Disusun Oleh :
Pembimbing :
i
TENSION TYPE HEADCHE
Lembar Pengesahan
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya tinjuan pustaka dengan judul “Tension Type Headche”
ini dapat selesai pada waktunya. Tinjauan pustaka ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik madya di Departemen/KSM
Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan unutk
kesempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 Tension Type Headaches..........................................................................2
2.1.1 Definisi........................................................................................................3
2.1.2 Epidemiologi...............................................................................................2
2.1.3 Etiologi........................................................................................................3
2.1.4 Patogenesis..................................................................................................3
2.1.5 Diagnosis.....................................................................................................4
2.1.6 Diagnosis Banding ....................................................................................5
2.1.7 Penatalaksanaan .........................................................................................6
BAB III KESIMPULAN........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri merupakan salah satu keluhan yang sering terjadi dalam berbagai
kasus klinik. Nyeri dapat terjadi di banyak tempat dalam tubuh manusia, salah
satunya yaitu adalah nyeri kepala. Nyeri kepala merupakan perasaan sakit atau
tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari struktur sensitif
terhadap rasa nyeri.1
Nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri kepala primer dan nyeri
kepala sekunder. Nyeri kepala primer disebabkan oleh adanya aktivitas berlebih
dalam struktur sensitif nyeri seperti aktivitas kimia, saraf, pembuluh darah,
ataupun otot. Nyeri kepala primer ini bukan merupakan suatu gejala dari penyakit
penyerta. Sedangkan nyeri kepala sekunder adalah suatu gejala dari penyakit yang
mengaktivasi saraf sensitif nyeri yang ada di kepala.1
Gejala nyeri kepala sendiri dapat timbul karena dilatasi dari pembuluh
darah intrakranium, tumor atau abses serebri karena telah meregangkan pembuluh
darah intrakranium disekitarnya, dilatasi pembuluh darah ekstrakranium seperti
pada migren, iritasi dari meninges, kompresi langsung nervus V, IX, atau X, nyeri
alih serta kontraksi kronis dari otot-otot kepala seperti pada Tension Type
Headache.2
Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe tegang adalah nyeri
kepala primer yang paling sering terjadi dibandingkan tipe nyeri kepala yang
lainnya. TTH memiliki intensitas dari ringan hingga sedang dengan karakter nyeri
yang tumpul serta menekan tanpa disertai dengan gejala otonomik.3
1
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tension Type Headaches
2.1.1 Definisi
Tension Type Headaches (TTH) adalah nyeri kepala episodik yang
berlangsung dalam hitungan menit hingga minggu. Nyeri yang terjadi
memiliki karakteristik menekan atau mengikat, dengan intensitas ringan
hingga sedang serta lokasi bilateral. Nyeri tidak memburuk dengan aktivitas
fisik. Mual dan muntah biasanya tidak terjadi tapi terdapat fotofobia dan
fonofobia tanpa gejala otonom.4,5
Menurut International Classification of Headache Disorder (ICHD 3)
definisi TTH adalah paling tidak 10 episode nyeri kepala berlangsung dari 30
menit sampai 7 hari, dan paling tidak ada 2 gejala klinik yang menyertai
yaitu: lokasi bilateral, tipe nyeri menekan atau mengikat (tidak berdenyut),
intensitas ringan-sedang dan tidak dipengaruhi aktivitas fisik rutin.6
Tabel 2.1 Bentuk Tension Type Headache6
Klasifikasi TTH Frekuensi
Infrequent episodic paling tidak 10 episode terjadi < 1 hari per bulan
Frequent episodic paling tidak 10 episode serangan terjadi dalam ≥ 1 hari
tetapi < 15 hari per bulan yang terjadi selama ≥ 3 bulan
Kronis nyeri kepala terjadi dalam ≥ 15 hari per bulan selama lebih
dari 3
2.1.2 Epidemiologi
Tension Type Headache dapat menyerang segala usia. Usia terbanyak
adalah 25-30 tahun, namun puncak prevalensi meningkat di usia 30-39 tahun.
Sekitar 40% penderita TTH memiliki riwayat keluarga dengan TTH, 25% juga
menderita migren.7 Penyakit ini lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki
dengan perbandingan 3:2. 4 Sekitar 78% orang dewasa pernah mengalami TTH
setidaknya sekali dalam hidupnya.7
2.1.3 Etiologi
2
3
2.1.4 Patogenesis
Pada penderita TTH didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan
yang bertambah pada palpasi jaringan miofasial perikranial. Impuls nosiseptif
dari otot perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri
kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat
insersinya.10 Nyeri kepala yang timbul pada TTH dikaitkan dengan adanya
kontraksi berlebih atau spasme otot-otot kepala dan leher (aktivitas miofasial)
dalam waktu yang lama dalam kondisi kurangnya suplai darah (disebut juga
kontraksi otot iskemik) akan menyebabkan dikeluarkannya zat-zat seperti
laktat dan asam piruvat yang mampu mengaktivasi nosiseptor perifer dan
menimbulkan rasa nyeri. Nyeri ini memiliki kualitas yang khas yakni rasa
seperti tertekan benda berat atau terikat kencang.8
Nyeri kepala TTH sering dikaitan dengan faktor-faktor psikologis
seperti adanya stres, kurangnya istirahat, depresi dan ansietas. Hal-hal
tersebut akan mengaktivasi jalur sensitisasi sentral sehingga menurunkan nilai
ambang nyeri sehingga penderita akan menjadi lebih sensitif terhadap
rangsangan berupa tekanan, perubahan suhu, dan pencetus nyeri lainnya pada
otot-otot di area wajah dan kepala. Faktor pemicu TTH telah diidentifikasi
4
sebagai mereka yang berinteraksi dengan sistem limbik, dan miofasial, atau
struktur vaskular; yang paling sering stres emosional, kecemasan, depresi dan
nyeri miofasial.8,11
2.1.5 Diagnosis
2.1.5.1 Anamnesis
Nyeri kepala pertama harus dibedakan terlebih dahulu apakah
nyeri kepala primer atau sekunder. Nyeri kepala primer dibedakan dari
nyeri kepala sekunder dengan memperhatikan adanya red flag (tanda
bahaya) nyeri kepala. Red flag yang dimaksud adalah adanya gejala
sistemik (demam, penurunan berat badan), faktor risiko sekunder (HIV
dan kanker), defisit neurologis (penurunan kesadaran, kelemahan),
adanya nyeri kronis progresif, adanya papiledema, diperberat dengan
perubahan postural atau manuver valsava. Setelah red flag disingkirkan
dan diagnosa mengarah kepada nyeri kepala primer, klinisi dapat
menggali lebih detil mengenai nyeri kepala primer tersebut untuk5
menegakkan diagnosis TTH.12
Durasi nyeri kepala pada TTH dapat bervariasi dari 30 menit
hingga beberapa hari dan bahkan dapat terjadi terus-menerus pada
beberapa kasus yang berat. Intensitas nyeri umumnya ringan hingga
sedang dan memiliki kualitas seperti rasa tertekan benda berat, tegang,
dan terikat pada kepala. Nyeri yang dirasakan umumnya bilateral pada
kedua sisi baik pada bagian dahi, bagian belakang kepala, hingga pada
bagian leher. Faktor-faktor yang memperingan umumnya berupa
istirahat dan pijatan pada otot-otot yang dirasakan kaku. Faktor-faktor
yang memperberat atau memicu nyeri kepala dapat berupa bekerja
dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama. Riwayat penggunaan
obat-obatan analgetik yang dijual bebas juga perlu ditanyakan jenis dan
frekuensi pemakaiannya untuk mengetahui apakah nyeri kepala ini
disebabkan oleh pemakaian berlebih dari obat analgesik serta untuk
menentukan pilihan analgesik yang akan diberikan sebagai tatalaksana
TTH. Faktor sosial terkait TTH umumnya berupa stres, depresi, dan
3
Ibuprofen (400mg)
= Ketoprofen (25mg)
= Naprofxen (725mg)
Aspirin / paracetamol (500-1000mg) + Caffein
1. Antidepresan
Jenis trisiklik: amitriptyline, sebagai obat terapeutik maupun
sebagai pencegahan TTH. Obat ini mempunyai efek analgetik
dengan cara mengurangi firing rate of trigeminal nucleus caudalus.
Dalam jangka lama semua trisiklik dapat menyebabkan
penambahan berat badan (merangsang nafsu makan), mengganggu
jantung, hipotensi ortostatik dan efek antikolinergik seperti mulut
kering, mata kabur, tremor, dan dysuria, retensi urin, konstipasi.15
2. Antiansietas
Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama pada penderita
dengan komorbid ansietas. Golongan benzodiazepine sering
dipakai. Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol
sehinggga dapat memperburuk nyeri kepala.15
Terapi Fisik C
Akupuntur
BAB III
KESIMPULAN
Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala primer tipe tegang adalah
nyeri kepala yang paling sering terjadi dibandingkan tipe nyeri kepala yang
lainnya. TTH memiliki intensitas dari ringan hingga sedang dengan karakter nyeri
4
yang tumpul serta menekan tanpa disertai dengan gejala otonomik. Sebesar 78%
orang dewasa pernah mengalami TTH setidaknya sekali dalam hidupnya, dan
cenderung lebih sering terjadi pada wanita.Etiologi dan patofisiologi disebabkan
dari multifaktorial. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria International
Classifi cation of Headache Disorders (ICHD). Pemeriksaan fisik dapat
menjumpai pericranial tenderness, yang dicatat dengan Total Tenderness Score.
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi dan bila perlu. Penegakan
diagnosis mempertimbangkan aspek diagnosis banding dan komorbiditas.
Penatalaksanaan meliputi farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi preventif
dengan medikamentosa perlu diberikan pada penderita yang sering mendapat serangan
nyeri kepala pada TTH episodik dan serangan yang lebih dari 15 hari dalam satu bulan.
DAFTAR PUSTAKA
11