring timbangan sebelah
kiri, sedang piring timbangan sebelah kanan untuk bahan obat.
8. Siapkan batu timbangan diambil dengan tangan kiri dengan pinset. Bahan
ditaruh disebelah kanan.
9. Saat menambah dan mengurangi bahan, timbangan harus dalam keadaan
istirahat.
10. Tidak diperbolehkan menimbang zat kurang dari 50 mg, karena kepekaan
sangat berpengaruh.
11. Apabila harus terpaksa harus dilakukan, maka diencerkan / ditipiskan.
12. Setelah menimbang, kembalikan bahan ketempat semula.

Yang harus diperhatikan dalam menimbang adalah


1. Baca Resep dengan teliti.
2. Nama bahan disesuaikan dengan resepnya.
3. Jumlah yang ditimbang dicocokkan dengan anak timbangannya.

III. Metode Pembelajaran


Diskusi, ceramah, demo dengan menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

IV. Sumber / Media Pembelajaran


a. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
b. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)

V. Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam

VI. Penilaian
o Ujian lisan
o Ujian tulis
o Ujian praktek
o Penugasan

Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013


Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran

Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep (Praktikum)
Kelas/Semester : XI / 1 - 2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
2. Menerapkan dasar-dasar kerja di laboratorium resep dan kimia.
Kompetensi Dasar :
2.2 Mendiskripsikan laboratorium kimia termasuk alat, bahan dan penggunaannya.
Indikator :
2.2.1. Penjelaskan laboratorium kimia.
2.2.2. Cara kerja di laboratorium kimia dan perlakuan bahan kimia.
2.2.3. Cara menggunakan alat-alat dengan benar.

I. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami laboratorium kimia.
2. Mentaati tata tertib dan cara kerja yang baik di laboratorium kimia.
3. Mamahami menggunakan alat – alat dengan benar

II. Materi pembelajaran :


1. Laboratorium Kimia
2. Cara Kerja yang baik dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan
Secara umum tata tertib yang diberlakukan di tiap sekolah kurang lebih sama
 Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin dalam keseluruhan kegiatan
praktikum.
 Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat-alat selama praktikum.
 Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah
praktikum selesai.
 Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus :
a. Sistematik
b. Cermat
c. Teliti
 Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium, sehingga
menimbulkan kecelakaan kerja seperti : ketumpahan reagent atau pereaksi atau
memecahkan alat laboratorium.
3. Menjelaskan macam – macam alat yang di gunakan di Laboratorium kimia
a. Timbangan digital :
b. Beker glass : terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran dari 50 ml – 500
ml yang digunakan untuk melarutkan bahan atau mencampur bahan cair
dengan bahan cair yang lain dengan bantuan batang pengaduk.
c. Batang pengaduk : terbuat dari kaca untuk melarutkan bahan, atau mengaduk
bahan yang sedang dipanaskan.
d. Gelas ukur : terbuat dari kaca dengan ukuran dari 10 ml – 500 ml yang
digunakan untuk mengukur air.
e. Botol Timbang : terbuat dari kaca yang gunanya untuk menimbang zat cair
dalam jumlah kecil dan menimbang zat yang bersifat oksidator.
f. Corong : terbuat dari kaca yang digunakan untuk menyaring
g. Erlemeyer : terbuat dari kaca di gunakan untuk melarutkan bahan dan
mencampur bahan dengan ukuran dari 25ml – 500 ml.
h. Burret :
i. Filler :
j. Pipet Volume :
k. Labu Takar :
l. Lemari asam :

III. Metode Pembelajaran


Diskusi, ceramah, demo dengan menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

IV. Sumber / Media Pembelajaran


a. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
b. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)

V. Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam

VI. Penilaian
 Ujian lisan
 Ujian tulis
 Ujian praktek
 Penugasan

Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013


Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran

Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep (Praktikum)
Kelas/Semester : XI / 1 - 2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
2. Menerapkan dasar-dasar kerja di laboratorium resep dan kimia.
Kompetensi Dasar :
2.3. Mendiskripsikan cara-cara membuat serbuk, kapsul, salep,
sirup, krim dengan sarana non industry ( lumpang dan alu ).
Indikator :
2.3.1. Penjelaskan cara membuat serbuk dengan sarana lumpang dan alu.
2.3.2. Penjelaskan cara membuat kapsul dengan sarana lumpang dan alu.
2.3.3. Penjelaskan cara membuat salep dengan sarana lumpang dan alu.
2.3.4. Penjelaskan cara membuat sirup dengan sarana lumpang dan alu.
2.3.5. Penjelaskan cara membuat krim dengan sarana lumpang dan alu.

I. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami cara membuat sediaan serbuk.
2. Memahami cara membuat sediaan kapsul.
3. Memahami cara membuat sediaan salep.
4. Memajami cara membuat sediaan sirup.
5. Memahami cara membuat sediaan krim

II. Materi pembelajaran :


1. Definisi serbuk
Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Keuntungan dan kerugian serbuk.
Syarat-syarat serbuk
Bila tidak dinyatakan lain serbuk harus:
 Kering
 Halus
 Homogen
Serbuk dibagi menjadi dua:
a. Pulveres ( serbuk terbagi ) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas yang lain yang cocok.
Cara pembuatan
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi
sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit.
Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus cermat
dan perlu diperhatikan :
 Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam
keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat
tertinggal dalam pori-pori. Cara yang baik adalah masukkan dan
digerus serbuk yang inert baru dimasukkan obat berkhasiat
keras. Bila semua bahan berwarna putih, berilah zat warna,
biasanya carmin.
 Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan,
masukkan dulu serbuk dengan BJ yang besar dulu, baru
kemudian masukkan bagian serbuk dengan BJ yang lebih
rendah.
 Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dengan jumlah banyak
sekaligus, untuk menghindari ada bagian serbuk yang belum
halus.
 Cara mencampur campora dalam serbuk
Larutkan dulu campora dengan spiritus fortiori dalam mortir
sampai larut jangan berebih setelah itu ditambah bahan lain
misalnya Saccharum Lactis dan waktu menggerus jangan
ditekan untuk mencegah penggumpalan.
 Cara mencampur Stibii Pentasulfidum
Bahan yang netral dimasukkan lebih dahulu, misalnya
Saccharum Lactis sebagian baru Stibii Pentasulfidum
dimasukkan.
 Serbuk dengan ekstrak kental
Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan
penyari, misalnya Spiritus dilutus secukupnya dengan
pertolongan zat tambahan yang cocok, misal Saccharum lactis.
 Serbuk dengan Tinctura atau ekstraktum liquidum
Tinctura atau extrak liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas
air hingga hamper kering lalu diserbukkan dengan pertolongan
bahan tambahan yang cocok, misalnya Saccharum Lactis
 Gula berminyak
Elaeosshara adalah campuran 2 gram Saccharum Lactis dengan 1
tetes minyak menguap, yang sering digunakan Oleum Anisi,
Oleum Foeniculi, Oleum Menthae Piperitae.
Gula berminyak harus dibuat dengan tetes minyak menguap
penuh tidak pecahan, bila ada hitungan pecahan maka harus
dibuat dengan bilangan tetes penuh.
 Serbuk dalam resep ditambah dengan tablet
Bila tersedia zat aktif yang ada dalam tablet, sebaiknya diganti
zat aktifnya yang sesuai, bila tidak tablet digerus dahulu, diayak
lalu dicampur dengan serbuk lain.
b. Pulvis ( serbuk tak terbagi ) adalah sediaan serbuk baik untuk
pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
Untuk pemakain dalam ialah: serbuk perut atau serbuk pencahar, untuk
pemakain luar ialah: serbuka tabor, serbuk luka, serbuk hisap, serbuk
gigi.
 Serbuk tak terbagi untuk pemakaian dalam penentuan dosis
biasanya dengan sendok teh.
 Serbuk tak terbagi untuk pemakaian luar atau serbuk tabur harus
bebas dari butiran kasar. Serbuk yang mengandung lemak harus
diayak dengan pengayak nomor 44, sedangkan yang tidak
mengandung lemak diayak dengan nomor 100.Seluruh serbuk
harus terayak semuanya.
Cara pengemasan serbuk

2. Definisi Capsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat terbuat dari pati atau
bahan lain yang sesuai.
Macam kapsul ada dua yaitu, kapsul keras dan lunak.
Ukuran kapsul : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
Keuntungan dan kerugian kapsul
Macam-macam cara pengisian kapsul
 dengan tangan
 dengan alat bukan mesin
 dengan alat mesin
Cara penutupan kapsul
 Menutupkan bagian tutup kedalam badan kapsul
 Pemanasan langsung
 Menggunakan energy ultrasonic
 Pelekatan menggunakan cairan campuran air-alkohol

Cara membersihkan kapsul


Kapsul yang dibuat dengan tangan maka cara membersihkan dengan meletakkan
diatas sepotong kain, kemudian digosok-gosok sampai bersih
Pengisisn cairan ke dalam kapsul keras
 Zat-zat setengah cair/cairan kental.
 Cairan-cairan
Faktor-faktor yang merusak cangkang kapsul
 Adanya zat-zat yang mudah mencair
 Campuran eutecticum
 Adanya minyak menguap, kreosot, alcohol
 Penyimpanan yang salah
Syarat-syarat kapsul
 Keseragaman bobot
 Waktu hancur
 Keseragaman sediaan
 Uji disolusi

3. Definisi Unguentum ( salep )


Sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakian topical pada kulit atau selaput
lender.
Penggolongan Salep
Menurut konsistensinya
 Unguenta : salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
 Cream : salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit.
 Pasta : suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk).
 Cerata : suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin
 Gelones : suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung
sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membrane mukosasebagai
pelican atau basis.
 Linimenta : Sediaan cair atau kental, mengandung analgetik dan zat yang
mempunyai sifat rubifasien.
 Oculenta ( Salep Mata) :Salep yang digunakan pada mata dan sediaan
harus steril dan harus bebas dari partikel.

Menurut Efek Terapi


 Salep Epidermic : Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi
hanya untuk melindungi kulit dan meghasilkan efek local, karena bahan obat
tidak diabsorbsi.
 Salep Endodermic : Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam
tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian.
 Salep Diadermic : Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam
melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi
seluruhnya.

Menurut dasar salep


 Salep hydrophobic : Salep dengan bahan dasar berlemak
 Salep hydrophilic : Salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe
o/w atau w/o.

Macam-macam Dasar Salep


1. Dasar Salep Hidrokarbon ( Dasar Salep Berlemak )
Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya,
Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien.
2. Dasar Salep Serap
Dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi.
3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air
Emulsi minyak air dalam air antara lain dasar salep hidrofilik.
4. Dasar Salep Larut Air
Dasar salep ini terdiri dari konstituen larut dalam air.

Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep


 Perauran Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya,
jika perlu pemanasan.
 Peraturan Salep Salep Kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan
lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat
diserap seluruhnya oleh basis salep.
 Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan
air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40.
 Peraturan Salep Keempat
Salep-salepyang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin.

Cara Pembuatan Salep Ditinjau Dari Zat Berkhasiat Utamanya


 Zat berhkasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep
 Zat berhasiat bentuk padat yang larut dalam air
 Zat berkhasiat bentuk padat tak larut
 Zat berkhasiat berupa cairan
 Zat berkhasiat berupa extractum

5. Definisi Larutan ( Sirup )


Sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air
suling kecuali dinyatakan lain.
Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi adalah:
Dapat larut dalam air
Tidak larut dalam air
 Cara menimbang zat cair

 Cara Penyaringan
 Sediaan Suspensi
 Sediaan Emulsi

III. Metode Pembelajaran


Diskusi, Ceramah, Tanya jawab

IV. Sumber / Media Pembelajaran


a. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
b. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)

V. Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
Guru mengulang materi sebelumnya
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam

VI. Penilaian
 Ujian lisan
 Ujian tulis
 Ujian praktek
 Penugasan
Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013
Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran

Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
11. Menerapkan prinsip-prinsip preformulasi
Kompetensi Dasar :
11.1 Menjelaskan sifat fisika kimia obat dan sifat fisika kimia bahan
tambahan obat
Indikator :
11.1.1 Monografi Farmakope dijelaskan dengan benar.
11.1.2 Bentuk bahan/Kristal dapat dibedakan dengan benar.
11.1.3 Istilah kelarutan dijelaskan dengan benar.
11.1.4 Bahan yang bersifat Higroskopis, Eutetikum, Efflorecent dijelaskan dengan benar.

Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami monografi farmakope
2. Dapat membedakan bentuk bahan / Kristal
3. Dapat menjelaskan istilah kelarutan
4. Memahami bahan yang bersifat Higroskopis, Eutetikum, Efflorecent dijelaskan
dengan benar

II. Materi pembelajaran :


1. Monografi Farmakope
Farmakope merupakan buku persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara
pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Ketentuan Umum Farmakope Indonesia IV
Faramkope edisi terbaru yang berlaku hingga saat ini adalah Farmakope Indonesia
edisi empat. Judul tersebut disingkat menjadi Farmakope Indonesia edisi IV atau
FI IV. Jika digunakan istilah FI tanpa keterangan lain, selamaperiode berlakunya
Farmakope Indonesia ini, maka yang dimaksudkan adalah FI IV

2. Bentuk / wujud bahan obat


Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam
monografi Farmakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang mana
monografinya tersedia dalam Farmakope.
Air yang digunakan sebagai bahan dalam sediaan resmi harus memenuhi
persyaratan untuk air.
Bahan resmi harus dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip cara pembuatan yang baik
dan dari bahan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar
bahan yang dihasilkan memenuhi semua persyaratan yang tertera monografi
Farmakope.
Bahan Tambahan
Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan
yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi.
Bahan tambahan tersebut dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali:
 Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
 Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberi efek
yang diharapkan.
 Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari
sediaan resmi.
 Tidak mengganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.
3. Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai
berikut:
Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang
diperlukan untuk melarutkan I bagian
zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

4. Derajat Halus
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat
halus serbuk dinyatakn 1 nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak
dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan 2 nomor, dimaksudkan bahwa
semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari
40% melalui pengayak nomor tertinggi.

5. Higroskopis, Eutetikum dan Efflorecent

III. Metode Pembelajaran


Diskusi, Ceramah, Tanya jawab

IV. Sumber / Media Pembelajaran


c. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
d. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)

V. Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam
VII. Penilaian
o Ujian lisan
o Ujian tulis
o Ujian Praktek
o Penugasan

Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013


Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran

Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep
Kelas/Semester : XII/I
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
11. Menerapkan prinsip-prinsip preformulasi
Kompetensi Dasar :
11.2 Menerapkan cara pencampuran bahan
Indikator :
11.2.1 Sifat fisika dan kimia bahan obat dijelaskan dengan benar.
11.2.2 Jenis dan kegunaan alat pencampuran dijelaskan dengan benar.
11.2.3 Mengoperasikan alat pencampuran sesuai SOP

I. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami sifat dan kimia bahan obat
2. Mampu menyebutkan jenis dan kegunaan alat pencampuran.
3. Mampu mengoperasikan alat pencampuran sesuai SOP

II. Materi pembelajaran :


1. Pengetahuan tentang bahan obat.
2. Alat-alat pencampuran.
a. Mortir dan stamfer : terbuat dari porselin, digunakan untuk menggerus /
mencampur obat, dijadikan bentuk sediaan obat yang dimaksud sesuain dengan
resepnya.
b. Sendok Tanduk : sendok yang terbuat dari tanduk dan digunakan dalam
pengambilan bahan obat yang akan ditimbang umumnya berbentuk serbuk
halus/kasar.
c. Sendok porselen : sendok yang terbuat dari porselen yang terdiri dari dua
bagian. Bagian sendok digunakan untuk pengambilan dan penimbangan bahan
obat yang bersifat oksidator., sedangkan bagian spatel untuk menimbang /
mengambil bahan lunak (basis lemak).
d. Beker glass : terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran dari 50 ml – 500
ml yang digunakan untuk melarutkan bahan atau mencampur bahan cair
dengan bahan cair yang lain dengan bantuan batang pengaduk.
e. Batang pengaduk : terbuat dari kaca untuk melarutkan bahan, atau mengaduk
bahan yang sedang dipanaskan.
f. Gelas ukur : terbuat dari kaca dengan ukuran dari 10 ml – 500 ml yang
digunakan untuk mengukur air.
g. Cawan porselen : terbuat dari porselin yang digunakan untuk menimbang
bahan cair tetapi bukan air dan dapat di panaskan di atas WB.
h. Kaca arloji : terbuat dari kaca yang gunanya untuk menimbang zat cair
dalam jumlah kecil dan menimbang zat yang bersifat oksidator.
i. Corong : terbuat dari kaca yang digunakan untuk menyaring
j. Erlemeyer : terbuat dari kaca di gunakan untuk melarutkan bahan dan
mencampur bahan dengan ukuran dari 25ml – 500 ml.
3. Pencampuran sediaan padat
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan
ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang
berkhasiat keras dalam jumlah kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk:
 Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar, hendaknya digerus halus
dulu.
 Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
penambah.dalam mortir
 Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar nampak bahwa serbuk
sudah merata.
 Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
 Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
4. Pencampuran sediaan cair

5. Pencampuran sediaan setengah padat
 Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep.
 Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air.
 Zat berkhasiat bentuk padat tak larut
 Zat berkhasiat berupa cairan
 Zat berkhasiat berupa extractum
6. Mendemostrasikan kegunaan alat-alat pencampuran
III. Metode Pembelajaran
Diskusi, Ceramah, Tanya jawab
IV. Sumber / Media Pembelajaran
a. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
b. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)
V. Langkah – Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam
VI. Penilaian
o Ujian lisan
o Ujian tulis
o Penugasan

Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013


Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran
Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK Berlian Nusantara


Mata Pelajaran : Ilmu Resep
Kelas/Semester : XII/I
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :
11. Menerapkan prinsip-prinsip preformulasi
Kompetensi Dasar :
11.3 Menjelaskan pengaruh bentuk sediaan terhadap khasiat obat
Indikator :
11.3.1 Macam – macam bentuk sediaan didefinisikan dengan benar.
11.3.2 Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan dijelaskan dengan benar.
11.3.3 Bentuk sediaan dipertimbangkan menurut keadaan pasien.

I. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami macam – macam bentuk sediaan
2. Memahami keuntungan dan kerugian bentuk sediaan.
3. Mampu mepertimbangkan bentuk sediaan menurut keadaan pasien.

II. Materi pembelajaran :


1. Macam – macam bentuk sediaan.
 Serbuk
 Kapsul
 Larutan
 Unguenta
 Suppositoria
 Injectiones
2. Keuntungn dan kerugian dari bentuk sediaan
3. Pertimbangan bentuk sediaan dalam R/

III. Metode Pembelajaran


Diskusi, Ceramah, Tanya jawab

IV. Sumber / Media Pembelajaran


a. Buku Pegangan Siswa Ilmu Resep Kelas X
b. Ilmu Meracik Obat ( Prof. Drs, Moh. Anief. Apt)

V. Langkah – Langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal ( 15 menit )
 Pembukaan ( Salam )
 Berdoa
 Presensi
 Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa, Apabila materi ini dapat di kuasai
dengan baik dapat berguna untuk materi selanjutnya yang berkaitan dengan
praktikum.
B. Kegiatan inti ( 155 menit )
 Guru menyajikan pelajaran / materi pokok yang akan dipelajari
 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pokok.
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
 Guru bersama – sama siswa mengambil kesimpulan
 Berdoa dan salam
VI. Penilaian
o Ujian lisan
o Ujian tulis
o Penugasan

Mengetahui, Ngariboyo, Juli 2013


Kepala SMK Berlian Nusantara Guru Mata Pelajaran

Indah Puspita Rahayu,S.Farm., apt Juvita Herdianty, S.Farm., Apt

Anda mungkin juga menyukai