Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja dalam
keperawatan (K3) yang diampuh oleh dosen Dewi Suryaningsih Hiola, S.Kep,
Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 4 Kelas A

1. Filsa Husain (841418013)

2. Iin N. Uno (841418020)

3. Imelda Saskia Putri (841418006)

4. Ramdan Hipi (841418021)

6. Rozianti H. Biya (841418034)

7. Zatul Hikmah A. Katili (841418028)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

PENGANTAR KATA

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rah
mat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. laporan ini t
erwujud berkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami menyampaikan terim
a kasih yang sebesar-besarnya.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari harapan, yang mana di dalamnya
masih terdapat berbagai kesalahan baik dari segi penyusunan bahasanya, sistem
penulisan maupun isinya. Oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun sehingga dalam Laporan berikutnya dapat diperbaiki serta
ditingkatkan kualitasnya. Adapun harapan kami semoga laporan ini dapat diterima deng
an semestinya dan bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT meridhai kami.
Aamiin.

Gorontalo , April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Table of Contents
PENGANTAR KATA........................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja..............................................................6

2.2 Pengertian Metode Hirarki...........................................................................................6

2.3 Identifikasi bahaya (hazard identification)...................................................................6

2.4 Pengertian Risiko.........................................................................................................7

2.5 Hirarki Pengendalian Risiko.........................................................................................7

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................................10

3.1 Simpulan....................................................................................................................10

3.2 Saran...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi
yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi
tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global
karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja
yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga
kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis
sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat
yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa
Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.
Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara
maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan
prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran
pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak
pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja
harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.Setiap orang
membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja
akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang
dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja
dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana hirarki pengendalian risiko menyangkut kesehatan dan keselamatan
kerja dalam keperawatan ?

1.3 Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana hirarki pengendalian risiko
menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor- faktor dalam lingkungan kerja
yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat
membuat stres emosi atau gangguan fisik.

2.2 Pengertian Metode Hirarki


Menurut Rositasari (2015) Metode HIRARC adalah metode yang digunakan
dalam rangka menurunkan tingkat risiko bahaya kerja, didalamnya terdiri dari tiga
tahapan penelitian, diantaranya tahap identifikasi bahaya (hazard identification),
penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian risiko (risk control).

2.3 Identifikasi bahaya (hazard identification)


Bahaya merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan cedera pada
manusia atau kerusakan pada alat dan lingkungan kerja. Terdapat berbagai macam
jenis bahaya, diantaranya bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya mekanik, bahaya
elektrik, bahaya ergonomic, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan, bahaya biologi,
dan bahaya psikologi. Untuk melihat dan mengidentifikasi adanya bahaya tersebut
dapat dilihat pada area berikut:
a. Hazard identification checklist.

b. Workplace inspection (observation and interview)

c. Task safety analysis or job hazard analysis.

d. Accident and incident investigations


2.4 Pengertian Risiko

Risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat


mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu.
(Pramana, 2011).
Matriks tingkat risiko :

Keterangan Tingkat Risiko:

1. Negligible (N), dengan Nilai Risiko 1

2. Low (L), dengan Nilai Risiko 2 – 4

3. Moderate (M), dengan Nilai Risiko 5 – 8

4. High (H), dengan Nilai Risiko 9 – 15

5. Extreme (E), dengan Nilai Risiko 16 – 25

2.5 Hirarki Pengendalian Risiko

Menurut Rositasari (2015) Hirarki Pengendalian Risiko ini merupakan hal dasar
yang harus dipahami oleh seluruh praktisi keselamatan dan kesehatan kerja
karena akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait dengan
pengendalian risiko. Tujuan hirarki pengendalian risiko adalah untuk
menyediakan pendekatan sistematik guna peningkatan keselamatan dan
kesehatan, mengeliminasi bahaya dan mengurangi atau mengendalikan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hirarki pengendalian bahaya,
pengendalian yang lebih atas disepakati lebih efektif daripada pengendalian
yang lebih bawah. Kita bisa mengkombinasikan beberapa pengendalian risiko
dengan tujuan agar berhasil dalam mengurangi risiko terkait dengan keselamatan
dan kesehatan kerja kepada level yang serendah mungkin yang dapat dikerjakan
dengan pertimbangan (as low as reasonably practicable).
Berikut adalah 5 tahap hirarki pengendalian risiko berdasarkan ISO 45001:
1. Eliminasi
Eliminasi berarti menghilangkan bahaya. Contoh tindakan eliminasi
adalah berhenti menggunakan zat kimia beracun, menerapkan pendekatan
ergonomic ketika merencanakan tempat kerja baru, mengeliminasi pekerjaan
yang monoton yang bisa menghilangkan stress negatif, dan menghilangkan
aktifitas forklift dari sebuah area.
2. Substitusi
Substitusi berarti mengganti sesuatu yang berbahaya dengan sesuatu
yang memiliki bahaya lebih sedikit. Contoh tindakan substitusi adalah
mengganti aduan konsumen dari telepon ke on line, , menggnti cat dari berbasis
solven ke berbasis air, mengganti lantai yang berbahan licin ke yang tidak licin,
dan menurunkan voltase dari sebuah peralatan.
3. Rekayasa Teknik, Reorganisasi dari Pekerjaan, atau Keduanya
Tahapan rekayasa teknik dan reorganisasi dari pekerjaan merupakan
tahapan untuk memberikan perlindungan pekerja secara kolektif. Contoh
perlindungan dalam rekayasa teknik dan reorganisasi pekerjaan adalah
pemberian pelindung mesin, system ventilasi, mengurangi bising, perlindungan
melawan ketinggian, mengorganisasi pekerjaan untuk melindungi pekerja dari
bahaya bekerja sendiri, jam kerja dan beban kerja yang tidak sehat.
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan bahaya
dengan peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
yang dibuat. Contoh pengendalian administrasi adalah melaksanakan inspeksi
keselamatan terhadap peralatan secara periodik, melaksanakan pelatihan,
mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada aktivitas kontraktor,
melaksanakan safety induction, memastikan operator forklift sudah mendapatkan
lisensi yang diwajibkan, menyediakan instruksi kerja untuk melaporkan
kecalakaan, mengganti shift kerja, menempatkan pekerja sesuai dengan
kemampuan dan risiko pekerjaan (missal terkait dengan pendengaran, gangguan
pernafasan, gangguan kulit), serta memberikan instruksi terkait dengan akses
kontrol pada sebuah area kerja.
5. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8
Tahun 2010 adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. Contoh Alat Pelindung Diri adalah baju, sepatu
keselamatan, kacamata keselamatan, perlindungan pendengaran dan sarung
tangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Hirarki adalah metode yang digunakan dalam rangka menurunkan tingkat risiko
bahaya kerja, didalamnya terdiri dari tiga tahapan penelitian, diantaranya tahap
identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assessment), dan
pengendalian risiko (risk control).

Hirarki Pengendalian Risiko ini merupakan hal dasar yang harus dipahami oleh
seluruh praktisi keselamatan dan kesehatan kerja karena akan menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan terkait dengan pengendalian risiko. Tujuan hirarki pengendalian
risiko adalah untuk menyediakan pendekatan sistematik guna peningkatan keselamatan
dan kesehatan, mengeliminasi bahaya dan mengurangi atau mengendalikan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca,
terutama dapat memberikan pemahaman tentang Hirarki Pengendalian Resiko.

.
DAFTAR PUSTAKA

British Standard Institution. (2018). ISO 45001: 2018 Occupational Health and
Safety management systems. Geneva, Swiss.

Mondy, R.W., (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh


(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga

Pramana, Tony. (2011). Manajemen Risiko Bisnis, Penerbit Sinar Ilmu, Jakarta.

Rositasari, Mutiah, dkk. (2015). Perancangan Pengendalian Risiko Bahaya K3


Berdasarkan Hasil Hirarc Dengan Memenuhi Requirement Ohsas
18001:2007 Terkait Klausul 4.4.7 Dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun
2012 Pada Pt. Beton Elemenindo Perkasa. Vol.2, No.2 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai