Anda di halaman 1dari 10

Analisis Real

DIKTAT KULIAH - ANALISIS

ANALISIS REAL
(Real Analysis)

Siti Lailiyah, M.Si.


e-mail: siti.lailiyah@sunan-ampel.ac.id
http://blog.sunan-ampel.ac.id/sitilailiyah

COPYRIGHT © 2010-2011

1
BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

ALJABAR HIMPUNAN DAN FUNGSI


A. PENDAHULUAN

Sebelum mempelajari analisis real, diperlukan sekali konsep-konsep dasar dari


aljabar himpunan dan fungsi. Dua konsep ini merupakan alat yang penting untuk belajar
analisis, karena konsep himpunan dan fungsi tersebut akan digunakan dalam pembicaraan
sistem bilangan real, barisan, limit fungsi, kontinuitas maupun pendiferensian.
Untuk selanjutnya, kita anggap sama kata “himpunan” dengan kata
“klas”, ”koleksi”, atau ”keluarga”. Demikian juga dengan kata “fungsi” kita anggap sama
dengan “pemetaan”. Untuk himpunan, kita akan membahas mengenai aljabar himpunan,
operasi himpunan, hasil kali ganda dan beberapa sifat yang terkait dengan operasi
himpunan. Dengan pengertian hasil kali ganda ini, akan dikembangkan pengertian fungsi.
Fungsi akan dijelaskan melalui definisi yang tepat maupun grafik. Metode khusus yang
disebut induksi matematika juga dibicarakan dalam bagian ini. Metode induksi
matematika tersebut merupakan sifat dasar dari sistem bilangan asli.

B. URAIAN DAN CONTOH

Himpunan dapat dipandang sebagai koleksi (himpunan) obyek-obyek yang


ditentukan oleh beberapa sifat khusus. Obyek-obyek yang terdapat dalam himpunan
disebut anggota atau elemen dari himpunan tersebut. Himpunan juga dapat didefinisikan
dengan mendaftar elemen-elemennya. Sedangkan fungsi atau pemetaan dapat dipandang
sebagai himpunan khusus/spesial, yaitu hasil pengembangan dari pengertian hasil kali
ganda dua himpunan. Lebih lanjut, definisi fungsi yang tepat serta tipt-tipe khusus dari
fungsi akan dibahas dalam bagian ini.

1. Aljabar Himpunan
Jika A sebarang himpunan, dan x anggota A maka ditulis x ∈ A . Jika x bukan
anggota A, ditulis x ∉ A . Himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan
kososng (empty set/null set), dinotasikan 0/ . Sekarang, jika A dan B himpunan sehingga
x ∈ A . Berakibat x ∈ B maka dikatakan bahwa A himpunan bagian B, dinotasikan
A ⊆ B atau B ⊇ A . Jika A ⊆ B dan terdapat anggota B yang bukan anggota A, maka A
dikatakan himpunan bagian sejati dari B.
Selanjutnya dua himpunan A dan b sama jika A dan B memuat elemen yang sama,
ditulis A=B. Jadi, untuk membuktikan bahwa himpunan A dan B sama, maka harus
ditunjukkan bahwa A ⊆ B dan B ⊆ A .
Sekarang kembali pada definisi himpunan. Pernyataan ”sifat khusus” pada
definisi himpunan ternyata tidak mudah didefinisikan secara tepat, tetapi kita tidak perlu
ragu menggunakannya. Jika P menyatakan sifat yang mempunyai arti dan kejelasan untuk
koleksi elemen-elemen, maka di tulis {x : P( x)} untuk himpunan semua elemen x yang
memenuhi sifat P. Namun, jika kita mengingkan kekhususan yang elemen-elemennya
memenuhi sifat P, maka ditulis {x ∈ S : P( x)} , untuk himpunan semua elemen x yang
memenuhi sifat P.

By: Siti Lailiyah, M.Si. 1


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

Pendefinisian Himpunan
Untuk mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu :
1. Mendaftarkan semua anggotanya.
Contoh:
- A = {a,e,i,o,u}
- B = {2,3,5,7,11,13,17,19}
2. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
Contoh:
Perhatikan himpunan pada contoh 1 di atas dan bandingkan dengan pendefinisian di
bawah ini
- A = Himpunan vokal dalam abjad latin
- B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20

