Anda di halaman 1dari 41

Rekayasa Sanitasi dan Lingkungan 1

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)


MASTERPLAN, STUDI KELAYAKAN DAN PRADESAIN

Ir. Fahrizal Adnan, S.T., M.Sc.


Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman
Jl Sambaliung No.9 Samarinda, Kalimantan Timur 75119
fahrizaladnan@ft.unmul.ac.id
2
Instalasi Pengolahan Air
Suatu unit instalasi pengolahan air yang dapat mengolah air melalui proses
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi dalam bentuk yang kompak,
sehingga menghasilkan air minum dan yang dibuat dari bahan plat baja atau
beton. Pemilihan proses pengolahan berdasarkan pada kualitas dari air baku yang
akan diolah.
Instalasi Pengolahan Air 3
Sedimentasi I (Prasedimentasi ) 4

 Pengendapan partikel diskret yaitu partikel yang dapat mengendap bebas


secara individual tanpa membutuhkan interaksi antar partikel
 Pengendapan terjadi karena adanya interaksi gaya gaya di sekitar partikel
 Misalnya pengendapan lumpur kasar pada bak prasedimentasi
 Waktu pengendapan antara 1 – 3 jam
Sedimentasi 5

 Adalah pemisahan solid – liquid dengan


cara pengendapan secara gravitasi
 Penerapannya dalam pengolahan air
minum :
1. Pengendapan partikel pasir

2. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan


Aerator 6

 Aerator adalah reaktor yg berfungsi untuk menurunkan kadar Fe (besi)


didalam air
 Perpindahan massa zat dari fase gas ke cair
 Terjadi bila ada kontak antar permukaan cairan dengan gas atau udara
 Gaya penggerak perpindahan massa dikendalikan oleh perbedaan
konsentrasi zat di dalam larutan dan kelarutan gas dalam kondisi tertentu
Perpindahan oksigen dan faktor yang 7
mempengaruhi

Aerator ditentukan berdasarkan kapasitas oksigenasinya (laju suplai


oksigen oleh aerator ke air pada kondisi standar)
Faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu
2. Kejenuhan oksigen
3. Karakteristik air
4. Turbulensi
Model Aerasi 8

Prinsip utama:
1. Luas bidang kontak sebesar mungkin per satuan volume air teraerasi
2. Waktu kontak
Teknik Operasionalnya:
1. Secara Mekanik dengan surface aerator
2. Dengan udara paksaan (buble aerator)
3. Dengan metode jatuhan (gravity aerator)
Koagulasi Flokulasi 9
 Merupakan proses destabilisasi koloid dan partikel dengan
penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan
 Flokulasi = proses penggabungan inti flok menjadi flok
berukuran besar
Diameter partikel Tipe partikel Waktu pengendapan pada
(mm) h=1m
10 Kerikil 1 detik
1 Pasir 10 detik
10-1 Pasir halus 2 menit
10-2 Tanah liat 2 jam
10-3 Bakteri 8 hari
10-4 Koloid 2 tahun
10-5 Koloid 20 tahun
Koloid 200 tahun
10-6
Koagulasi 10

 Koagulasi adalah proses pencampuran koagulan (Bahan Kimia)


kedalam air dengan untuk mengikat partikel partikel pada air sehingga
menjadi flok
 Koagulasi bisa dilakukan pada bak atau di injeksi kedalam pipa
 Koagulasi terjadi dengan cara pengadukan cepat atau jatuhan
Flokulasi 11

 Flokulasi adalah proses penggabungan inti


flok menjadi flok berukuran besar dengan
cara pengadukan lambat
 Tata cara perhitungan bak flokulasi diatur
pada SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan unit paket instalasi
pengolahan air.
Lanjutan 12

 Bahan kimia yang ditambahkan = koagulan


Aluminium sulfat (alum) dengan nama dagang
tawas Al2 (SO4)3 14H2O
Poli Aluminium Chlorit (PAC)
Dilakukan dengan pengadukan cepat lambat
Desinfeksi 13

 Desinfeksi air adalah proses pengolahan air dengan tujuan


membunuh kuman atau bakteri yang ada dalam air.
Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih didistribusikan.
Sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi.
 Gas khlor (Cl2) bila dimasukkan ke dalam air akan terhidrolisa, seperti
persamaan berikut :
Cl2 + H2O ↔ HOCl + H+ + Cl-
gas asam Khlor hipokhlorit
Sisa Klor 14

