Manifestasi Dan PP KSB
Manifestasi Dan PP KSB
Disusun oleh
Danesh A/L Agilan (112018121)
Dominic Timotius (112018044)
Virginia Marsella Teiseran (112017206)
Chandra Franata (112018057)
Rasyadi bin Razali (112018111)
Wynda Muljono (112018091)
Pembimbing
dr. Chadijah Rifai Latif, Sp.KK
Pemeriksaan Penunjang
a. Histopatologi
Karakteristik histologik umum dari basalioma ialah adanya sel-sel tumor
basaloid dalam kelompok dengan bagian tepi tersusun palisading, sel-sel dengan inti
mitosis, badan apoptosis, stroma miksoid, dan adanya celah artefak di daerah
peritumor antara sel-sel tumor dan stroma sekitarnya.15
Sifat-sifat histopatologis pada KSB sangat bervariasi tetapi pada umumnya
mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikit sitoplasma.14
b. Sitologi
Pemeriksaan sitologi bertujuan untuk mengevaluasi sel secara mikroskopis.
Pemeriksaan sitologi merupakan prosedur yang cepat dan mudah dilakukan. Pada
KSB, pemeriksaan sitologi dilakukan untuk membedakan dari keganasan kulit lain,
yaitu karsinoma sel skuamosa (KSS). Pada kasus keganasan kulit, beberapa studi
menyebutkan angka sensitivitas pemeriksaan ini sebesar 91% dan spesifisitasnya
sebesar 87%. Cara pengambilan sediaan pada KSB bergantung pada jenis KSB, dapat
dengan aspirasi jarum halus, impression smears, atau gentle tissue scraping. Kriteria
untuk mendiagnosis KSB secara sitologi yaitu kohesi interselular yang tinggi pada
fragmen jaringan, kelompok sel kecil yang seragam dan padat dengan sitoplasma
basofilik. Nukleus berbentuk oval atau fusiformis, terkadang bulat dengan struktur
kromatin yang samar, dan biasanya tidak terdapat nukleoli. Pada beberapa lesi
terdapat bahan amorfik berwarna merah muda.13
c. Imunohistokimia KSB
Pada pemeriksaan imunohistokimia terlihat inti sel yang terwarnai p53. Jika
inti sel yang terwarnai melebihi 10%, maka dinyatakan positif. 13 Pada pemeriksaan
imunohistokimia, antibodi yang digunakan adalah antibodi primer poliklonal
βcatenin. Kemudian dilakukan interpretasi ekspresi βcatenin yang terlihat,
berdasarkan pada intensitas dan lokasi. Intensitas dibagi menjadi dua, yaitu sedang
dan kuat, sedangkan lokasi juga dibagi menjadi dua, yaitu ekspresi di inti atau
nukleositoplasmik. Pewarnaan βcatenin dikatakan positif jika berwarna cokelat.13
A B
d. Dermoskopi
Dermoskopi atau yang sering disebut dermatoskopi merupakan suatu metode
in vivo dengan menggunakan mikroskop epiluminens untuk melihat lesi kulit
epidermis dan dermis.16 Karakteristik gambaran dermoskopi yang ditemukan pada
KSB dapat berupa arborizing vessel dan atau superfisial fine telangiectasis, ulserasi
dan atau multiple small erosions, blue-gray ovoid nest, multiple blue-gray
dots/globules, maple leaf-like areas, atau spoke-wheel area. Arborizing vessels
gambaran yang merupakan pelebaran pembuluh darah di dermis akibat peningkatan
volume vaskularisasi atau neo-vaskularisasi untuk nutrisi sel tumor.16
Superfisial fine telangiectasis merupakan gambaran pembuluh darah yang
pendek, halus, lurus. Ulserasi atau multiple small erosion dapat dikarenakan
hilangnya lapisan epidermis, sering pula ditutupi oleh krusta hemoragik. Blue-gray
ovoid nest merupakan gambaran akibat sel tumor yang berpigmen berkumpul di
lapisan dermis. Multipel blue-gray dots/globules adalah gambaran yang terbentuk
akibat kumpulan sel tumor berpigmentasi yang berlokasi di dermis. Maple leaf-like
areas adalah gambaran ini terbentuk akibat sel-sel tumor berpigmen yang bergabung,
banyak ditemukan di lapisan epidermis, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di
lapisan dermis. Spoke wheel areas merupakan kumpulan sel tumor yang sering
ditemukan pada lapisan epidemis.16
Daftar Pustaka
13. Miryana W, Reza NR, dkk. Gambaran histopatologi karsinoma sel basal. MDVI.
2013;40(3):138-144. Last update: November 2018. Diakses pada 13 Agustus 2020.
Diambil dari: http://www.perdoski.or.id/doc/mdvi/fulltext/28/179/138-144.pdf
14. Pramuningtyas R, Mawardi P. Gejala klinis sebagai prediktor pada karsinoma sel
basal. Biomedika. 2012;4(1):35. Last update: Februari 2012. Diakses pada 13
Agustus 2020. Diambil dari:
https://www.researchgate.net/publication/331404365_GEJALA_KLINIS_SEBAGAI_PREDIKT
OR_PADA_KARSINOMA_SEL_BASAL
15. Lily L, Durry LM. Basalioma. Jurnal Biomedik (JBM). 2013;5(3):S21-26. Last
update: November 2013. Diakses pada 13 Agustus 2020. Diambil dari:
https://docplayer.info/41618524-Basalioma-lily-l-loho-meilany-f-durry.html
16. Fakhrosa I, Sutedja EK, dkk. Tinjauan pustaka: manifestasi klinis dan gambaran
dermoskopi pada karsinoma sel basal. MEDIKA. 2018;8(2):55-65. Last update:
Maret 2018. Diakses pada 13 Agustus 2020. Diambil dari:
https://www.semanticscholar.org/paper/Tinjauan-Pustaka%3A-Manifestasi-Klinis-dan-
Gambaran-Fakhrosa-Sutedja/3ca25a8809f798142fc55dd6d855ba54a0bf7e68