Sistem Kolaborasi Antara Pemberi Asuhan Kesehatan Dengan Pasien Dan Keluarga
Sistem Kolaborasi Antara Pemberi Asuhan Kesehatan Dengan Pasien Dan Keluarga
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu
ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara
komfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota team dalam
pengambilan keputusan.
1.3 Praktik Keperawatan di Rumah (Home Versing Practice / Home Care)
Di beberapa negara maju, “home care” (perawatan di rumah), bukan merupakan
konsep yang baru tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur
pengertian “home care” adalah perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan
di rumah sakit yang sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan
dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana
pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
Menurut Warola, 1980 dalam pengembangan Model Praktik Mandiri Keperawatan di
rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes, home care adalah pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, disediakan oleh
pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan kerja (kotrak).
Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. Persayaratan pasien atau
klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
b. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent).
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan yang efektif maka perawat, dokter dan tim kesehatan harus
berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih
berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional yang
berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Banyaknya faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling menerima,
berbagi tanggung jawab, komunikasi efektif sangat menentukan bagaimana suatu tim
berfungsi. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan memfasilitasi
terselenggaranya pelayanan pasien yang berkualitas.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami sebagai penyusun sadar bahwa makalah kami ini
banyak memiliki kekurangan, sehingga kami harapkan kritik dan saran kepada pembaca agar
makalah ini bisa lebih sempurna karena sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan
kekhilafan, selain itu kami berharap agar makalah kami ini bisa di pergunakan dengan sebaik-
baiknya dan berguna bagi para pembaca.
DATAR PUSTAKA
Aziz Alim Hidayat (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik ,
Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta.
Kusnanto, S.Kp, M. Kes (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional, EGC,
Jakarta.
Mediana Dwiyanti, S.Kp, MSC (1998). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan, Akademi
Keperawatan Depkes Semarang.
Lim Awim, Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan,
F:\WELCOME TO NURSING STUDENTS BLOG.htm