PENDAHULUAN
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dan persekutuan alam
Pengelolaan hutan lestari perlu dilaksanakan agar perubahan hutan yang terjadi
Pengelolaan hutan secara lestari dengan mewujudkan asas kelestarian, baik itu
tepat. Pengaturan hasil hutan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan hutan.
Pengaturan hasil hutan kayu berdasarkan asas kelestarian akan diperoleh hasil
Pengaturan hasil hutan akan meliputi tiga hal penting yaitu perhitungan jumlah
dari kayu yang akan dihasilkan, pembagian hasil ke dalam tebangan, dan
Hutan tanaman jati di Jawa dikelola oleh Perum Perhutani dengan tujuan
yang lestari, Perum Perhutani telah melakukan tindakan yaitu penataan batas
1
2
hutan tanaman jati oleh Perum Perhutani diarahkan untuk pemanfaatan hasil hutan
dengan menerapkan perhitungan etat yang tidak over cutting agar terciptanya
kelestarian hutan.
UTR (Umur Tebang Rata-rata). Penaksiran volume pada UTR bukan pada akhir
daur. Dalam metode ini, luas hutan produktif masing-masing kelas umur tidak
saat ini keadaan hutan tidak normal dengan dominasi kelas umur muda, maka
Umur muda (KU I) tiap tahun yang diakibatkan berbagai macam kerusakan dan
kegagalan tanaman. Kerusakan termasuk dalam faktor resiko yang terjadi pada
Daur yang digunakan saat ini 60 tahun. Daur panjang memiliki kelemahan
antara lain butuh waktu lama menunggu sampai produksi. Daur panjang yang
potensi tegakan yang akan mempengaruhi produksi yang dihasilkan. Maka, perlu
daur pendek sebagai alternatif produksi pada tegakan yang mengalami resiko
akan membentuk tegakan hutan yang mendekati keadaan normal, sehingga suatu
saat luas dan hasil kayu dapat kurang lebih sama setiap tahun atau periode
tertentu.
Terjadi juga perubahan kelas hutan produktif, dilihat dari data evaluasi potensi
KPH Randublatung selama tahun 2010-2012 yaitu luas kelas hutan jati produktif
selama daur. Maka perlu diadakan penelitian analisis multidaur dalam pengaturan
hasil, sehingga akan memberikan hasil pada tegakan serta nilai tegakan yang
Konsep hutan normal dengan distribusi luasan kelas umur yang kurang
lebih sama merupakan salah satu implementasi dari prinsip kelestarian hasil
hutan kayu diarahkan pada terwujudnya hutan yang mendekati keadaan normal.
Kondisi hutan normal dengan kriteria di atas merupakan kondisi ideal yang
menurut Osmaston dalam Simon (1994) diistilahkan dengan kondisi hutan hampir
penanaman sampai masak tebang. Dengan demikian, kondisi hutan normal dapat
didekati dengan dua pendekatan yaitu, pendekatan ideal dan pendekatan yang
dengan daur tunggal. Daur tunggal tanpa mempertimbangkan faktor resiko pada
menyebabkan struktur tegakan dengan daur 60 tahun didominasi kelas umur muda
dan semakin tua semakin kecil luasannya. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa tidak semua tegakan umur muda akan selamat sampai mencapai umur
kelas hutan dari jangka 1973-1982 sampai jangka 2013-2022 yang signifikan.
5
tegakan yang siap untuk ditebang. Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap
tegakan dapat mendekati hutan normal sehingga terwujudnya kelestarian hasil dan
Randublatung?
Perum Perhutani yang didominasi umur muda perlu dikelola menuju pada struktur
1. Sebagai alternatif solusi bagi pihak perencana dan pengelola hutan berupa
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan