Anda di halaman 1dari 42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa Lamahu

Desa Lamahu adalah desa hasil mekaran dari Desa Bumela, pada tahun 1994

atas pertimbangan kelayakan untuk memekarkan satu wilayah maka atas tekad

bersama masyarakat yang terdiri dari empat dusun yakni Dusun Iloheluma Dusun

Sipatana Dusun Lamahu Dusun Mosoroe bersepakat untuk memekarkan wilayah ini

yang zaman itu dikenal Bumela I dan setelah melalui perembukan dan pertimbangan

yang matang disebutlah desa mekaran ini dengan sebutan Desa Lamahu.

Desa Lamahu terletak dibagian timur atau bagian pintu gerbang desa yang ada

di Kecamatan Bilato. Penyebutan kata Lamahu diambil dari perkumpulan orang-

orang Gorontalo yang telah berhasil diluar daerah. Lamahu memiliki makna yakni

LA : artinya HuyuLA, MA : HeluMA dan HU artinya : HUlondalo. Dengan harapan

nama ini adalah cerminan kehidupan dari masyarakat orang Gorontalo yang selalu

bersatu dan bergotong royong dalam mengerjakan segala sesuatunya.

Penduduk desa Lamahu terdiri dari dua suku bangsa yakni suku Gorontalo

dan suku Jawa Tondano. Jawa Tondano merupakan suku Asimilasi dari keturunan

Jawa dan Tondana serta mayoritas penduduk adalah suku bangsa Gorontalo.

Mayoritas pencaharian dari masyarakat Lamahu adalah pertanian.


4.1.2 Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

Secara Geografis dan secara administratif Desa Lamahu merupakan salah satu

dari sekian Desa yang ada di Kecamatan Bilato Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

luas Wilayah 16,25 Km2.

yang tersebar di 6 (Enam) dusun yaitu :

1. Dusun Iloheluma

2. Dusun Sipatana

3. Dusun Mosuroe

4. Dusun Mosigute

5. Dusun Ampel

6. Dusun Polohungo

Secara topografis terletak pada ketinggian meter .. meter.. diatas permukaan

air laut. Posisi Desa Lamahu yang terletak pada bagian Barat Kabupaten Gorontalo

yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Musyawarah Kecamatan Bilato

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mulyonegoro Kecamatan Pulubala

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Bongomeme

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bumela Kecamatan Bilato

Lahan merupakan sumber daya yang di butuhkan oleh penduduk dalam suatu

wilayah di mana penduduk dapat berkumpul dan hidup bersama, dan mereka dapat

menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan hidupnya. Lingkungan

alam Desa Lamahu yang tersebar di 6 (enam) dusun ini cocok untuk ditanami
berbagai macam tanaman pangan, karena kondisi daerahnya perbukitan dan

pegunungan yang menunjukan bahwa masyarakat setempat adalah mayoritas sebagai

petani dan buruh tani. Selain itu dengan wilayah yang luas serta di dukung oleh

kondisi tanah yang subur menjadi faktor penentu untuk dapat meningkatkan produksi

dalam sektor pertanian. Sebagian besar masyarakat Lamahu tergolong masyarakat

yang agraris, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai lahan pertanian

jagung, kacang tanah, sayur-sayuran dan tanaman tahunan lainnya, meskipun dengan

kondisi lingkungan seperti ini namun kehidupan masyarakat Lamahu masih tergolong

pada masyarakat garis menengah ke bawah.

Di sektor pertanian inilah yang dapat memajukan Desa Lamahu menjadi salah

satu desa yang unggul dan yang kaya akan jenis tanaman dikarenakan lahan pertanian

di desa tersebut dapat dikategorikan lahan yang subur. Dengan keberagaman jenis

tanaman dan lahan yang cukup luas untuk bercocok tanam sehingga pemerintah

setempat memberikan bantuan berupa pupuk dan bibit tanaman dengan harapan agar

dapat meningkatkan hasil produksi tanaman masyarakat Desa Lamahu yang lebih

baik.

4.1.3 Kondisi Demografi

Penduduk merupakan sumber daya yang dapat berpengaruh terhadap

perkembangan daerah. Oleh karena itu peningkatan kualitas penduduk sangat penting

di lakukan melalui peningkatan pendidikan maupun keterampilan serta pengetahuan.

Jika di lihat pada aspek kependudukan, penduduk Desa Lamahu mayoritasnya

adalah masyarakatnya bersuku asli Gorontalo, untuk lebih jelasnya dapat di lihat
dalam beberapa uraian jumlah penduduk maupun beberapa tabel yang peneliti

temukan melalui data kantor Desa Lamahu.

4.1.3.1 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk berhubungan erat dengan kondisi ekonomi penduduk.

Jumlah penduduk Desa Lamahu pada tahun 2016 sebanyak 1.567 jiwa dengan jumlah

kepala keluarga 416 KK. Data jumlah penduduk Desa Lamahu dalam kurung waktu

satu tahun terakhir yakni pada tahun 2016 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Data Penduduk Desa Lamahu

Penduduk Jumlah Keterangan


Jumlah Laki-Laki 783 orang -
Jumlah Perempuan 784 oranng -
Jumlah Total 1.567 orang -
Jumlah Kepala Keluarga 416 KK -
Sumber Data Profil Kantor Desa Lamahu (2016)

Berdasarkan data penduduk yang ada di Desa Lamahu keadaan penduduk ini

selalu berubah-ubah karena di sebabkan oleh proses demografi tersebut yakni

kelahiran, kematian, dan ada juga adanya migrasi. Namun migrasi penduduk yang

terjadi di Desa Lamahu karena di sebabkan oleh perkawinan. Sehingga mereka

tinggal dan menetap di Lamahu yang bisa menambah lagi jumlah penuduk yang ada

di Desa Lamahu.

Penduduk merupakan instrument yang paling penting dalam lingkungan

masyarakat serta dalam memajukan pembangunan yang ada di daerah, sebagai

sumber daya manusia maka tentunya pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh


besar terhadap segala aspek pembangunan, baik pembangunan untuk daerah maupun

untuk masyarakat itu sendiri.

Data di atas di buat untuk mempermudah memperoleh data jumlah penduduk

dan dapat di jadikan sebagai acuan untuk mengetahui perkembangan penduduk setiap

tahun. Masyarakat yang menempati wilayah ini lebih dominan perempuan namun

perbandingan ini bukanlah tolak ukur dalam pembangunan dan perkembangan desa,

meskipun masih ada sebagian masyarakat yang masih tinggal dan hidup di atas

pegunungan. Dan jumlah penduduk ini menjadi salah satu penunjang keberhasilan

dan penentu sebagai modal dasar pembangunan maupun pengambilan kebijakan

pemerintah serta program-program berkelanjutan.

4.1.3.2 Data Penduduk Berdasarkan Umur

Data penduduk Desa Lamahu berdasarkan umur adalah 1.567 jiwa. Dapat di

lihat mulai dari umur 4 tahun sampai 75 tahun ke atas. Penduduk Desa Lamahu

dalam kurung waktu satu tahun terakhir yakni tahun 2016 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.2 Data Penduduk Berdasarkan Umur

Usia laki-laki Perempuan


0-4 tahun 47 orang 54 orang
5-9 tahun 78 orang 6 7 orang
10-14 tahun 78 orang 93 orang
15-19 tahun 90 orang 107 orang
20-24 tahun 79 orang 84 orang
25-29 tahun 59 orang 56 orang
30-34 tahun 54 orang 51 orang
35-39 tahun 58 orang 55 orang
40-44 tahun 60 orang 69 orang
45-49 tahun 51 orang 49 orang
50-54 tahun 45 orang 31 orang
55-59 tahun 27 orang 25 orang
60-64 tahun 20 orang 17 orang
65-70 tahun 16 orang 20 orang
75 + tahun 16 orang 11 orang
Jumlah 778 orang 789 orang
Total 1.567 orang

Sumber Data Profil Kantor Desa Lamahu (2016)

Data penduduk Desa Lamahu menjadi dasar bagi pemerintah desa untuk

mengetahui tingkat populasi, produktifitas kerja yang tentunya berhubungan dengan

angkatan kerja (usia kerja) atau non angkatan kerja atau lapangan kerja termasuk usia

bayi, remaja, usia kawin, dan manula.

Dari data di atas nampak bahwa jumlah penduduk di usia produktif

berdsarkan jenis kelamin dengan jumlah laki-laki dan perempuan pada usia 15-24

tahun terhitung besar jumlahnya. Hal ini merupkan modal berharga bagi pengadaan

tenaga produktif dan SDM untuk menciptakan kemajuan-kemajuan yang lebih baik

lagi serta sebagai bentuk munculnya generasi-generasi penerus yang lebih berkulitas

sehingga Desa Lamahu akan menjadi lebih baik lagi di tahun yang akan datang.

4.1.3.3 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Lamahu data

penduduk dilihat mulai dari tamat SD sampai tamat S1. Data jumlah penduduk Desa

Lamahu dalam kurung waktu satu tahun terakhir yakni tahun 2016 dapat dilihat dari

tabel di bawah ini :


Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan


Tamat SD/sederajat 522 Orang 493 Orang
Tamat SMP/sederajat 119 Orang 136 Orang
Tamat SMA/sederajat 59 Orang 79 Orang
Tamat S-1/sederajat 26 Orang 33 Orang
Jumlah 726 Orang 741 Orang
Total 1.467 Orang
Sumber Data Profil Kantor Desa Lamahu (2016)

Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan terakumulasi dengan jumlah

penduduk keseluruhan yang ada di Desa Lamahu pendidikannya masih sangat minim

terutama pendidikan 9 tahun masih sangat rendah, rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya

pendidikan yang rendah ini menyebabkan mereka hanya memilih untuk bekerja

sebagai petani saja tanpa berpikir untuk memiliki usaha lain mereka hanya berpikir

untuk tetap hidup dan tanpa mereka sadari bahwa pendidikan sangatlah penting bagi

setiap kehidupan manusia. Selain jarak, sarana dan prasarana pendidikan yang jauh

salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan masyarakat Lamahu masih rendah

yaitu kurangnya ekonomi atau kemauan dan motivasi dari masyarakat. Dan karena

kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat mereka

yang lebih memilih bekerja membantu orang tua mereka di ladang di bandingkan

bersekolah. Dengan minimnya pendidikan yang ada di Desa Lamahu keadaan ini

akan mempengaruhi kondisi sosial keluarga, serta sistem perkembangan masyarakat

dalam suatu wilayah.


Pendidikan merupakan salah satu titik penunjang kemajuan wilayah

sehingganya pendidikan adalah faktor penting untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang dibutuhkan dalam suatu pembangunan maka salah satu cara untuk

mewujudkan hal tersebut di perlukan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan agar tercapainya suatu kesejahteraan dan cita-cita masyarakat dalam suatu

wilayah tertentu.

4.1.3.4 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Salah satu penunjang keberhasilan pembangunan daerah yaitu tersedianya

lapangan pekerjaan bagi penduduk, sehingga mampu meningkatkan pendapatan asli

daerah. Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah dapat di pengaruhi oleh

ketersediaan sumber daya alam atau potensi lokal yang di miliki oleh suatu wilayah

itu sendiri.

Desa Lamahu merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat setempat

untuk di jadikan wilayah pertanian dan perkebunan karena memiliki luas lahan

perkebunan 91,5 Ha dan pertanian 123 Ha dan juga memiliki sumber daya alam yang

cukup yang bisa di manfatkan oleh masyarakat setempat, Desa Lamahu juga terletak

di jalan Trans Sulawesi sehingga lebih mudah untuk mengakses hasil alam ke pasar-

pasar tradisional.

Dari data penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Lamahu dapat di

lihat dari jenis pekerjaannya. Data jumlah penduduk Desa Lamahu dalam kurung

waktu satu tahun terakhir yakni tahun 2016 dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jenis pekerjaan Laki-Laki Perempuan


Petani 374 Orang 374 Orang
Buruh tani 125 Orang 105 Orang
Pedagang 69 Orang 69 Orang
Pns 7 Orang 6 Orang
Tni/Polri 3 Orang 0 Orang
Lainnya 104 Orang 112 Orang
Jumlah 682 Orang 666 Orang
Total 1.348 Orang

Sumber Data Profil Kantor Desa Lamahu (2016)

Jika di lihat dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa mata pencaharian

penduduk Desa Lamahu berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan di

ketahui masyarakat sebagian besar bermata pencaharian pada sektor pertanian. Dalam

kehidupan sehari-hari pekerjaan merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus di

miliki oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti masyarakat

Lamahu yang bermayoritas sebagai petani dan buruh tani hal ini di sebabkan karena

sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya

tingkat pendidikan yang di miliki oleh setiap individu menyebabkan masyarakat tidak

punya keahlian dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani dan buruh

tani dalam wilayah tersebut, dan pertanian merupakan salah satu mata pencaharian

yang mendukung faktor ekonomi masyarakat Desa Lamahu untuk mempertahankan

hidupnya yang bertujuan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Karena dari

letak geografis adanya potensi kesuburan tanah yang mendukung dalam bercocok
tanam maka Desa Lamahu merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat

setempat untuk di jadikan wilayah pertanian dan perkebunan, sehingga penduduk

desa setempat memanfaatkan sumber daya alam menjadi mata pencaharian mereka

untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat

pendapatan masyarakat dan meningkatkan taraf kesejahteraan para petani atau

masyarakat.

Bidang ekonomi merupakan salah satu upaya srategis yang dapat mendorong

minimnya angka kemiskinan pada masyarakat adalah melalui pengembangan SDM,

dengan mendorong proses penguatan, serta peningkatan kapasitas masyarakat di

suatu daerah sebagai basis penguatan daya saing. Dengan melalui tingkat pendidikan

di harapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang di cita-

citakan terutama dalam menghadapi desa cerdas.

4.1.3.5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Agama merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang di anut oleh setiap

masyarakat yang ada dalam suatu daerah. Demi meningkatkan keimanan serta

ketakwaan manusia terhadap sang pencipta. Dan agama merupakan unsur yang sangat

menentukan dalam pembentukan watak dan moral yang lebih baik dalam setiap diri

individu atau kelompok masyarakat maupun bagi suatu bangsa. Selain itu dalam

kehidupan manusia agama menjadi landasan dan pedoman dasar untuk

bermasyarakat, yang pada dasarnya manusia tidak bisa di lepaskan dari naungan

agama sebab tanpa adanya identitas dalam beragama dapat di katakan tidak ada arah

dan tujuan serta pedoman bagi dirinya.


Agama merupakan bentuk keyakinan seseorang terhadap sesuatu apa yang di

kerjakannya. Sejak dulu agama merupakan agama yang di anggap paling bermoral

misalnya mengajarkan nilai-nilai kesopanan, nilai adat, dan saling menghargai.

Berdasarkan data penduduk masyarakat Desa Lamahu sebanyak 1.567 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga 416 KK keseluruhan warga masyarakat Desa Lamahu adalah

memeluk agama Islam.

4.1.3.6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku

Dari data penduduk berdasarkan Etnis di Desa Lamahu dalam kurung waktu

satu tahun terakhir yakni tahun 2016 dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku

Etnis/Suku Jumlah
Gorontalo 1.547 Orang
Jawa Tonadano 20 Orang
Buton -
Sunda -
Jumlah 1.567 Orang

Berdasarkan tabel penduduk di atas bahwa penduduk Desa Lamahu jika di

lihat dari segi etnis maka masyarakat yang ada di wilayah ini sebagian besar di

dominasi oleh masyarakat suku Gorontalo, meskipun dalam wilayah ini masyarakat

Jawa Tondano lebih sedikit dari pada masyarakat Gorontalo namun ke dua suku ini

hidup tentram dan saling berdampingan satu sama lain karena etnis bukanlah suatu

yang dapat di jadikan tolak ukur dalam suatu wilayah yang di tempati oleh

masyarakat.
4.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.2.1 Dulahu Mopiyohu pada Masyarakat Petani di Desa Lamahu

Budaya merupakan suatu pola hidup atau cara hidup yang berkembang dan di

miliki bersama oleh sekelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi.

