Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPER

MATA KULIAH
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Dosen Pengampu : 1. Dr. Sitti Murdiana, S. Psi., M. Psi., Psikolog (SM)

2. Tri Sulastri, S.Psi., M.Sc (TS)

JUDUL PAPER
KONSEP KEPRIBADIAN EDWARD O WILSON & KONSEP
KEPRIBADIAN TIMUR

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Kelas D
Fauziah Asnur 200701501058
Andi Mayang Nurya 200701502120
Iradah Arsitya Nurdin 200701502128

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

THE ROOTS OF NATURALIST Edward Osborne "E. O." Wilson (lahir 10 Juni
1929) adalah seorang biolog, peneliti, dan pengarang Amerika Serikat.
Spesialisasinya adalah dalam bidang mirmekologi, atau ilmu yang mempelajari
semut, dan dalam bidangtersebut ia dianggap sebagai ahli terkemuka dunia.
Wilson dikenal sebagai "bapak sosiobiologi". Ia juga merupakan pendukung
pelestarian lingkungan hidup dan gagasanhumanisme sekuler dan deisme. Wilson
pernah menjabat sebagai profesor entomologi di Universitas Harvard. Ia dua kali
memenangkan Hadiah Pulitzer untuk bukunya yang berjudul On Human Nature
(1979) dan The Ants (1991, ditulis bersama Bert Hölldobler). Menurut Wilson,
sosiobiologi adalah studi ilmiah dan sistematik mengenai dasar biologis semua
bentuk perilaku sosial pada semua jenis organisme. Sosiobiologi memadukan
pengetahuan etologi, ekologi, dan genetika untuk merumuskan prinsip-prinsip
umum mengenai ciri-ciri biologis seluruh masyarakat. Wilson menggunakan
sosiobiologi dan prinsip-prinsip evolusi untuk menjelaskan perilaku serangga
sosial dan kemudian memahami perilaku sosial hewan lain, termasuk manusia,
dan dengan demikian membuat sosiobiologi sebagai disiplin ilmu baru.

Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat banyak teori kepribadian di lingkungan


peradaban Barat, begitu pula terdapat banyak psikologi Timur. Kendati terdapat
perbedaan-perbedaan besar dalam hal kepercayaaan dan pandangan tentang dunia
di antara agama-agama yang mengandung psikologi-psikologi Timur, namun
dalam hal ini juga terdapat persamaan diatara keduanya, yakni semuanya berusaha
menggambarkan kodrat pengalaman langsung sang pribadi. Dalam hal ini, segala
sistemnya berkisar pada teknik-teknik meditasi yang memungkinkan orang
semata-mata meneliti arus kesadarannya sendiri, dengan memberinya sejenis
jendela yang netral atas aliran pengalamannya. Oleh karean itu, pada akhirnya
semua psikologi Timur mengakui bahwa jalan utama ke arah transformasi diri ini
adalah meditasi.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Konsep kepribadian Edward O Wilson ?


2. Bagaimana konsep kepribadian Timur ?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep kepribadian Edward O Wilson
2. Untuk mengetahui kepribadian timur

PEMBAHASAN
A. Konsep Kepribadian Edward O Wilson
Evolutionary Psychology
Edward O. Wilson adalah seorang psikologi evolusioner. Edward
menggunakan pendekatan sosiobiologis dalam memahami perilaku manusia.
Dia berpendapat bahwa semua perilaku hewan, termasuk manusia, merupakan
hasil dari hereditas, rangsangan dari lingkungan, dan pengalaman, dan ia tidak
mengakui adanya kehendak bebas. Pandangan sosiobiologis ini menyatakan
bahwa semua perilaku sosial hewan diatur oleh kaidah-kaidah epigenetik yang
dihasilkan dari hukum evolusi. Teori dan penelitian ini merupakan pelopor
dan berpengaruh, tetapi juga kontroversial. Kontroversi sosiobiologi berkaitan
dengan penerapannya pada manusia. Teori ini menimbulkan argumen ilmiah
yang menolak doktrin umum tabula rasa, yaitu pandangan bahwa manusia
dilahirkan tanpa muatan mental serta kebudayaan berfungsi untuk
meningkatkan pengetahuan manusia dan membantu untuk bertahan hidup dan
berhasil. Beberapa prinsip utama dari psikologi evolusioner atau sosiobiologi
manusia adalah:
 Proses seleksi alam ditemukan oleh Charles Darwin tidak hanya berlaku
untuk fitur fisik organisme, tetapi juga untuk pengembangan naluri, atau
kecenderungan untuk berperilaku dalam cara-cara tertentu dalam
circumstences tertentu.
 Manusia, serta anggota dari spesies lain, memiliki naluri seperti itu.
 Banyak pola perilaku kita saat ini, pemikiran, dan emosi sehingga ada
karena signifikansi adaptif mereka dalam sejarah evolusi kita.
 Psikolog evolusioner telah memeriksa sejumlah tipe tertentu dari perilaku
dalam terang teori psikologi evolusioner. Daerah ini termasuk perilaku
altruistik, pola bonging, tabu inses, agresi, pemilihan pasangan, dan daya
tarik. Banyak lainnya daerah telah dieksplorasi dan dapat diselidiki
menggunakan model ini.
 Salah satu mekanisme penting dari seleksi alam adalah seleksi seksual,
yang melibatkan kedua kompetisi untuk pasangan dan pemilihan
pasangan. seleksi seksual adalah faktor utama yang menentukan sejauh
mana suatu organisme melewati gen ke generasi berikutnya.
 Selain pemilihan organisme fittest melalui seleksi alam, cara lain seleksi
inklusif kebugaran atau seleksi keluarga, sejauh mana suatu organisme
meningkatkan kelangsungan hidup keluarga, yang memiliki beberapa
materi genetik yang identik.
 Banyak dari perilaku kita dapat dipahami dalam hal lingkungan dari
kemampuan beradaptasi evolusi (EEA) di mana nenek moyang hominid
kami hidup selama jutaan tahun.
 Konsep modularitas mental, di mana otak terlihat seperti memiliki banyak
program adaptif, adalah daerah baru teori dan penelitian dalam psikologi
evolusioner.

Salah satu aspek dari teori evolusi saat ini adalah gagasan tentang bagaimana
fitur baru atau perilaku mungkin muncul. Dalam proses ini. fitur atau perilaku
yang pada awalnya tidak dipilih mungkin muncul (Wilson, 1978, hlm. 71-97).
The exaptation jangka menunjukkan bahwa karakteristik yang dipilih dalam suatu
lingkungan tertentu bisa membuktikan berharga dalam lingkungan yang berbeda,
dan untuk alasan baru. Misalnya, bulu burung diperkirakan telah muncul untuk
tujuan di sulation dan hanya jutaan tahun kemudian dikembangkan untuk tujuan
meluncur dan kemudian terbang Tattersall.(1998) Beberapa kapasitas, meskipun
initiall tidak dipilih untuk. sehingga dapat menjadi adaptif. Sebuah contoh
manusia adalah bahwa otak manusia yang kompleks tidak awalnya berevolusi
untuk membaca atau untuk melakukan pemrograman komputer. Membaca dan
pemrograman komputer yang sultasi atau fungsi muncul dari sistem saraf yang
tidak berevolusi awalnya agar dapat membaca atau melakukan pemrograman.

Banyak ciri-ciri yang fakultatif, yaitu, ekspresi mereka tergantung pada


karakteristik fisik kondisi lingkungan daerah, orang yang menggunakan alat-alat
yang sering dapat berkembang kapalan. Perkembangan kapalan adalah adaptasi
fakultatif, potensi genetik yang diungkapkan hanya dengan penggunaan.
Seseorang yang tidak pernah menggunakan tangan nya untuk melakukan
pekerjaan berat tidak akan pernah berkembang kapalan. Demikian juga, orang
yang pergi melalui pelatihan intensif untuk terlibat dalam operasi tempur khusus
cenderung menunjukkan tingkat kewaspadaan dan kesiapan untuk beraksi tidak
sering terlihat di kalangan warga sipil. Atau tingkat nya kewaspadaan, kesiapan
untuk melawan, dan kegiatan hormonal terkait yang berbeda dari seorang warga
sipil menetap. Akibatnya, spesies manusia dapat memberikan "tentara manusia"
dan "pekerja manusia". Tidak seperti tes semut tetapi penyesuaian fakultatif untuk
persyaratan lingkungan yang berbeda.

B. Konsep Kepribadian Timur


Teori Kepribadian Francis L.K. Hsu

Francis L.K. Hsu adalah warga Negara USA keturunan Cina. Ia adalah
sarjana filsafat, antropologi, kesusastraan Cina klasik dan psikologi. Dengan
keahlian dalam ilmu-ilmu tersebu Hsu menyusun konsep kepribadian Timur
sebagai alternative dari konsep kepribadian menurut psikologi barat.
Teorinya disebut teori kepribadian Jen dari kesusastraan Cina, yang berarti
manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.

Struktur kepribadian dan jiwa manusia timur digambarkan sebagai


lingkaran-lingkaran yang konsentris. Setiap lingkaran menggambarkan suatu
alam kehidupan jiwa manusia dengan berbagai macam isinya. Yakni,
persepsi, tanggapan, pengetahuan, ingatan, sampai pada keinginan-keinginan
dan nafsu-nafsu manusia.
Hsu menggambarkan lingkungan alam kehidupan jiwa manusia atau
kepribadian manusia ke dalam delapan lingkaran yang konsentris. Lingkaran-
lingkaran tersebut hanyatehnis atau analisa, tentu kenyataannya tidak
matematis, sehingga gambarnya  bukan lingkaran persis, tetapi gambaran-
gambaran yang mengelilingi atau mengitari individu.

Teori Kepribadian Abhidhamma

Abhidamma telah berkembang 15 abad yang lalu, merupakan wawasan-


wawasan dari Buddha Gautama. Buddhisme sendiri berkembang menjadi
beberapa aliran, diantaranya ialah aliran Mahayana dan Hinayana.

1. Unsur-Unsur Kepribadian
Dalam Abhidamma kata “kepribadian” serupa dengan konsep atta, atau
diri (self) menurut konsep Barat. Menurut Abhidamma tidak ada diri yang
bersifat kekal atau abadi, benar-benar kekal, yang ada hanyalah sekumpulan
proses impersonal yang timdul dan menghilang. Yang nampak sebagai
kepribadian terbentuk dari perpaduan antara proses-proses impersonal ini. Apa
yang nampak sebagai diri, tidak lain adalah bagian keseluruhan jumlah bagian-
bagian tubuh, yakni pikiran, pengindraan, hawa nafsu, dan sebagainya. Satu-
satunya benang yang bersinambungan atau bersambung-sambung dalam jiwa
adalah Bhava, yakni kesinambungan kesadaran dari waktu ke waktu. Kata
kesinambungan adalah istilah bahasa Jawa, artinya sambung-menyambung
Menurut Abhidamma, kepribadian manusia itu sama seperti sungai
memiliki bentuk yang tetap, seolah-olah satu identitas, walaupun tidak setetes
air pun tidak berubah seperti pada momen sebelumnya. Dalam pandangan ini
“tidak ada aktor terlepas dari aksi, tidak ada orang yang mengamati terlepas
dari persepsi, tidak ada subjek sadar dibalik kesadaran”.
Sama seperti jika bagian-bagian kereta yang dirangkaikan, maka
terbentuklah “kereta perang”. Demikian juga pengertian tentang ada. Ada
muncul bila agregat-agregatnya hadir. Yang menjadi focus study psikologi
Abhidhamma adalah rangkaian peristiwa, yakni hubungan terus-menerus antara
keadaan-keadaan jiwa dan objek-objek indera, misalnya perasaan birahi
(keadaan jiwa) pada seorang wanita cantik (objek indera). Keadaan-keadaan
jiwa itu selalu berubah dari momen ke momen, dan perubahan itu ternyata
sangat cepat.
Yang menjadi objek psikologi Abhidamma adalah:
a. Penginderaan dari panca indera
b. Pikiran-pikiran yang dianggap sebagai indera keenam
c. Setiap keadaan jiwa terdiri atas sekumpulan sifat-sifat jiwa, yang
disebut faktor-faktor jiwa, sifat-sifat jiwa misalnya cinta, benci, adil,
bengis, social dsb.

Abhidhamma menemukan 53 kategori factor kejiwaan.yang lain menemukan


175 macam :
Prinsip-prinsip keadaan jiwa dapat dikemukakan sbb:
a. Setiap keadaan jiwa hanya sebagian kecil kumpulan factor yang hadir.
b. Kualitas-kualitas keadaan jiwa ditentukan oleh factor-faktor mana
yang digabungkan.
c. Abhidhamma yakin, bahwa setiap keadaan jiwa berasal dari pengaruh
biologis dan pengaruh situasi, disamping pemindahan pengaruh dari
momen psikologis sebelumnya.
d. Setiap keadaan jiwa pada gilirannya menentukan kombinasi khusus
faktor-faktor dalam keadaan jiwa berikutnya.

2. Macam-macam Faktor Jiwa


Faktor-faktor jiwa dapat dikelompokkan menjadi dua macam, ialah:
a. Kusula : berarti murni, baik, sehat.
b. Akusula : berarti tidak murni, tidak baik, tidak sehat.
Kebanyakan faktor jiwa perceptual, kognitif, dan afektif cocok
dimasukkan kedalam kategori sehat atau tidak sehat. Penilaian faktor jiwa
itu sehat atau tidak sehat, dicapai secara empiris, berdasarkan pengalaman
kolektif sejumlah besar petapa Buddhis pertama dahulu.
Kriterium mengenai faktor jiwa sehat atau tidak sehat adalah apakah
suatu faktor jiwa khusus tertentu mempermudah atau mengganggu usaha
mereka untuk mengheningkan jiwa dalam samadi.Maka factor yang
mengganggu samadi disebut faktor jiwa tidak sehat. Sedangkan yang
mempermudah jalannya untuk mengheningkan jiwa disebut factor jiwa
sehat.
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian adalah gerak kepribadian yang terjelma dalam
tingkah laku, baik yang nampak maupun tidak nampak, terjadi karena
interaksi antara faktor-faktor jiwa sehat dan jiwa ttidak sehat. Jika terjadi
dominasi dari faktor-faktor sehat atau tidak sehat tertentu, akan
menghasilkan tipe-tipe kepribadian atau tingkah laku tertentu pada
individu yang bersangkutan.
Beberapa contoh interaksi berbagai faktor jiwa dan bagaimana
perilaku yang terjadi, atau menyebabkan sifat-sifat tingkah laku tertentu,
adalah sebagai berikut:
a. Kelompok faktor tidak sehat yang terdiri dari ketamakan, kekikiran,
irihati, dan kemuakan dilawan oleh faktor-faktor seperti ketidak terikatan
(alobha), adosa (ketidak muakan), tatramajjhata (tidak memihak), dan
passadhi (sikap tenang), mencerminkan ketenangan fisik dan jiwa yang
terjadi karena berkurangnya perasaan-perasaan keterikatan.
b. Sikap-sikap alobha, adosa, tatramajjhata, dan passadhi menggantikan
sikap rakus, atau sebaliknya, sikap menolak, dengan sikap penuh perhatian
terhadap apa saja yang mungkin timbul dalam kesadaran orang
menyebabkan timbulnya sikap menerima apa adanya.
c. Faktor-faktor tidak sehat egoisme, iri hati, kemuakan, menyebabkan orang
haus atau mendambakan pekerjaan yang terpandang, tinggi dan mewah,
atau iri hati terhadap orang lain yang mempunyai pekerjaan.
d. Sebaliknya, sikap-sikap tenang, bebas, ketidakmuakan, netral,
menyebabkan orang menimbang keuntungan-keuntungan berupa upah dan
prestasi dengan ketegangan yang lebih besar, menilai secara adil. Sikap
netral memandang seluruh situasi dengan tenang.
e. Jika faktor-faktor kegembiraan (ahuta), luwes atau fleksibel (muduta), dan
kecakapan (paqunnata) muncul pada perilaku, maka seseorang akan
berpikir dan bertindak dengan leluasa dan mudah mewujudkan
ketrampilan-ketrampilannya secara maksimal.
f. Faktor tersebut menekan faktor-faktor kontraksi dan kebekuan yang tidak
sehat itu, yang menguasai jiwa dalam keadaan-keadaan tertentu seperti
depresi. Dalam sehari-hari faktor sehat tersebut menyebabkan orang dapat
menyesuaikan diri secara fisik dan psikis terhadap keadaan-keadaan yang
senantiasa berubah, menghadapi tantangan-tantangan manapun yang
mungkin timbul.

