DI SUSUN OLEH :
JUNAIDI
UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
PALEMBANG
ANGKATAN XXIX
TAHUN AKEDEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
"Pengukuran Kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan.".
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ................................................................... i
Daftar isi ................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................... 2
I.3 Tujuan ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 3
II.1 Pengertian ................................................................... 3
II.2 Pengukuran Kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Sumatera Selatan ................................................................... 7
II.3. Gambaran Proses Penyusunan AKIP dan Pengukuran Kinerja
Pada Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan ................................................................... 10
II.3.1. Kondisi ................................................................... 10
II.3.2. Tantangan ................................................................... 19
II.3.3 Tugas dan Fungsi ................................................................... 28
II.3.4 Struktur Organisasi ................................................................... 37
II.3.5 Isu Strategis ................................................................... 39
BAB III PENUTUP ................................................................... 41
III.1. Kesimpulan ................................................................... 41
III.2. Saran ................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 43
DAFTAR TABEL ................................................................... 44
DAFTAR GAMBAR ................................................................... 45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu organisasi baik itu dalam suatu perusahaan, maupun instansi
pemerintah tentunya di dirikan mempunyai tujuan tertentu. Setiap bentuk usaha
yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan
dalam wilayah negara republik Indonesia. Tujuan perusahaan adalah memperoleh
keuntungan (laba). (Uandang-Undang No.3 Tahun 1982). Sedangkan Instansi
pemerintah didirikan mempunyai tujuan untuk melayani masyarakat. Instansi
pemerintah didirikan untuk tidak berorientasi pada keuntungan dengan modal
berasal dari pajak, retribusi atau subsidi. Sementara itu, instansi swasta adalah
instansi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan modal yang
berasal dari pribadi, pinjaman atau saham.
Sementara itu, instansi swasta merupakan badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Instansi swasta ini memiliki tujuan
untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin, untuk mengembangkan usaha dan
modalnya, serta membuka lapangan pekerjaan. Instansi swasta sendiri dibentuk dan
didanai dari pribadi maupun kelompok, tidak ada modal pemerintah.
1
2
Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional Sumatera Selatan ?
Siapa saja yang terlibat dalam pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional Sumatera Selatan ?
Dimana pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan dapat dilakukan ?
Kapan pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan dapat dilakukan ?
Mengapa harus dilakukan pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional Sumatera Selatan ?
Bagaimana proses pengukuran kinerja pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Sumatera Selatan ?
II.1. Pengertian
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara, 2006:67)
3
4
- Pengeluaran biaya tak lebih besar dibanding menfaat yang akan diterima
perusahaan.
- Biasanya dilakukan sebagai tindakan awal dari Balanced Scorecard, yaitu
metode pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan/organisasi dengan
mengukurnya dari 4 sudut pandang yaitu finansial, konsumen, metode
bisnis intern serta pembelajaran dan pertumbuhan.
- Berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Sederhana dan menghasilkan data yang mudah dimengerti dan digunakan
untuk pelaporan.
- Dilakukan menyeluruh.
- Bisa dipakai untuk menentukan sasaran yang nantinya bisa membuat kinerja
di kemudian hari meningkat.
- Data yang dihasil bisa dipercaya ketika digunakan.
- Mengikutsertakan individu yang ada dalam program balanced scorecard.
- Berpusat pada aktivitas pembenaran dan peningkatan.
6
Sumatera Selatan
Pada prinsipnya pengukuran kinerja yang ada pada Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional Sumatera Selatan adalah mendekati dari pengertian pengertian yang
diuangkap oleh teori teori diatas yaitu keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah diamanatkan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan.
Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, serta mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian PUPR.
II.3.1. Kondisi
a. Perekonomian
Menurut data Badan Pusat Statistik, proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2020
di provinsi Sumatera Selatan sebanyak 8,600 juta jiwa. Sebagian besar
penduduk di dua provinsi ini memiliki mata pencaharian di bidang pertanian
dan perdagangan dan jasa.
Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi
Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah
Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo
(3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah
12
83,61 83,32
DES 2016 DES 2017 DES 2018 DES 2019 DES 2020
SUMSEL 83,61 83,32 88,15 88,22 88,33
SUMSEL
Tabel II.1 Hasil Survey Kondisi Jalan Semester 2 Tahun 2020 di Lingkungan
BBPJN Sumsel
Kondisi Jalan Semester II TA 2020
A Prov. Sumatera Selatan 604.69 506.33 313.95 175.20 1600.16 88.33% 11.67%
100%
80%
60%
20%
0%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
100%
Rating 5
Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4 80%
60%
40%
20%
0%
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Dari Gambar II.5 dapat dikatakan bahwa umur perkerasan di Jaringan Jalan di
Provinai Sumatera Selatan masih cukup baik karena hampir 65% berada pada
KPI 2 atau sisa umur perkerasan masih di atas 10 tahun. Sekitar 15% Jaringan
Jalan berada pada KPI 5 yang mengindikasikan bahwa perlu penanganan
segera, dan sekitar 10% Jaringan Jalan A berada pada KPI 4 yang
mengindikasikan bahwa perlu penanganan dalam jangka waktu menengah.
PROV. SUMSEL
37,07%
32,64%
II.3.2 Tantangan
a. Tantangan External
Dana SBSN tahun 2020 akan digunakan Kementerian PUPR pada proyek
infrastruktur di Direktorat Jenderal Bina Marga berupa pembangunan jalan
dan jembatan dan preservasi rehabilitasi jalan senilai Rp 5,6 triliun untuk
proyek di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berupa pembangunan
pengendalian banjir dan lahar, pengelolaan bendungan dan embung, serta
pengelolaan drainase utama perkotaan sebesar Rp 2 triliun.
Paket 1-7 merupakan paket pekerjaan di Jalur Lintas Timur Pulau Sumatera
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, hal ini untuk mendukung Indikator
Kinerja Utama (IKU) – Waktu Tempuh selama jalan tol dalam proses
konstruksi. Paket Preservasi Jalan Bts. Kota Palembang/Bts. Kab Banyuasin
– Tj. Api Api untuk mendukung KEK Tanjung Api-Api guna meningkatkan
Indikator Kinerja Program 1 (IKP-1) Aksesibilitas.
2.058 triliun. Kebutuhan anggaran ini mencakup sektor Sumber Daya Air
sebesar Rp 577 triliun, sektor Jalan dan Jembatan Rp 573 triliun, sektor
permukiman Rp 128 triliun, dan sektor perumahan sebesar Rp 780 triliun.
Sebagai langkah untuk menutupi gap pendanaan non-APBN sebesar 70
persen atau Rp 1.435 triliun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) mendorong inovasi pembiayaan pembangunan infrastruktur
melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) atau Public
Private Partnership (PPP).
Pembangunan infrastruktur PUPR dengan skema KPBU, saat ini tidak hanya
dalam pembangunan jalan tol, sistem penyediaan air minum (SPAM), kini
tengah dijajaki peluang KPBU dalam pembangunan Rumah Susun (Rusun).
Proyek KPBU-AP ini merupakan pilot project di Bina Marga, dengan masa
konstruksi sepanjang 3 tahun dan pembayaran dilakukan pada masa layanan
selama 12 tahun. Pada tahun 2020 telah dilaksanakan penandatangan kontrak
KPBU untuk ruas jalan nasional di dalam kota Palembang, antara lain ruas-
ruas jalan sebagai berikut:
- Jln. Soekarno – Hatta (KM 16+449 – 24+857)
- Jln. Alang-Alang Lebar (KM 23+080 – 27+148,76)
- Jln. Alamsyah Ratu Prawira Negara (KM 13+299 – 16+449)
23
Jalan tol menurut definisi adalah jalan yang memiliki spesifikasi tinggi,
dengan minimal 2 lajur untuk masing-masing arah dengan akses terkontrol,
tanpa persilangan sebidang dan penggunanya diwajibkan untuk membayar
tarif tol.
1) Fungsi Ekonomi
Menghubungkan penduduk dengan lokasi kegiatan ekonomi
Pemanfaatan sumber daya alam
Pengembangan wilayah
Desentralisasi unit kerja, menekan biaya produksi
Meningkatkan persaingan untuk menghasilkan produk yang
murah dan menjamin stabilitas harga produk
Membuka lapangan kerja
Memperluas pasar
3) Fungsi Lain
Mengurangi kepadatan lalu lintas
Pemasukan pajak
Medorong investasi industri
Sampai dengan tahun 2019, jalan tol yang sudah beroperasional di Provinsi
Sumatera Selatan yaitu Jalan Tol Palembang – Indralaya, sedangkan Jalan Tol
25
Pada Tahun 2020 yang operasional adalah Tol Kayu Agung – Palembang –
Betung mulai dari Kayu Agung sampai Jaka Baring, untuk segmen Jaka
Baring – Musilandas – Betung sedang dalam proses konstruksi.
berada di Desa Tanjung Jambu dan menjadi lumbung batu bara di Kabupaten
Lahat sampai Pelabuhan Muara Lematang di Kabupaten Muara Enim dengan
panjang jalan sekitar 116 KM.
Kemacetan Palembang
Pandemi COVID-19
b. Tantangan Internal
Gambar II.8 Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera
Selatan
D. Bidang Preservasi I
Bidang Preservasi I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rencana
kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya
konstruksi pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan, pengendalian
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kegiatan preservasi jalan dan
jembatan sesuai dengan kewenangannya, pengawasan penerapan analisis
harga satuan pekerjaan kegiatan preservasi jalan dan jembatan,
pengendalian pelaksanaan perubahan kontrak pekerjaan konstruksi
preservasi jalan dan jembatan, pengadaan atau penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jalan dan jembatan termasuk suku cadang sesuai dengan kewenangannya,
pelaksanaan audit keselamatan jalan dan jembatan, koordinasi dan
pemantauan kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan bebas hambatan dan
jalan tol, pengendalian penerapan sistem manajemen keselamatan
konstruksi dan lingkungan di bidang preservasi jalan dan jembatan,
pelaksanaan pengujian, pemantauan, dan pengendalian bahan dan hasil
pekerjaan konstruksi preservasi jalan dan jembatan serta evaluasi terhadap
hasil pengujian, penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan
yang berada di jalan daerah, pengendalian pelaksanaan pekerjaan bidang
preservasi jalan dan jembatan, penyiapan bahan dan pelaksanaan
pendampingan dalam periode audit internal dan eksternal dalam rangka
penuntasan temuan terkait preservasi jalan dan jembatan, pelaksanaan
evaluasi kinerja penyedia jasa preservasi jalan dan jembatan, penerapan
standar pelayanan minimal bidang preservasi jalan dan jembatan,
pengendalian teknis fungsi dan pemanfaatan bagian - bagian jalan,
pengendalian pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan pengendalian
pencegahan /mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan dan jembatan, dan sertifikasi laik
produksi mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant).
Susunan organisasi Bidang Preservasi I terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
36
E. Bidang Preservasi II
Bidang Preservasi II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rencana
kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya
konstruksi pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan, pengendalian
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kegiatan preservasi jalan dan
jembatan sesuai dengan kewenangannya, pengawasan penerapan analisis
harga satuan pekerjaan kegiatan preservasi jalan dan jembatan,
pengendalian pelaksanaan perubahan kontrak pekerjaan konstruksi
preservasi jalan dan jembatan, pengadaan atau penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jalan dan jembatan termasuk suku cadang sesuai dengan kewenangannya,
pelaksanaan audit keselamatan jalan dan jembatan, koordinasi dan
pemantauan kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan bebas hambatan dan
jalan tol, pengendalian penerapan sistem manajemen keselamatan
konstruksi dan lingkungan di bidang preservasi jalan dan jembatan,
pelaksanaan pengujian, pemantauan, dan pengendalian bahan dan hasil
pekerjaan konstruksi preservasi jalan dan jembatan serta evaluasi terhadap
hasil pengujian, penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan
yang berada di jalan daerah, pengendalian pelaksanaan pekerjaan bidang
preservasi jalan dan jembatan, penyiapan bahan dan pelaksanaan
pendampingan dalam periode audit internal dan eksternal dalam rangka
penuntasan temuan terkait preservasi jalan dan jembatan, pelaksanaan
evaluasi kinerja penyedia jasa preservasi jalan dan jembatan, penerapan
standar pelayanan minimal bidang preservasi jalan dan jembatan,
pengendalian teknis fungsi dan pemanfaatan bagian - bagian jalan,
pengendalian pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan pengendalian
pencegahan atau mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan dan jembatan, dan sertifikasi laik
produksi mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant).
37
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
16/PRT/M/2020 tanggal 2 Juni 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Kementerian PUPR, struktur organisasi Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan berdasarkan keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 542/KPTS/M/2020 tanggal 03
Juni 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Selanjutnya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 1080/KPTS/M/2020 tanggal 19 Juni 2020 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Administrator di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Revisi Penempatan
Pegawai Negeri Sipil Di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan
Nomor : 775/KPTS/Bb5/2020 tanggal 10 Juli 2020 .
Pada tahun 2020, BBPJN Sumatera Selatan mendapatkan dana penanganan yang
berasal dari sumber dana SBSN MYC yang dialokasikan ke Lintas Timur Sumsel
dan untuk mendukung KEK Tanjung Api-Api.
Paket-paket diskresi yang dikerjakan di luar Ruas Jalan Nasional pada tahun 2020
antara lain:
Tantangan yang dihadapi dalam proyek strategis salah satunya adalah permasalahan
Over Dimension Over Load (ODOL) yang terjadi di ruas Jalan Lintas Timur.
Permasalahan ODOL ini mengakibatkan infrastruktur jalan cepat rusak dan
meningkatkan tingkat kecelakaan lalu intas sehingga membutuhkan dana lebih
untuk perbaikan jalan dan kerugian bagi pemerintah dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
41
42
Tantangan Eksternal
a. Pada tahun 2020 terdapat Pandemi COVID-19 yang membatasi
pergerakan manusia dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala
besar (PSBB) yang diberlakukan di berbagai kota besar di Indonesia
sehingga membuat koordinasi dan pengawasan sulit untuk
dilakukan serta terjadinya relaksasi dan optimasi paket – paket
kontrak TA. 2020.
b. Proses revisi terlalu lama sehingga beberapa kegiatan tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal.
Tantangan Internal
a. Lamanya terbit DIPA revisi untuk pemanfataan sisa lelang membuat
masa kontrak paket Penyusunan Dokumen Lingkungan menjadi
berkurang, dari semula 4 bulan menjadi 2 bulan.
b. Adanya pengadaan langsung yang dilaksanakan pada akhir tahun
dan tidak terencana dengan baik sehingga proses pembayaran tidak
dapat diproses lebih lanjut.
c. Jumlah Sumber Daya Manusia dengan latar belakang pendidikan
Teknik Sipil dengan status pegawai PNS masih sangat kurang,
sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan banyak memerlukan tenaga
non PNS. Diperlukan segera alokasi tambahan SDM terutama di
bidang Teknik untuk mengisi kekurangan pegawai.
III.2. Saran
a. Memulai proses pengadaan lebih cepat yaitu, dan memastikan pada bulan
Desember semua paket reguler tahunan sudah dilelangkan.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pekerjaan lebih intensif terutama untuk
paket-paket yang disinyalir akan terhambat baik dikarenakan revisi, kualitas
penyedia jasa maupun kekurangan alat/bahan.
c. Membuat tim percepatan pekerjaan yang akan memonitor paket-paket kritis,
termasuk memberikan laporan secara berkala.
44
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel II.1 Hasil Survey Kondisi Jalan Semester 2 Tahun 2020
di Lingkungan BBPJN Sumsel ............................................ 15
Tabel II.2 Kondisi Jembatan Wilayah BBPJN Sumatera Selatan Berdasarkan
Jumlah Jembatan.................................................................. 18
Tabel II.3 Paket SBSN Provinsi Sumatera Selatan .............................. 21
45
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar II.1. Sistem Pelaporan Akuntabilitas Kinerja............................ 8
Gambar II.2 Grafik KPI Kondisi Permukaan Perkerasan ...................... 13
Gambar II.3 Perbandingan Kemantapan Jalan Tahun 2016 – 2020 ...... 14
Gambar II.4 Grafik KPI Kekasaran ....................................................... 15
Gambar II.5 Grafik KPI Sisa Umur Perkerasan..................................... 16
Gambar II.6 Nilai KPI Final Provinsi Sumatera Selatan ....................... 17
Gambar II.7 Presentase Kemantapan Jembatan Berdasarkan Jumlah dan
Panjang .............................................................................. 18
Gambar II.8 Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Sumatera Selatan ............................................................... 29
Gambar II.9 Struktur Organisasi Balai Besar BBPJN
Sumatera Selatan ............................................................... 37
Gambar II.10 Pembagian Ruas Preservasi I dan Preservasi II................. 39
46