3. Menyatakan sifat dengan pola


Contoh:
- P = {0,2,4,8,10,…,48}
- Q = {1,3,5,7,9,11,13,15,…}
Awas dalam kasus: R = { 2,3,5,7,…,19}. Penulisan himpunan seperti ini bukan
merupakan well-defined karena memunculkan ambigu, yaitu R dapat diartikan sebagai
himpunan bilangan ganjil yang lebih besar dari 1 dan kurang dari 20. Sementara itu
R dapat diartikan pula sebagai himpunan bilangan prima yang kurang dari 20. Oleh
karena itu pendefinisian himpunan dengan menyatakan pola seperti ini harus sangat
hati-hati agar tidak menimbulkan tafsiran lain.
4. Menggunakan notasi pembentuk himpunan
Contoh:
- P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15}(Maksudnya P =
{8,9,10,11,12,13,14})
- Q = { t | t bilangan asli} (Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…} -R = { s | s2-1=0, s
bilangan real}(Maksudnya R = {-1,1})

Contoh lain:
{ }
a. Himpunan x ∈ N : x 2 − 3 x + 2 = 0 . Karena penyelesaian dari persamaan kuadrat
x 2 − 3 x + 2 = 0 adalah x = 1 atau x = 2 , maka himpunan ini dapat dinotasikan
dengan {1,2}. Dengan demikian himpunan dapat didefinisikan dengan mendaftar
elemen-elemennya.

By: Siti Lailiyah, M.Si. 2


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

b. Kadang-kadang suatu rumus dapat digunakan untuk mendeskripsikan himpunan,


misalnya himpunan semua bilangan asli genap dapat dinotasikan sebagai {2 x : x ∈ N }
atau {y ∈ N : y = 2 x, x ∈ N }

2. Operasi Himpunan

Definisi 1.1.1
(i) Jika A dan B himpunan, maka irisan dari A dan B, dinotasikan A ∩ B adalah
himpunan dari semua anggota A dan B. Dengan kata lain:
A ∩ B := {x; x ∈ A dan x ∈ B}
(ii) Jika A dan B himpunan maka gabungan A dan B, dinotasikan A ∪ B adalah
himpunan semua anggota A atau B. Dengan kata lain:
A ∪ B := {x; x ∈ A atau x ∈ B}
(iii)Jika A dan B himpunan, A ∩ B = 0/ , maka A dan B dikatakan saling asing.

Teorema 1.1.1
Jika A, B dan C sebarang himpunan, maka:
a. A ∩ A = A, A ∪ A = A (sifat idempoten)
b. A ∩ B = B ∩ A , A ∪ B = B ∪ A (sifat komutatif)
c. ( A ∩ B ) ∩ C = A ∩ (B ∩ C ) , ( A ∪ B ) ∪ C = A ∪ (B ∪ C ) (sifat assosiatif)
d. A ∩ (B ∪ C ) = ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C ) , (sifat distribusi irisan terhadap gabungan)
A ∪ (B ∩ C ) = ( A ∪ B ) ∩ ( A ∪ C ) , (sifat distribusi gabungan terhadap irisan)
Bukti:
a. A ∩ A := {x; x ∈ A dan x ∈ A}
= {x; x ∈ A} = A
Begitu juga untuk A ∪ A = A caranya analog.
b. A ∩ B := {x; x ∈ A dan x ∈ B}
= {x; x ∈ B dan x ∈ A}
= B∩ A
Pembuktian untuk c dan d ditinggalkan sebagai latihan

Catatan:
A = A1 ∪ A2 ∪ K ∪ An := {x : x ∈ A j untuk suatu j , j = 1,2, K , n}
B = A1 ∩ A2 ∩ K ∩ An := {x : x ∈ A j untuk semua j , j = 1,2, K , n}

Definisi 1.1.2
Jika A dan B himpunan, maka komplemen dari B relatif terhadap A adalah himpunan
semua anggota A yang tidak menjadi anggota B, dan dinotasikan A \ B (dibaca ” A
minus B”). Kadang-kadang dinotasikan A − B atau A ~ B atau C(B).
Jadi A \ B := {x / x ∈ A dan x ∉ B}

By: Siti Lailiyah, M.Si. 3


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

Dibawah ini akan diberikan sebuah teorema tentang operasi himpunan yang berkaitan
dengan A \ B dan pembuktiannya ditinggalkan sebagai latihan.
Teorema 1.1.2
Jika A, B, C sebarang himpunan, maka :
A \ (B ∪ C ) = ( A \ B ) ∩ ( A \ C )
A \ (B ∩ C ) = ( A \ B ) ∪ ( A \ C )

Hasil Kali Ganda (Cartesian Product)


Definisi 1.1.3
Jika A dan B dua himpunan tidak kosong, AxB hasil kali ganda (Cartesian Product) dari
A dan B adalah himpunan dari semua pasangan terurut (a,b) dengan a ∈ A dan b ∈ B .
(lihat Gambar 1.1)
B AxB

b (a,b)

a A

Gambar 1.1 Hasil Kali Ganda AxB


Contoh 1.1.2
1) Misalkan A={1, 2, 3} dan B={4, 5} maka AxB adalah himpunan yang anggotanya
adalah pasangan terurut (1,4), (1,5), (2,4), (2,5), (3,4), (3,5)
2) Jika A := {x ∈ R : 1 ≤ x ≤ 2} dan B := {x ∈ R : 0 ≤ x ≤ 1 atau 2 ≤ x ≤ 3} , maka AxB
dapat digambarkan seperti dibawah ini:
B
3

2 AxB

0 1 2 A
Gambar 1.2
3. Fungsi

Pada bagian ini akan dibahas pengertian fungsi atau pemeteaan dan tipe-tipe
khusus dari fungsi. Para ahli matematika abad yang lampau, kata ”fungsi” diartikan untuk
mendefinisikan rumus, seperti f (x ) = x 2 − 6 x + 8 yang mengkaitkan setiap bilangan real
x dengan bilangan real yang lain f ( x ) . Dalam perkembangannya, diberikan definisi

By: Siti Lailiyah, M.Si. 4


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

fungsi yang lebih umum, sehingga lebih jelas perbedaan fungsi itu sendiri dengan nilai
dari fungsi tersebut. Perhatikan definisi berikut:

Definisi 1.1.4
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang mengawankan setiap
anggota a ∈ A dengan tunggal anggota B, dinotasikan f (a ) .

Himpunan A disebut domain dari f dinotasikan D(f) dan B disebut target dari f. Range
dari f, R(f), adalah himpunan f ( A) = { f (a) ∈ B : a ∈ A} yang merupakan himpunan
bagian dari B. Dibawah ini akan diberikan definisi fungsi sebagai himpunan khusus, yaitu
dari perkembangan pengertian hasil kali ganda dua himpunan.

Definisi 1.1.5 (Fungsi Sebagai Grafik)


Misalkan A, B himpunan fungsi dari A ke B adalah himpunan f dari pasangan berurutan
dalam AxB sehingga untuk setiap a ∈ A terdapat dengan tunggal b ∈ B , dengan
(a, b) ∈ f , artinya jika (a, b) ∈ f dan (a, b )1 ∈ f maka b = b1 .
(a, b) ∈ f dapat ditulis b = f (a) . (Lihat Gambar 1.3)

B
b
(a,b) R(f)
f

A
Gambar 1.3 Fungsi Sebagai Grafik

Sekarang kita berikan fungsi f : A → B dengan domain A dan range di dalam B.


Jika f fungsi dengan D(f) dan D1 ⊆ D( f ) , didefinisikan fungsi baru f1 dengan domain
D1 oleh f1 ( x) := f ( x), ∀x ∈ D1 . Fungsi f1 ini disebut fungsi yang dibatasi oleh f pada
himpunan D1 (Restriction of f to the set D1 ). Jadi f1 ( x) := {(a, b) ∈ f , a ∈ D1 } atau
f1 = f | D1 . Jika g fungsi dengan domain D(g) dan D2 ⊇ D( g ) , maka sebarang fungsi
g 2 dengan domain D2 sehingga g 2 ( x) = g ( x), ∀x ∈ D( g ) . Fungsi g 2 disebut perluasan
fungsi g pada himpunan D2 (Extension of g to the set D2 ).

By: Siti Lailiyah, M.Si. 5


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

Definisi 1.1.6
Diberikan fungsi f : A → B , maka bayangan (direct image) dari E terhadap fungsi f
adalah himpunan bagian f (E ) dari b yang diberikan oleh f ( E ) := { f ( x) : x ∈ E} . Jika
H ⊂ B , maka bayangan invers (invers image) dari H terhadap fungsi f adalah himpunan
bagian f 1 ( H ) dari A yang diberikan oleh f −1 ( H ) := {x ∈ A : f ( x) ∈ H } .
Contoh 1.1.3:
Misalkan f : R → R dengan f ( x) := x 2 . Direct image dari E := {x : 0 ≤ x ≤ 2} adalah
himpunan f ( E ) := {y : 0 ≤ y ≤ 4}. Jika G := {y : 0 ≤ y ≤ 4} , maka inverse image dari G
adalah himpunan f −1 (G ) := {x : −2 ≤ x ≤ 2}. Terlihat bahwa f −1 ( f ( E )) ≠ E .

Tipe-Tipe Khusus dari Fungsi

1. Fungsi Injektif
Fungsi f : A Æ B disebut fungsi injektif (fungsi satu-satu) jika dan hanya jika untuk
tiap a1, a2 ∈ A dan a1 ≠ a2 berlaku f (a1) ≠ f (a2).
Contoh :
A : {1,2,3} , B : {a,b,c}
1y ya f : A Æ B dinyatakan dalam pasangan terurut f :
2y yb {(1,a), (2,b), (3,c)}.
Tampak bahwa tiap anggota A yang berbeda
3y yc mempunyai peta yang berbeda di B
Fungsi f adalah fungsi injektif atau satu-satu.