4. Psikodinamika Kepribadian
Psikodinamika kepribadian dapat terjadi karena interaksi antar faktor-
faktor jiwa dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Faktor-faktor jiwa yang sehat dan tidak sehat saling menghambat
b. Tetapi tidak selalu terdapat hubungan satu lawan satu antara sepasang
faktor-faktor sehat dan tidak sehat.
c. Kehadiran yang satu menekan faktor tandingannya.
d. Dalam beberapa hal satu faktor sehat akan menghambat sekumpulan
faktor tidak sehat, misalnya, ketidakterikatan mampu secara sendirian
menghambat ketamakan, kekikiran, irihati dan kemuakan.
e. Faktor-faktor kunci tertentu juga mampu menghambat sekumpulan
faktor tandingan secara keseluruhan, misalnya jika terjadi delusi, maka
tidak satupun faktor baik dapat timbul dan hadir secara bersamaan.
f. Jumlah keseluruhan faktor-faktor jiwa yang sudah menjadi Kamma
seseoranglah sebagai penentu, apakah ia akan mengalami keadaan jiwa
sehat atau keadaan jiwa tidak sehat.
g. Suatu kombinasi faktor merupakan hasil dari pengaruh-pengaruh
biologis dan pengaruh-pengaruh situasi disamping juga merupakan
pindahan pengaruh dari keadaan jiwa sebelumnya. Biasanya berupa
sebagai suatu kelompok, entah positif atau negatif (baik atau buruk).
h. Dalam setiap keadaan jiwa tertentu, faktor yang membentuk keadaan
jiwa tersebut muncul dengan kekuatan-kekuatan yang berbeda.
i. Faktor apa saja yang paling kuat, akan menentukan bagaimana
seseorang mengalami dan bertindak dalam suatu momen tertentu.
j. Meskipun mungkin semua faktor buruk hadir, namun keadaan yang
dialami akan sangat berbeda, tergantung pada apakah misalnya
ketamakan atau kebekuan yang mendominasi jiwa.
k. Hierarki kebutuhan dari faktor-faktor tersebut menentukan apakah
keadaan spesifik itu akan menjadi positif atau negatif.
l. Jika faktor tertentu atau sekumpulan faktor seringkali muncul dalam
keadaan jiwa seseorang, maka faktor tersebut akan menjadi sifat
kepribadian.
m. kebiasaan pada seseorang, menentukan sifat-sifat kepribadiannya.

5. Tipe-tipe Kepribadian
Tipe-tipe manusia menurut Visudhimagga antara lain ialah:
a. Tipe orang suka kenikmatan:
Berpenampilan menarik, sopan dan menjawab dengan hormat jika
disapa. Jika tidur mereka mengatur tempat tidurnya secara cermat,
membaringkan tubuhnya dengan hati-hati, dan tidak banyak bergerak
waktu tidur.
Mereka melakukan tugas-tugas mereka dengan seni, rapi, dangat
berhati-hati. Mereka berpakaian rapi dan bagus. Jika makan mereka
menyukai makanan yang empuk dan disajikan dengan cara mewah,
mereka makan perlahan-lahan, sediki demi sedikit, dan sangat
menikmati cita rasa.
Jika melihat objek yang menyenangkan, mereka akan berhati-hati
untuk mengaguminya, terpesona oleh tindakan, dan tidak
memperhatikan kekurangannya. Jika mereka meninggalkan obejek
yang indah dengan rasa sesal.
Sisi negatifnya: suka berlagak, suka menipu, tamak, tidak mudah
puas, penuh nafsu, dan sembrono.
b. Tipe orang pembenci:
Berdiri dengan kaku, tempat tidur dibereskan dengan serampangan
dan tergesa-gesa, berdiri dengan tegak, dan marah jika dibangunkan.
Jika bekerja, mereka kasar dan sembrono, jika menyapu berbunyi
keras dan gaduh. Berpakaian ketat dan tidak rapi. Senang pada
makanan pedas dan asam, makan tergesa-gesa dan tidak
memperhatikan cita rasa, tidak suka makanan hambar.
Mereka tidak tertarik pada objek-objek yang indah, memperhatikan
kekurangan sampai yang kecil-kecil, sementara mengabaikan
kebaikan-kebaikannya, sering marah, penuh kebencian, kejam, mudah
iri hati dan kikir.
c. Tipe orang delusi, dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pakaiannya compang-camping, benangnya berselawiran, kasar
seperti rami, berat dan tidak enak dipakai.
2. Mangkuknya dari tanah liat yang buruk atau mangkuk logam yang
berat, bentuknya tidak serasi, memuakkan, tidak rata, tidak ada di
desa sekitarnya.
3. Desa yang cocok adalah desa yang tidak teratur, orangnya lalu-
lalang seolah-olah tidak melihatnya.
4. Orang yang menyalaminya adalah orang-orang kasar, kotor, tak
sedap dipandang mata, makanan kotor, berbau dan menjijikkan,
5. Makannya bubur yang telah hancur, dadih basi (langit-langit susu),
bubur yang asam, kari dari sayuran tua, atau apa saja asal dapat
mengisi perut. Mengisi mulut sepenuh-penuhnya, ceroboh,
mengotori muka (dalam bahasa Jawa gabres).
6. Cara berdiri seenaknya, suka tidur terlentang, bangun lamban,
suka menggerutu, banyak keluh kesah, tempat tidur tidak rapi.
7. Sebagai pekerja mereka tidak terampil, jorok, mereka menyapu
dengan kaku dan serampangan, tidak bersih.
8. Mereka tidak mempunyai ide baik atau jelek pada benda, percaya
saja apa yang dikatakan oleh orang lain, lalu turut memuja atau
mencelanya.
9. Sering berkelakuan malas, kaku, kacau, mudah menyerah, dan
kebingungan, dapat juga keras kepala dan bandel.
Kondisi optimal untuk orang tersebut ialah meditasi. Tujuannya
untuk melatih mengalahkan gejala-gejala psikologis yang dominan
dengan demikian menjadikan jiwa mereka seimbang, sehingga dapat
disebut manusia yang harmonis.
Sebaliknya, kondisi-kondisi untuk tipe orang penuh kebencian,
semuanya dibuat serba seenak dan semudah mungkin. Bagi tipe
delussi, segala sesuatunya harus dibuat sederhana dan jelas,
menyenangkan serta enak, seperti kondisi untuk tipe penuh kebencian.
Untuk tiap kasus diatas, lingkungan disesuaikan dengan tipe-tipe
manusia dengan maksud menghambat faktor-faktor jiwa yang bias
atau tidak sehat.
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Transpersonal dalam banyak literature berarti melewati atau melalui
“topeng”, dengan kata lain melewati tingkat personal.
Pendekatan transpersonal berbeda dengan pendekatan-pendekatan
yang lain, yang pada umumnya hanya menjelaskan keadaan-keadaan
transedensi diri yang sempit. Transedensi diri (self transedence) dalam
psikologi transpersonal mengacu pada keadaan kesadaran (states of
consciousness) dimana self berkembang melewati batas-batas wajar,
identifikasi-identifikasi, dan citra diri dari kepribadian individu serta
merefleksikan suatu koneksi fundamental, harmoni, atau kesatuan
dengan orang lain dan dunia (Walsh dan Vaughan, 1993 ).
Psikologi transpersonal menguji beberapa konsep : Pengalaman
puncak, self-transcendence, optimal mental health, spiritual
emergence, developmental spectrum, dan meditasi.
PENUTUP

A. Kelebihan
1. Kelebihan Konsep Kepribadian Edward O Wilson
 Mampu memahami perilaku manusia dan perilaku hewan
 menggunakan sosiobiologi dan prinsip-prinsip evolusi untuk
menjelaskan perilaku serangga sosial dan kemudian memahami
perilaku sosial hewan lain, termasuk manusia, dan dengan demikian
membuat sosiobiologi sebagai disiplin ilmu baru.

2. Kelebihan Konsep Kepribadian Timur


Ada kemungkinan menguji gambaran-gambaran Abhidhamma tentang
perubahan-perubahan yang terjadi akibat keterpusatan perhatian pada
satu titik di satu pihak, atau akibat sikap penuh perhatian yang bersifat
sistematik pada pihak yang lain. Dalam hal ini, gambaran-
gambaran Abhidhamma tentang jhana adalah keadaan-keadaan di luar
kesadaran yang hanya terjadi selama praktik meditasi itu sendiri.
Sementara sifat-sifat arahat mencerminkan pengaruh-pengaruh sifat,
yakni perubahan-perubahan kepribadian yang mengiringi peralihan ke
keadaan di luar kesadaran yang berlangsung lama, yang terus bertahan
terlepas dari meditasi itu sendiri.

B. Kekurangan
1. Kekurangan Konsep Kepribadian Edward O Wilson
Teori ini menimbulkan argumen ilmiah yang menolak doktrin umum
tabula rasa, yaitu pandangan bahwa manusia dilahirkan tanpa muatan
mental serta kebudayaan berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan
manusia dan membantu untuk bertahan hidup dan berhasil.
2. Kekurangan Konsep Kepribadian Timur

Suatu teori psikologi kepribadian timur membutuhkan pengujian-


pengujian terhadap hipotesis-hipotesisnya sejauh prediksi-prediksinya
memang dapat diverifikasikan dari segi pandangan pengamat dari luar
(Barat). Hal ini relatif sulit dilakukan terhadap perubahan-perubahan
dari faktor-faktor jiwa seseorang yang bersifat terus menerus dari saat
ke saat dan tidak kentara.
DAFTAR PUSTAKA

Monte, C. F., & Sollod, R. N. (2003). Beneath the mask: An introduction to


theories of personality. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian: Teori klasik dan riset
modern (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga.
Pervin, L. A. (1970). Personality: Theory and research (6th ed.). Singapore: John
Wiley & Sons, Inc.
Yusuf, S., & Nurihsan, A. J. (2007). Teori kepribadian. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
M.A, Sumanto. (2014). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Buku Seru
Feist, J. F. (2010). Teori Kepribadian Theories of Personality (Edisi 7 buku 2).
Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Wiji suwarno. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Bandung: Referens.

Anda mungkin juga menyukai