Ntoh Kti
Ntoh Kti
HARDIYANTI
K11114065
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Hardiyanti
“Manajemen Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Andi
Makkasau Kota Parepare Tahun 2018”
(xi + 108 halaman + 3 tabel + 10 lampiran)
Manajemen pengelolaan obat di Instalasi Farmasi meliputi tahap-tahap
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait satu sama lain. Memberikan
pelayanan yang efektif dan efisien termasuk juga pelayanan farmasi dan
memeriksa pengelolaan persediaan obat agar tersedia di apotik rumah sakit. Untuk
itu, Rumah Sakit harus mempersiapkan segala sesuatu agar dapat memberikan
pelayanan prima bagi pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif untuk mengetahui manajemen obat terkait
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat di
Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare, peneliti melakukan
penelitian mulai dari bulan Februari-Maret 2018. Data primer diperoleh dari hasil
wawancara mendalam dan observasi langsung sedangkan data sekunder diperoleh
dari telaah dokumen. Informan penelitian ini yaitu Kepala Instalasi Farmasi,
Penanggungjawab Perbekalan Farmasi, Penanggungjawab Gudang Farmasi,
Penaggungjawab Distribusi Rawat Jalan, Penanggungjawab Distribusi Rawat
Inap, Petugas Adminstrasi Instalasi Parmasi, Petugas Farmasi, 5 Pasien rawat Inap
dan 5 Pasien Rawat Jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih sering terjadinya kekosongan
obat di Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare padahal pihak
Rumah Sakit telah melakukan RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) pada tahap
perencanaan, hal ini disebabkan karena pihak Rumah Sakit memiliki utang kepada
distributor yang belum dilunasi sesuai dengan tempo perjanjian yang disepakati
ataupun diakibatkan karena kekosongan obat yang terjadi pada distributor dan
terlambatnya relasi distributor dalam penyaluran. Penentuan waktu pengadaan
dilakukan pertahun, proses pengadaan lebih sering menggunakan metode
konsumsi pemesanan melalui e-katalog dengan metode E-purchasing ataupun
surat pesanan manual. Pada tempat penyimpanan obat, masih belum memenuhi
standar dimana rak, lemari, pallet untuk menyimpan obat belum cukup serta ruang
penyimpanan obat masih sempit. Pendistribusian dilakukan dengan dilakukan
dengan cara pedistribusian langsung ataupun melakukan ampra.
Diharapkan Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau melakukan lebih teliti
lagi dalam menyusun RKA serta melunasi anggaran yang belum terbayarkan pada
distributor, serta memperbaiki lebih mengembangkan SIM yang ada. Kemudian
menetukan distributor alternatif jika obat pada distributor lain kosong. Gudang
tempat penyimpanan lebih diperbaiki lagi dan dipindahkan ke ruangan yang lebih
luas sehingga proses penyimpanan dapat dilaksanakan secara efisien.
Kata Kunci : Manajemen, Obat, Instalasi Farmasi
Daftar Pustaka : 45 (1997-2017)
iv
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Kedua Orang tua saya Bapak Agussalim, SE dan Ibu Nurpia atas kasih sayang,
bimbingan dan bantuan materil yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menempuh pendidikan sampai saat ini. Kepada kakak saya Haspiarti, SE
satu tujuan kita untuk membahagiakan Kedua Orang tua, serta seluruh keluarga
Tidak lupa pula uluran tangan dan bantuan yang telah Penulis peroleh dari
berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk bantuan
baik materil maupun moril, kepada Bapak Dian Saputra Marzuki, SKM, M. Kes
dan Prof. Sukri Palutturi, SKM, M. Kes, M. Sc. PH. Ph.D sebagai dosen
skripsi ini dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan beliau. Aamiin.
v
iii
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menngucapkan banyak terima kasih kepada
1. Bapak Dian Sidik, SKM, M. KM. Sebagai penasehat akademik atas segala
2. Kepada Bapak Muhammad Yusran Amir, SKM, M. Kes. Ibu Nur Arifah,
SKM, MA dan Prof. Dr. Dr. H. Muh. Syafar, MS. Sebagai dosen penguji atas
masukan, kritik dan sarannya serta motivasi yang telah diberikan kepada
penulis.
3. Bapak Dr. Muh. Alwy Arifin, M. Kes selaku ketua jurusan bagian
4. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M. Kes selaku dekan Fakultas
berlangsung serta pihak Rumah Sakit yang telah memberikan izin melakukan
penelitian.
7. Kepada Ade Sumardin terima kasih atas segala bantuan, motivasi dan
vi
iv
8. Kepada sahabat-sahabatku, Inggrianti, Mariya Azis, SH, Nurhaswi dan Nurul
Annisa atas bantuan dan dukungan serta canda tawa yang telah telah kalian
Joombuloers PBL (Yuyu, Wulan, Uji, Melan, Dhila, Muli, Erva, Maldi dan
Farhan), AKK dan Vampir 2014 terima kasih telah memberikan motivasi dan
10. Serta teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
Hasanuddin.
Penulis
vii
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11
A. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Obat di IFRS (Instalasi Farmasi
Rumah Sakit) ............................................................................................. 11
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Logistik ......................................... 29
C. Tinjauan Umum Tentang Obat................................................................... 32
D. Tinjaun Umum Tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ............... 34
E. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit...................................................... 37
F. Kerangka Teori........................................................................................... 42
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 43
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ..................................................... 43
B. Kerangka Konsep ....................................................................................... 44
C. Definisi Konsep .......................................................................................... 44
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 47
A. Jenis Penilitian ........................................................................................... 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 47
C. Informan Penelitian .................................................................................... 48
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 48
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 49
F. Analisis Data .............................................................................................. 49
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 51
viii
vi
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 51
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54
C. Pembahasan ................................................................................................ 78
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 102
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 102
B. SARAN .................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106
LAMPIRAN
ix
vii
DAFTAR TABEL
x
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penggolangan Jenis Obat.................................................................... 33
Gambar 2. Kerangka Teori................................................................................... 42
Gambar 3. Kerangka Konsep.............................. .................................................. 44
Gambar 4. Flowchart Pelayanan Farmasi Depo Rawat Jalan IFRS Andi Makkasau
Kota Parepare.................................................................................... 72
Gambar 5. Flowchart Pelayanan Farmasi Depo Rawat Inap IFRS Andi Makkasau
Kota Parepare.................................................................................... 73
xi
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara dan Observasi
Lampiran 2 Struktur Organisasi IFRS RSUD Andi Makkasau
Lampiran 3 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian Dari BKPMD
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kota Parepare
Lampiran 7 Surat Disposisi Izin Penelitian ke Instalasi Farmasi RSUD Andi
Makkasau
Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 10 Identitas Diri
xii
x
DAFTAR SINGKATAN
ABC : Always, Better, Control
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
FEFO : First Expire First Out
FIFO : First In First Out
GNPOPA : Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Obat
IFRS : Instalasi Farmasi Rumah Sakit
KFT : Komite Farmasi dan Terapi
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
MSDS : Material Safety Data Sheet
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
RKA : Rencana Kerja dan Anggaran
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SPO : Standar Prosedur Operasional
TAPD : Tim Anggaran Pemerintah Daerah
UDD : Unit Dose Dispensing
VEN : Vital, Esensial, Non Esensial
xiii
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang beredar di Rumah Sakit
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit
procurement, distribution, dan use yang saling terkait satu sama lain sehingga
sistem suplay dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien (Rohmani,
2016).
1
Berdasarkan Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sistem
penghapusan dan pengendalian yang saling terkait satu sama lain sehingga
sistem suplay dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien
adalah meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) sesuai tugas pokok dan fungsi
kesehatan, dan obat. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari
kesehatan atau penggunaan yang salah atau tidak tepat serta tidak memenuhi
2
2015-2019 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu
meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan
obat karena tidak tersedianya bahan baku dan penetapan harga obat yang
antibiotik sangat berpengaruh terhadap anggaran belanja rumah sakit. Hal ini
harga obat yang tidak sesuai. Besarnya harga satu item obat akan
Hal serupa juga terjadi pada proses pemesanan obat di Instalasi Farmasi
ketika obatnya habis, berdasarkan sistem tender, yaitu satu kali dalam setahun
ulang sering terjadi ketika distributor melupakan nama obatnya, stock obat
kosong pada distributor, pembayaran obat pada pemesanan lalu belum lunas,
ketika obat yang dipesan belum datang dan ketika obat yang dipesan
melalui via telepon dan membuat SP kembali, obat yang dipesan kadang tidak
tepat waktu, hal itu disebabkan karena jalur ekspedisi dari distributor dan
3
penganggarannya yang belum dibayar oleh pihak rumah sakit. Hal yang perlu
diperhatikan saat pemesanan obat adalah jumlah, expire date, kualitas, mutu,
obat yang sangat dibutuhkan, kemasan, harga yang sesuai e-katalog serta
dalam pengadaan alat kesehatan dan obat dapat diminimalisir. Karena, harga
yang terdaftar di e-katalog sudah tercantum dengan jelas. Sistem e-katalog ini
memiliki akuntabilitas yang kuat sebagai salah satu sistem pengadaan alat
atau lelang. Pada proses menyimpan obat belum cukup memadai serta ruang
Hal ini membuat seorang pasien mengeluh karena resep obat yang diberikan
tidak tersedia dan harus membeli obat di luar Rumah Sakit. Namun pada
tahun 2017, Rumah Sakit telah menganggarkan sebesar Rp 27,5 miliar untuk
untuk pengadaan obat yang ada di Rumah Sakit Tipe B ini. Anggaran tersebut
berasal dari dana Badan Layanan Urusan Daerah (BLUD) yang masuk dalam
4
APBD 2017. Tetapi, pihak Rumah Sakit mengatakan memang masih ada
kekurangan stok obat sebanyak 113 jenis sehingga pengadaan obat belum
terlalu stabil.
Parepare. Ia menuturkan, dirinya harus keluar mencari obat karena jenis obat
yang disarankan petugas medis di Rumah Sakit tidak tersedia di apotik yang
ada di sana. Pihak Rumah Sakit mengaku jika memang persediaan obat
hingga saat ini belum stabil dan memang masih ada yang kurang.
oleh Pemerintah Kota Parepare dan tergolong kedalam Rumah Sakit Kelas B
kunjungan rawat jalan bulan Januari sampai Desember 2016 sebanyak 60392
pasien dan jumlah kunjungan rawat inap bulan Januari sampai Desember
Dengan Jumlah yang tergolong banyak ini tentu perlu disikapi dengan
rumah sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau
Kota Parepare mengelola semua aspek yang berkaitan dengan obat dan alkes
5
yang beredar di Rumah Sakit untuk pelayanan kesehatan. Untuk itu, Rumah
proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi
Sakit dibantu oleh Kepala Divisi Perbekalan dan Tim Perencanaan. Metode
Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare belum efisien, karena masih
Pemerintah Daerah (TAPD). Jika ada obat yang habis dari waktu yang
dahulu di apotik yang bekerja sama dengan RSUD Andi Makkasau Kota
Parepare. Ada tiga apotik yang bekerja sama dengan RSUD Andi Makkasau
6
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di tempat penyimpanan obat
suhu rungan. Ada dua ruangan yang digunakan untuk tempat penyimpanan,
Namun ruang tempat penyimpanan obat yang digunakan masih sempit, rak-
rak untuk menyimpan obat masih belum cukup dan masih ada beberapa
tetapi lemarinya tidak terkunci, serta beberapa barang alkes tidak dimasukkan
ke dalam ruang tempat penyimpanan karena ruangan sempit dan tidak cukup
pelayanan seperti rawat inap, rawat jalan dan farmasi diluar jam kerja
misalnya apotik rumah sakit yang dibuka 24 jam dan ruang rawat yang
Rumah Sakit masih ada beberapa obat yang tidak tersedia dengan resep yang
diberikan oleh dokter baik untuk pasien rawat inap dan rawat jalan sehingga
pasien harus mencari obat di luar Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau,
7
keterlambatan obat yang datang setelah dipesan karena stock obat kosong
Formularium ), Obat Non Generik Formularium dan Obat Non Generik Non
Formularium jumlah item obat sebanyak 6014 jenis. dan pada golongan Obat
Formularium dan Obat Non Generik Non Formularium jumlah item obat
yang tersedia di Rumah Sakit sebanyak 4260 jenis. Serta pada golongan Obat
Formularium dan Obat Non Generik Non Formularium jumlah item obat
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Rumah Sakit.
9
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit)
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
1. Perencanaan
a. Pemilihan
11
1) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
b. Kompilasi Penggunaan
c. Perhitungan Kebutuhan
yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi yang bekerja di
12
perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi secara terpadu serta
yang direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan
1) Metode Konsumsi
alokasi dana.
2) Metode Morbiditas/Epidemiologi
13
b) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan prevalensi
penyakit
farmasi
Konsumsi Morbiditas
1.Pilihan pertama dalam perencanaan
1. Lebih akurat dan mendekati
dan pengadaan kebutuhan yang sebenarnya
2.Lebih mudah dan cepat dalam 2. Pengobatan lebih rasional
perhitungan 3. Perhitungan lebih rumit
3.Kurang tepat dalam penentuan 4. Tidak dapat digunakan untuk
jenis dan jumalah semua penyakit
4.Mendukung tidak rasionalnya 5. Data yang diperlukan : kunjungan
dalam penggunaan. pasien dan sepuluh besar pola
penyakit.
Sumber : Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di
Rumah Sakit.
d. Evaluasi Perencanaan
1) Analisa ABC
14
profit oriented product karena berdasar pada dana yang
2) Analisa VEN
kebutuhan.
15
dilakukan suatu evaluasi cepat (rapid evaluation), misalnya
2. Pengadaan
a. Pembelian
dan Penyaluran Bahan Obat, Obat Spesifik dan Alat Kesehatan yang
mendistribusikan.
16
Ada 4 metode pada proses pembelian:
penuh.
lelang terbuka.
b. Produksi
17
1) Sediaan farmasi dengan formula khusus
murah
c. Sumbangan/hibah/droping
3. Penerimaan
jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat penting dari
farmasi.
18
Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan
dalam lemari besi atau tempat lain yang aman. Perbekalan farmasi yang
berbahaya
4. Penyimpanan
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
Expired First Out) FEFO dan (First In First Out) FIFO dan disertai
memperpendek jarak gudang dan pemakai dengan cara ini maka secara
19
a. Pengaturan tata ruang
berikut:
20
adalah menggunakan kipas angin, apabila kipas angin belum
3) Rak dan Pallet, Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet
induk.
21
b. Penyusunan stok perbekalan farmasi
langkah berikut:
1) Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First
juga diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan
yang sesuai
dengan rapi
22
7) Apabila persediaan perbekalan farmasi cukup banyak, maka
5. Pendistribusian
Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
a. Resep perorangan
23
disiapkan dari persediaan di ruang oleh perawat dengan mengambil
yang diorder oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa
unit tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu
tanggung jawab IFRS, hal itu tidak dapat dilakukan di Rumah Sakit
dosis unit.
24
persediaan di ruangan yang terbatas. Perbekalan farmasi yang
6. Pengendalian
25
kereta obat. Dengan formulir ini perawat dapat langsung
sesuai petunjuk.
yang belum diberikan kepada pasien rawat tinggal harus tetap berada
dalam kereta dorong atau alat bantu angkut apapun. Hanya perbekalan
farmasi ini perlu dibuat oleh KFT bersama IFRS, perawat dan
administrasi rumahsakit.
pencatatan di IFRS.
7. Penghapusan
26
Penanganannya sebagai berikut:
perbekalan farmasi yang akan ditarik itu. Untuk pasien rawat jalan,
perawat, dan staf medik harus diberi tahu setiap penarikan perbekalan
27
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan
melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
Stok Induk.
anggaran.
28
c. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan
29
dibutuhkan, dalam keadaan yang tepat dipakai, ke lokasi dimana
a. Tujuan Operasional
b. Tujuan Keuangan
c. Tujuan Pengamanan
b. Fungsi Penganggaran
kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan
30
jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan
c. Fungsi Pengadaan
e. Fungsi Pemeliharaan
f. Fungsi Penghapusan
tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis
g. Fungsi pengendalian
31
C. Tinjauan Umum Tentang Obat
1. Definisi Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
RI, 2009).
Obat adalah obat jadi termasuk produk biologi yang merupakan bahan
a. Obat Paten
Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset, dan
memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. Masa berlaku
32
yang cukup populer adalah amlodipine besylate untuk obat
b. Obat Generik
nama asli zat berkhasiat obat. Obat generik juga secara sederhana
adalah obat yang sudah tidak dilindungi oleh hak paten. Produksi obat
generik ini berkorelasi dengan habisnya masa paten sebuah obat paten.
Jadi pada dasarnya obat generik adalah obat-obat yang dibuat dengan
komposisi sama persis dengan obat obat paten yang habis masa
3. Penggolongan Obat
33
D. Tinjaun Umum Tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Rumah
34
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan
Analis Farmasi.
untuk:
dan evaluasi.
35
laporan Pelayanan Kefarmasian secara berjenjang kepada dinas
(Permenkes, 2016).
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien
Pelayanan Kefarmasian
36
g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit khusus
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang
Izin mendirikan rumah sakit adalah izin yang diberikan oleh pejabat
bangunan yang telah ada untuk menjadi rumah sakit setelah memenuhi
2014).
37
a. Rumah Sakit menetap merupakan Rumah Sakit yang didirikan secara
b. Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan
bencana.
b. Mata
c. Otak
38
e. Kanker
g. Jiwa
h. Infeksi
i. Paru
j. Telinga-hidung-tenggorokan
k. Bedah
l. Ketergantungan obat
kebutuhan medis
kesehatan
39
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
kesehatan.
kepada masyarakat
kemampuan pelayanannya
atau miskin
40
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
41
F. Kerangka Teori
Perencanaan
Obat
Penghapusan Penyimpanan
Obat Obat
Pengendalian Pendistribusian
Obat Obat
42
BAB III
KERANGKA KONSEP
penghapusan, dan pengendalian yang saling terkait satu sama lain sehingga
sistem suplai dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien (Kemenkes
RI, 2010).
yang ada menjadi tidak efisien. Untuk menghindari hal demikian maka perlu
43
B. Kerangka Konsep
Perencanaan
Obat
Pendistribusian Pengadaan
Obat Obat
Manajemen
obat
Penyimpanan Penerimaan
Obat Obat
C. Definisi Konsep
1. Perencanaan
44
obat apakah sesuai formularium rumah sakit, kompilasi pemakaian,
dibutuhkan.
2. Pengadaan
pengdaan obat.
3. Penerimaan
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare dan kendala yang dihadapi pada
proses penerimaan.
45
4. Penyimpanan
aman dari pencuriaan serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat
penyusunan stok obat, pencatatan stok obat dan pengamanan mutu obat
Obat.
5. Pendistribusian
Andi Makkasau Kota Parepare serta kendala yang dihadapi pada saat
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian
memperoleh informasi yang yang spesifik mengenai nilai, opini, perilaku dan
Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare tahun 2018.
47
Pemerintah Kota Parepare, dikelola oleh Pemerintah Kota Parepare dan
C. Informan Penelitian
permasalahan dengan jelas, untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta
1. Data primer
Sakit, pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Sedangkan pengamatan
48
wawancara, pedoman observasi yang telah disiapkan dan telaah
dokumen.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Rumah Sakit, SPO Rumah Sakit,
E. Instrumen Penelitian
kepada informan, selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung pada
yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pedoman wawancara, lembar
F. Analisis Data
secara deskriptif.
49
1. Triangulasi sumber berarti membandingkan ulang derajat kepercayaan
50
BAB V
1. Sejarah
yang saat itu masih terletak di Jalan Ganggawa. Ada 2 orang Dokter
berkebangsaan Asing yang bertugas saat itu yaitu dr. Debats dari Belanda
dan dr. Maani dari Pakistan. Tahun 1987 Rumah Sakit Umum berpindah
berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau, yang
bantuan dari Bank Dunia. Tahun 1988 Rumah Sakit Tipe Kelas C yang
Barat .
51
rekam medis, bedah sentral, pelayanan perinatal, laboratorium, radiologi,
maka pada tanggal 7 Mei 2009, RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
a. Visi
akuntabel.
b. Misi
52
5) Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit
c. Motto
a. Kedudukan
Daerah.
b. Tugas Pokok
secara paripurna.
c. Fungsi
53
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
pelayanan kesehatan
B. Hasil Penelitian
pada bulan Februari sampai Maret 2018. Penelitian ini merupakan penelitian
observasi.
54
Tabel 2.
Karakteristik Informan di Instalasi Farmasi Serta Pasien Rawat Inap dan
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare
Tahun 2018
No Kode Jenis Umur Pendidikan Jabatan
Informan Kelamin (Tahun) Terakhir
1 NJA Pr 56 S1 Farmasi Kepala Instalasi
Farmasi
2 MKR Lk 51 S2 Kesmas Penanggung Jawab
Perbekalan
Farmasi
3 MAR Lk 35 S1 Farmasi Penanggung Jawab
Gudang Farmasi
4 EYT Pr 36 S1 Farmasi Penanggung Jawab
Distribusi Rawat
Jalan
5 ART Lk 34 D III Farmasi Penanggung Jawab
Distribusi Rawat
Inap
6 MLH Pr 46 S2 MARS Administrasi
Intalasi Farmasi
7 EVD Pr 29 S1 Farmasi Petugas Farmasi
8 MU Pr 50 SMA Pasien Rawat Jalan
9 NA Pr 56 SMA Pasien Rawat Jalan
10 CN Pr 30 S1 Pasien Rawat Jalan
11 AG Lk 46 SMA Pasien Rawat Jalan
12 LA Pr 55 S1 Pasien Rawat Jalan
13 CI Pr 31 S1 Pasien Rawat Inap
14 AL Lk 45 SMA Pasien Rawat Inap
15 HR Lk 26 SMP Pasien Rawat Inap
16 NH Pr 55 S1 Pasien Rawat Inap
17 FT Pr 28 S1 Pasien Rawat Inap
Sumber : Data Primer 2018
dimensi dan indikator penelitian maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan
jumlah obat yang sesuai. Dalam perencanaan obat pada tahap persiapan
55
dibutuhkan pembentukan tim perencanaan, susunan tim, serta kegiatan tim
mempunyai tim perencanaan yang dibentuk satu tim dari setiap unit untuk
56
untuk tahun depan misalnya untuk penyusunan RKA 2018 tim
perencanaan sudah bikinmi tahun 2017 untuk menentukan berapa
jumlah untuk perbekalan farmasi tahun 2018 (EVD, 29)”
farmasi, data rata rata pemakaian, kemudian data obat-obat. Baik data obat
yang fast moving maupun data obat yang slow moving. Untuk tim
jumlah dan periode pengadaan obat sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan
untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
“Kan ada kartu stoknya kalau mau lagi spesifikasinya. Kan ada
peresepan obatnya jadi itu dilihat berapa pemakaiannya disitu
berapa tiap-tiap depo misal amoxicisilin kelihatan disitu berapa
obat yang terpakai nanti disitu digabungkanmi pemakaian jenis obat
di apotik rawat jalan maupun rawat inap jadi nanti itu menjadi total
57
pemakaian obat yang ada pada bulan itu sampai pertahun (MLH,
46 tahun)”
“Saya lihat datanya, ada datannya. Data gudang, data depo, ada
yang dikirimkan setiap divisinya. Kan di stor di bagian pelaporan,
datanya, data masuk barang, data barang yg terikirim ke depo
berapa, data sisanya, data sisa stoknya barang hari ini berapa, di
depo jg begitu ada mutasinya keluar nya ke pasien berapa hari ini.
Begitu. Ada yang saya lihat, sisanya begini. Tapi lebih banyak yang
saya pakai data gudang. Kecuali obat-obat kasus sama obat-obat
slow moving, itu saya harus lihat jumlahnya di depo karena kan nda
boleh terlalu banyak itu jumlahnya (EVD, 29 tahun)”
enam bulan terakhir dengan data 1 tahun terakhir dan juga pemakaian rata-
kemudian direkap untuk menjadi total pemakaian obat yang ada pada
perencanaan obat terkadang masih belum sesuai dengan kebutuhan. Hal ini
hal, terutama disebabkan karena dana yang kurang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan :
58
jumlah volumenya ditambah penggunaan rata-rata dalam sebulan
ditambah safety stock ditambah lead time yang dikonversi dalam
bentuk jumlah obat jadi itu yang ditambah untuk menghindari
kekosongan, Walaupun sering terjadi kekosongan disini diakibatkan
oleh beberapa hal toh, dan pasti mi itu masalah dana dan beberapa
hal lainnya (EVD, 29 tahun)”
“Kalau yang sering itu pada umumnya dibuat ada dua, metode
konsumsi sama epidemiologi. Kalau konsumsi itu berdasarkan
pemakaiannya kebutuhannya obat itu. Kalau metode epidemiologi itu
pola penyakitnya. Tapi itu terkendala dengan data jadi kita yang bisa
itu pake cuman untuk konsumsi. Jadi yang dipake itu konsumsi, jadi
mulai dari buffer stock berapa pemakaian kebutuhan berapa lead
timenya hasil dari itu semua. Itumi menjadi kebutuhan yang dibuatkan
dari perencanan. Sering dipakai metode konsumsi kecuali ada satu
kita Jadi ada itu obat statistika obat kanker itu. Tidak bisa langsung
kita memesan berdasarkan kebutuhan yang lalu karena bisa jadi dia
tdk ada kasus toh jadi itu harus masuk dulu permintaan obat (MLH,
46 tahun)”
konsumsi.
59
“Biasanya itu data. Data yang terlambat dari bagian depo-depo
(NJA, 56 tahun)”
“Kendala itu pertama datanya karena disini belum maksimal itu sim
nya jadi harusnya itu ini komputernya perencanaan itu link sama
gudang supaya langsung dilihat sisa stok obat oh ini kosong oh ini
sisa segini, itu yang terkendala dari itu sim nya, sistem manajemen
aplikasi nya supaya lebih bagus jadi data yang kita dapatkan ee lama
agak lama karena ditunggui juga. Jadi biasa lewatmi juga
bufferstocknya jadi belumpi datang barangnya tapi maumi habis
(MLH, 46 tahun)”
2. Pengadaan
jenis dan jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi serta menjamin
60
“Metode pengadaan itu e-katalog supaya mendapatkan harga yang
lebih murah dan e-purchasing online. Biasa juga sp manual tapi
dengan harga e-katalog. Ada memang anggaran yang sudah dipatok
dari rumah sakit, dicari perbandingan harga dilihat mi yang paling
murah, supaya anggarannya cukup (MKR, 51 tahun)”
“Dipesan didistributor, tapi disini kita lebih sering pake sistem kredit,
nanti datang barang ada jadwal jatuh temponya baru dibayar, laku
tidak lakunya itu barang kalau jatuh tempo harus dibayar (MAR, 35
tahun)”
“Pertahun, kita kan punya datanya semua, jadi kita lihat data 6 bulan
dan 1 tahun terakhir untuk melihat obat-obat apa yang dibutuhkan
dalam pengadaan obat. Tapi kita juga selalu monitoring setiap 3 bulan
untuk melihat data stok obat yang kurang dan dibutuhkan itu bisa kita
pesan juga obat perbulan kalau memang itu obat banyak digunakan
dan stoknya tinggal sedikit sebelum waktunya pemesanan obat lagi
(NJA, 56 tahun)”
61
melakukan penganggaran yang dibutuhkan dalam proses pengadaan
melihat stok obat. Pihak Instalasi Farmasi Rumah Sakit juga melakukan
pesanan bulanan jika persediaan obat dibutuhkan dan sisa stok obat
“Kalau rawat jalan sama ji dengan rawat inap. Ampra ke gudang tiap
hari (EYT, 36 tahun)”
Penentuan waktu pengadaan obat khususnya rawat inap dan rawat jalan
informan :
“Ini relatif sekali, ada datang tepat waktu sesuai range yang sudah
kita tentukan dalam mingu ini datang betul i. Ada juga yang lewat’i
tergantung kesiapan distributor termasuk itu tadi baru mau na pesan
atau memang adaji stoknya (MKR, 51 tahun)”
“Ditunggu toh, ada juga biasa karena jarak yang ditempuh jauh jadi,
biasanya distributor itu punya jadwal pengiriman atau kosong
barangnya distributor (EVD, 29 tahun)”
62
Ketepatan waktu pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Andi
Makkasau Kota Parepare terkadang tidak tepat waktu. Hal ini disebabkan
stok obat di distributor kosong dan jarak yang ditempuh dari distributor jauh
Kendala yang paling sering terjadi yakni terkait masalah dana. Pihak rumah
sakit memiliki utang kepada distributor dan utang tersebut belum dilunasi
“Kendala biasanya kalau itu kita masih punya utang. Ada faktor yang
belum berhasil. Tidak ready barangnya disana, pabriknya belum
diproduksi. Banyak terjadi hal- hal seperti itu. Utang, harus dilunasi
Harus dilunasi ada kan perjanjiannya. Misalnya 30 hari harus
dibayar jatuh tempo. Bayar pada saat 30 hari sudah kita utang atau 2
bulan 3 bulan. Tergantung ada yg flexibel ada sampai 3 bulan. Ada
yang hanya bisa 30 hari.Butuh obat tapi belum di bayar lunasKalau
belum jatuh tempo tetap bisa pesan obat (NJA, 56 tahun)”
“Boleh dikatakan juga terkunci sudah jatuh tempo belum terbayar. Itu
yang paling dirasakan kendalanya. Diwaktu pengirimannya lewat
ekspedisi. Ini ekpedisi biasa datang malam tidak menentu datangnya
jadi bagaimana ya kan kalau expedisi dari Maros, Pangkep terkahir
ke Parepare baru jam kerjanya disini jam 8-4 sore. Jadi lewat lagi
barangnya tapi belum dikasih singgah di Parepare. Apalagi kalau
obat dibutuhkan pasien butuh tapi nda adapi barangnya datang
(MKR, 51 tahun)”
“Yang paling sering terjadi itu masalah dana, karena jatuh tempo
utang kita sudah sampai dan belum terbayar, itu pasti distributor
tidak mau mi, Jadi masalah itu mi yang menyebabkan obat tidak
tersedia dirumah sakit dan mengakibatkan sering terjadinya
kekosonganobat di sini (MLH, 46 tahun) ”
63
3. Penerimaan
yang diterima harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi pada order
Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare diketahui dari informasi yang
“Iya ada panitia jadi begitu barang datang ada fakturnya atau surat
pengantar barang. Itu panitia penerima dan pemeriksa barang itu dia
cocokkan dengan surat pesanan sesuaikan yang kita pesan dengan
barang yang datang (MAR, 35 tahun)”
panitia penerimaan barang yang terdiri dari petugas gudang, petugas farmasi
dan logistik. Panitia penerima dan pemeriksa barang mencocokkan jumlah dan
“Sudah sesuai itu kalau menurut kita karena kan itu aturan akreditasi
juga akreditasi rumah sakit (MKR, 51 tahun)”
64
“Iya karenakan sudah ada tim yang ada di bentuk toh, jadi mereka
yang melakukan proses penerimaan dan pengawasan serta
pemeriksaan (ART, 34 Tahun)”
Kota Parepare telah sesuai dengan aturan kefarmasian yang mana mengikuti
aturan akreditasi rumah sakit. Tidak hanya itu, dalam penerimaan persediaan
obat telah ada tim yang dibentuk, mulai dari proses penerimaan dan
“Kendala kadang kita terima itu barang tidak sesuai dengan sp nya.
Harus konfirmasi lagi sp nya tadi bilang betulan kah seperti ini.
Kalau ada yang gitu diretur barangnya. Yang kedua bagaimana kalau
misalnya di butuhkan itu barang tapi lewat itu barangnya jadi di
tunggu lagi jadi kendala juga. Yang ketiga kalau lewat juga dari jam
dinas toh jadi bagaimana caranya menerima jadi biasa keliling lagi
bukancuman rs disini dibawa ke rs lain-lain lagi ke pinrang ke sidrap
sampe kemasamba malili pulang baru na kasi singgah lagi kembali
biasa ada begitu. Kalau obat yang masih ada persediaan nda
dipermasalhkanji tapi kalau obatnya dibutuhkan saat itu, itu jadi
masalah lewat begitu. Jadi biasa kita pergi belikan saja disini karena
pasien lagi toh harus tangani cepat (MKR, 51 tahun)”
ketika melakukan penerimaan obat. Pertama, barang yang datang tidak sesuai
dengan pesanan. Kedua, barang yang datang terlambat. Ketiga, barang yang
65
4. Penyimpanan
cara menempatkan obat dan perbekalan kesehatan yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
obatnya. Obat tablet, injeksi, obat luar dan alat kesehatan di pisah.
lemari pendingin, dan juga ada yang disimpan di lemari khusus. Metode
pengambilan obat dilakukan dengan metode (First In First Out) FIFO dan
(First Expire First Out) FEFO. Hal ini dijelaskan oleh informan :
66
“Menggunakan rak-rak toh ada juga disimpan dilemari pendingin
kalau macam obat psikotropika ada lemari khususnya (MKR, 51
tahun)”
“Kan itu ada dengan model FIFO dan FEFO, tapi disini kita lebih
sering menggunakan FEFO (First Expired First Out) kan begitu biar
ada barang yang duluan datang tapi kalau ada mi yang duluan
expired itumi duluan yang dikeluarkan (MAR, 35 tahun)”
melaporkan dan mencatat semua stok obat, baik obat yang masuk maupun
“Disini ada pj nya yang mencatat itu semua stok obat, yang masuk,
obat yang keluar. Pencatatan stok obat masuk, dientry, tambahkan
stok kemudian diatur barangnya, terus ada juga memang kartu
stoknya toh (MAR, 35 tahun)”
Agar mutu obat tetap terajaga dilakukan pengamanan mutu obat dalam
67
“Diatur suhu ruangannya, baru dilihat obat mana yang hampirmi
expire toh (ART, 34 tahun)”
Kota Parepare dilakukan oleh tim pengendali mutu. Dalam menjaga mutu
obat disediakan alat pengatur suhu dengan suhu ruangan 15-300C dan juga
“Bisa dikatakan belum memadai karena kan itu gudang dibawah kecil
belum ada tempatnya yang tetap karena ditempat asrama ji dulu
disimpan jadi masih kurang baik (NJA, 56 tahun)”
“Masih ada rak-rak yang kurang, ada sebagian juga belum ada
palletnya baru rungannya juga yang sempit (EYT, 36 tahun)”
68
Berdasarkan dari pernyataan informan tersebut diketahui bahwa
rak.
5. Pendistribusian
memberikan obat yang bermutu dan terjamin keabsahannya serta tepat jenis
dimulai dari resep dokter, selanjutnya permintaan obat dari apotik tersebut
69
cara setiap unit mengampra sesuai kebutuhan ke gudang kemudian dari
“Kan ada mi resep dari dokter jadi pasien lihatkan resepnya baru
diambil mi obatnya atau ada juga diracik dulu kemudian setelah selesai
diberikan ke pasie (EYT, 36 tahun)”
“Kalau rawat jalan, pasiennya kalau dia yang berobat rawat jalan.
Kalau rawat inap dari keluarga pasien (ART, 34 tahun)”
tidak ada unit yang diprioritaskan dalam pendistribusian obat karena harus
70
bahwa terkadang pasien emergency atau pasien-pasien gawat lainnya
menjadi prioritas.
dikarenakan jarak yang jauh dari gudang ke Instalasi Farmasi RSUD Andi
transportasi.
“Kendalanya biasa itu jarak karenakan kita dibawah baru mau ki bawa
barangnya keatas terus jaraknya ke sana yaahhh lumayan apalagi
kalau banyak yang mau dibawa atau kah alkes kan ada yang berat
juga harus ki pakai kendaraan na biasa juga ini mobil pengatar mogok-
mogok ki jadi yaa kendalanya jarak sama alat transpotasinya”
71
DOKTER RESEP APOTEK
1. Kejelasan penulisan
2. Benar pasien
3. Benar obat
4. Benar dosis
5. Benar rute
6. Benar waktu SKRENING
pemberian RESEP PETUGAS
7. Duplikasi FARMASI
8. Alergi
9. Interaksi obat
10. Kontraindikasi
11. Kadaluarsa
KROSCEK 7B:
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute
5. Benar waktu
pemberian
6. Benar informasi
TENTRY PENYIAPAN 7. Benar
HARGA OBAT dokumentasi
72
(1) (2) (3)
Menulis Pasien DEPO
DOKTER RESEP + CPO
RAWAT INAP
Diterima
Dikerjakan
(4)
PETUGAS
FARMASI
(6)
1. Verifikasi/ Telaah/ Screning Resep
1. Kejelasan penulisan (5)
2. Benar pasien INPUT HARGA
3. Benar obat OABAT/ ALKES
4. Benar dosis (OPERATOR)
5. Benar rute
6. Benar waktu pemberian
7. Duplikasi
8. Alergi
9. Interaksi obat
10. Kontra indikasi
11. Kadaluarsa
(7)
Diserahkan ke pasien OBAT/ ALKES
2. Menulis oada CPO (Catatan Pemberian Obat) & INFORMASI
3. Percikan/ penyimpan Obat OBAT
4. Kroscek Resep 7 B
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute
5. Benar waktu pemberian
6. Benar informasi/ edukasi
7. Benar dokumentasi SELESAI
73
6. Ketersediaan Obat pada Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota
Parepare
Peneliti juga melakukan wawancara dengan pasien rawat jalan dan rawat
“Kan saya disini rutin setiap bulan selalu pergi berobat karena saya
punya penyakit hipertensi, kalau masalah obat itu tidak sering juga tidak
ada, tapi pernah beberapa kali saya berobat biasa obatnya habis dirumah
sakit dan saya biasa beli diluarmi obatnya. Itumi biasa sampai siang ki
menunggu antrian ambil obat baru ada beberapa ji juga obatnya dibeli
diluar. Mungkin pihak rumah sakit lebih memperbaiki lagi toh masalah
adanya obat dirumah sakit jadi pasien tidak beli mi lagi obat diluar toh
(MU, 50 tahun)”
“Saya sudah seringmi pergi berobat disini karena saya diabetes jadi kalau
misalnya tidak enak lagi kurasa pergi ka lagi periksa mungkin naik lagi
gulaku atau turun sekali kah. Kalau obat yang tablet atau obat yang
diminum selalu ji ada, cuman yang baru-baru ini kan saya itu kalau pergi
berobat selalu dikasi cairan insulin, tapi ini yang kemarin saya pergi
berobat habis ki insulinnya terpaksa saya belli mi diluar karena saya juga
butuh itu (NA, 56 tahun)”
“Sudah banyak kali mi saya pergi berobat disini, katanya dokter ada
gangguan saraf. Obatku itu biasa dikasikan ada 5 macam kayanya
resperidol sama aprasolan itu semua. Tidak semuanya juga obatnya, ada
sebagian ku beli diluar kalau tidak ada di apotik sini mau tidak mau
terpaksa harus ki beli diluar (CN, 30 tahun)”
“Kalau saya pergi berobat disini, pernah beberapa kali saya beli obat
diluar, obat jantung karena sayakan kena penyakit jantung. Bulan kalau
tidak salah itu ada tambahan resep obat dikasikan dokter, tapi tidak
tersedia dirumah sakit, dia bilang kosong ki obatnya jadi dia suruh saya
ambil obat diapotik luar rumah sakit yang dia tunjukkan toh (LA, 55
Tahun)”
“Sudah dua hari mi kayanya dirawat inap, sakit batu empedu ada 4
macam kayanya itu obatku selalu dikasi. Tidak semuanya ji obatnya tidak
ada, cuma ada itu 1 macam obatnya disuruh beli diluar karena katanya
kosong ki obatnya disini lupa ka apa nama obatnya. Kalau menurut saya
seharusnya pihak rumah sakit memperhatikan lagi stok obatnya supaya
tidak beli lagi pasien obat diluar (CI, 31 tahun)”
74
“Kalau saya sudah sering mi keluar masuk rumah sakit, karena saya sakit
asma kalau batuk-batuk terus naik lagi sesak baru kalau naikmi sesak
biasa naik juga tekanan darahku makanya harus dikasi tinggal. Yah...
kalau obat ada yang saya beli diluar. Seperti beberapa hari ini ada itu
alat saya lupa apa namanya kalau sudah dipakekan enak lagi saya rasa
tidak selalu ma batuk-batuk. Nah itu alat ada kaya cairan dimasukkan
ketempatnya itu saya beli diluar karena katanya habis stoknya dirumah
sakit. Itu ji yang saya beli diluar (NH, 55 tahun)”
“Saya tidak terlalu seringji pergi berobat disini. Pergi ukur kacamata
karena mau mi ganti lagi. Kalau masalah itu selalu ji ada kalau saya
pergi berobat tidak pernah ji beli diluar karena tersedia ji obatnya
(AG, 46 tahun)”
“Kalau saya baru pertama kali dirawat inap, diagnosa nya dokter
tipes. Selama saya dirawat sampai sekarang tidak ada ji obat yang
saya beli diluar. Dan kalau memang ada obat yang dibeli diluar pasti
perawat akan sampaikan ji (AL, 45)”
“Tidak sering ji juga dirawat, barusan ji ini dirawat inap, biasa kalau
sakit cuma pergi periksa saja tidak dirawat. Karena 2 hari muntah
terus karena maag jadi harus dikasi tinggal. Tidak pernah ji beli obat
diluar. Selalu ji ada dikasi sama perawat obatnya (HR, 26 Tahun)”
“Sudah sering masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama ji, sakit
maag. Selama saya dirawat disini tidak pernah ji ada resep obat yang
dibeli diluar, tersedia ji selalu obatnya (FT, 28 tahun)”
Dari hasil wawancara dengan pasien rawat jalan dan rawat inap yang
Parepare. Tujuh pasien menyatakan bahwa stok obat yang ada di Instalasi
harus membeli obat diluar. Berbeda dengan tiga pasien lainnya menyatakan
bahwa mereka tidak pernah membeli obat diluar dikarenakan obat yang
75
Berdasarkan hasil telaah dokumen, diketahui bahwa di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
Tabel 3.
Standar Prosedur Operasional (SPO) Instalasi Farmasi RSUD Andi
Makkasau Kota Parepare
NO Variabel SPO
1 Perencanaan 1. Tim perencana mengumpulkan data-data pemakaian
sisa stok persediaan dari setiap depo/potek/unit/rungan-
ruangan
2. Membuat rekapitulasi pemakaian bulanan
3. Melakukan analisa data pemakaian
4. Menyusun daftar pra jurnal perencanaan dan
menyampaikan ke bagian perbekalan sub devisi
perencanaan
5. Bagian perbekalan, sub devisi perencanaan menerima
jurnal perencanaan
6. Bagian perbekalan, sub devisi perencanaan melakukan
analisis kebutuhan
7. Bagian perbekalan, sub devisi perencanaan menyusun
draft jurnal perencanaan
8. Bagian perbekalan, sub devisi perencanaan
mengkoordinasikan draft jurnal perencanaan dengan
Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
9. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit menerima dan
mencermati draft jurnal perencanaan, melakukan uji
kebenaran
10. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit menandatangani
draft jurnal perencanaan menjadi jurnal perencanaan
11. Instalasi Farmasi menyampaikan jurnal perencanaan
kepada Direktur Rumah Sakit melalui Wakil Direktur
Pelayanan untuk diketahui
12. Instalasi Farmasi sub perbekalan menyerahkan jurnal
perencanaan yang telah ditandatangani Direktur atau
Wakil Direktur Pelayanan kepada pejabat pengadaan
dan atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
2 Pengadaan 1. Pejabat Pengadaan/PPK menerima dan melakukan
verifikasi daftar Rencana Kerja Obat (RKO) yang telah
disetujui/diketahui oleh Direktur/Wakil Direktur
2. Menyeleksi dan menetapkan distributor sesuai dengan
76
rencana kebutuhan dan kesiapan pelayanan distributor
3. Membuat surat pesanan melalui E-purchasing atau
pesanan manual, untuk selanjutnya disampaikan ke
masing-masing distributor
4. Surat pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi dan
setujui oleh Direktur
5. Menindaklanjuti surat pesanan ke masing-masing
distributor untuk memastikan proses berlangsung
sebagaimana mestinya melalui telepon
6. Membuat dokumen kegiatan
3 Penerimaan 1. Penerima barang pada logistik rumah sakit menerima
perbekalan farmasi, alat medis habis pakai dan bahan
medis habis pakai dari distributor
2. Penerima barang menyerahkan kepada tim panitia
penerima hasil pekerjaan rumah sakit
3. Panitia penerima hasil pekerjaan memeriksa kesesuaian
dokumen/faktur pengirim barang dengan surat pesanan,
selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap
kuantitas, kualitas, spesifikasi perbekalan farmasi dan
masa kadaluarsa
4. Panitia penerima hasil pekerjaan menyerahkan hasil
pemeriksaan kepada penerima barang rumah sakit
5. Penerima barang rumah sakit menyerahkan
dokumen/faktur ke PPK untuk ditindaklanjuti, jika ada
ketidaksesuaian antara surat pesanan dengan dokumen
pengriman/faktur, spesifikasi, kuantiti dan masa
kadaluarsa yang dekat
6. Penerima barang rumah sakit mendokumentasikan,
mencatat dalam daftar inventaris untuk perbekalan
farmasi yang kuantiti, kualitas, spesifikasi, faktur sesuai
surat pesanan
7. Penerima barang rumah sakit menyerahkan perbekalan
farmasi, alat medis, habis pakai dan bahan medis habis
pakai kepada penanggungjawab gudang di intalasi
farmasi
8. Penanggung jawab gudang di instalasi farmasi
menerima perbekalan farmasi, alat medis habis pakai
dan bahan medis habis pakai
9. Penanggung jawab gudang di instalasi farmasi mencatat
perbekalan farmasi yang masuk dalam kartu stok
sebagai stok masuk gudang instalasi farmasi dan
dientry pada komputer SIM sebagai persediaan
perbekalan farmasi
4 Penyimpanan 1. Petugas gudang di Instalasi farmasi menyimpan
perbekalan farmasi, alat medis habis pakai dan bahan
medis habis pakai, setalah dicatat masuk dalam kartu
77
dan dientry di komputer sistem sebagai persediaan
pada instlasi farmasi
2. Petugas gudang farmasi memisahkan perbekalan
farmasi sesuai jenisnya
3. Menyusun perbekalan farmasi dalam kemasan besar
diatas pallet secara rapi dan teratur
4. Petugas gudang farmasi menyimpan narkotika dan
psikotropika dalam lemari khusus terkunci double
5. Petugas gudang farmasi memberi label untuk golongan
obat high alert dan memisahkan tempat
penyimpanannya dengan obat lainnya
6. Apabila perbekalan farmasi cukup banyak, maka
biarkan perbekalan farmasi tetap dalam box masing-
masing
7. Petugas gudang farmasi melakukan rotasi stok
penyimpanan perbekalan farmasi untuk jenis
perbekalan farmasi yang mempunyai batas waktu
penggunaan, dengan maksud agar perbekalan farmasi
tersebut tidak selalu ada dibelakang sehingga dapat
dimanfaatkan sebelum masa kadaluarsa habis
5 Pendistribusian 1. Petugas logistik/distribusi menerima daftar ampra dua
rangkap dari unit-unit pelayanan yang ditandatangani
oleh penanggungjawab masing-masing unit pelayanan
2. Melakukan verifikasi terhadap permintaan masing-
masing unit pelayanan (Form PLPO)
3. Menyiapkan barang sesuai daftar ampra kebutuhan
masing-masing unit pelayanan
4. Menyerahkan barang ke petugas yang mengampra dan
menandatangani bukti penyerahan
5. Melakukan pencatatan pengeluaran pada kartu stok
masing-masing membuat dokumen kegiatan
Sumber : IFRS RSUD Andi Makkasau, 2018
C. Pembahasan
Sistem manajemen obat merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai
dari perencananaan sampai evalusasi. Kegiatan ini saling terkait satu sama
lain. Pengelolaan obat di Rumah Sakit merupakan salah satu aspek penting
78
pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi. Ketidakefisiensi
1. Perencanan
Parepare.
79
perencanaan yang dibentuk untuk mempersiapkan keperluan perbekalan
data rata rata pemakaian, kemudian data obat-obat. Baik data obat yang
fast moving maupun data obat yang slow moving. Untuk tim
standar.
80
bulan terakhir, data 1 tahun terakhir dan juga pemakaian rata-rata setiap
direkap untuk menjadi total pemakaian obat yang ada pada bulan itu
hingga pertahunnya.
metode konsumsi.
kosong dan ada juga obat yang mengalami over stok akibat obat
81
karena data, yang mana Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Instalasi
perencanaan.
jenis obat pasien setiap tahunnya. Setelah semua data kebutuhan obat
82
Adapun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Anuta Pura Palu, dengan melihat daftar kebutahan obat yang di usulkan
obat pasien tidak segera dapat terpenuhi karena jumlah kasus penyakit
sering terjadi di di Rumah Sakit Umum Anuta Pura Palu karena jumlah
Pura Palu, yaitu tidak dikeetahui apakah ada tim yang dibentuk dalam
RKA.
83
perencaanaan menentukan kebutuhan obat dengan melihat atau
2. Pengadaan
dalam sistem manajemen obat. Sebuah proses pengadaan yang efektif akan
menjadi ketersediaan obat dalam jumlah yang benar dan harga yang pantas
84
dengan metode E-purchasing online ataupun surat pesanan manual
melihat data obat atau alat kesehatan 6 bulan terakhir dan 1 tahun
bulannya untuk melihat stok obat. Pihak Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Khususnya rawat inap dan rawat jalan dilakukan setiap hari dengan
obat.
Kendala yang paling sering terjadi yakni terkait masalah dana. Pihak
rumah sakit memiliki utang kepada distributor dan utang tersebut belum
85
Adapun penambahan obat yang dibutuhkan sebelum pelunasan ke
terima tetapi jika surat pesanan tidak diterima maka Instalasi Farmasi
yang dibutuhkan.
hampir habis dan banyak digunakan oleh pasien maka pihak Rumah
proses pengadaan karena stok obat kosong pada distributor dan jarak
kendala yang yang dihadapi karena pihak Rumah Sakit memiliki utangg
yang disepakati.
86
Penelitian ini berkaitan juga dengan penelitian yang dilakukan di
kendala yang dihadapi pada proses pengadaan hal itu terjadi karena
diakibatkan karena stok obat kosong pada distributor serta obat yang
berdasarkan sistem tender yaitu satu kali dalam setahun dan pembelian
pada proses pengadaan yaitu Adapun kendala yang terjadi pada proses
pengadaan karena stok obat kosong pada distributor dan jarak tempuh
atau ekspedisi yang ditempuk cukup jauh jauh. Kemudian kendala yang
87
yang dihadapi karena pihak Rumah Sakit memiliki utangg kepada
jasa, yaitu :
dan/atau badan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.
pembelian/kuitansi.
Pengadaan.
88
3. Penerimaan
pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah, dan
RI, 2008).
oleh panitia penerimaan barang yang terdiri dari petugas gudang, petugas
jumlah dan jenis barang yang dipesan dengan barang yang datang, sesuai
sakit. Tidak hanya itu, dalam penerimaan persediaan obat telah ada tim
pemeriksaan.
nota pesanan guna mencocokkan jumlah dan jenis barang yang datang
dan tanggal kadaluarsa obat. Jika pesanan tidak sesuai setelah dilakukan
89
diserahkan kepada penanggungjawab gudang Intalasi Farmasi untuk
jam kerja.
penerimaan barang yang terdiri dari petugas gudang, petugas farmasi dan
memeriksa barang atau obat yang telah delah datang, setelah semua sesuai
jika ada masalah yang didapatkan pada proses penerimaan, tim penerimaan
ketika obat yang datang tidak sesuai dengan pesanan, datangnya terlambat
expire date, serta faktur yang ada untuk menjadi dokumen pegangan oleh
90
Perbedaan yang terjadi dalam proses penerimaan yaitu panitia
orang saja yang berprofesi sebagai tenaga farmasi sehingga kendala yang
terjadi pada penerimaan obat belum berjalan dengan optimal sebab masih
waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan
ditindak lanjuti. Adapun kendala yang dihadapi yaitu obat yang datang
tidak sesuai dengan pesanan, obat terlambat sampai di lokasi atau datang
91
4. Penyimpanan
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
obatnya. Terdapat dua ruang penyimpanan yang dipisah antara obat dan
dilakukan dengan metode (First In First Out) FIFO dan (First Expire
92
informan mengatakan bahwa Pencatatan stok obat dilakukan oleh
semua stok obat, baik obat yang masuk maupun obat yang keluar pada
kartu stok.
mutu obat disediakan alat pengatur suhu dengan suhu ruangan 15-300C
dan juga lemari pendingin 2-80. Selain itu, penyimpanan obat juga
rak.
93
terganggu. Terdapat dua ruangan tempat penyimpanan, tempat
penyimpanan obat dan alkes (Alat kesehatan). Atap dan dinding gudang
dalam keadaan baik dan tidak bocor tetapi keadaan lantai tidak cukup
yang tidak cukup bagus. Kurangnya sarana dan prasarana seperti, rak-
memadai.
obat dilakukan dengan metode (First In First Out) FIFO dan (First
Expire First Out) FEFO. Untuk mengetahui semua stok yang masuk
maupun keluar dilakukan pencatatan stok obat yang di tulis pada kartu
stok obat. Dalam menjaga mutu obat dilakukan oleh tim pengendali
94
tempat penyimpanan yang sempit, rak-rak tempat penyimpanan kurang
dan sebagian tidak memiliki pallet sehingga barang yang datang hanya
jumlah lemari dan rak penyimpanan yang tersedia masih sangat minim
tersebut.
95
Selain itu, kartu stok penyimpanan belum digunakan meskipun sudah
penyimpanan obat yaitu (First In First Out) FIFO dan (First Expire
pencatatan stok obat pada kartu stok untuk mengetahui obat yang
masuk dan obat yang keluar. Adapun sarana dan prasarana di tempat
5. Pendistribusian
96
langsung atau dengan melakukan ampra. Mekanisme pendistribusian
dokter.
Hal ini dikarenakan jarak yang jauh dari gudang ke Instalasi Farmasi
97
Proses pendistribusian obat di Instalasi Farmasi RSUD Andi
ada yang lebih emergency itu yang diutamakan. Adapun kendala pada
obat setiap ada permintaan obat dari unit/depo. Sistem distribusi obat
obat masih belum berjalan efektif karena pada saat observasi ditemukan
98
dilakukan dengan sistem desentralisasi yaitu melalui apotik yang ada di
Parepare
Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan pasien
rawat jalan dan rawat inap yang berjumlah 10 orang, didapatkan bahwa
bahwa stok obat yang ada di Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau
Berbeda dengan tiga pasien lainnya menyatakan bahwa mereka tidak pernah
membeli obat diluar dikarenakan obat yang diresepkan untuk mereka selalu
tersedia.
99
Apabila obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia pihak instalasi
digantikan dengan obat yang lain tetapi dengan kualitas yang sama. Apabila
Padahal pihak Rumah Sakit telah melakukan RKA (Rencana Kerja dan
Anggaran) pada tahap perencanaan, hal ini disebabkan karena pihak Rumah
Sakit memiliki utang kepada distributor yang belum dilunasi sesuai dengan
obat yang terjadi pada distributor dan terlambatnya relasi distributor dalam
manajemen obat yang telah dilakukan pihak Instalasi Farmasi RSUD Andi
pengecekan stok obat di gudang farmasi, kadang ada beberapa obat juga tidak
tercatat pada kartu stok. Padahal untuk melihat stok ketersediaan obat kartu
100
stok sangat diperlukan karena obat yang masuk maupun obat yang keluar
101
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil data yang telah terkumpul dilakukan Rencana Kerja dan
karena masalah dana yang kurang. Adapun kendala yang dihadapi dalam
kendala yang terjadi pada proses pengadaan karena stok obat kosong pada
102
distributor dan jarak tempuh atau ekspedisi yang ditempuk cukup jauh jauh.
Kemudian kendala yang yang dihadapi karena pihak Rumah Sakit memiliki
terdiri dari petugas gudang, petugas farmasi dan logistik. Kemudian tim
tidak sesuai dengan pesanan serta barang yang datang terlambat diluar jam
kerja.
jenis obatnya. Stok obat di simpan di rak, lemari pendingin dan lemari
khusus. Sistem yang digunakan pada penyimpanan obat yaitu (First In First
Out) FIFO dan (First Expire First Out) FEFO. Dalam mengetahui jumlah
stok obat dilakukan pencatatan stok obat pada kartu stok untuk mengetahui
obat yang masuk dan obat yang keluar. Adapun sarana dan prasarana di
Masih banyaknya barang yang ditumpuk bahkan ada beberapa yang tidak
menggunakan pallet.
103
5. Pada proses pendistribusiaan dilakukan dengan cara pedistribusian langsung
barang yang dibutuhkan sedang tidak tersedia dan masalah jarak antara
gudang dan depo atau unit yang lumayan jauh diakibatkan alat transportasi
Parepare. Tujuh pasien mengatakan bahwa stok obat yang ada di rumah
sakit terkadang tidak tersedia, sehingga pasien harus membeli obat diluar.
Adapun tiga pasien yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah membeli
B. SARAN
melakukan pelunasan utang yang belum dibayar oleh pihak rumah sakit
kedistributor.
104
3. Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare sebaiknya perlu
pendistribusian.
waktu yang lebih lama agar dapat menjadi bahan penilaian efektifitas
105
DAFTAR PUSTAKA
106
Malinggas. 2015. Analisis Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi RSUD
Dr Sam Ratulangi Tondano. Manado: Program Pascasarjana Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Mangindara. 2012. Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Kampala Kecamatan
Sinjai Timur Kabupaten Sinjai tahun 2011. Jurnal AKK. Voumel 1 No. 1.
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Mulyadi. 2017. Kekurangan Obat Keluarga Pasien BPJS Kesehatan di RSUD
Andi Makkasau Beli Obat di Luar. https://makassar.tribunnews.com/
2017/03/21/kekurangan-obat-keluarga-bpjs-kesehatan–di–rsud-andi-
makkasau-beli-obat-di-luar. [Online] 21 3 2017.
Mulyadi. 2017. Masih Ada Obat Tak Tersedia di RSUD Andi Makkasau Keluarga
Pasien Lakukan Ini. http://makassar.tribunnews.com/2017/11/15/masih-
ada-obat-tak-tersediadi-rsud-di-rsud-andi-makkasau-keluarga-pasien-
terpaksa-lakukakan-ini. [Online] 15 11 2017.
Nurhikma. 2012. Evaluasi Perencanaan Kebutuhan Obat di Rumah Sakit Umum
Daerah Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.
Nurlinda. 2017. Studi Tentang Manajemen Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep. Makassar:
Departement Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Unhas.
Oktaviani. 2015. Studi Pengelolaan Obat Sebelum Dan Sesudah JKN di
Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad
Dahlan.
Palupiningtyas. 2014. Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014. Jakarta: Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Negeri Islam Jakarta.
Pebrianti. 2015. Manajemen Logistik Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabelota Kabupaten Donggala. Jurnal Katalogis. Volume
3 No. 7. Palu: Administrasi Publik Universitas Tadulako.
Permenkes 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta:
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Permenkes 2014. Standar Pengelolaan Obat rumah Sakit Nomor 58 tahun 2014.
Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Permenkes 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Peraturan Menteri
Kesehatan RI.
Qiyaam. 2016. Evaluasi Manajemen Penyimpanan Obat Di Gudang Obat Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok
Timur. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. Volume 1 No. 1. Banjarmasin: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Quick. 1997. Managing Drug Supply. Management Science for Health. 7th
printing. Boston, Massachussets.
Rohmani, S. 2016. Analisis Faktor Internal-Ekternal Terhadap Pengelolaan Obat
di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Journal of
107
Pharmaceutical Science and Chinical Research. Volume 01. Yogyakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
RSUD Andi Makkasau 2016a. Data Kunjungan Pasien RSUD Andi Makkasau
Kota Parepare Tahun 2016. Parepare: Rumah Sakit Umum Daerah Andi
Makkasau Kota Parepare.
RSUD Andi Makkasau 2016b. Data Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD
Andi Makkasau Kota Parepare Tahun 2016. Parepare: Rumah Sakit
Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare.
RSUD Andi Makkasau 2016c. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau
Kota Parepare Tahun 2016. Parepare: Ruamh Sakit Umum Daerah Andi
Makkasau Kota Parepare.
RSUD Andi Makkasau 2017a. Data Observasi Tempat Penyimpanan Obat RSUD
Andi Makkasau Kota Parepare Tahun 2017. Parepare: Rumah Sakit
Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare.
RSUD Andi Makkasau 2017b. Tentang Perencanaan Pengelolaan Obat di Instlasi
Farmasi Tahun 2017. Parepare: Rumah Sakit Umum Daerah Andi
Makkasau Kota Parepare.
RSUD Andi Makkasau 2017c. Tentang Pendistribusian Pengelolaan Obat di
Instalasi Farmasi Tahun 2017. Parepare: Rumah Sakit Umum Daerah
Andi Makkasau Kota Parepare.
Rumbay. 2015. Analisis Perencanaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa Tenggara. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan.
Medical Book. Cetakan Pertama: Maret 2010. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sasongko. 2014. Evalusi Distribusi dan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat
Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta. Yogyakarta: Ilmu Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Sheina. 2010. Penyimpanan Obat Di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Jurnal Kesmas. Yogyakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Subagya, M. S. 1995. Manajemen Logistik. Cetakan Keempat. Jakarta: PT
Gunung Agung.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Kesembilan. Bandung:
Alfabeta.
Suryantini, N. L. 2016. Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat Antibiotik
dengan Menggunakan Analisis ABC Terhadap Nilai Perseediaan di
Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Ilmiah
Farmasi. Volume 5 No. 3. FMIPA UNSRAT.
UU RI 2009a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang Rumah
Sakit. Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia.
UU RI 2009b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tentang Kesehatan. Jakarta:
Undang-Undang Republik Indonesia.
108
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
INFORTED CONSENT
PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Parepare,.......2018
............................
PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU TAHUN 2018
IDENTITAS
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Variabel Pertanyaan
Perencanaan 1. Apakah ada tim perencanaan obat di IFRS?
2. Bagaimana tahap persiapan perencanaan
kebutuhan obat?
3. Bagaimana mengetahui pemakaian setiap jenis
obat pertahun?
4. Apakah perencanaan obat sesuai dengan
kebutuhan ?
5. Metode apa yang digunakan dalam perhitungan
kebutuhan obat?
6. Kendala apa yang terjadi ketika penyusunan
perencanaan obat?
Pengadaan 1. Bagaimana metode yang digunakan dalam
pengadaan obat?
2. Bagaimana penentuan waktu pengadaan obat?
3. Apakah obat yang telah dipesan atau dibeli
langsung datang tepat waktu?
4. Kendala apa yang terjadi ketika melakukan
pengadaan obat?
Penerimaan 1. Bagaimana proses penerimaan dan
pemeriksaan obat ?
2. Apakah kegiatan untuk penerimaan persediaan
obat sudah sesuai dengan aturan kefarmasian?
3. Kendala apa yang terjadi ketika melakukan
penerimaan obat?
Penyimpanan 1. Bagaimana pengaturan tata ruang penyimpanan
obat?
2. Bagaimana penyusunan penyimpanan stok
obat?
3. Bagaimana cara pencatatan stok obat?
4. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menjaga
atau pemeliharaan mutu obat dalam gudang ?
5. Apakah sarana dan prasarana telah memadai
untuk tempat penyimpanan obat?
6. Kendala apa yang terjadi ketika melakukan
penyimpanan obat?
Pedistribusian 1. Bagaimana mekanisme pendistribusian obat?
2. Bagaimana proses penyerahan obat ke pasien?
3. Bagaimana penentuan unit prioritas
pendistribusia obat?
4. Kendala apa saja yang terjadi dalam
pendistribusian obat?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PASIEN
IDENTITAS
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
1. Kapan anda pertama kali datang berobat di RSUD Andi Makkasau?
2. Sudah berapa kali anda datang berobat di RSUD Andi Makkasau?
3. Apakah anda diberikan obat setelah melakukan pemeriksaan?
Obat-obat sapa sajakah yang diberikan kepada anda?
4. Apakah obat anda selalu tersedia ketika anda datang memeriksakan
penyakit anda atau ingin menebus obat anda yang telah gabis?
Jika tidak, apa yang disarankan kepada anda untuk dilakukan agar
tetap mendapatkan obat?
PEDOMAN OBSERVASI DI IFRS RSUD ANDI MAKKASAU KOTA
PAREPARE TAHUN 2018
Variebel Penyimpanan
Variebel Observasi YA TIDAK
DIREKTUR
KFT SEKRETARIS
ADMINISTRASI &
PENGEMBANGAN
STAF
MONITORING
EVALUASI &
PELAPORAN
Dokumentasi Kegiatan
RIWAYAT HIDUP
Nama : Hardiyanti
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
E-mail : hardiyantianti47@yahoo.co.id
Raiwayat Pendidikan :