Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ayu Aisyah

NPM : 1810631080097
Kelas : 4A
Dosen : Yang Yang Merdiyatna, S.S., M.Pd.
MK : Pembelajaran Berbicara
Tugas : Artikel Populer

Cara Ini Dijamin Buat Argumenmu Ketika


Debat Jadi Lebih Berkelas
Oleh Ayu Aisyah

Kita semua pasti sudah tidak asing dengan apa itu debat, kan? Ya, debat pernah kita lihat
di televisi ketika ramai pemilu calon presiden dan wakil presiden, dan debat yang pernah kita
lihat di kegiatan sekolah maupun kuliah, atau kita juga pernah menjadi peserta debat. Mengacu
kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), debat adalah pembahasan dan pertukaran
pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat
masing-masing. Lalu, menurut Henry Guntur Tarigan, pakar linguistik, debat adalah saling adu
argumentasi antar pribadi atau antar kelompok orang banyak, dengan tujuan mencapai
kemenangan satu pihak. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
debat berkaitan dengan argumentasi, secara sederhana debat merupakan saling adu
argumentasi atau ide gagasan diantara satu individu dengan individu lainnya, atau suatu
kelompok dengan kelompok lainnya.

Namun, dalam kegiatan debat, tidak jarang terjadi debat kusir. Apa itu debat kusir? Debat
kusir adalah debat yang kosong, alias tidak ada isinya, alias hanya sekadar ramai saja tapi tidak
bisa ditarik kesimpulan. Bisa jadi karena topik perdebatan yang kemudian melebar dan tidak
jelas ke mana arahnya, bisa juga karena argumen yang didebatnya memang hanya asal bunyi,
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Biasanya debat kusir tidak pernah ada ujungnya, yang
tadinya membahas topik A tiba-tiba berubah ke topik C. Karena itu, argumen sangatlah penting
ketika debat, haruslah berisi argumen yang berkelas dan berbobot isinya. Sebelum kita terjebak
dengan debat kusir, sebaiknya mari kita pelajari cara berargumen ketika debat yang baik dan
benar karena tujuan debat memang untuk memenangkan argumen kita.
Pertama, pentingnya etika dalam debat, jangan asal memotong pembicaraan lawan debat
karena itu sangat tidak sopan, biarkan lawan bicara mengemukakan argumennya hingga
selesai. Kedua, jadikan topik sebagai batasan argumen, jangan sampai argumen keluar dari
topik yang dibahas karena jika begitu akan terlihat tidak mampu menguasai pembahasan, dan
jalannya debat akan hilang arah. Ketiga, dukung opini sendiri dengan argumen yang jelas dan
disertai bukti, jangan sampai mengeluarkan kata-kata “pokoknya gitu....” atau “sepertinya sih
begitu....” Jika argumen kita kuat akan bisa dipertanggungjawabkan di depan publik dan tidak
mudah dijatuhkan oleh lawan. Keempat, kalau tidak setuju dengan pendapat lawan debat
jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menghina karena itu akan terlihat kita
tidak berkelas dan tidak beretika. Kelima, debat harus berjalan di level gagasan bukan di level
personal, maksudnya kita boleh menyerang argumennya namun jangan menyerang pribadinya,
keyakinanya, fisik, ras, kehidupan pribadinya, dan segala hal yang berbau personal. Keenam,
jangan bawa perasaan, walaupun ketika debat lawan bicara adalah musuh bukan berarti di
kehidupan sehari-hari kita tidak bisa berteman, justru asyik jika berteman dengan orang yang
bisa diajak debat dan diskusi karena pastinya pengetahuan kita akan bertambah.

Seperti itulah cara agar argumen kita ketika berdebat akan terdengar dan terlihat berkelas
sehingga debat akan menjadi lebih profesional dan menarik untuk disaksikan. Meski
berpendapat diberi kebebasan oleh negara, bukan berarti bisa sembarangan. Meski kita bisa
membantai sebuah pendapat, tetapi harus ada etika-etikanya. Dengan begitu, diskusi dan debat
akan menjadi lebih bermakna dan bisa menjadi ilmu pengetahuan. Marilah kita menjadi
masyarakat Indonesia yang bukan hanya sekadar cerdas tetapi juga harus beretika!

Refesensi:

Khairil, Muhammad. 2019. “Simak Ulasan Menarik Tentang Pengertian Debat” [online]. Tersedia:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/ulasan-pengertian-debat/ (diakses pada 2 Mei
2020)

Wardhani, Pradnya. 2016. “Stop Debat Kusir yang Nggak Kelar-kelar” [online]. Tersedia:
https://www.hipwee.com/sukses/stop-debat-kusir-yang-nggak-kelar-kelar/ (diakses pada 2 Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai