Asli
Asli
PROPOSAL
1
2
PROPOSAL
Oleh :
KATA PENGANTAR
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian............................................................ 7
1.3.1. Tujuan Umum..................................................... 7
1.3.2. Tujuan Khusus.................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................... 8
1.4.1. Manfaat Teoritis.................................................. 8
1.4.2. Manfaat Praktis................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
satu dari 6 “Building Block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di
kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat,
akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan
informasi kesehatan, model yang baik adalah model yang lengkap tetapi
sederhana. Model semacam ini disebut dengan model parsimoni Jogiyanto (2007)
hal ini penting dalam upaya meningkatkan kinerja sistem informasi kesehatan
sakit pusat, 100% Unit Pelaksana Teknis Pusat dengan Kementerian Kesehatan.
dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, Rumah Sakit dan UPT
daerah melalui perangkat lunak atau website, seperti: SIMPUS, SIMRS, SIKDA,
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa
10
(WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan
untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network (LAN) yang berbeda,
seperti puskesmas dan rumah sakit, terutama dalam penanganan pasien dan
kesehatan di tingkat kabupaten/ kota, provinsi dan pusat, SIK belum banyak
berperan karena belum menghasilkan data/ informasi yang akurat dan tepat waktu
Provinsi juga dari pihak pengembang atau vendor, adanya mutasi atau
yang berkaitan dengan jaringan (konektivitas) dan masih adanya beberapa fasilitas
kesehatan yang belum mendapat aliran listrik dari PLN selama 24 jam, sehingga
pengelolaan data di level ini (fasilitas kesehatan) sangat beragam. Sebagai upaya
untuk memperkuat SIK di level kabupaten/ kota, sangat penting bagi dinas
Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan
dimana data antara satu laporan dari satu program dengan laporan lain dari
SIK belum online, semuanya masih manual, tidak ada pedoman dalam
dan bidan desa, data sebagian sudah menggunakan komputer namun ada juga
bidang SIK dan tidak ada pelatihan khusus. Kendala pelaksanaan SIK
berbasis komputer dengan harapan data dan informasi yang dihasilkan dapat
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh sistem informasi kesehatan terhadap
Kesehatan.
Puskesmas Hutaimbaru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
system dan kinerja individual. Hasil dari penelitian ini adalah : kualitas
pihak karyawan sudah mendapatkan paket sistem informasi tersebut dari PLN
Pusat yang sudah memiliki tenaga yang ahli dalam bidang sistem informasi,
16
17
dan 1 variabel terikat. Peneliti melakukan uji regresi linier berganda untuk
Hasil yang didapatkan adalah kualitas sistem memiliki pengaruh yang positif
Kalisat.
2.2. Kinerja
2.2.1. Pengertian
Istilah kinerja berasal dari kata job perfomance atau actual perfomance
Mangkunegara (2011) pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
18
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
Wirawan dalam Abdullah (2014) kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi
kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah perfomance, kinerja adalah
tertentu yang lebih besar dari nol, suatu teknologi yang memiliki tingkat kesesuain
tugas-teknologi yang tinggi akan menimbulkan kinerja yang lebih baik karena
1. Variabel individu
belakang keluarga dan demografi. Kemampuan merupakan sifat yang dibawa lahir
2. Variabel Psikologis
belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1997) banyak dipengaruhi
2. Variabel Organisasi
imbalan, struktur dan desain pekerjaan, dan berefek tidak langsung terhadap
1. Kualitas Kerja
dikerjakan.
20
2. Kuantitas Kerja
Seberapa lama seseorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja
ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.
3. Pelaksanaan Tugas
4. Tanggung Jawab
Kesadaran akan kewajiban melakukan pekerjaan dengan akurat atau tidak ada
kesalahan.(23)
tugas tertentu, oleh pekerja, apakah berhasil atau gagal. Pencapaian ini juga perlu
dikaitkan dengan perilaku dari pekerja selama proses penilaian. Kinerja dalam
kualitas. Kinerja yang lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi
2.3.1. Definisi
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Pada Sistem
Kriteria dari Sistem Informasi antara lain yaitu fleksibel, efektif dan efisien.
dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
“Building Block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara.
22
Rumah Sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang
lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem
informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik (Hidayah, 2016).
pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti
mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non
kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat. Semua kegiatan di fasilitas
3. Data Source atau Sumber data dapat dibagi ke dalam dua kategori,
dasar lain.
tetapi juga lintas sector lainnya seperti statistic vital kependudukan, data
didistribusikan secara lebih mudah, cepat, akurat, dan fleksibel. Hal ini
berbagai kegiatan.(16)
cara yang digunakan Data yang diperlukan dalam sistem informasi kesehatan
untuk jenis dan lokasi tenaga kesehatan, dengan jenis dan kualitas pelayanan
ekonomi.(16)
dan organisasi.
kualitas.
SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem
Indonesia, yaitu:
1) Upaya kesehatan
3) Pembiayaan kesehatan
7) Pemberdayaan masyarakat.
28
Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan
sistem informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan
secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan
pengembangan karir.
kedokteran.
kompetitif.
sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila
otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua
sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk
SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang
akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling
hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan
2) Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas
5) Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan
data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei
1) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
2) Mengolah data.
pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan
lain-lain ).
4) Mengolah data.
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem
dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
4. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak
guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan
diantaranya oleh:
5. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu
sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan
dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat
terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek
tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada
36
Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari
sistem informasi tersebut, dimana para pengguna sangat terkait dengan sistem dan
bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem
informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat
dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi
yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset
dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan
mudah dipahami.
istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian
dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian
dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem
kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari
sistem kesehatan kabupaten atau kota. SIKNAS di bagun dari himpunan atau
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa
(WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan
untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network (LAN) yang berbeda,
dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai
serta jaringan internet). Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang
Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga akan
provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program
7. Pengguna Data
desentralisasi dipandang bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan. Hal
41
ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah dan juga
pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga
yang dianut puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh SP2TP.seperti
tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas
rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun
Puskesmas (SIMPUS).(16)
informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat.Pada potensi yang dimilikinya
berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor,
dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun
42
dalam sebuah sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan
pengelolaan registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga
pemeriksaan laboratorium
6) Register pemeriksaan KB
6) Laporan billing
penggunaan obat, riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi mapping
Selain itu juga kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana yang masih sangat kurang,
belum optimal. Identifikasi lainnya adalah pelaksanaan umpan balik sangat jarang
yang terbatas dan belum terakomodasinya data dari sektor yang terkait.
45
1. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan masih sangat terbatas pada semua
menyangkut informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan, kualitas data yang
kurang baik, duplikasi data menyebabkan tidak efisiennya informasi dan tidak
tepat waktu dalam pelaporan sehingga keterlambatan dalam tindak lanjut yang
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik
46
yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya
pertama adalah tentang individu : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan
penyakit pasien yang bersangkutan dan sering disebut Patient Record bagian
apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan
fakta tentang kondisi kesehatan dan penyakit seorang pasien yang meliputi dua
hal:
2. Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
secara tertulis.
didukung suatu sistem pengelolaanrekam medis yang baik dan benar, maka tertib
pelayanan kesehatan.
4. Aspek Keuangan, isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk
penelitian.
7. Aspek Dokumentasi, isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus
1. Kualitas pelayanan
kualitas layanan ini dalam riset sistem informasi. Ketingger dan Lee (1994)
bahwa antara kedua variabel ini secara umum ádalah mutually exclusive dan
complementary. Atas dasar hal ini dalam model keberhasilan sistem informasi
kesehatan.
2. Kualitas system
melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992). Kualitas sistem
informasi juga didefinisikan Davis et.al. (1989) dan Chin dan Todd (1995)
Hal ini memperlihatkan bahwa jika pemakai sistem informasi merasa bahwa
Satisfaction
3. Kualitas infromasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai et. al. ,2002).
(Weber, 1999). Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula
2.4. Puskesmas
2.4.1. Pengertian
Selain itu, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak
ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat
pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah. Fungsi puskesmas dalam
Puskesmas meliputi:
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian Masyarakat
4. Pemerataan
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
2.4.3. Tugas
lebih sehat. Dalam hal ini, puskesmas memiliki fungsi sebagai lembaga yang
52
2.4.4. Fungsi
2.4.5. Wewenang
penyakit.(27)
pengunjung.
pelayanan kesehatan.
rujukan.(27)
kemudahan system itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang
Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai
dipengaruhi oleh kinerja maupun kebiasaan yang dilakukan oleh staf puskesmas
itu sendiri.
56
Kualitas Pelayanan
Kualitas Sistem
Kualitas Informasi
1. Kehandalan (reability)
2. Daya tahan (durability)
3. Kesesuaian (conformance)
4. Desai (design)
Kualitas Pelayanan
Kualitas Informasi
2.7. Hipotesis
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
Padangsidimpuan.
58
Padangsidimpuan.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
Utara. Adapun alasan digunakan lokasi puskesmas ini sebagai tempat penelitian
ini karena, dengan alasan puskesmas dengan wilayah kerja paling luas dari puskesmas
lainnya dan juga sering terlambat dalam pengumpulan data-data kesehatan yang akan
dengan bulan Februari 2020, dengan tahapan penelitian antara lain yang dimulai
60
1. Data primer
informasi).
2. Data sekunder
Padangsidimpuan.
3. Data tertier
jurnal, majalah penelitian, buku, laporan resmi, dan media ilmiah lainnya
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Merupakan data resmi yang dan tertulis dalam bentuk laporan dari
pendidikan.
3. Data Tertier
Merupakan data diambil dari penelitian, buku atau laporan resmi dengan
catatan ada izin dari yang bersangkutan (yang diambil dari data mentah,
mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur apa yang hendak di ukur (valid),
maka dapat di uji dengan uji Korelasi Persen Product Moment. Denganα=0,05.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 51 butir soal
dan dilakukan uji validitas terhadap 20 orang staf di Puskesmas Sadabuan Kota
Padangsidimpuan.
dilakukan dengan menggunakan SPSS melalui test Cronchbach’s 3,6 yang mana
pada penelitian ini menggunakan butir soal sebanyak 51 butir soal. Hasil
perhitungan construct reliability menunjukkan angka lebih besar dari 0,70, dan
Dalam penelitian ini, variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :
Padangsidimpuan.
paket program aplikasi sistem informasi kesehatan atas kualitas layanan yang
digunakan.
Variabel yang di ukur dalam penelitian ini yaitu Variabel Independen yaitu
Sangat Baik =5
Baik =4
Cukup =3
Kurang Baik =2
Tidak Baik =1
skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju
sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas layanan dari
pemakai.
Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. Semakin
skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali.
Semakin tinggi skor variable ini, berarti kualitas informasi yang dihasilkan
persepsi pemakai.
4) Kinerja staf, variabel ini diukur dengan 12 pertanyaan dalam skala Likert
dari sangat tidak setuju sekali sampai dengan sangat setuju sekali. Semakin
tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan paket program aplikasi
1. Editing
agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar dan tepat.
2. Coding
3. Skoring
Dalam hal ini peneliti melakukan perhitungan skor yang diperoleh setiap
4. Tabulating
5. Entry
Data yang sudah diedit dan diberi kode dimasukkan kedalam suatu tempat
1. Anaslisa Univariat
variabel terikat.
2. Analisa Bivariat
Pada tahap ini variabel independen akan diuji dengan variabel dependen.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-quare untuk membuktikan hubungan masing-
digunakan adalah sebesar 95% confidence level, atau dengan kata lain dikatakan
bermakna statistik jika p<0,05. Rumus persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
k
( Oi+ E i )2
X 2 =∑ ¿ 1
i Ei
68
Keterangan :
X2: Nilai distribusi Chi-quare dengan derajat kebebasan v=k-1
K : Jumlah Sel
O1 :Frekuensi Observasi
E1 : Frekuensi Harapan
3. Analisa Multivariat
uji statistik regresi logistik. Apabila didapatkan nilai p<0,05 maka Ho ditolak
yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, dan apabila
nilai p>0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat dengan ukuran kemaknaan sebesar 95% confidence level.
P
Ln 1−P = B0+ X1......
Dimana :
Ln P/1-P : Variabel dependen, yaitu Faktor Yang Mempengaruhi Sistem
Informasi Kesehatan
Β : Konstata
X1 : Nilai variabel bebas
69
DAFTAR PUSTAKA