Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KRITIS

PENGAPLIKASIAN SOFA SCORE PADA KASUS

Dosen Pengampu:

Ns. Diah Tika Anggraeni, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh:

Dwi Shohibah 1610711049


Diana Febriyanti 1610711050
Januarita Akhrina 1610711057
Assyfa Siti Rohmah 1610711061
Farah Nabilah 1610711068
Gustina Rahmiandini Putri 1610711071

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga akhirnya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul Pengaplikasian SOFA Score pada Kasus ini ditulis untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penyusun dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Depok, 5 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penulisan 1

BAB II TINJAUAN TEORI2


Pengertian SOFA Score 2
Interpretasi SOFA Score 3
Pengertian dan Aplikasi GCS 5

BAB III KASUS 8


Kasus 8
Aplikasi SOFA Score pada Kasus 9

BAB IV PENUTUP 10
Simpulan 10
Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) adalah sistem penilaian
yang menilai kinerja beberapa sistem organ dalam tubuh (neurologis, darah, hati,
ginjal, dan darah) tekanan/hemodinamik) dan memberikan skor berdasarkan data yang
diperoleh di setiap kategori. Itu semakin tinggi skor SOFA, semakin tinggi
kemungkinan kematian.
Skor SOFA dirancang sebagai alat penelitian sehingga kelompok pasien (mis.,
Mereka yang sepsis, dan infeksi dalam aliran darah yang dapat menyebabkan syok
dan kematian) bisa jadi dikategorikan berdasarkan risiko kematian. SOFA cukup
akurat bila digunakan pada kasus sepsis dan bila diterapkan pada kelompok pasien.
Salah satu manfaat SOFA adalah hanya membutuhkan enam poin data yang umum
menghitung. Sistem prediksi yang sebanding membutuhkan lebih banyak data.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari SOFA Score?
2. Bagaimana interpretasi dari SOFA Score?
3. Apa pengertian dari GCS dan bagaimana cara pengaplikasiannya?
4. Bagaimana cara mengaplikasikan SOFA Score pada sebuah kasus?
5. Bagaimana cara menginterpretasikan SOFA Score pada sebuah kasus?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari SOFA Score
2. Mengetahui interpretasi dari SOFA Score
3. Mengetahui pengertian dari GCS dan cara pengaplikasiannya
4. Mengetahui cara mengaplikasikan SOFA Score pada sebuah kasus
5. Mengetahui cara menginterpretasikan SOFA Score pada sebuah kasus

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian SOFA
SOFA atau Sequential Organ Failure Assessment merupakan suatu skoring
prediksi tentang resiko kematian pasien di ruang ICU yang diukur berdasarkan hasil lab
dan data klinis atau derajat disfungsional 6 sistem organ yang terdiri dari skor 0 - 4. Skor
SOFA dihitung saat pasien mulai memasuki ruang ICU dan dihitung setiap 24 jam sehari
sampai pasien keluar dari ruang ICU. SOFA bertujuan untuk menentukan level dari
fungsi organ dan resiko kematiannya. Semakin buruk fungsi organnya maka semakin
tinggi juga resiko kematiannya. Walaupun begitu, skor SOFA tidak dimaksudkan untuk
melihat hasil atau kegagalan dari intervensi keperawatan atau intervensi medis yang
diberikan.
Sistem organ yang dinilai oleh SOFA antara lain sistem pernafasan,
pembekuan darah, liver, jantung, sistem saraf pusat dan ginjal. Dimana masing – masing
sistem tersebut memiliki batasan nilai lab yang berbeda untuk menentukan skor.
Dalam mengaplikasikan SOFA kepada resiko kematian pasien, perawat harus
melihat dari 6 variabel sistem yang akan dinilai beserta batasannya (table 1). Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan SOFA yaitu :
1. Why to Use SOFA
Karena skor SOFA digunakan untk menentukan level dari disfungsional organ dan
resiko kematian pada pasien di ruang ICU.
2. When to Use SOFA
SOFA hanya digunakan untuk seluruh pasien yang masuk atau berada di dalam
ruang ICU. Belum ada pernyataan yang jelas apakah SOFA bisa digunakan juga
untuk pasien selain pasien di ruang ICU.
3. Instruction of SOFA
Skor SOFA dihitung dengan menggunakan nilai buruk (worse value) dari setiap
variabel (sistem organ) setiap 24 jam.
4. Next Steps
Meskipun dihitung berdasarkan worse value setiap 24 jam, skor SOFA tidak
dimaksudkan untuk melihat kegagalan intervensi.

2
Analisis Skor SOFA
Skor 0 - 4
1. Skor 0 = organ berfungsi secara normal
2. Skor 1-2 = organ sudah mengalami penurunan fungsi
3. Skor >2 = organ sudah mengalami disfungsi

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar skor SOFA
maka semakin tinggi pula resiko kematiannya.

B. Interpretasi SOFA Score

3
4
5
Skor SOFA awal, tertinggi, dan rata-rata berkorelasi baik dengan
mortalitas/kematian. Skor awal dan tertinggi lebih dari 11 atau skor rata-rata lebih
dari 5 berhubungan dengan kematian lebih dari 80%. Nilai prediktif skor rata-rata
tidak tergantung pada lama tinggal di ICU. Dalam analisis univariat, skor SOFA rata-
rata dan tertinggi memiliki korelasi paling kuat dengan mortalitas. Ketika
menganalisis tren dalam skor SOFA selama 96 jam pertama, terlepas dari skor awal,
angka kematian setidaknya naik 50% ketika skor meningkat, 27% hingga 35% ketika
tetap tidak berubah, dan kurang dari 27% ketika menurun. Perbedaan angka kematian
lebih baik diprediksi dalam 48 jam pertama daripada dalam 48 jam berikutnya. Tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam lamanya tinggal di antara kelompok-kelompok
ini. Kecuali untuk skor awal lebih dari 11 (angka kematian> 90%), skor yang
menurun selama 48 jam pertama dikaitkan dengan tingkat kematian kurang dari 6%,
sementara skor yang tidak berubah atau meningkat dikaitkan dengan tingkat kematian
37 % ketika skor awal adalah 2 hingga 7 dan 60% ketika skor awal adalah 8 hingga
11.

C. Glasgow Coma Scale (skala koma gaslow)


Sebelum melakukan pemeriksaan GCS ini perawat perlu memperhatikan hal-hal
dibawah ini :
1. Perhatikan faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi, kemampuan memberi
respon dan cedera penyerta lain.
2. Observasi saat pasien membuka mata, kualitas isi pembicataan dan kemampuan
menggerakan sisi kiri dan kanan tubuh,.

6
3. Stimulasi : kemampuan mengeluarkan suara (diminta dengan suara biasa atau
dengan suara yang keras), perangsangan nyeri (pada ujung jari, otot trapezius atau
tekukan keluarnya nervus supraorbital.

Selanjutnya, pemeriksaan dan kriteria GCS akan dibahas dibawah ini :

MEMBUKA MATA
Kriteria Tingkatan Skor
Membuka mata tanpa stimulus Spontan 4
Setelah rangsangan suara atau perintah Respon terhadap suara 3
Setelah rangsangan pada ujung jari Rangsangan terhadap tekanan 2
Tidak membuka mata sama sekali, tanpa Tidak ada 1
faktor penghalang
Tertutup oleh faktor lokalis Tidak dapat dinilai NT
RESPON VERBAL
Kriteria Tingkatan Skor
Menyebutkan nama, tempat dan tanggal Orientasi baik 5
Orientasi tidak baik tapi komunikasi jelas Bingung/disorientasi 4
Kata kata yang tidak tepat Kata-kata yang tidak tepat 3
Mengerang Suara yang didapat tidak 2
dapat dimengerti
Tidak ada suara jelas, tanpa faktor Tidak ada respon 1
pengganggu
Faktor penghalang komunikasi Tidak dapat dinilai NT
RESPON MOTORIK
Kriteria Tingkatan Skor
Mematuhi dua perintah berbeda Menuruti perintah 6
Mengangkat tangan diatas clavicula pada Melokalisir nyeri 5
rangsangan kepala dan leher
Gerakan melipat siku lengan dengan cepat Menarik lengan (withdraws) 4
namun gerakan kurang normal (fleksi normal)
Gerakan melipat siku lengan, namun Fleksi abnormal 3
gerakan tidak normal
Ekstensi siku lengan Ekstensi bila ada rangsang 2
nyeri
Tidak ada respon Tidak ada respon 1
Paralisis atau faktor penghambat lain Tidak dapat dinilai NT

7
8
BAB III

KASUS

A. Kasus
Pasien masuk ICU jam 20.35 dengan diagnosa medis ileus paralitik. dd/ ileus
obstruktif letak rendah pada rektosigmoid. Keadaan umum : sakit berat, apatis (GCS
13), sesak dengan oksigen kanul 5l/m. TV : TD 100/60; HR 124x/m; RR 40x/m; S
39℃; SaO2 92%. Jtg : BJ I-II murni, murmur -, gallop – . Paru : Vesikuler, rh +/+ Abd
: distensi >>. Akral : dingin, sianosis – . Pasien kemudian dilakukan intubasi.
APACHE Score 23 dengan PDR 46%. Mode : CMV; TV 500 cc; RR 14; PEEP +5;
FiO2 0,8. Dari hasil laboratorium didapatkan :
1. AGD: pH 7,3; pO2 132,2; pCO2 44,6; HCO3 26; sat 99;BE 0,7; laktat 4,1. Elektr
: Na 139; K 2,8; Cl 102; Ca 6,9; Mg 1,7.
2. Hematologi : Hb 11,7; Ht 35; L 29.000; Tr 194.000; Ur 29; Cr 1,3; GD 148. Alb
2,4; SGOT 14; SGPT 40; PCT 61,5 ; bilirubin total 1,4.
3. Ro Toraks : Paru normal

Terapi: Midazolam 5 mg/jam, Dob 10ug/kg/m, Noradr 0,3 ug/kg/m, Meropenem 3x1
gr, Ca gluconas 2x1 amp, Omeprazol 1x1 amp, KCL 50 meq, TE 1000 1000cc,
Amiparen 500cc, RL 1000 cc. Prod urin 210 cc/8 jam. Imbang cairan + 1480 cc

Sumber : • Anestesia & Critical Care • Vol 28 No.3 September 2010 • 50•

9
B. Aplikasi SOFA Score

Sistem SOFA Score


Respirasi 3
PaO2/FiO2 mmhg  165.25 mmHg
Koagulasi 0
Platelets x 103/mm3  194 x 103/mm3
Liver 1
Bilirubin mg/dL (µmol/L)  1.4 mg/dL
Kardiovaskular 2
Hipotensi  pemberian dobutamine
10ug/kg/m
Sistem Saraf Pusat 1
GCS  13
Renal 1
Creatinin mg/Sl (µmol/L) atau urine output
 kreatinin 1.3
TOTAL SCORE 8

Interpretasi SOFA

Nilai SOFA = 9  prediksi risiko Mortality/kematian pada pasien ini adalah 20%

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

10
SOFA atau Sequential Organ Failure Assessment merupakan suatu
skoring prediksi tentang resiko kematian pasien di ruang ICU yang diukur
berdasarkan hasil lab dan data klinis atau derajat disfungsional 6 sistem organ
yang terdiri dari skor 0 - 4.
Menggunakan skor SOFA berarti menunjukkan keefektifan perawatan
pasien selama di ICU. Jika fungsi organ pasien membaik maka skor SOFA
akan berkurang dan resiko kematiannya akan menurun begitu pula sebaliknya.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengenal
dan mengaplikasikan skor SOFA pada pasien di ICU.

DAFTAR PUSTAKA

Gupta Vishal, dkk. 2017. SOFA Score and Critically Ill Elderly Patients: Journal of The
Association of Physicians of India Vol. 65. Agustus 2019

11
Medlej Kamal. 2018. Calculated Decisions: Clinical Desicion Suppport for Emergency
Medicine Practices Subscribers Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) Score.
https://www.ebmedicine.net/media_library/files/Calculated%20Decisions
%20E1018%20Sepsis.pdf. 4 Agustus 2019 20:43

Napatipulu Herald H. 2010. Sepsis: The Indonesian Journal of Anesthesiology and Critical
Care Vol. 28 No. 3. Agustus 2019

Vincent JL, dkk. 1966. Meeting Report: The SOFA (Sepsis-related Organ Failure
Assessment) Score to Describe Organ Dysfunction/Failure in Instensive Care Unit.
Springer-Verlag Vol. 22. Agustus 2019

Vincent JL, dkk. 2010. Serial evaluation of the SOFA score to predict outcome in critically
ill patient. https://ccforum.biomedcentral.com/articles/10.1186/cc8204. 5 Agustus
2019 01:27

12

Anda mungkin juga menyukai