MITRA MEDIKA
NAROM
SKRINING GIZI AWAL PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Mengidentifikasi pasien yang berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus
(penyakit pasien yang menyebabkan beriko malnutrisi).
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Pengisian skrining gizi awal merupakan tanggung jawab perawat ruangan.
2. Lakukan pengisian skrining awal pada saat pengkajian awal pasien selama 1 x 24 jam.
3. Lingkari ya atau tidak pada pasien dengan IMT <20,5 kg/m2. IMT merupakan indeks
massa tubuh yang didapatkan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan tinggi
badan kuadrat (m).
4. Lingkari ya atau tidak pada pasien bila mengalami penurunan berat badan yang tidak
diharapkan dalam 3 bulan terakhir
5. Lingkari ya atau tidak pada pasien bila terjadi penurunan nafsu makan dalam seminggu
terakhir.
6. Lingkari ya atau tidak pada pasien dengan terapi intensif seperti diabetes, geriatri,
penyakit jantung, CKD, tumor dan kanker, post op.
7. Jika terdapat pertanyaan dengan jawaban ya, perawat melakukan koordinasi dengan
ahli gizi ruangan untuk dilakukan skrining gizi lanjut.
Unit Terkait Ruang rawat inap
1
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
SKRINING GIZI LANJUT PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Lakukan skrining gizi lanjut apabila terdapat pertanyaan dengan jawaban “YA” pada
skrining gizi awal.
2. Formulir skrining gizi anak dan dewasa berbeda dengan formulir skrining gizi untuk
lansia.
3. Skrining gizi lanjut untuk anak dan dewasa :
a. Melakukan skoring dengan melihat status gizi pasien.
1) Skor 0 : status gizi normal
2) Skor 1 : Terjadi penurunan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan makanan 50
-70% dari kebutuhan.
3) Skor 2 : Terjadi penurunan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5 – 20,5
dengan gangguan kondisi umum atau asupan makanan 25 -50% dari
kebutuhan normal pada minggu lalu.
4) Skor 3 : Terjadi penurunan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT <18,5 dengan gangguan kondisi umum atau asupan makanan 0 - 25%
dari kebutuhan normal pada minggu lalu.
b. Melakukan skoring dengan melihat kegawatan penyakit.
1) Skor 0 : kebutuhan gizi normal
2) Skor 1 : Pasien mengalami fraktur pinggang, penyakit kronis dengan
komplikasi akut, sirosis, COPD, hemodialysis kronik, DM, onkologi.
3) Skor 2 : Pasien dengan bedah mayor abdmen, stroke, pneumonia berat,
keganasan hematologi (kanker darah).
4) Skor 3 : Pasien dengan cedera kepala, transplantasi sumsum tulang, pasien
ICU.
2
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
SKRINING GIZI LANJUT PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
0 1/2
c. Melalukan penjumlahan skor akhir. Total skor ≥ 3 pasien beresiko malnutrisi. Total
skor < 3 pasien tidak beresiko malnutrisi.
4. Skrining gizi lanjut untuk pasien lansia.
1) Melakukan skoring pada penurunan asupan makan selama 3 bulan terakhir.
2) Melakukan skoring kehilangan berat badan selama 3 bulan terakhir.
3) Melakukan skoring pada aktivitas serta mobilisasi pasien.
4) Melakukan skoring pada stress psikologis atau penyakit akut selama 3 bulan
terakhir.
5) Melakukan skoring gangguan neuropsikologi.
6) Melakukan skoring pada IMT (Indeks Massa Tubuh)
7) Melalukan penjumlahan skor akhir. Total skor ≤ 11 pasien beresiko malnutrisi.
Total skor ≥ 12 pasien tidak beresiko malnutrisi.
Unit Terkait Ruang rawat inap
3
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3
4
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/3
0 1/3
dan prosentasenya
2) Pola makan, yaitu data kebiasaan pola makan utama pasien dan makan
selingannya
3) Alergi, yaitu data jenis makanan yang biasanya dapat menimbulkan reaksi alergi
terhadap pasien
e. Data riwayat personal, terdiri dari :
1) Riwayat penyakit dahulu
2) Pola Hidup, yaitu data kebiasaan aktifitas pasien sehari-hari termasuk
kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok
6. Diagnosa Gizi, tetapkan diagnosa gizi berdasarkan hasil asesmen gizi. Diagnosa terdiri
dari tiga komponen yaitu problem, etiologi dan sign/symptom (PES).
7. Intervensi gizi, buatlah rencana intervensi gizi pada formulir asuhan gizi pasien rawat
inap berdasarkan skala prioritas dari diagnosa gizi yang meliputi :
a. Terapi Diet, tetapkan rencana pemberian terapi diet yang sesuai bagi pasien terdiri
dari :
1) Jenis diet, tentukan jenis diet yang sesuai dengan hasil asesmen dan diagnosa
gizi beserta kebutuhan gizinya (Enegi/Protein/Karbohidrat/ Lemak)
2) Bentuk, tentukan bentuk makanan yang sesuai dengan kondisi pasien
(Biasa/Lunak/Saring/ Cair)
3) Frekuensi, tentukan frekuensi makan dalam satu hari (makan utama dan
selingan dan atau penambahan lain)
4) Cara pemberian, tentukan cara pemberian makanan pasien yang sesuai
dengan kondisi (oral atau NGT)
b. Edukasi, berikan edukasi pada pasien yang belum pernah terpapar informasi
tentang dietnya.
c. Koseling, berikan koseling gizi kepada pasien untuk dapat membantu perubahan
perilaku dan sikap yang mendukung terhadap diet yang dijalani.
d. Koodinasi asuhan gizi, rencanakan dan lakukan koordinasi dengan PPA lain
menyangkut terlaksananya diet pasien.
8. Berikan konseling serta leaflet edukasi gizi sesuai dengan masalah gizi yang dihadapi
pasien.
9. Lakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaan intervensi dan edukasi asuhan gizi
pada formulir asuhan gizi pasien rawat inap. Monitoring dan evaluasi gizi tersebut
meliputi :
a. Kepatuhan diet
b. Perkembangan diet, terdiri dari :
1) Perubahan diet
2) Intake dan nafsu makan
c. Perkembanagan kondisi fisik, klinis dan biokimia
d. Keluhan, terdiri dari :
5
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3
0 1/3
1) Mual
2) Muntah
3) Diare
4) Lemas
5) Rasa perih/nyeri ulu hati
10. Tulis kesimpulan rencana asuhan gizi tersebut pada lembar Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan format ADIME (Assesmen, Diagnosa, Intervensi,
Monitoring dan Evaluasi)
11. Melakukan kebersihan tangan kembali.
Unit Terkait Ruang Rawat Inap
6
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
KONSULTASI GIZI PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Terpenuhinya kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik dalam bentuk pemberian diet
maupun melalui konseling dalam rangka motivasi dan edukasi sebagai upaya peningkatan
asupan.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Ahli Gizi melakukan kebersihan tangan sebelum memasuki ruang rawat inap.
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien dengan cara :
a. Pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
b. Cocokkan dengan gelang identifikasi pasien
4. Berikan konseling dan edukasi diet kepada pasien bersama keluarganya dengan
menggunakan leaflet diet.
5. Pergunakan lembar penukar bahan makanan sebagai alat untuk menjelaskan porsi
makanan.
6. Tanyakan kembali apa yang telah dijelaskan kepada pasien agar dapat diukur
pemahaman pasien terhadap materi yang disampaikan
7. Jelaskan kepada pasien untuk melakukan kontrol ke klinik gizi berbarengan dengan
jadwal pasien kontrol setelah lepas rawat.
8. Persilakan pasien untuk menyampaikan pertanyaan.
9. Konseling dan edukasi gizi telah selesai.
10. Ucapkan salam dan berpamitan.
11. Lakukan koordinasi dengan perawat atau bagian administrasi ruangan perihal input
pembayaran kegiatan konseling gizi
12. Melakukan kebersihan tangan setelah keluar ruangan.
Unit Terkait Ruang rawat inap
7
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERENCANAAN MENU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Prosedur 1. Ahli gizi membentuk tim kerja yang terdiri dari kepala koki, pengawas makanan dan
ahli gizi itu sendiri..
2. Ahli gizi dan tim kerja menetapkan macam menu yang dibedakan menjadi beberapa
bagian yaitu menu standar untuk ibu hamil dan menyusui, menu anak, menu pilihan,
serta menu untuk diet tertentu.
3. Ahli gizi dan tim kerja menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan
siklus menu tersebut.
4. Ahli gizi dan tim kerja menetapkan pola menu yang mengacu pada penggunaan
bahan makanan dengan Gizi Seimbang yakni makanan yang beranekaragam.
5. Ahli gizi dan tim kerja menetapkan besar porsi yang mengacu pada satuan penukar
berdasarkan standar yang berlaku di rumah sakit.
6. Ahli gizi dan tim kerja mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, malam
dan selingan pada satu putaran menu termasuk jenis makanan selingan. Setiap
hidangan yang terpilih kemudian dimasukan dalam format menu sesuai dengan
golongan bahan makanan.
7. Ahli gizi dan tim kerja melakukan perancang format penilaian menu dan merivisi
menu serta melakukan tes awal menu bersama koki.
Unit Terkait Instalasi Gizi
8
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang
ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Ahli gizi dapur menyusun bahan makanan yang diperlukan kemudian
menggolongkan bahan makanan dalam bahan makanan segar dan bahan makanan
kering.
2. Ahli gizi menghitung kebutuhan seluruh bahan makanan satu persatu dengan
sebelumnya menetapkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Jumlah rerata pasien yang dilayani.
b. Macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu 10 hari.
c. Kurun waktu kebutuhan bahan makanan.
d. Jumlah siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan menggunakan
kalender.
e. Kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang
ditetapkan.
3. Ahli gizi memasukan perhitungan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang
telah dilengkapi dengan spesifikasinya.
Unit Terkait Instalasi Gizi
9
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERENCANAAN ANGGARAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Tersedianya rancangan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Ahli gizi mengumpulkan data tentang macam dan jumlah pasien tahun sebelumnya.
2. Ahli gizi menetapkan macam dan jumlah pasien.
3. Ahli gizi melakukan survey pasar dan survey rekanan untuk menentukan rerata
harga bahan makanan.
4. Ahli gizi membuat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan
dikonversikan ke dalam berat kotor.
5. Ahli gizi menghitung indeks harga makanan per orang per hari. Kemudian
menghitung anggaran bahan makanan setahun dengan mengalikan indeks harga
makanan dengan jumlah pasien dalam setahun.
6. Hasil perhitungan anggaran kemudian dilaporkan ahli gizi kepada bagian keuangan
rumah sakit Mitra Medika Narom untuk dimintai perbaikan.
7. Rencana anggaran kemudian diusulkan secara resmi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gizi
2. Bagian Keuangan
10
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENGADAAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Tim instalasi gizi menetapkan spesifikasi bahan makanan sesuai standar ukuran,
bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan.
2. Tim instalasi gizi dan purchasing rumah sakit melakukan survey pasar dan rekanan
bahan makanan untuk mencari informasi harga bahan makanan. Kemudian
menentukan harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang dan harga perkiraan
maksimal setiap bahan makanan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gizi
2. Purchasing Umum
11
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PEMESANAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu pemesanan, standar porsi
bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Ahli gizi dapur, koordinator pengadaan bahan makanan dan purchasing umum
rumah sakit menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering.
2. Koordinator pengadaan bahan makanan melakukan rekapitulasi kebutuhan bahan
makanan dengan cara mengalikan standar porsi dengan jumlah pasien kali kurun
waktu pemesanan.
3. Koordinator pengadaan bahan makanan mengisi formulir pemesanan bahan
makanan yang disetujui ahli gizi dan mengetahui bagian purchasing umum rumah
sakit Mitra Medika.
4. Formulir pemesanan bahan makanan kemudian diserahkan ke rekanan bahan
makanan.
5. Jika terdapat pembayaran bahan makanan dengan tempo 1 bulan, coordinator
pengadaan bahan makanan menukarkan faktur pembayaran ke bagian purchasing
umum rumah sakit.
Unit Terkait 1. Instalasi Gizi
2. Purchasing Umum
12
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Prosedur 1. Ahli gizi dan koordinator pengadaan bahan makanan memeriksa bahan makanan
untuk melihat kesesuaian bahan makanan dengan pesananan dan ketentuan
spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
2. Koordinator pengadaan bahan makanan menimbang dan mencatat kondisi bahan
makanan yang datang dan memverifikasi data bahan makanan, kemudian
melaporkan kepada ahli gizi dapur dengan mengetahui bagian purchasing umum
rumah sakit.
3. Bahan makanan di kirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau
dapat langsung ke tempat pengolahan makanan.
4. Jika terjadi ketidaksesuaian bahan makanan dengan pemesanan, bahan makanan
akan dikembalikan kepada rekanan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gizi
2. Purchasing Umum
13
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
14
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3
15
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/3
16
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Prosedur 1. Petugas koki dan pendamping mencuci tangan sesuai dengan prosedur 6 langkah
mencuci tangan.
2. Petugas koki dan pendamping menggunakan APD (clemek, topi, masker dan sarung
tangan).
3. Koki dan pendamping tidak menggunakan perhiasan maupun jam tangan.
4. Koki dan pramusaji menggunakan sandal khusus pantry untuk alas kaki selama
berada di pantry.
5. Pramusaji menceklis buku pencucian bahan makanan.
6. Persiapan bahan pokok
a. Bahan makanan pokok yang akan di olah disiapkan kemudian di bersihkan dari
kotoran yang tercampur didalamnya seperti kerikil, kulit padi, skam atau paku.
b. Bahan makanan ditempatkan dalam waskop kemudian di cuci dengan
menggunakan air mengalir sambil di aduk-aduk.
c. Pencucian dilakukan ± 3 kali sampai bahan bersih.
d. Bahan makanan kemudian ditiriskan.
7. Persiapan bahan makanan lauk.
a. Petugas membersihkan bahan makanan lauk yang akan di olah dengan cara
mengupas kulitnya (untuk tempe), membuang kotorannya (untuk ikan) dan
kulitnya (ayam)
b. Bahan makanan dicuci dengan dibersihkan menggunakan air mengalir
kemudian ditiriskan.
17
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
0 1/2
18
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Prosedur 1. Koki dan pendamping koki menggunakan APD seperti, celemek, sarung tangan plastik,
masker, dan topi koki saat proses pengolahan bahan makanan yang akan dibentuk.
Koki dan pendamping koki tidak menggunakan perhiasan.
2. Koki menyiapkan bumbu tambahan dari bumbu dasar, menggunakan peralatan masak
sesuai dengan jenis dan materialnnya.
3. Koki tidak menambahkan bahan tambahan pangan pengawet makanan.
4. Setelah itu koki megelolah makanan berdasarkan standar resep yang dibuat oleh ahli
gizi.
5. Koki mengelolah makanan sesuai orderan di formulir permintaan diet pasien. Jenis diet
pasien :
a. Makanan diet rendah garam
Makanan diolah sesuai keadaan pasien dan tidak diberikan garam, kecap, abon,
serta makanan yg diawetkan.
b. Makanan diet diabetes mellitus
Makanan diolah sesuai keadaan pasien dan tidak diberikan gula murni, selai, cake,
makan siap saji,dan makanan yang diawetkan.
c. Makanan diet rendah serat
Makanan diolah sesuai keadaan pasien dan tidak diberikan makanan 2/2 yang memiliki
serat tinggi seperti( beras ketan, ubi, daging berserat kasar, kacang-kacangan, daun
singkong, katuk, oyong, pare, nangka, kelapa, santan , cabai dan merica).
d. Makanan rendah lemak, diet jantung, diet rendah kolestrol, diet hati
19
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/2
Makanan diolah sesuai dengan keadaan pasien dan tidak diberikan produk
makanan jadi, daging berlemak, sarden, susu, keju, kuning telur, mentega, santan
,sayuran dan buah yang mengandung gas, kacang-kacangan.
e. Makanan diet tinggi energi tinggi protein
Makanan diolah sesuai dengan keadaan pasien dan setiap kali makan utama
mendapatkan tambahan lauk hewani berupa telur ayam.
f. Makanan diet lambung
Makanan diolah sesuai dengan keadaan pasien dan tidak diberikan beras ketan,
cake, lauk hewani yang diawetkan, makann yg digoreng, kacang-kacangan, sayuran
seperti, kol, kacang panjang, asparagus, daun singkong, buah-buahan yg tinggi
serat seperti jambu biji, apel, nanas, nangka, durian. Tidak di berikan santan kental,
bumbu-bumbu yang merangsang seerti, cabe, bawang , merica, cuka.
g. Makanan non diet
Makanan diolah sesuai dengan keadaan pasien yang memperhatikan kecukupan
asupan gizi pasien, biasanya makanan non diet diberikan pada ibu post sc, kuret,
ibu hamil.
6. Setelah selesai melakukan pengolahan, pendamping koki mengisi dan membuat
arsip sampel makanan yang diletakan dalam plastik makanan selama 2 jam
penyimpanan.
Unit Terkait Instalasi Gizi
20
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENYAJIAN MAKANAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Tersedianya makanan pasien rawat inap yang tepat, siap, dan layak dikonsumsi.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
21
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
DISTRIBUSI MAKANAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Pasien mendapat makanan sesuai diet, jenis makanan dan tepat waktu.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
22
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PENCUCIAN PERALATAN MAKAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan alat makan yang digunakan
pasien dari sisa makanan dan bebas dari penyakit infeksi.
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
23
Unit Terkait Instalasi Gizi
24
RS. MITRA MEDIKA
NAROM
PERENCANAAN ANGGARAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
25