Nilai minimum sisa klor sebesar 0,142 mg/l dan nilai maksimum sisa klor sebesar
0,479 mg/l. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 736 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, nilai maksimal kadar sisa
klor diuji pada outlet reservoar sebesar 1 mg/l dan minimal 0,2 mg/l pada titik
terjauh unit distribusi
Filtrasi 15

 Filtrasi adalah pemisahan padatan – cairan dimana cairan mengalir


melalui medium berpori atau material berpori untuk menghilangkan
sebagian besar suspended solid (Reynolds, 1991)
 Filtrasi adalah proses pemisahan zat cair yang mengandung padatan
melewati media padat berpori (filter) yang dapat menahan solid dan
melewatkan cairannya (Degremont, 1991).
Klasifikasi 16
Berdasarkan Kecepatan filtrasinya
 Rapid sand filter (saringan pasir cepat)
 Slow sand Filter (saringan pasir lambat)
 High rate sand filter (saringan pasir kecepatan tinggi)
Berdasarkan arah alirannya
 Up flow sand filter (saringan pasir dengan inlet dari bawah mengalir ke atas)
 Down flow sand filter (saringan pasir dengan inlet dari atas mengalir ke bawah)
Berdasarkan Sistem pengalirannya
 Gravity filter (mengalir karena gaya gravitasi)
 Pressure filter (mengalir karena tekanan)
Berdasarkan type media
 Single medium filter (satu tipe media, biasanya pasir atau anthrasit)
 Dual media filter (dua tipe media, antrasit dan pasir)
 Multimedia filters (antrasit, pasir dan garnet)
AIR MINUM
Air Minum sesuai Permen Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, parameter wajib yang
diperbolehkan yaitu parameter yang berhubungan langsung dengan
kesehatan (Mikrobiologi, Kimia an-organik), dan parameter yang tidak
berhubungan langsung dengan kesehatan (parameter fisik, parameter
Asumsi Kebutuhan Air Per Orang
kimiawi)
1 lt/dt = 86.400 lt/hari
1 lt/hari = 144 lt/orang.hari (hasil survei Direktorat
SPAM tahun 2006)
86.400 lt/hari = 600 orang
144 lt/orang.hari

Asumsi : 1 KK = 5 orang
600 orang/5 orang = 120 SR/KK
1 ltr/dt = 120 SR/KK
DATA PELAYANAN AIR MINUM
DATA PENDUDUK KOTA SAMARINDA
Kepadatan
No Luas Penduduk
Kecamatan Penduduk
. (km2) (jiwa)
(jiwa/km2)
1 Samarinda Kota 11,12 34.734 3.123,56
2 Samarinda Ulu 22,12 127.786 5.776
3 Samarinda Ilir 17,18 75.535 4.396,68
4 Samarinda Seberang 9,66 73.006 7.558
5 Samarinda Utara 229,52 124.753 544
6 Palaran 221,29 62.279 281
7 Sungai Pinang 34,16 108.772 3.184
8 Sungai Kunjang 69,03 119.868 1.736,46
9 Sambutan 100,95 59.443 589
10 Loa Janan Ilir 26,16 71.904 2.715,78
Jumlah 741,19 858.080 29.904,48
(Sumber: BPS, Kecamatan Kota Samarinda Dalam Angka 2019)

CAKUPAN PELAYANAN AIR MINUM


Cakupan Pelayanan Tahun 2020
(%)
70,51

*)
- Sumber : Profil Bidang Cipta Karya Tahun 2020
SPAM EKSISTING
Kapasitas (L/detik) Idle %
Sambungan
No Nama SPAM Capacity Kehilanga
IPA Terpasang Produksi Distribusi Rumah
(L/det) n Air
1 57
Cendana 800 763 649.30 43.11 48,810
2 -
Tirta Kencana 310 298 278.30 42.62 15,480
3 -
Samarinda Seberang 125 132 129.51 34.65 7,956
4 -
Palaran 20 28 27.43 29.93 1,807
5 -
Selili 100 146 143.94 19.66 10,870
6 1
Bengkuring 60 59 51.34 26.68 3,538
7 -
Pulau Atas 30 54 46.98 15.82 3,718
8 -
Gunung lIpan 200 298 293.67 26.91 20,175
9 3
Loa Bakung 250 247 222.97 15.85 17,637
10 -
Gunung Lingai 100 139 135.29 33.06 8,266
11 -
Bendang 400 417 410.65 47.89 20,117
12 11
Bantuas 20 4 3.86 46.11 387
13 8
Pampang 10 2 1.93 53.89 139
14 -
WTP Bukuan 10 10 10.00 468
(butuh (butuh
15 (butuh data) (butuh data) (butuh data) (butuh data)
Sungai Kapih data) data)

80
JUMLAH 2,435 2,597 2,405.17 33.55 159,368
Sumber : Data Profil Bidang Cipta Karya Prov. Kaltim Tahun 2020
UNIT SPAM PDAM SAMARINDA -
IPA BENGKURING
TAHUN TERBANGUN = 2000 IPA PAMPANG
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI KARANG - TAHUN TERBANGUN = 2016
MUMUS - SUMBER AIR BAKU = SUNGAI KARANG MUMUS
- KAP. TERPASANG = 60 L/DTK - KAP. TERPASANG = 10 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 59,52 L/DTK - KAP. PRODUKSI = 2,46 L/DTK
- IDLE CAPACITY = 0,5 L/DTK - IDLE CAPACITY = 7,5 L/DTK
IPA TIRTA KENCANA
- TAHUN TERBANGUN = 1932
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI
MAHAKAM
- KAP. TERPASANG = 310 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 295,69 L/DTK IPA GN. LINGAI
- IDLE CAPACITY = 14,3 L/DTK - TAHUN TERBANGUN = 2012
- SUMBER AIR BAKU = WADUK BENANGA
- KAP. TERPASANG = 100 L/DTK
IPA CENDANA - KAP. PRODUKSI = 140,48 L/DTK
- TAHUN TERBANGUN = 1978 - IDLE CAPACITY = -40,5 L/DTK
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI
MAHAKAM
- KAP. TERPASANG = 800 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 677,33 L/DTK IPA SELILI
- IDLE CAPACITY = 122,7 L/DTK - TAHUN TERBANGUN = 1995
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI MAHAKAM
- KAP. TERPASANG = 100 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 120,7 L/DTK
IPA BENDANG 1 - IDLE CAPACITY = -20,7 L/DTK
- TAHUN TERBANGUN = 2002
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI
MAHAKAM
- KAP. TERPASANG = 400 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 418,22 L/DTK IPA P. ATAS
- IDLE CAPACITY = -18,2 L/DTK
- TAHUN TERBANGUN = 2001
IPA LOA BAKUNG - SUMBER AIR BAKU = SUNGAI MAHAKAM
- TAHUN TERBANGUN = 2010 - KAP. TERPASANG = 30 L/DTK
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI - KAP. PRODUKSI = 42,51 L/DTK
MAHAKAM - IDLE CAPACITY = -12,5 L/DTK
- KAP. TERPASANG = 250 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 253,70 L/DTK
- IDLE CAPACITY = -3,7 L/DTK

IPA GN. LIPAN WTP BUKUAN


- TAHUN TERBANGUN = 2008 - TAHUN TERBANGUN = 2012
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI - SUMBER AIR BAKU = SUNGAI MAHAKAM
MAHAKAM - KAP. TERPASANG = 10 L/DTK
- KAP. TERPASANG = 200 L/DTK - KAP. PRODUKSI = 10 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 306,08 L/DTK - IDLE CAPACITY = - L/DTK
- IDLE CAPACITY = - 106,1 L/DTK

IPA SAMARINDA SEBERANG IPA BANTUAS


- TAHUN TERBANGUN = 1989 - TAHUN TERBANGUN = 2015
- SUMBER AIR BAKU = SUNGAI - SUMBER AIR BAKU = SUNGAI BENGEN
MAHAKAM IPA PALARAN - KAP. TERPASANG = 20 L/DTK
- KAP. TERPASANG = 125 L/DTK - TAHUN TERBANGUN = 1988 - KAP. PRODUKSI = 20 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 128,33 L/DTK - SUMBER AIR BAKU = SUNGAI - IDLE CAPACITY = - L/DTK
- IDLE CAPACITY = -3,3 L/DTK MAHAKAM
- KAP. TERPASANG = 17,5 L/DTK
- KAP. PRODUKSI = 24,86 L/DTK
- IDLE CAPACITY = -7,4 L/DTK
ZONA IPA
SAMARINDA ZONA IPA
BENGKURING
KAP. 60 L/DTK
ZONA IPA CENDANA &
IPA BENDANG 1

ZONA IPA CENDANA &


IPA TIRTA KENCANA

ZONA IPA GN. LINGAI


KAP. 100 L/DTK
ZONA IPA CENDANA
KAP.800L/DTK

ZONA IPA BENDANG 1


ZONA IPA CENDANA
KAP. 400 L/DTK
KAP. 800 L/DTK

ZONA IPA TIRTA


KENCANA
KAP. 310 L/DTK

ZONA IPA ZONA IPA SELILI


LOABAKUNG KAP. 125 L/DTK
KAP. 250 L/DTK

ZONA IPA PULAU ATAS


KAP. 30 L/DTK

ZONA WTP BUKUAN


ZONA IPA GN. LIPAN KAP. 10 L/DTK
KAP. 200 L/DTK

ZONA IPA PALARAN


KAP. 17,5 L/DTK
ZONA IPA SMD SEBERANG
KAP. 125 L/DTK
RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
DI SAMARINDA SEBERANG & SAMARINDA
KOTA

PEMBANGUNAN INTAKE
UNTUK IPA SUNGAI KAPIH

PEMBANGUNAN IPA KALHOL


KAP. 1000/500 L/DTK

- WILAYAH KOTA SAMARINDA TERPISAHKAN OLEH SUNGAI MAHAKAM SEHINGGA PERHITUNGAN KEBUTUHAN
AIR DIBAGI 2 ZONA, ZONA SAMARINDA KOTA DAN ZONA SAMARINDA SEBERANG
- DI KALHOL SUDAH TERBANGUN INTAKE KAP. 1000 L/DTK, SAAT INI SEDANG DALAM PEMBANGUNAN IPA KAP.
250 L/DT
- DI SUNGAI KAPIH SUDAH TERBANGUN IPA KAP. 200 L/DTK TETAPI BELUM MEMILIKI INTAKE
RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH
PELAYANAN
WILAYAH SAMARINDA UTARA

- PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH AGAR IPA SUNGAI


KAPIH DAPAT BERFUNGSI DAN MEMBANTU CAKUPAN
PELAYANAN DI DAERAH SAMARINDA UTARA.
- IPA SUNGAI KAPIH DAPAT MEMBANTU PELAYANAN DARI IPA
GN. LINGAI, IPA PAMPANG, IPA SELILI.
- PENAMBAHAN KAPASITAS BARU DIHARAPKAN DAPAT
MEMPERLUAS WILAYAH PELAYANAN HINGGA KE DAERAH
SUNGAI SIRING (WILAYAH BANDARA APT. PRANOTO) DAN
TANAH MERAH.
RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH
PELAYANAN
WILAYAH SAMARINDA SEBERANG

- PEMBANGUNAN IPA KALHOL KAP. 1000/500 L/DTK DIHARAPKAN


DAPAT MEMBANTU PERLUASAN PELAYANAN HINGGA KE
DAERAH PALARAN KHUSUSNYA HINGGA KE WILAYAH JALAN
POROS SAMARINDA – SANGA-SANGA.
- KAPASITAS IPA YANG ADA DI WILAYAH SAMARINDA SEBERANG
SUDAH TIDAK MAMPU UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN AIR
YANG ADA DI WILAYAH SAMARINDA SEBERANG KHUSUSNYA DI 3
(TIGA) KECAMATAN YANG ADA.
- JIKA IPA KALHOL TERBANGUN DAPAT MENGURANGI BEBAN IPA
GN. LIPAN YANG DIHARAPKAN DAPAT MELAYANI DAERAH
LOAJANAN ILIR YANG SAAT INI MASIH KEKURANGAN PASOKAN
AIR BERSIH.
Dasar Regulasi Sistem Penyediaan Air 25
Minum (SPAM)
 Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum
Jenis SPAM

SPAM

Jaringan Bukan Jaringan


Perpipaan Perpipaan

Cak Bangunan
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Sumur dangkal Sumur Pompa Penampungan Terminal Air Penangkap
Air Hujan Mata Air

kuantitas dan kualitas air minum yang


dihasilkan serta kontinuitas pengaliran air
minum

26
Unit Air Baku 27

merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku terdiri


atas:
a. bangunan penampungan air;
b. bangunan pengambilan/penyadapan;
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan;
d. sistem pemompaan; dan/atau
e. bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya

Air Baku wajib memenuhi baku mutu air dengan klasifikasi dan kriteria
mutu Air Baku untuk penyediaan Air Minum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Unit Produksi 28

 merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses


pengolahan Air Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi
 Unit produksi terdiri atas:
1. bangunan pengolahan dan perlengkapannya
2. perangkat operasional
3. alat pengukuran dan peralatan pemantauan
4. bangunan penampungan Air Minum
Unit Distribusi 29

 merupakan sarana pengaliran Air Minum dari bangunan


penampungan sampai unit pelayanan. Pengaliran air pada unit
distribusi dapat dilakukan menggunakan sistem pemompaan
dan/atau secara gravitasi.
 Unit distribusi terdiri atas:
1. jaringan distribusi dan perlengkapannya
2. bangunan penampungan
3. alat pengukuran dan peralatan pemantauan
Unit Pelayanan 30

 merupakan titik pengambilan air. Unit pelayanan sebagaimana


harus dipasang alat pengukuran berupa meter air.
 Unit pelayanan terdiri atas:
1. sambungan langsung;
2. hidran umum; dan/atau
3. hidran kebakaran.
Tahapan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum 31
Perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
PERENCANAAN RENCANA INDUK Pentahapan pembangunan
Komponen utama & dimensi
Teknis teknologis
Lingkungan
PELAKSANAAN STUDI KELAYAKAN Sosial & budaya Sistem
KONSTRUKSI Ekonomi & finansial terpilih
Kelembagaan
PERENCANAAN TEKNIS
PENGELOLAAN Unit Air Baku
Unit Produksi
PEMELIHARAAN Unit Distribusi
& REHABILITASI Unit Pelayanan
Bangunan penunjang
Bangunan pelengkap
PEMANTAUAN &
EVALUASI
Rencana induk pengembangan SPAM 32
(RI-SPAM)
Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka
panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari
perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.
Studi Kelayakan 33

 Studi kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi


untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan
SPAM di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek
kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial.
 Studi kelayakan pengembangan SPAM wajib disusun
berdasarkan:
 RI-SPAM yang telah ditetapkan;
 Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial; serta
 Kajian sumber pembiayaan.

 Studi kelayakan disusun dengan menggunakan data hasil


survei kebutuhan nyata dan investigasi sumber air.
Perencanaan Teknis 34

 Perencanaan teknis terinci pengembangan SPAM yang


selanjutnya disebut sebagai perencanaan teknis adalah
suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota
atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, dan unit pelayanan.
 Perencanaan teknis disusun berdasarkan Rencana Induk
Pengembangan SPAM yang telah ditetapkan, hasil studi
kelayakan, jadwal pelaksanaan konstruksi, dan
kepastian sumber pembiayaan serta hasil konsultasi
teknis dengan dinas teknis terkait.
Tata Letak Rangkaian Proses 35

Pengolahan 1. Data masukan


dan aktivitas 3. Hubungan aktivitas
2. Aliran material

4. Diagram hubungan
aktivitas/aliran
5a. Kebutuhan 5b. Ruangan yang
ruangan tersedia

6. Diagram hubungan
ruangan

7a. Modifikasi 7b. Batasan praktis

8. Peranc. Alternatif tata


letak

9. Evaluasi
Data Masukan
36

1. Data yang berkaitan 2. Data yang berkaitan 3. Rancangan jadwal produksi:


dengan rancangan produk dengan rancangan • kapan dan berapa produk
: yang dibuat
proses :
 gambar kerja • peralatan dan mesin yang
• tahapan pembuatan dibutuhkan
 assembly chart komponen
• jumlah karyawan dan shift
 daftar komponen
• peralatan dan mesin • kebutuhan ruangan
 bill of material, yang dibutuhkan • Peralatan
 prototype • waktu yang dibutuhkan • peralatan material handling.
Analisis Aliran Material 37

Merupakan analisis kuantitatif untuk tiap gerakan


perpindahan bahan. Faktor yang perlu dianalisis:
 Transportasi
 Jumlah air/material yang diolah
 Jumlah dan macam operasi pembuatan tiap
tahapan
 Urutan operasi pengolahan
 Besar dan bentuk unit pengolahan
Metode Analisa Aliran Material 38

 Peta proses operasi


 Diagram alir
 Peta aliran proses
 From-to-chart
 Activity relationship diagram (ARC)
 Assembly chart
Komponen Unit Pengolah
39

Unit Operasi Unit Proses


 pengadukan  proses biologis
 sedimentasi  proses lumpur aktif

 Filtrasi  proses pertumbuhan mikroba


melekat
 unit transfer gas  aerasi
 teknologi membran  adsorpsi
 desain pengering lumpur pertukaran ion
 flotasi  presipitasi dengan redoks
 disinfeksi
Dimensi Bangunan Pengolahan 40

Dimensi:
1. Proyeksi data kependudukan
2. Wilayah Layanan
3. Ketersediaan Air Baku
4. Kapasitas Produksi
5. Dimensi Bangunan Pengolahan
41

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai