Anda di halaman 1dari 8

Lampiran 1 :

(RTK)
RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK)

Rencana Tindak Kepemimpinan


PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH
KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2011

NAMA PESERTA : Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.


ASAL MAGANG : 1. SMP NEGERI 1 BINAMU
2. SMP KHUSUS JENEPONTO

KERJA SAMA
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN JENEPONTO
DENGAN LPPKS SURAKARTA
32
RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN

Nama Calon Kepala Sekolah : Drs. H. Syarifuddin, M. Pd.


Unit Kerja : SMPN 1 Binamu
Kabupaten : Jeneponto

Judul : Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah
Sebagai Manajer.

Metode
Program Kegiatan Kegiatan
No. Tujuan Indikator Keberhasilan Skenario Kegiatan Sumber Daya Pengumpulan
OJL Refleksi
Data
1 Untuk mengetahui 1. Teridentifikasinya 1. Identifikasi 1. Menyusun 1. Kepala sekolah 1.Monev
tingkat pengelolaan buku pengelolaan buku instrumen 2. Wakil kepala 2.Wawancara
kompetensi tenaga induk siswa induk siswa identifikasi sekolah
administrasi 2. Teridentifikasinya 2. Identifikasi kompetensi tenaga 3. Kepala tenaga
sekolah (TAS) pengelolaan daftar pengelolaan daftar administrasi administrasi
dalam urusan urut kepangkatan urut kepangkatan sekolah (TAS) sekolah
kepegawaian (DUK) (DUK) dalam mengelola 4. Telepon
3. Teridentifikasinya 3. Identifikasi administrasi 5. Komputer
pelaksanaan kearsipan pelaksanaan kepegawaian 6. Printer
kepegawaian kearsipan 2. TAS mengisi 7. Internet
4. Teridentifikasinya kepegawaian instrumen
data statistik 4. Identifikasi data 3. Menganalisis hasil
kepegawaian statistik isian instrumen
5. Teridentifikasinya kepegawaian 4. Melakukan
pemanfaatan TIK 5. Identifikasi wawancara
dalam mengadminis- pemanfaatan TIK dengan kepala
trasikan kepegawaian dalam sekolah, kepala
6. Teridentifikasinya mengadminis- tenaga
laporan kepegawaian trasikan administrasi dan
kepegawaian TAS
6. Identifikasi laporan
kepegawaian
33
Metode
Program Kegiatan Kegiatan
No. Tujuan Indikator Keberhasilan Skenario Kegiatan Sumber Daya Pengumpulan
OJL Refleksi
Data
2 Meningkatkan 1. Dapat mengelola buku 1. Mengelola buku Melakukan 1. Kepala sekolah 1. Monev
kompetensi tenaga induk siswa induk siswa pembimbingan 1 : 2. Wakil kepala 2.Wawancara
administrasi 2. Dapat mengelola 2. Mengelola daftar 1. Mengisi buku sekolah
sekolah (PAS) daftar urut urut kepangkatan induk siswa 3. Kepala tenaga
dalam urusan kepangkatan (DUK) (DUK) 2. Menyusun daftar administrasi
kepegawaian 3. Dapat melaksanakan 3. Melaksanakan urut kepangkatan sekolah
kearsipan kearsipan (DUK) 4. Telepon
kepegawaian kepegawaian kepegawaian 5. Komputer
4. Dapat menyajikan 4. Menyajikan data 3. Menyajikan data 6. Printer
data statistik statistik statistik 7. Internet
kepegawaian kepegawaian kepegawaian
5. Memanfaatkan TIK 5. Memanfaatkan dalam bentuk
dalam mengadminis- TIK dalam tabel ataupun
trasikan kepegawaian mengadminis- diagram
6. Dapat menyusun trasikan 4. Menyusun arsip
laporan kepegawaian kepegawaian kepegawaian
6. Menyusun laporan 5. Membimbing
kepegawaian TAS mengguna-
kan TIK dalam
pengelolaan
administrasi
kepegawaian
6. Menyusun laporan
bulanan
kepegawaian

Melakukan monev 1

Melakukan
pembimbingan 2 :
1. Mengisi buku
induk siswa
34

2. Menyusun daftar
Metode
Program Kegiatan Kegiatan
No. Tujuan Indikator Keberhasilan Skenario Kegiatan Sumber Daya Pengumpulan
OJL Refleksi
Data
urut kepangkatan
(DUK)
kepegawaian
3. Menyajikan data
statistik
kepegawaian
dalam bentuk
tabel ataupun
diagram
4. Menyusun arsip
kepegawaian
5. Membimbing
TAS mengguna-
kan TIK dalam
pengelolaan
administrasi
kepegawaian
6. Menyusun laporan
bulanan
kepegawaian

Melakukan monev 2

Menyusun
Laporan

Jeneponto, 13 September 2011


Mengetahui:
Koordinator Diklat, Peserta,

Dr. ANDI MULIATI, MM Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.


35
NIP. NIP. 19690101 199412 1 007
ENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN SEBUAH UPAYA MENGASAH KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN CALON KEPALA SEKOLAH Oleh: Yuli Cahyono Korwi
LPPKS I. PENDAHULUAN Jalan baru membuka harapan baru. Harapan baru adalah kondisi baru. Kondisi baru memerlukan pemimpin baru. Pemimpin baru
membutuhkan penguasaan masalah persekolahan, pengalaman bertindak dan kematangan potensi kepemimpinan dan kompetensi sebagai pendidik dan kepala
sekolah. Penguasaan masalah persekolahan dicapai melalui pengkajian 9 aspek manajerial. Pengalaman bertindak dicapai melalui rencana tindakan kepemimpinan
dan peningkatan kompetensi di sekolah lain. Kematangan potensi dan kompetensi pendidik dan kepala sekolah dicapai melalui penyusunan perangkat pembelajaran
dan supervisi akademik. Semuanya harus dilakukan dengan satu tujuan besar memperkuat potensi kepemimpinan, mempertajam kemampuan mengelola sekolah dan
mengasah keterampilan melakukan supervisi akademik. II. LANDASAN KONSEPTUAL Rencana Tindakan Kepemimpinan adalah sebuah upaya untuk memberikan
pengalaman kepemimpinan kepada calon kepala sekolah di sekolah sendiri. Rencana tindakan kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
calon kepala sekolah menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan terhadap
seluruh atau sebagian warga sekolah.

2 Dalam rencana tindakan kepemimpinan, seorang calon kepala sekolah diharapkan mampu menentukan masalah yang harus diatasi, menentukan tujuan dan
indikator pencapaian yang harus dicapai, menyusun program kegiatan yang akan efektif untuk mengatasi masalah, menggambarkan skenario kegiatan dalam
penanganan masalah, menggunakan berbagai bentuk metode pengumpulan data dan menggunakan hasil temuan data hasil kegiatan sebagai refleksi untuk
kmenentukan upaya tindakan selanjutnya. Secara komprehensif, rencana tindakan kepemimpinan dimaksudkan untuk melatih seorang calon kepala sekolah belajar
mengatasi berbagai masalah di sekolah, dari masalah ketidak sempurnaan kompetensi dan potensi yang telah dimiliki calon serta ketidakmapanan kinerja sekolah
yang mencakup pencapaian delapan standar nasional pendidikan. Dengan rencana tindakan kepemimpinan maka seorang calon kepala sekolah terlatih untuk
menhadapi dan mengatasi masalah dan ke depan tidak lagi ada kepala sekolah yang melakukan pembiaran ataupun menghindari masalah yang terjadi di sekolah. III.
MATRIKS RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN (RTK) Rencana tindakan kepemimpinan seorang calon kepala sekolah dibuat berdasarkan AKPK dan disebut
sebagai RTK AKPK. RTK AKPK disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan keprofesian (AKPK) yang paling rendah skornya. Sebelum lebih jauh
membahas tentang RTK AKPK, mari kita bahas terlebih dahulu tentang AKPK. AKPK adalah sebuah instrumen evaluasi diri yang disusun berdasarkan 5 kompetensi
kepala sekolah (Permendiknas 13 Tahun 2007). AKPK bagi Calon Kepala Sekolah didasarkan pada lima dimensi kompetensi profesional calon kepala
sekolah/madrasah, yaitu: Para calon kepala sekolah/madrasah didorong untuk menggunakan patokan kompetensi yang ada di dalam AKPK ini untuk: Mengidentifikasi
bagian-bagian dari kompetensi kepala sekolah yang sudah dimiliki oleh calon kepala sekolah. Bagian-bagian ini merupakan KEKUATAN. Mengidentifikasikan bagian-
bagian dari kompetensi kepala sekolah yang belum dimiliki oleh calon kepala sekolah. Bagian-bagian ini merupakan BAGIAN-BAGIAN YANG MEMERLUKAN
PENGUATAN.

3 AKPK dirancang untuk membantu calon kepala sekolah/madrasah untuk mengidentifikasi sejauh mana ia telah mencapai kompetensi tersebut sesuai dengan peran
kepemimpinannya sebagai calon kepala sekolah. Instrumen AKPK yang sudah diisi oleh calon kepala sekolah dan entry datanya ke software pengolahan data AKPK
menghasilkan gambaran potensi dan kompetensi seorang calon kepala sekolah sebagai mana contoh berikut: Dari gambar dan distribusi data berupa skor di setiap
dimensi kompetensi di atas maka kita bisa dapatkan informasi sebagai berikut: 1. Dimensi kompetensi yang paling berkembang dari diri calon adalh dimensi
kepribadian dan manajerial, 2. Dimensi yang masih memerlukan perbaikan, penguatan dan peningkatan adalah dimensi kompetensi kewirausahaan, supervisi dan
sosial. 3. Dimensi kompetensi yang paling rendah perkembangannya adalah dimensi kompetensi supervisi akademik.

4 Berdasarkan informasi terakhir No. 3 bahwa dimensi kompetensi yang paling rendah perkembangannya adalah dimensi kompetensi supervisi akademik, maka calon
bisa membuat judul RTK AKPK, yakni Upaya peningkatan kompetensi supervisi akademik. Judul tersebut lalu dikembangkan menjadi program kegiatan di sekolah
yang dirancang implementasinya dengan mengacu ke prinsip peningkatan kinerja calon kepala sekolah berkesinambungan dalam bentuk PLAN-DO-CHECK-ACTION.
Rancangan program kegiatan dituliskan dalam sebuah matriks, yakni Matriks Rencana Tindakan Kepemimpinan (RTK). Matriks RTK adalah sebuah rancangan
tindakan kepemimpinan yang disusun secara sistematis sebagai persiapan seorang calon kepala sekolah untuk melakukan tindakan kepemimpinan. Matriks RTK terdiri
6 kolom, yakni 1) tujuan, 2) indikator, 3) program kegiatan, 4) skenario kegiatan, 5) sumber daya, 6) metode pengumpulan data, dan 7) refleksi. Untuk mengisi matriks
RTK bisa mengacu pada contoh sebagai berikut: NO TUJUAN INDIKATOR PROGRAM KEGIATAN SKENARIO SUMBER DAYA METODE PENGUMPULAN DATA
REFLEKSI 1. MENGACU KE JUDUL (DIRI CALON BERDASARKAN AKPK) KONDISI YANG DIHARAPKAN TERJADI SBG PENANDA KETERCAPAIAN TUJUAN
MENGACU KE: PLAN DO CHECK ACTION DAN MEMPENGARUHI MENGGERAKKAN MENGEMBANGKAN MEMBERDAYAKAN ALUR KEGIATAN DARI AWAL -
AKHIR UNSUR: MAN MATERIAL MONEY YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN MONEV KEGIATAN METODE DAN INSTRUMEN MENGACU KE SIKLUS 2
BERDASARKAN HASIL REFLEKSI DAN MONEV IV. SIKLUS RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN a. Pelaksanaan RTK siklus 1 1) Persiapan Berisikan persiapan
yang harus dilakukan seorang calon kepala sekolah dalam melaksanakan program-program kegiatannya. Pada hakekatnya, matriks RTK adalah persiapan itu sendiri.
Sehingga bagian ini sebenarnya bisa tinggal memindahkan isi dari matriks RTK yang sudah dibuat oleh calon. Namun demikian juga perlu ditambahkan hal-hal
berkenaan dengan landasan hukum atau regulasi-regulasi terkait dengan kegiatan dan referensi sebagai kajian teori akademiknya. Misalnya untuk supervisi akademik
calon kepala sekolah landasan hukumnya adalah Permendiknas 13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah. Sedangkan referensi sebagai kajian terotik
akademiknya misalnya Metode dan Teknik supervisi menurut Sahertian, Glickman atau PMPTK.

5 2) Pelaksanaan Berisikan gambaran kegiatan per kegiatan secara detil dan lengkap. Biasanya mencakup apa kegiatannya, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan,
dimana kegiatan dilaksanakan, dan kapan kegiatan itu dilaksanakan. Jadwal kegiatan OJL menjadi acuan dalam menceritakan atau menggambarkan isi kegiatan.
Biasanya juga dilengkapi dengan deskripsi materi kegiatan, foto kegiatan, dan daftar hadir kegiatan. 3) Monev Berisikan hasil-hasil pengumpulan data berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan pendekatan kualitatif misalnya dengan pengamatan (observasi), atau wawancara dan atau
diskusi dengan orang-orang terlibat pada kegiatan. Tentu perlu disipakan borang observasinya dan pertanyaan untuk wawancaranya. Bisa juga dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif, misalnya dengan membuat instrumen monitoring dan evaluasi dengan penilaian dari orang-orang yang terkait sebagai respondennya. Instrumen
monev bisa dikembangkan dari program kegiatan di kolom 3 dan bisa juga dari skenario kegiatan di kolom 4. Misalnya: di kolom 3 tertulis kegiatannya adalah
Menyusun program supervisi akademik, maka indikator di monev bisa dituliskan Kemampuan saya menyusun program supervisi akademik. Sehingga setelah akhir
kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan akan didapatkan 2 hal berikut: 1. Kegiatan mana saja yang sudah baik atau sangat baik, 2. Kegiatan mana saja yang masih
kurang atau cukup. 4) Refleksi Berisikan hal-hal yang masih kurang baik atau cukup baik berdasarkan hasil monev sebelumnya. Kegiatan mana saja yang dinilai masih
kurang baik itu harus dicarikan upaya tindakan perbaikkan untuk peningkatan dan atau pengembangannya. Misalnya: pada indikator Kemampuan saya menyusun
program supervisi akademik dinilai cukup baik. Maka bagaimana upaya selanjutnya bisa ditempuh dengan, 1 konsultasi dengan dengan kepala sekolah mentor dan 2)
diskusi dengan guru-guru yang disupervisi untuk mencari masukan dan saran untuk perbaikkan. Dua hal ini yang menjadi inti dari sebuah refleksi yang baik, yakni
ditemukannnya halhal yang masih belum baik dan bagaimana tindak lanjut perbaikkan atau pengembangannya kemudian. 5) Hasil Berisikan hal-hal yang sudah baik
dilaksanakan oleh calon kepala sekolah. Misalnya: Berisikan hal-hal yang sudah baik dilaksanakan oleh calon kepala sekolah. Bisa berupa hasi-hasil yang positif dari
hasil pengamatan atau wawancara. Misalnya: Calon mampu melakukan koordinasi dan mengkonsolidasikan kepanitiaan kegiatan. Bisa juga berupa skor pencapaian
kinerja yang diberikan kepala sekolah dan guru yang terlibat sebagai respondennya. Misalnya: kemampun melakukan koordinasi dan mengkonsolidasikan kepanitiaan
kegiatan dinilai sangat baik dan skor total pencapaian kinerjanya 90%.

6 B. Pelaksanaan RTK siklus 2 1. Persiapan Pada hakekatnya, matriks RTK pada siklus 2 adalah persiapan untuk melaksanakan tindakan kepemimpinan hasil refleksi
yang sudah disusun pada siklus 1. Namun demikian jika diperlukan, perlu ditambahkan juga hal-hal berkenaan dengan landasan hukum atau regulasi-regulasi terkait
dengan kegiatan dan referensi sebagai kajian teori akademiknya. Intinya adalah tinndakan perbaikkan atau pengembangan yang sudah disusun di kegiatan refleksi
pada siklus 1 disiapkan disini. Misalnya jika upaya selanjutnya yang akan ditempuh adalah dengan: 1) konsultasi dengan kepala sekolah mentor dan 2) melakukan
diskusi dengan guruguru yang disupervisi untuk mencari masukan dan saran untuk perbaikkan, maka kedua kegiatan ini yang nanti harus dipersiapkan dan menjadi
program kegiatan dan disusun skenarionya. Tujuan, indikator, sumber daya, metode pengumpulan data dan refleksi demikian juga harus disesuaikan dengan program
dan skenarionya. 2. Pelaksanaan Berisikan gambaran kegiatan per kegiatan secara detil dan lengkap. Biasanya mencakup apa kegiatannya, siapa saja yang terlibat
dalam kegiatan, dimana kegiatan dilaksanakan, dan kapan kegiatan itu dilaksanakan. Jadwal kegiatan OJL menjadi acuan dalam menceritakan atau menggambarkan
isi kegiatan. Biasanya juga dilengkapi dengan deskripsi materi kegiatan, foto kegiatan, dan daftar hadir kegiatan. Misalnya kedua kegiatan tersebut, yakni 1) konsultasi
dengan kepala sekolah mentor dan 2) diskusi dengan guru-guru yang disupervisi. 3. Monev Berisikan hasil-hasil pengumpulan data berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan pendekatan kualitatif misalnya dengan pengamatan (observasi), atau wawancara dan atau diskusi dengan orang-
orang terlibat pada kegiatan. Tentu perlu disiapkan borang observasi dan pertanyaan untuk wawancara. Bisa juga dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, misalnya
dengan membuat instrumen monitoring dan evaluasi dengan penilaian dari orang-orang yang terkait sebagai responden. Instrumen monev bisa dikembangkan dari
program kegiatan di kolom 3 dan bisa juga dari skenario kegiatan di kolom 4. Misalnya: di kolom 3 tertulis kegiatannya adalah Melakukan diksusi membahas tentang
program supervisi akademik, maka indikator di monev bisa dituliskan Kemampuan saya dalam melakukan diskusi membahas tentang program supervisi akademik.
Sehingga setelah akhir kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan akan didapatkan 2 hal berikut: 1. Kegiatan mana saja yang sudah baik atau sangat baik, 2. Kegiatan
mana saja yang masih kurang atau cukup. 4. Refleksi Berisikan hal-hal yang masih kurang baik atau cukup baik berdasarkan hasil monev sebelumnya. Kegiatan mana
saja yang dinilai masih kurang baik itu harus dicarikan

7 upaya tindakan perbaikkan untuk peningkatan dan atau pengembangan. Misalnya: pada indikator Kemampuan saya melakukan wawancara pada kegiatan post
observasi dinilai masih cukup baik. Maka bagaimana upaya selanjutnya bisa ditempuh, misalnya dengan melakukan tutorial dengan kepala sekolah mentor, menjadi
salah satu upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kompetensi yang masih kurang. Dua hal ini yang menjadi inti dari sebuah refleksi yang baik, yakni
ditemukannnya hal-hal yang masih belum baik dan bagaimana tindak lanjut perbaikkan atau pengembangan di siklus selanjutya (siklus 3 dan seterusnya). 5. Hasil
Berisikan hal-hal yang sudah baik dilaksanakan oleh calon kepala sekolah. Bisa berupa hasi-hasil yang positif dari hasil pengamatan atau wawancara. Misalnya: Calon
mampu melakukan koordinasi dan mengkonsolidasikan kepanitiaan kegiatan. Bisa juga berupa skor pencapaian kinerja yang diberikan kepala sekolah dan guru yang
terlibat sebagai respondennya. Misalnya: kemampun melakukan koordinasi dan mengkonsolidasikan kepanitiaan kegiatan dinilai sangat baik dan skor total pencapaian
kinerjanya 90%. Jika digambarkan, siklus rencana tindakan kepemimpinan sebagai sebuah upaya meningkatkan kompetensi kepemimpinan calon kepala sekolah
sebagai berikut: SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3 PERSIAPAN PERSIAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN MONEV MONEV MONEV
REFLEKSI REFLEKSI REFLEKSI HASIL HASIL HASIL UNTUK CALON KEPALA SEKOLAH DIBATASI 2 SIKLUS SAJA

8 V. PENUTUP Sebagai kesimpulan, rencana tindakan kepemimpinan adalah sebuah upaya untuk memberikan pengalaman kepemimpinan kepada calon kepala
sekolah di sekolah sendiri. RTK memberikan mengasah keterampilan dan sikap dalam menerapkan 4 M, yakni mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan
memberdayakan terhadap seluruh atau sebagian warga sekolah. Dengan pendekatan berpola PLAN-DO-CHECK-ACTION dan siklus peningkatan kinerja calon secara
berkelanjutan maka harapan akan adanya calon kepala sekolah yang makin kompeten dan harapan adanya kondisi baru dalam pendidikan kita di sekolah-sekolah
yang makin baik akan terwujud. Washback effect dari tindakan ini diharapkan menjadi langkah nyata mewujudkan kedua harapan tersebut. Fajar Indah, solo, 10
November YOEL

Anda mungkin juga menyukai