A B
Fungsi f
2. Fungsi Surjektif
Suatu fungsi f : A Æ B disebut fungsi surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada
jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau Rf = B atau
f ( A) = B .
Contoh dalam diagram panah
A : {1,2,3,4} , B : {a,b,c}
1• Fungsi f : A Æ B dinyatakan dalam pasangan terurut :
•a
2• f = {(1,a), (2,c), (3,b), (4,c)}.
•b Tampak bahwa daerah hasil fungsi f adalah Rf :
3• {a,b,c} dan Rf = B maka fungsi f adalah fungsi
•c
surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada.
4•

A f B

By: Siti Lailiyah, M.Si. 6


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

Fungsi f : A Æ B disebut fungsi into atau fungsi ke dalam jika dan hanya jika daerah
hasil fungsi f merupakan himpunan bagian murni dari himpunan B atau Rf ⊂ B.
Contoh :
A : {1,2,3,4} , B : {a,b,c}
1• •a fs f : A Æ B dinyatakan dalam pasangan terurut f :
2• {(1,a), (2,b), (3,a), (4,b)}.
•b
Tampak bahwa daerah hasil fs f : Rf : {a,b} dan Rf
3• •c ⊂ B, maka fungsi f adalah fungsi into atau fungsi ke
4• dalam.

A f B

By: Siti Lailiyah, M.Si. 7


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

3. Fungsi Bijektif
Fungsi f : A Æ B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi f sekaligus
merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif.
Contoh :
A : {1,2,3} , B : {a,b,c}
1y ya fs f : A Æ B, dinyatakan dalam pasangan terurut f :
2y yb {(1,a), (2,c), (3,b)}.
Tampak bahwa fungsi f adalah fungsi surjektif
3y yc sekaligus fungsi injektif.
fungsi f adalah fungsi bijektif atau korespondensi
satu-satu.
A B
Fungsi f

Contoh 1.1.4
a. Fungsi f : A → R dengan A := {x ∈ R : x ≠ 1} dan f ( x) =
x
adalah fungsi injektif.
x −1
b. Fungsi f : R → A dengan A := {x ∈ R : x ≥ 0} dan f ( x) = x 2 adalah fungsi surjektif.
c. Fungsi f : [0,1] → [0,1] dengan f ( x) = x adalah fungsi bijektif.

Definisi 1.1.7
Misalkan f : A → B fungsi injektif dengan domain A dan R(f) didalam B.
Jika g := {(b, a) ∈ BxA : (a, b) ∈ f } maka g injeksi dengan domain D ( g ) = R ( f ) . Fungsi
g disebut fungsi invers dari f dan dinotasikan f −1 .
Jadi x = f −1 ( y ) jika dan hanya jika y = f (x ) .

Fungsi-Fungsi Komposisi
Untuk membuat komposisi dua fungsi, pertama dapatkan f(x) kemudian
aplikasikan g untuk mendapatkan g(f(x)). Namun, ini mungkin terjadi hanya jika f(x)
anggota domain g. Jadi haruslah range dari f termuat dalam domain g.

Definisi 1.1.8.
Misalkan f : A → B dan g : B → C , Fungsi komposisi g o f adalah fungsi dari A ke C
didefinisikan oleh ( g o f )( x ) = g ( f ( x )), ∀x ∈ A .

Contoh 1.1.5
Untuk x ∈ R, f ( x ) = 2 x dan g ( x ) = 3 x 2 − 1 . Fungsi komposisi
( g o f )( x) = g ( f ( x)) = 3(2 x) 2 − 1 = 3(4 x 2 ) − 1 = 12 x 2 − 1
( f o g )( x) = f ( g ( x)) = 2(3 x 2 − 1) = 6 x 2 − 2
Terlihat bahwa ( g o f ) ≠ ( f o g ) .

By: Siti Lailiyah, M.Si. 8


BAB PENGANTAR 1 ANALISIS REAL

Latihan 1.1
1. Buktikan Teorema 1.1.2!
2. Jika {A1 , A2 , K , An } koleksi himpunan dan E sebarang himpunan, tunjukkan

E ∩ U A j = U (E ∩ A j ) dan E ∪ U A j = U (E ∪ A j )
n n n n

j =1 j =1 j =1 j =1

3. Jika f : A → B dan E, F adalah himpunan bagian dari A, tunjukkan


f (E ∪ F ) = f ( E ) ∪ f ( F ) dan f (E ∩ F ) ⊆ f ( E ) ∩ f ( F ) ?
4. Berikan contoh dua fungsi f, g dari R ke R sehingga f ≠ g tetapi f o g = g o f ?

By: Siti Lailiyah, M.Si. 9

Anda mungkin juga menyukai