Selain itu juga budaya merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan yang terdapat pada pemikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu di ketahui bahwa saat ini kehidupan masyarakat banyak mengalami

perubahan serta pergeseran salah satunya dulahu mopiyohu. Pergeseran terhadap

budaya maupun apa yang terdapat dalam budaya itu sendiri pada saat sekarang ini

tentu tidak dapat di bendung, kecuali semua komponen dalam hal ini pemerintah dan

masyarakat berperan aktif dan kreatif untuk menjaga dan mengembangkan

kebudayaan itu sendiri. Mengingat besarnya peranan budaya dalam mengembangkan

kehidupan bermasyarakat, maka tentu budaya itu harus terus dikembangkan.

Dulahu mopiyohu adalah suatu kebiasaan yang sering di lakukan oleh

masyarakat setiap tahun dalam bidang pertanian agar nantinya setiap bercocok tanam

akan menghasilkan dampak yang lebih baik bagi kehidupan pribadi maupun

kehidupan bermasyarakat. Masyarakat sebelum melakukan penanaman terlebih

dahulu melihat dan menentukan hari yang baik untuk memulai penanaman, karena

penentuan hari baik sangat penting di lakukan dan di tentukan oleh masyarakat

sebelum memulai bercocok tanam.

Dulahu mopiyohu merupakan suatu kearifan lokal sebagai ciri khas yang ada

pada masyarakat Desa Lamahu yaitu di mana masyarakat masih menggunakan tradisi
dulahu mopiyohu untuk penentuan hari baik dalam melakukan segala aktivitas seperti

bercocok tanam, pembangunan rumah, pembelian barang-barang yang berharga dan

lain sebagainya. Dan masyarakat juga masih menggunakan tradisi ini sebagai sumber-

sumber pengetahuan dalam peningkatan hasil dari pertanian tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, ada sebagian masyarakat yang tidak

memahami atau tidak mengetahui dengan penjabaran tentang dulahu mopiyohu.

Padahal tradisi ini merupakan suatu adat istiadat, identitas dan corak masyarakat pada

suatu wilayah yang harus di kuasai dan dipertahankan karena tradisi ini ada sejak

zaman dahulu yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita yang selama puluhan

tahun bahkan ratusan tahun lalu yang menjadi panutan bagi masyarakat Gorontalo

khususnya pada masyarakat Desa Lamahu. Berikut Hasil wawancara dengan salah

satu masyarakat yang bercocok tanam.

Gmbr 1. Wawancara dengan Bapak Samsudin Ibrahim tgl 23 September 2017


“Maksud dulahu mopiyohu boti dulahe u gaga, sebenarnya nga’amila dulahu
botiye dulahu mopiyohu tapi wonu to bidang pertanian tingga woluo hari-
hari bae lio. Karna wonu to pertanian odi jamali bolo asali molude ambela
hebilohelo dulahio u gaga adebo woluo umowali.1

1
Hasil Wawancara dengan Bapak Samsudin Ibrahim tanggal 23 September 2017
Maksud dari bapak Samsudin ini dulahu mopiyohu itu adalah hari yang baik,
semua hari itu sebenarnya hari baik tapi dalam bidang pertanian ada hari-hari yang
tertentu dalam bercocok tanam. Karna dalam bertani tidak sembarang bercocok tanam
sedangkan melihat hari baik tetap saja ada yang terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa manusia dalam menjalani kehidupan

sehari-hari setiap individu atau kelompok melakukan segala sesuatu menginginkan

semua akan berjalan sesuai rencana tanpa ada hambatan-hambatan yang akan

mempengaruhinya akan tetapi sebenarnya semua hari itu baik. Namun pada bidang

pertanian hari baik itu ada waktu-waktu yang tertentu yang telah di tentukan terlebih

dahulu oleh orang-orang yang telah mendahului kita. Melihat atau menentukan hari

baik ada ketentuan-ketentuan yang harus di ketahui terlebih dahulu seperti melihat

kondisi dari posisi bintang dan bulan, seperi pada bulan september ini masyarakat

banyak yang bercocok tanam ada waktu yang telah di tentukan yaitu pada tanggal 23

September sampai pada tanggal 8 Oktober Tualanga-Otoluwa-Maluo, Otoluwa tepat

di atas kepala tanggal 16 September waktu pagi, lepas di atas kepala tanggal 23

September. Dari tanggal 23-24-25-30 September baik menanam padi, jagung, bawang

dan kacang tanah.

Selaian wawancara di atas peneliti juga mewawancarai Bapak Salim Kila

Gmbr 2. Wawancara degan Bapak Salim Kila tgl 19 September 2017


“ Dulahu Mopiyohu botiye ja tradisi uhepohutuwo lo pemerintah desa, tradisi
boti memang tradisi turun temurun uhepohutuwo lo masyarakat karna tradisi
boti suatu kebudayaan yang ada pada diri masyarakat.2

Yang di maksud oleh bapak Salim Kila dulahu mopiyohu bukan tradisi yang di
lakukan oleh pemerintah desa, tradisi ini memang sudah turun temurun di lakukan
oleh masyarakat. Karna tradisi ini suatu kebudayaan yang ada pada masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas tradisi dulahu mopiyohu merupakan adat istiadat

atau kebiasaan yang turun temurun dari nenek moyang, yang masih di jalankan dalam

masyarakat tertentu. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sentuhan

teknologi modern telah mempengaruhi dan menyentuh masyarakat Desa Lamahu,

kebiasaan-kebiasaan tersebut masih sering di lakukan meskipun telah mengalami

perubahan. Tradisi merupakan suatu bagian dari masyarakat tradisional yang tidak

pernah bisa di tinggalkan, dan sebagai wujud dan bagian dari unsur kebudayaan

dalam masyarakat. Maka tradisi dulahu mopiyohu bukan salah satu trdisi yang di

lakukan oleh pemerintah desa melainkan tradisi yang sudah di lakukan sejak zaman

dulu yang harus dipertahankan oleh generasi penerus.

Sesuai dengan yang di kutip dalam skripsi Fandri Mamonto.2014.Hlmn.7, yaitu

kearifan lokal merupakan sesuatu yang berhubungan dengan budaya tertentu (budaya

lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu serta memiliki nilai-

nilai tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya guna untuk mewujudkan

harapan yang di idam-idamkan oleh masyarakat. Budaya merupakan suatu gambaran

sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu yang lama yang

2
Hasil Wawancara dengan Bapak Salim Kila tanggal 19 September 2017
mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tentu tradisi ini harus tetap di

pertahankan dan di lestarikan agar tidak mudah bergeser dengan adanya perubahan

atau perkembangan zaman karena budaya merupakan identitas bangsa. Sehingga,

dulahu mopiyohu dapat di katakan sebagai budaya atau tradisi yang sudah berakar

dalam kehidupan masyarakat maka setiap individu dalam melaksanakan aktivitas

sosialnya selalu berdasarkan atau berpedoman pada nilai-nilai atau budaya yang ada

pada masyarakat itu sendiri.

Selain wawancara dengan informan di atas, peneliti juga mewawancarai salah

satu petani yang sedang bercocok tanam yaitu dengan ibu marlin jambura.

Gmbr 3. Wawancara dengan Ibu Marlin Jambura tgl 23 September 2017

“ Tradisi dulahu mopiyohu ini sebenarnya kita tidak mengerti kalau


bagimana depe tata cara, tapi orang-orang petani bagini dorang juga butuh
hari baik supaya dorang p tanaman itu dia tidak m makan lo hama atau ada
gangguan apa bagitu.3

Berdasarkan hasil di atas bahwa beliau tidak mengerti tentang bagaiman tata
cara adanya tradisi dulahu mopiyohu akan tetapi para petani juga membutuhkan hari
baik agar tanaman tidak di serang oleh hama dan lain sebagainya.

3
Hasil wawancra dengan Ibu Marlin Jambura tanggal 23 September 2017
Penjelasan di atas dapat di mengerti bahwa dengan adanya perubahan dan

perkembangan zaman, saat ini lebih banyak generasi penerus yang kurang memahami

dan mengerti tentang tata cara bagaimana dulahu mopiyohu itu, masyarakat Desa

Lamahu lebih bermayoritas sebagai petani dari anak-anak yang putus sekolah

maupun orang tua bekerja sebagai petani jagung untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Sehingga dalam bercocok tanam masyarakat mengandalkan hari baik agar hasil

memuaskan seperti yang kita inginkan, akan tetapi tidak selamanya hari baik akan

memberikan hasil yang baik, hari baik juga akan memberikan dampak pada

kehidupan sehari-hari masyarakat. Jika masyarakat mengerti dengan adanya hari baik

itu, maka baik dan buruknya dari dulahu mopiyohu tergantung pada diri sendiri.

Dampak positif dari hari baik itu sendiri yaitu setiap panen petani akan

mendapatkan hasil yang memuaskan dan akan meningkatkan hasil pendapatan

ekonomi masyarakat, sedangkan dampak buruknya yaitu masyarakat mengalami

kerugian atau mengalami gagal panen. Dampak yang di rasakan oleh salah satu petani

di atas bahwa beliau lebih merasakan dampak positif dari pada dampak negatif

walaupun hasil pendapatan dari panen tersebut sealu berubah-ubah, namun hasil dari

panen selalu memuaskan semua tergantung pada induvidu itu sendiri bagaimana cara

agar hasil panen selalu memuaskan, jika ingin hasil panen memuaskan meskipun

tidak menggunakan hari baik maka lahan tersebut harus di bersihkan dari rumput-

rumput agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan dalam keberlangsungan

tanaman, selain lahan tanaman juga harus di beri pupuk yang secukupnya agar

tanaman tumbuh subur.


Selain informan di atas peneliti juga mewawancarai salah satu masyarakat

yaitu bapak Sarman Karim.

Gmbr 4. Wawancara degan Bapak Sarman Karim tgl 20 September 2017

“ Watiya parcaya lo ilmu perbintangan atau dulahu mopiyohu, karna dulahu


mopiyohu boti dulahe u’gaga dulahu utilandu mayi lo eya.”4

Menurut penjelasan di atas bahwa beliau percaya adanya dulahu mopiyohu atau
hari baik karna semua hari itu baik, hari yang telah di tentukan oleh Allah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di mengerti bahwa suatu kebudayaan atau

kebiasaan-kebiasaan yang di lakukan oleh masyarakat harus tetap di pertahankan dan

di lestarikan agar tidak luntur dan mudah di lupakan oleh generasi penerus, seperti

kata pak sarman karim bahwa beliau masih mempercayai dulahu mopiyohu ini dalam

bidang pertanian, sikap seperti ini seharusnya tetap di pertahankan oleh masyarakat

agar tradisi atau budaya yang ada tidak menghilang atau memudar.

Selain itu Elly M. Setiadi.DKK.2006.Hlmn.30 Mengemukakan kebudayaan

merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang

bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri,

4
Hasil wawancara dengan bapak sarman Karim tanggal 20 September 2017
baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,

kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan.

Tradisi dulahu mopiyohu ini merupakan kekayaan budaya yang di miliki oleh

daerah Gorontalo khususnya masyarakat Desa Lamahu, yang di percaya dapat

menentukan hasil apa yang akan di lakukan di berbagai bidang kehidupan seperti

pertanian, pembangun rumah pembelian barang-barang berharga dan masih banyak

lagi. Namun pemakaian dulahu mopiyohu ini tidak selamanya menjadi penentu

suksesnya panen pada bidang pertanian ada faktor lain yang menyebabkan

masyarakat gagal panen meskipun sudah menanam di hari yang di anggap baik.

Seperti di sebabkan oleh hama, tikus, babi dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya

masyarakat yang gagal panen meskipun telah menanam di hari yang baik

menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat dengan semakin sedikit mereka

mempercayai dulahu mopiyohu ini pada saat bercocok tanam.

Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yakni dengan kepala

Desa Lamahu yaitu Bapak Risan Pakaya S,Hi.

“ Kalau ulo penentuan hari baik atau dulahu mopiyohu bagini ini torang
kepala desa atau aparat desa itu tidak jaga ba tentukan yang bagitu karena
yang bagitu itu dorang sandiri yang moba tentukan terserah dorang moba
tanam kapan waktu yang gaga.”5
Hasil wawancara dengan Bapak Risan Pakaya S.Hi tgl 19 September 2017

Yang telah di ungkapkan oleh informan di atas, dalam penentuaan hari baik
atau dulahu mopiyohu kepala desa maupun aparat desa setempat tidak ikut

5
Hasil wawancara dengan Bapak Risan Pakaya S.Hi tanggal 19 September 2017
menentukan melainkan masyarakat itu sendiri yang akan menetukan sesuai keinginan
sendiri kapan hari yang baik bagi mereka yang akan memulai bercocok tanam.
Berdasarkan hasil di atas menunjukan bahwa dalam bercocok tanam atau pada

saat panen pemerintah desa secara garis besar tidak di ikut sertakan dalam penentuan

hari baik atau dulahu mopiyohu pada bidang pertanian. Salah satu peran pemerintah

desa dalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat, bukan

dalam penentuan hari baik hal ini di tentukan oleh masyarakat itu sendiri karena

setiap individu masing-masing berbeda pendapat atau pemikiran dalam melakukan

penetapan waktu tersebut. Masyarakat Desa Lamahu mempercayai adanya hari baik

namun tidak semua masyarakat yang ada di Desa Lamahu berpatokan atau

bergantung pada hari baik. Sebab, jika pada saat musim bercocok tanam hujan turun

lebih awal dari sebelum tanggal yang telah di tetapkan pada bulan itu maka sebagian

besar masyarakat sudah memulai penanaman tanpa berfikir dampak yang akan terjadi

yang terpenting lahan sudah bersih dan siap di tanami maka masyarakat sudah tidak

melihat hari baik itu.

Sesuai dengan peredaran bumi pada tiap-tiap tahun waktu yang akan di

tentukan itu terdapat pada bulan yang sama seperti pada tahun-tahun lalu namun

hanya berbeda pada tanggal dan hari yang di inginkan oleh individu tersebut kapan

waktu luang bagi mereka saat memulai bercocok tanam dan tergantung hujan turun.

Dalam penentuan hari baik ini hanya orang-orang yang mengerti tentang hari baik itu

mereka yang mengetahui kapan hari baik itu.


Selain wawancara dengan informan di atas peneliti juga mewawancarai Bapak

Edi Ibrahim

Gmbr 5. Wawancara dengan Bapak Edi Ibrahim 20 September 2017

“Dulahu mopiyohu ini bukan hanya di gunakan pada bidang pertanian, ba


bekeng rumah deng moba bili macam motor bagitu tetap mobalia hari yang
gaga.” 6

Berdasarkan hasil di atas bahwa dulahu mopiyohu tidak hanya di gunakan dalam
bidang pertanian saja, dulahu mopiyohu juga di butuhkan pada saat pembangunan
rumah dan pembelian barang-barang berharga.

Dari penjelasan di atas bahwa penentuan hari baik dalam bidang pertanian

merupakan tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang yang di laksanakn

setiap tahun pada bulan-bulan yang tertentu pada saat bercocok tanam. Tradisi ini

bukanlah suatu kewajiban yang harus di lakukan akan tetapi tradisi ini di laksanakan

karena telah menjadi tradisi secara turun-temurun. Menurut pandangan masyarakat

dulahu mopiyohu merupakan hal yang akan memberikan dampak yang lebih baik

6
Hasil wawancara dengan Bapak Edi Ibrahim tanggal 20 September 2017
pada kehidupan sehari-hari dan pada aktivitas pertanian bagi masyarakat yang masih

menggunakan tradisi dulahu mopiyohu.

Selain itu juga dulahu mopiyohu bukan hanya di gunakan pada bidang pertanian

saja karena dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagaimana kita selalu

menginginkan yang baik yang akan terjadi, akan tetapi hari baik juga bisa di gunakan

pada hal-hal lain seperti dalam pembangunan rumah agar nantinya yang tinggal di

rumah tersebut tidak akan mengalami kesulitan dan agar tetap sehat terus, dan hari

baik juga bisa di gunakan pada saat membeli barang-barang berharga seperti motor

agar barang-barang yang di beli tidak mendatangkan kerugian bagi pemilik tersebut,

tidak mudah rusak atau cepat hilang dll.

4.2.2 Perubahan Sosial Masyarakat Petani

Pada umumnya masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak ada yang tidak

mengalami perubahan. Sebab suatu masyarakat adalah suatu sistem yang selalu

bergerak dan tidak menetap atau diam walaupun dalam taraf kecil sekali pun

masyarakat akan selalu melakukan suatu perubahan yang besar yang mampu

memberikan pengaruh besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat

mencakup aspek perilaku dan pola pikir individu, sedangkan aspek yang luas dapat

berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat

mempengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang.

Masyarakat di harapkan lebih siap dalam menghadapi segala perubahan

sekaligus menjadi bagian dari perubahan tersebut. Perubahan yang di maksud

tentunya perubahan yang mengarah pada kemajuan. Masyarakat merupakan


kumpulan individu dan kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat

kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma

sosial yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi

dalam kehidupan masyarakat. Setiap manusia dalam masa hidupnya akan mengalami

perubahan, perubahan tersebut merupakan akibat dari adanya interaksi antar manusia

dan antar kelompok. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi

yang menyebabkn perubahan sosial. Hal ini berarti perubahan sosial tidak bisa kita

hindari, kemajuan teknologi yang amat pesat telah membawa berbagai macam

pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar pengaruh kemajuan teknologi begitu

mudah hadir di tengah-tengah kita.

Perubahan sosial dalam masyarakat yang bisa di artikan sebagai suatu gerak

yang di lakukan oleh setiap orang atau kelompok ketika berinteraksi dengan orang

lain dalam hal ini lebih spesifik pada masyarakat petani dalam lingkungan kerjanya.

Dengan adanya hari baik kehidupan masyarakat dalam bidang pertanian akan

mengalami perubahan.

Dulahu Mopiyohu (Studi penelitian tentang kearifan lokal dalam menentukan

hari baik pada bidang pertanian di Desa Lamahu Kecamatan Bilato Kabupaten

Gorontalo). Berikut ini akan di jelaskan tanggapan informan dalam penelitian yang

berkaitan dengan hal-hal tersebut dapat di sajikan oleh peneliti dalam bagian laporan

hasil temuan di lapangan.

Berdasarkan letak geografis bahwa Desa Lamahu merupakan wilayah

pegunungan dan perbukitan sehingga penduduk yang ada di desa ini mayoritasnya
sebagai petani, selain kondisi tofografi yang berada di areal pegunungan membuat

mereka harus lebih aktif dalam berbagai hal untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungn alam di desa itu. Tanaman yang banyak di tanam oleh masyarakat adalah

jagung, dan hanya sebagian kecil yang menjalankan pola tanaman cabe rawit dan

kacang tanah. Jagung ini merupakan tanaman pilihan utama karena jagung dapat di

jadikan konsumsi sehari-hari sebagai pengganti beras juga dapat di jual dengan

mudah untuk menghasilkan uang guna untuk mempertahankan hidup di daerah itu.

Sehingga masyarakat Desa Lamahu dalam bertani masih memerlukan adanya hari

baik atau yang biasa mereka sebut dengan dulahu mopiyohu pada saat bercocok

tanam agar tanaman yang di tanam akan memberikan hasil yang memuaskan seperti

yang di inginkan oleh masyarakat itu sendiri.

Selain melakukan wawancara dengan kepala desa, peneliti juga

mewawancarai salah satu masyarakat yang sebagai petani jagung yaitu Ibu Nita

Laiya.

Gambar 6. Wawancara dengan Ibu Nita Laiya tgl 16 September 2017


“Orang-orang macam torang bagini so banyak yang so kawin, baru banyak
olo orang yang so putus skolah, jadi dorang tidak ada pengalaman moba
karja di tampa-tampa lain jadi dorang cuma jaga ba karja sebagai petani tapi
torang tidak mangarti apa arti dari dulahu mopiyohu yang sebenarnya itu.”7
Maksud dari ibu Nita ini, saat ini orang-orang yang seumuran dengan beliau
lebih banyak yang sudah menikah dan sebagian besar dari mereka itu orang-orang
yang putus sekolah, sehingga tidak ada pengalaman dalam bidang pekerjaan jdi
mereka bekerja sebagai petani, akan tetapi mereka tidak memahami apa arti dari
dulahu mopiyohu yang sebenarnya.
Generasi saat ini lebih banyak yang sudah menikah di bawah umur dan tidak

memiliki pendidikan atau pengalaman kerja sehingga mereka bekerja sebagai petani.

Sehingga generasi penerus tidak mengetahui bagaimana tentang tradisi dulahu

mopiyohu, karena generasi penerus sudah lahir pada masa yang telah mengalami

perubahan atau perkembangan zaman sehingga mereka kurang menguasai tradisi-

tradisi yang ada saat itu, meskipun generasi penerus saat ini sudah hidup di zaman

yang serba modern seharusnya tradisi dulahu mopiyohu ini tetap di jaga dan di

pertahankan oleh generas-generasi penerus agar tradisi ini terus berkembang dan

tidak luntur dengan seiring berjalannya waktu, karena tradisi ini merupakan tradisi

yang turun temurun di lakukan oleh masyarakat pada saat bercocok tanam.

Seiring dengan perkembangan zaman belakangan ini di sadari atau tidak di

sadari secara perlahan tradisi dulahu mopiyohu dalam pertanian telah mengalami

perubahan dan pergeseran pada tahap-tahap pelaksnaan hari baik dalam bercocok

tanam. Faktor lain yang mendorong terjadinya perubahan adalah faktor pendidikan

dan teknologi di mana terjadi pola pikir yang semakin kompleks mengikuti

7
Hasil wawancara dengan Ibu Nita Laiya tanggal 16 september 2017
perkembangan zaman sehingga kadangkala cenderung untuk melupakan budaya

sendiri.

Penjelasan di atas sejalan dengan yang di kemukakan oleh Selo Soemardjan

(1962: 397) mendefinisikan perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi

pada sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, pola-pola

perilaku di antar kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perkembangan teknologi

bukan hanya mempengaruhi perubahan yang terjadi pada penentuan hari baik di

bidang pertanian namun terjadi pula pada pola pikir atau perilaku masyarakat.

Sebagian masyarakat Desa Lamahu telah mengalami perubahan. Perubahan

merupakan suatu hal yang yang wajar dan akan terus berkembang sepanjang manusia

berinteraksi dan bersosialisasi. Perubahan terjadi karena adanya perubahan unsur-

unsur dalam kehidupan masyarakat. Perubahan pada bidang-bidang kehidupan tentu

tidak hanya semata-mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti

kemunduran.

Selain wawancara dengan ibu Nita Laiya peneliti juga mewawancarai Ibu
Rabia Huwowongo

Gmbr 7. Wawancara dengan Ibu Rabia Huwoyongo tgl 16 September 2017


“ Dulahu mopiyohu boti penting da’a wonu tota donggo hipomakea leto, wonu
masatia anggu makurangi tahipo makea leto karna masatia madadata rupa-
rupa lowunemo uhepomake limongolio to ilengi jadi mawoluo tadidu
hipomakea lo dulahu mopiyohu boyito.”8
Yang di maksud oleh Ibu Rabia Huwoyongo ini, hari baik atau dulahu
mopiyohu masih penting bagi orang yang masih menggunakan itu, tapi sekarang
sudah mulai berkurang karena sekarang ini sudah banyak obat atau racun yang di
gunakan untuk membersihkan lahan jadi ada sebagian masyarakat yang sudah tidak
menggunakan.
Dengan adanya perkembangan teknologi seperti sekarang ini banyak pula

terjadi perubahan pada bidang pertanian, masyarakat yang dulunya menggunakan alat

tradisional seperti menggunakan cangkul, bajak sapi sekarang sudah menggunakan

alat yang modern seperti alat traktor. Perubahan zaman ini pula bukan hanya terjadi

pada alat-alat pertanian tetapi terjadi pula pada kepercayaan masyarakat pada dulahu

mopiyohu pada penentuan hari baik untuk bercocok tanam. Masyarakat yang dulunya

sangat mempercayai bahkan harus melihat dulahu mopiyohu ini dalam bercocok

tanam namun sekarang ini sudah ada pergeseran seperti yang dikatakan oleh Ibu

Rabia Huwoyongo bahwa dulahu mopiyohu ini tidak harus di lakukan oleh

masyarakat karena faktor cuaca yang menjadi salah satu faktor terpenting pula dalam

bertani jika hujan turun lebih awal sebelum waktu hari baik itu tiba banyak

masyarakat yang sudah mulai bercocok tanam. Sekarang ini cuaca menjadi lebih

penting bagi petani di desa Lamahu di bandingkan dengan menggunakan penentuan

hari baik, karena banyak masyarakat yang lebih percaya berhasil tidaknya panen

tergantung pada cuaca.

8
Hasil wawancara dengan Ibu Rabia Huwoyongo tanggal 16 September 2017
Seperti di ketahui seringnya terjadi gagal panen di berbagai daerah di

Gorontalo khususnya di Desa Lamahu terjadi karena musim kemarau, selain itu curah

hujan yang tinggi di suatu daerah seperti banjir dapat menjadi salah satu gagal panen.

Jika panen gagal banyak petani yang mengalami kerugian bahkan bagi petani yang

ekonomi rendah gagalnya panen tersebut membuat masyarakat terlilit hutang.

Sesuai dengan analisis di atas adapun yang di kemukakakn oleh

(Prof.Dr.C.Dewi Wulansari.hlmn127) Perubahan sosial yaitu masyarakat sebagai

suatu sistem sudah tertentu perwujudannya, senantiasa mengalami perubahan yang

dapat berupa kemajuan atau kemunduran, luas atau terbatas, cepat atau lambatnya.

Sebagai suatu sistem, masyarakat terdiri dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi

dan secara abstrak masyarakat yang terdiri dari pranata social, struktur social, sistem

nilai, norma, aturan maupun kebiasaan-kebiasaan yang mewujud kedalaman tatanam

konkret sub sistem yang lain baik langsung atau tidak langsung. Keberadaan sub-sub

sistem ini saling memperkokoh satu sama lain karena setiap sub sistem dengan

peranannya di pandang mutlak adanya. Sesuai dengan perkembangan teknologi cepat

atau lambat perubahan akan mempengaruhi pola hidup masyarakat baik itu perubahan

kearah yang berupa kemajuan dalam suatu wilayah ataupun sebaliknya.

Berikut wawancara dengan Jafar Tupi selaku generasi penerus yang bekerja

sebagai petani namun tidak lagi mempercayai adanya penentuan hari baik.
Gmbr 8. Wawancara dengan Jafar Tupi tgl 22 September 2017

“Wonu wau ma molude madidu mo milehe dulahu mopiyohu yang penting


wonu mamodehu didi wau mamolude. Boti mapa woli papa tahipo makea leto wau
olo donggo to jadi jamo ngarati lo udito.” 9

Menurut kita kalau somo mulai ba tanam so tidak moba lia lagi hari baik bagitu,

yang penting kalau so ciri ujan deng kalau so bersih lahan somo ba tanam, Cuma

orang-orang tua yang jaga ba pake yang bagitu kalau kita tidak tau deng tidak

mangarti olo soalnya kita masih muda jadi tidak tau yang bagitu-bagitu.

Dari hasil wawancara di atas sangat jelas bahwa dulahu mopiyohu ini hanya di

percayai oleh orang yang sudah lebih tua, remaja yang saat ini seharusnya dapat

melestarikan tradisi tersebut agar penentuan hari baik ini tetap ada di berbagai

kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang pertanian namun kenyataanya remaja

sekarang tidak peduli dengan tradisi tersebut karena menurut pendapat mereka

kepercayaan terhadap dulahu mopiyohu ini hanya merupakan mitos yang di buat oleh

orang-orang terdahulu. Remaja sekarang lebih melihat kenyataan yang ada bahwa

sukses tidaknya suatu yang di kerjakan tergantung usaha dan kerja keras bukan di

9
Hasil wawancara dengan Saudara Jafar Tupi tanggal 22 September 2017
karena kepercayaan-kepercayaan yang di buat oleh masyarakat seperti penentuan hari

baik pada pertanian, bagi remaja sekarang bukan hari baik yang menentukan

keberhasilan panen tapi karena faktor cuaca.

Perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan berubahnya pola

pikir masyarakat terutama remaja saat ini. Remaja seharusnya dapat mempertahankan

warisan atau tradisi yang ada namun kenyataannya mereka tidak mau melestariknnya

bahkn tidak mempercayai lagi tradisi tersebut hal ini mengakibatkan lunturnya suatu

tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu bahkan seiring dengan berjalannya waktu

akan hilang. Selain itu Henslin, 2007; Horton dan Hunt, 1992; Soekanto, 2000) yang

di kutip dalam Djazifah (2012:9-10) : Perubahan sosial yang tidak di kehendaki atau

tidak di rencanakan merupakan perubahan yang berlangsung tanpa di rencanakan atau

di kehendaki oleh masyarakat dan di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Konsep

perubahan yang di kehendaki dan tidak di kehendaki tidak mencakup pengertian

apakah perubahan-perubahan tadi di harapkan atau tidak di harapkan oleh

masyarakat. Seperti kita lihat pada generasi penerus saat ini telah banyak mengalami

perubahan baik itu perubahan yang di kehendaki atau perubahan yang tidak di

kehendaki.

Pada umunnya masyarakat petani dalam bercocok tanam seharusnya

menggunakan hari baik atau dulahu mopiyohu sedangkan yang terjadi saat ini dapat

di lihat pada saudara jafar tupi karena saat ini beliau tidak lagi berpatokan pada hari

baik itu, pada saat ini beliau bercocok tanam pada hari Na’as (lowanga) tepatnya pada

tanggal 22 September 2017 seharusnya tanggal yang baik untuk bercocok tanam pada
bulan September ini jatuh pada tanggal 23 September 2017. Hal ini telah menjadi

salah satu perubahan atau pergeseran dulahu mopiyohu yang terjadi pada generasi

penerus atau generasi yang ada pada saat ini.

4.3 Kalender Dulahu Mopiyohu dalam Menentukan Hari-Hari Baik

4.3.1 Dulahu Mopiyohu dalam Bidang Pertanian

Dulahu mopiyohu adalah hari-hari baik yang biasa di tentukan oleh seseorang

dalam melakukan segala aktifitas agar setiap aktifitas tersebut berjalan lancar tanpa

ada hambatan apapun. Dulahu mopiyohu merupakan salah satu kearifan lokal yang di

percayai oleh masyarakat Desa Lamahu yang telah ada sejak zaman dalahu yang di

wariskan oleh nenek moyang meskipun saat ini hanya sebagian generasi penerus yang

masih tetap melajutkan tradisi ini.

Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat Desa

Lamahu. Sehingga dulahu mopiyohu merupakan patokan bagi masyarakat pada saat

bercocok tanam, agar dapat memberikan hasil yang baik untuk meningkatkan

pendapatan ekonomi keluarga dan mensejahterakan taraf hidup petani atau

masyarakat. Dulahu mopiyohu tidak hanya digunakan dalam bidang pertanian saja,

akan tetapi dulahu mopiyohu bisa digunakan dalam pembangunan rumah, pernikahan,

pembelian barang-barang berharga dll. Adapun penjelasan tentang bulan-bulan yang

di pilih atau di percayai oleh masyarakat dalam bidang pertanian dapat di lihat pada

penjelasan di bawah yaitu sebagai berikut.

1. Tanggal 21 September s/d Oktober Hambur Bibit


2. Tangaal 21 Oktober s/d November Tauwa

3. Tanggal 23 November s/d Desember

4. Tanggal 23 Desember s/d Januari

5. Tangaggal 23 Januari s/d Februari

6. Tanggal 21 Februari s/d Maret

7. Tanggal 21 Maret s/d April Hambur Bibit

8. Tanggal 21 April s/d Mei Hulita Pobole

9. Tanggal 23 Mei s/d Juni

10. Tanggal 23 Juni s/d Juli

11. Tanggal 23 Juli s/d Agustus

12. Tanggal 23 Agustus s/d September

Tabel 4.6 Dulahu Mopiyohu dalam Bidang Pertanian

No. Bulan Makna

1. Januari / Butu  Maluo terbit di kaki langit timur tgl : 8 Januari waktu

Lo Maluo petang, lepas di kaki langit timur tgl 16 Januari jam 6

petang.

 Totoiya terbit di kaki langit timur tgl 16 Januari waaktu

pagi, lepas di aki langit timur tgl 23 Januari jam 6 pagi.

 Musim hambur padi sawah

 Musim petik milu otoluwa dari tgl 1 Januari s/d tgl 8

Januari.
2. Februari /  Tadata tepat di atas kepala (Totau) tgl 10 Februari, lepas di

Tualanga atas kepala tgl : 23 Februari.

Petang  Tgl 23 Februari – Maret tualanga tadata-otoluwa.

 Musim tanam dari tgl 8 s/d 10, 11, 12, 23, s/d 29.

3. Maret /  Otoluwa tepat di atas kepala tgl 16 Maret, lepas di atas

Tualanga kepala tgl 23 Maret.

Petang  Tgl 16 Maret otoluwa-tadata

 Tgl 23 Maret - April tualanga – otoluwa – maluo

 Tgl 16 Maret sedikit penghasilan

 Tgl 29-30-1 April tanam milu baik.

4. April  Maluo tepat diatas kepala : tgl 8 April lepas diatas kepala

tgl : 23 April

 Totoiya tepat diatas kepala tgl 16 April lepas diatas kepala

tgl : 23 April

 Ayam mengeram waktu ini tidak baik

 Hambur bibit tembakau penanaman dari tgl : 1 s/d 6, 7, 8.

 Penanaman yang baik dari tgl : 15-24-27-30 April.

5. Mei / Butu  Tadata terbit dikaki langit timur tgl : 10 Mei lepas dikaki
Pagi Lo
Tadata langit timur tgl : 23 Mei

 Ewela terbit dikaki langit timur tgl : 10 Mei lepas dikaki

langit timur tgl : 23 Mei


 Tanam tembakau/kopi, dan angin kencang banyak banjir

6. Juni / Musim  Otoluwa terbit dikaki langit timur tgl : 16 Juni lepas dikaki
Hujan Butu
Pagi Lo langit timur tgl : 23 Juni
Otoluwa
 Pahi terbit dikaki langit timur tgl : 16 Juni waktu petang

hari lepas dikaki langit timur tgl : 23 Juni

 Natahu otoluwa tanam bawang baik, ubi, bete, umur

bawang 83 hari tgl 1-5 Juni tanam milu / bawang, tgl 28-

29-30 Juni tanam milu baik.

7. Agustus /  Tadata tepat diatas kepala tgl : 10 Agustus waktu pagi lepas
Musim
Panas diatas kepala tgl : 23 Agustus waktu petang

 Ewela tepat diatas kepala tgl : 10 Agustus lepas diatas

kepala tgl : 23 Agustus

 Tualanga-Tadata-Otoluwa tgl 23 Agustus 16 September

 Agustus ini mengharap hujan Ewela jika ada hujan baik

menanam milu, kacang tanah, ditanam ditanah rendah

(Tunggulo). Dari tgl 24 - 30 tanam milu kacang bawang

baik di tanam.

 Dari tgl 1 s/d 8 – 10 B / Timur

 Dari tgl 11 s/d 12 – 17.

8. September /  23 September – 8 Oktober Tualanga-otoluwa-maluo


Musim Panas
 Otoluwa tepat diatas kepala tgl : 16 September waktu pagi
lepas diatas kepala tgl : 23 September

 Pahi tepat diatas kepala tanggal : 16 September lepas diatas

kepala tanggal : 23 September petang

 Jika ada hujan pahi baik menanam padi lading umur 6-5

bulan. Dari tanggal 23-24-25-30 September baik menanam

padi, milu, bawang, kacang tanah.

9. Oktober /  Maluo tepat di atas kepala tgl : 8 Oktober waktu pagi lepas
Tauwa
di atas kepala tgl : 16 Oktober

 Totoiya tepat di atas kepala tgl : 16 Oktober waktu petang

lepas di atas kepala tgl : 23 Oktober waktu petang

 Penanaman tauwa mulai tgl : 23 Padi, milu, bawang, baik

ulat/burung hampir tak ada, dan tanaman jatuh serentak

pada tanah yang subur. Tanam kacang, bawang, baik,

kecuali kebun baru, padi umur 5 bulan baik di tanam pada

tgl 23 Oktober khawatir oleh panas tualanga. Kalau jadi 21

hari, tanam milu, padi, kacang, bawang, baik.

10. November /  Tanam kelapa baik apabila 17 hari bulan di langit di tanam
Butu Petang
Lo Tadata pagi

 Bulu yang tumbuh bulan ini banyak tapi kecil, pisang juga

begitu hujan banyak turun tapi tidak deras.

 Dari tgl 1-5-27-28-29-30 penghabisan tanam padi lading


milu

 Tadata terbit di kaki langit timur tgl : 10 November waktu

petang lepas dikaki langit timur tgl : 23 November

 Ewela: terbit di kaki langit timur tgl : 10 November waktu

pagi lepas di kaki langit timur tgl : 23 November waktu

pagi.

11. Desember /  Otoluwa terbit di kaki langit timur tgl : 16 Desember waktu
Butu Lo
Tadata petang lepas di kaki langit timur tgl : 23 Desember

 Pahi terbit di kaki langit timur tgl : 16 Desember waktu

pagi lepas di kaki langit timur tgl : 23 Desember waktu pagi

 Pisang tanduk juga di sebut tanaman musim, tanam bawang

ukuran 21⁄₃ X
2 1/3 meter.

 Pisang ini hanya 1 musim tanam bulan ini.

 Dari tanggal 1 s/d 8-9-10-11-12-13-14-15-16.

Desa Lamahu merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat setempat

untuk di jadikan wilayah pertanian dan perkebunan karena memiliki luas lahan

perkebunan 91,5 Ha dan pertanian 123 Ha dan juga memiliki sumber daya alam yang

cukup yang bisa di manfatkan oleh masyarakat setempat, lingkungan alam Desa

Lamahu adalah perbukitan dan pegunungan yang menunjukan bahwa masyarakat di

wilayah ini bermayoritas sebagai petani. Pertanian merupakan salah satu mata
pencaharian bagi masyarakat yang ada di Desa Lamahu, sehingga pada saat bercocok

tanam masyarakat menggunakan tradisi dulahu mopiyohu agar nantinya setiap

bercocok tanam akan menghasilkan dampak yang lebih baik bagi kehidupan

masyarakat, dalam pertanian tidak semua bulan dan hari yang baik di gunakan oleh

masyarakat untuk bercocok tanam. Selain penjelasan diatas tentang dulahu mopiyohu

dalam bidang pertanian lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 tentang simbol-

simbol dan kalender ilmu perbintangan.

4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan pada Masyarakat Petani di

Desa Lamahu

Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat terjadi karena masyarakat

tersebut menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya

dorongan dari luar sehingga masyarakat secara sadar atau pun tidak akan mengikuti

perubahan. Perubahan yang menyangkut kehidupan manusia atau terkait dengan

lingkungan fisik, alam, dan sistem sosial yang saling mempengaruhi unsur-unsur lain

dalam struktur masyarakat yang terjadi secara perlahan, suatu perubahan bergantung

dan di tentukan oleh masyarakat itu sendiri.

Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang disebabkan baik

karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, kompetisi penduduk,

idiologi, maupun adanya difusi dan akulturasi budaya dan perubahan-perubahan baru

dalam masyarakat Soekanto, (dalam Samsudin 1990: 97). Beberapa kondisi primer

yang perubahannya akan dapat mempengaruhi kondisi-kondisi lain dalam masyarakat

adalah kondisi ekonomis, teknologis, geografis, politis maupun edukatis Soekanto,


(dalam Samsudin 1990 : 98). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

perubahan yaitu:

4.4.1 Teknologi

Teknologi merupakan salah satu alat canggih yang di gunakan oleh masyarakat

dalam bidang pertanian contohnya mesin pemangkas dan tangki semprot yang akan

mempermudah petani untuk melakukan aktifaas di lahan pertanian. Dengan adanya

alat teknologi ini dapat merubah pola pikir masyarakat seperti dalam hal bercocok

tanam yang zaman dulu pada saat bercocok tanam masyarakat masih menggunakan

alat-alat tradisional. Dengan adanya kemjuan teknologi tersebut telah mempengaruhi

masyarakat dalam menggunakan dulahu mopiyohu dalam bercocok tanam.

Kemudahan yang mereka dapatkan dengan kemajuan teknologi menyebabkan

perubahan pola pikir sehingga masyarakat dalam bercocok tanam tergantung dengan

keinginan mereka sendiri.

Selain wawancara dengan saudara Jafar Tupi peneliti juga mewawancarai bapak

Nurdin Patamani.

Gmbr 9. Wawancara dengan bapak Hasanudin Patamani Tanggal 24 September


2017
“wonu wau hemo karaja to ilengi mahemomanke lo mesin paras/pemangkas
supaya mamolinggahu mokaraja, wanu malo beresi ilengi mamowali molude madidu
mo tutundawa yang penting malo dehu didi.

Menurut bapak Ismail Owango pada saat bercocok tanam beliau sudah
menggukan alat teknologi seperti mesin pemangkas agar supaya pekerjaan cepat
selesai, jika lahan sudah bersih maka sudah siap bercocok tanam tidak perlu
menunda-nunda waktu lagi dan tidak perlu melihat hari-hari yang baik yang penting
sudah ada hujan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di katakan bahwa perubahan

teknolgi yang saat ini dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat sehingga dapat

merubah kebiasaan atau budaya yang ada di masyarakat seperti halnya dulahu

mopiyohu di bidang pertanian. Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi

masyarakat dengan mudah dan cepat mengelola hasil pertanian dan tidak menunggu

waktu yang lama lagi untuk bercocok tanam. Masyarakat Desa Lamahu saat ini telah

menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam melakukan aktifitas pada bidang

pertanian agar mempermudah para petani dalam melakukan pembersihan lahan.

4.4.2 Kondisi Alam

Alam merupakan salah satu panutan bagi masyarakat untuk melihat dan

menyesuaikan dengan kondisi alam sebelum melakukan penanaman. Masyarakat

Desa Lamahu selain bergantung pada tradisi dulahu mopiyohu, kondisi alam juga

merupakan faktor pendukung bagi masyarakat dalam melakukan segala aktifitas

dalam bidang pertanian karena faktor akan alam menetukan segala sesuatu yang akan

di lakukan oleh masyarakat pada saat bercocok tanam .


Selain wawancara dengan bapak Hasanudin Patamani peneliti juga

mewawancarai bapak Abdulah Adam.

Gmbr. 10 wawancara dengan Bapak Abdulah Adam tanggal 25 September

“kita kadang tidak ba pake hari baik soalnya biar ba pake hari gaga tapi kalau
tidak ada ujan tidak mungkin moba tanam, begitu juga sebaliknya kalau depe hari
tidak gaga tapi curah hujan baik tetap kita moba tanam.”

Menurut hasil di atas bahwa beliau terkadang tidak menggunakan hari baik pada
saat bercocok tanam karena jika pada musim kemarau tidak mungkin akan bercocok
tanam, begitu pula sebaliknya jika pada saat bercocok tanam pada saat hari yang tidak
baik namun curah hujan cukup baik maka akan tetap melakukan penanaman.

Dari hasil wawancara di atas dapat di ketahui bahwa kondisi alam khususnya

faktor cuaca menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan hari baik pada

saat bercocok tanam di bandingkan kepercayaan terhadap dulahu mopiyohu itu

sendiri. Dulahu mopiyohu tidak lagi menjadi patokan bagi bagi masyarakat di Desa

Lamahu dalam bidang pertanian karena tradisi tersebut sudah mengalami perubahan

dengan seiring perkembangan zaman, ssai ini masyarakat yang mempercayai duluhu

mopiyohu sebagian besar adalah hanya orang-orang tua atau masyarakat yang lahir di

zaman sebelum merambah ke modern. Sedangkan generasi penerus saat ini sudah
berkurang mempercayai dulahu mopiyohu sehingga tradisi ini sudah mulai

mengalami pergeseran.

4.4.3 Obat Hama/Pupuk

Obat hama merupakan salah satu pendukung yang di gunakan oleh masyarakat,

karena dengan adanya obat hama masyarakat dapat menggunkannya sebagai

pembersihan lahan agar tidak ada gangguan hewan yang dapat merusak tanaman.

Sedangkan pupuk adalah material yang di tambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi tumbuhan hara yang di perlukan tanaman sehingga mampu

memproduksi dengan baik. Dalam melakukan penanaman masyarakat menggunakan

pupuk sebagai salah satu penyubur tanaman agar tanaman dapat tumbuh, berkembang

dan menghasilkan sesuai dengan di harapkan oleh masyarakat. Selain itu adapun

wawancara dengan Bapak Andi Patamani

Gmbr 11. Wawancara dengan Bapak Andi Patamani Tanggal 22 September

“wonu wau adebo hemo milohu dulahu mopiyohu karna momilohe dulahu
mopiyohu boti untuk mencegah asali jamo gagal panen, tapi openu jamomilohu
dulahe gaga yang penting woluwo wunema ugaga, mali mo gaga olo hasili lo panen.
Selain wunemo woluwo olo pupuk uhepomake supaya mali suburu gaga pilomulo”
Menurut bapak Andi Patamani Bahwa Beliau kadang-kadang masih
menggunakan hari baik pada bidang pertanian karena hari baik itu untuk mencegah
gagal panen, tapi sekarang bir tidak menggukan dulahu mopiyohu yang penting sudah
ada obat hama yang baik maka kan baik pula hasil panen. Selain obat hama ada pula
pupuk yang di gunakan untuk menyuburkan tanaman.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di mengerti bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi perubahan pada masyarakat petani di Desa Lamahu dalam

mempercayai dulahu mopiyohu yaitu karena faktor tersedianya obat hama/pupuk.

Seperti kata bapak Andi Patmani dulahu mopiyohu itu di gunakan agar masyarakat

terhindar dari gagal panen. Namun kenyataan yang terjadi pada saat ini masyrkat tidk

perlu takut lagi jika menghdpi gagal panen karena hal tersebut dapt di atasi dengan

dengan adanya obat-obatan/pupuk yang sudh beredar di klangn msyarakat, serta obat

dan pupuk ini dapat menjaga kualitas hasil pertanian. Bahkan saat ini obat

hama/pupuk sudah di berikan secara gratis oleh pemerintah setempat kepada para

petani. Dengan adanya obat hama/pupuk masyarakat dapat mengatasi gagal panen,

masyarakat saat ini sudah mulai berkurang menggunkan dulahu mopiyohu dalam

bercocok tanam karena menurut mereka jika terjadi sesuatu pada tanaman yang di

tanam mereka dapat menggunakan obat hama/pupuk untuk mencegah gangguan

tersebut.

Anda mungkin juga menyukai