Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020


A Topik Layanan Say No To Bullying
Topik ini diambil berdasarkan hasil analisis DCM butir
nomor 30 yakni (Selalu usil dengan teman)
Jumlah pemilih : 7 orang responden
Prosentase : 24,14 %
Prioritas : TINGGI
B Komponen Layanan Layanan dasar
C Bidang Layanan Pribadi dan social
D Fungsi Layanan Pemahaman dan pencegahan
E Tujuan 1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan
jenis-jenis bullying
2. Peserta didik mampu menjelaskan sebab-sebab
munculnya perilaku bullying
3. Peserta didik mampu berlatih cara-cara mencegah
terjadinya bullying
F Sasaran Layanan Kelas IX C
G Materi Layanan 1. Pengertian dan jenis-jenis bullying
2. Sebab-sebab munculnya perilaku bullying
3. Bagaimana mencegah terjadinya bullying
H Waktu 1 x 50 menit (Kamis, 16 Januari 2020
I Stategi, Metode, Teknik 1. Strategi : Kelompok
2. Metode : Sosiodrama
3. Teknik : pengaturan waktu, pengkondisian peran
pemimpin kelompok dan anggota kelompok
Alasan pemilihan metode Sosiodrama adalah agar peserta
didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain, dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab,
dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam
situasi kelompok secara spontan, dan merangsang
kelompok untuk berfikir dan memecahkan masalah.
J Media/ Alat Naskah sosiodrama, bola kecil, kertas
K Sumber Bacaan 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMA-MA kelas 10, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta,
Paramitra
3. https://bacaterus.com/cara-mencegah-bullying/
4. https://www.pelajaran.id/2017/04/pengertian-bullying-
jenis-dampak-bullying.html
L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal 1. Pemimpin kelompok menyambut anggota
kelompok dengan kalimat yang membuat kelompok
bersemangat
2. Pemimpin kelompok melakukan perkenalan
anggota kelompok
3. Pemimpin kelompok melaksanakan pengakraban
(misal melalui menggunakan metafora yang sejalan
dengan topik yang akan dibahas)
4. Pemimpin kelompok mengungkapkan tujuan
kegiatan layanan yang akan ditempuh
5. Pemimpin kelompok menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan layanan yang akan ditempuh
6. Pemimpin kelompok menjelaskan asas-asas dalam
bimbingan kelompok (menjelaskan asas keterbukaan,
asas kesukarelaan, asas kenormatifan)
7. Pemimpin kelompok menjelaskan peran dan tugas
konselor serta anggota kelompok
2. Tahap Peralihan 1. Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya
2. Pemimpin kelompok memelihara suasana
kelompok agar tetap semangat, kompak dan fokus pada
tujuan
3. Pemimpin kelompok memfasilitasi terjadinya
perubahan suasana interaksi antar anggota kelompok
4. Pemimpin kelompok mengarahkan anggota untuk
memasuki tahapan berikutnya.
3. Tahap Inti/ kerja 1. Pemimpin kelompok menyampaikan dan mengkaji
topik bimbingan
2. Pemimpin kelompok menetapkan tujuan bersama
anggota kelompok
3. Pembahasan topik bimbingan dengan menggunakan
metode sosiodrama
4. Pendalam topik bimbingan melalui kegiatan diskusi
5. Refleksi dan konseptualisasi (mengambil manfaat
dari pembahasan topik dan mengkonseptualisasi pada
diri masing-masing anggota kelompok)
6. Perancangan dan perencanaan diri anggota
kelompok (mengajukan pertanyaan pada tiap anggota
kelompok bagaimana cara-cara mereka mencegah
perilaku bullying)
7. Tahap 1. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
Penutupan merangkum proses kegiatan
2. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
merangkum hasil-hasil kegiatan
3. Pemimpin kelompok menetapkan kegiatan lanjutan
4. Pemimpin kelompok menetapkan penyampaian
pesan dan harapan anggota kelompok
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Pemimpin kelompok melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi:
1. Sikap antusias anggota kelompok dalam
pelaksanaan layanan
2. Materi layanan yang diberikan pemimpin kelompok
sesuai dengan kebutuhan konseli
3. Cara menanggapi pendapat teman-teman terkait
topik
4. Cara anggota kelompok menyampaikan pendapat
atau bertanya sesuai dengan topik atau kurang sesuai
dengan topik atau tidak sesuai dengan topik
5. Cara anggota kelompok memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan pemimpin kelompok atau konselor
mudah dipahami atau tidak mudah atau sulit dipahami
6. Cara anggota kelompok menanggapi dan cara
menarik kesimpulan dari layanan ini.
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal antara lain:
1. Merasakan suasana pertemuan menyenangkan/
kurang menyenangkan/ tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas sangat penting/ kurang penting/
tidak penting
3. Cara pemimpin kelompok menyampaikan materi
mudah dipahami/ tidak mudah dipahami/ sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti menarik/ kurang menarik/
tidak menarik untuk diikuti

Kepala SMP Negeri 4 Taliwang Guru BK


Janaruddin, S.Pd. Eko Santoso, S.Pd.
NIP. 19690403 200501 1 020 NIP. 19880215 201502 1 001
(Lampiran: Materi Mewaspadai bullying di sekolah)
A. Pengertian Bullying
Bullying adalah salah satu masalah terbesar yang ada di dunia pendidikan saat ini,
karena dapat mempengaruhi perkembangan mental terutama pada saat usia remaja. Secara
garis besar, pengertian bullying adalah tindakan yang ditujukan agar seseorang merasa
lemah, tidak berdaya, atau di remehkan. Tindakan bullying yang biasanya di lakukan di
sekolah adalah pelecehan, kekerasan fisik, pengucapan kata-kata kasar / merendahkan, dan
sebagainya.
Bullying atau Penindasan adalah penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaaan
untuk menylahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Hal tersebut meliputi pelecehan
secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan bisa diarahkan berulang pada
korban tertentu atas dasar agama, kemampuan, gender, ras dan lain sebagainya.
Pengertian Bullying yang lain yaitu, Bullying adalah aktivitas yang dilakukan
dengan tujuan memojokan orang lain dengan nada merendahkan, mengolok-olok hingga
kekerasan fisik.
Biasanya bullying terjadi bukan karena marah atau konflik yang tak terselesaikan,
akan tetapi lebih merujuk pada rasa superioritas atau dengan kata lain untuk menunjukan
bahwa pelaku bully yang paling kuat dan punya hak untuk merendahkan, menghina atau
bertindak semena-mena pada orang lain.
B. Jenis-jenis Bullying
Terdapat 2 bentuk penindasan, yaitu penindasan fisik dan penindasan psikologis.
Penindasan Fisik
Bentuk penindasan ini dilakukan dengan kontak secara fisik yang menyebabkan sakit fisik,
luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contoh bentuk tindakan bullying fisik yaitu
memukul, , menendang san lain sebagainya.
Penindasan Psikologis
Bentuk penindasan ini menyebabkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, stres
dan juga kegalauan/gusar bagi penerima bullying.
Terdapat beberapa jenis bullying. Bentuk bullying dapat berupa tindakan fisik atau
verbal baik dapat dilakukan langsung atau tidak langsung.
Menurut Barbara Coloroso (2006:47-50), Terdapat 4 jenis Bullying yaitu:
1. Bullying Secara Verbal
Jenis tindakan yang dilakukan pada bullying ini yaitu berupa julukan nama, celaan, fitnah,
kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau
pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, gosip dan sebagainya. Bullying
dalam bentuk verbal merupakan salah satu jenis bullying yang paling mudah dilakukan dan
bullying ini akan menjadi awal dari perilaku bullying lainnya.
2. Bullying Secara Fisik
Jenis bullying ini berupa memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit,
mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang milik anak yang ditindas.
Bullying jenis ini merupakan jenis bullying yang paling tampak dan mudah diidentifikasi,
namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying bentuk lain. Remaja yang
kerap melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap yaitu remaja yang paling bermasalah
dan cenderung akan beralih pada tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying Secara Relasional
Jenis bullying ini merupakan jenis bullying berupa pelemahan harga diri korban secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup
sikap yang tersembunyi seperti pandangan agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.
Perilaku bullying jenis ini cenderung yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying secara
relasional mencapai puncak kekuatan pada awal masa remaja, karena saat tersebut terjadi
perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja serta mencoba mengetahui diri dan
menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
4. Bullying Elektronik
Bullying jenis ini merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelaku melalui sarana
elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan
lain sebagainya. Bullying ini biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan tulisan,
animasi, gambar dan rekaman video atau film yang bersifat mengintimidasi, menyakiti atau
menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah
mempunyai pemahaman yang cukup baik pada sarana teknologi informasi dan media
elektronik lainnya.
Menurut Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005), Terdapat 5 jenis bullying yaitu
1. Kontak fisik langsung, seperti: memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk
memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
2. Kontak verbal langsung, seperti: mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan, mencela/mengejek,
mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
3. Perilaku non-verbal langsung, seperti: melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam,
biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
4. Perilaku non-verbal tidak langsung, seperti: mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau
mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
5. Pelecehan seksual, terkadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.
Meskipun laki-laki dan perempuan melakukan bullying cenderung menggunakan
bullying verbal, tetapi umumnya, perilaku bullying fisik lebih banyak dilakukan laki-
laki dan bullying verbal banyak dilakukan perempuan.
C. Sebab-sebab Terjadinya Bullying
Adapun beberapa penyebab tejadinya perilaku bullying ini, diantaranya:
1. Adanya rasa Ingin Berkuasa
2. Akibat kurang perhatian dari orang sekitar
3. Pelaku pernah menjasi korban kekerasan
4. Akibat sering berkelahi
5. Akibat meniru tindakan kekerasan dari film atau game, Dan lain sebagainya
D. Dampak Perilaku Bullying
Bullying dapat berdampak positif ataupun negatif bagi pelaku, penerima ataupun
pihak lainnya. Berikut ini adalah dampak tindakan bulliying.
Dampak Negatif
Korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah, baik secara fisik maupun
mental. Adapun masalah yang mungkin terjadi pada korban bullying antara lain:
 Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah
tidur. Masalah tersebut
 kemungkinan akan terbawa hingga korban dewasa.
 Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.
 Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah.
 Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
 Dalam kasus yang cukup langka, korban bullying mungkin akan menunjukkan
sifat kekerasan.
Dampak Positif
Bullying dapat mendorong munculnya berbagai perkembangan positif bagi korban bullying.
Korban bullying cenderung akan:
 Lebih kuat dan tegar menghadapi masalah.
 Termotivasi untuk menunjukkan potensinya agar tidak direndahkan lagi.
 Termotivasi untuk berintrospeksi diri sendiri.

Tips dan Cara Menghindari Bullying di Sekolah


Lakukan hal ini jika kamu menjadi korban bullying di sekolah:
#1. Berani melawan
Pelaku bully biasanya ingin eksistensinya di akui oleh banyak orang. Mereka merasa dirinya
yang paling kuat, paling cantik, paling pintar, dan sebagainya.
Lawan mereka secara verbal dengan mengatakan pada mereka bahwa apa yang mereka
lakukan terhadap kamu tidak akan menjadikan mereka lebih baik.
#2. Cari tempat untuk sharing
Kamu butuh tempat sharing untuk menyampaikan perasaan, mencurahkan uneg-uneg dan
kekesalan kamu. Sahabat adalah salah satu tempat sharing yang terbaik.
#3. Laporkan kepada yang memiliki kewenangan
Jika kamu menjadi korban bullying di sekolah atau kampus, maka kamu harus segera
melaporkannya dan melakukan konseling kepada pihak yang berwenang di sekolah
tersebut. Misalnya wali kelas, kepala sekolah, atau petugas kesiswaan.
#4. Laporkan kepada orang tua
Jika pihak sekolah kampus tidak bisa mengatasi bullying di sekolah atau kampus, maka
kamu dapat melaporkan hal ini kepada orang tua. Ortu biasanya dapat memaksa pihak
sekolah agar bisa lebih intensif dalam menangani kasus bullying.
#5. Percaya diri
Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, you must accept that! Meskipun orang
lain mencoba menjatuhkan harga diri kamu dengan menyebut kekurangan-kekurangan kita,
maka kita harus selalu ingat bahwa kita memiliki kelebihan di sisi lain.
Selain itu, untuk menambah rasa percaya diri pada saat harus berurusan dyutyengan bullying
di sekolah terutama bullying fisik, maka ada baiknya kamu melakukan latihan fisik seperti
senam, nge-gym, atau mengikuti bela diri.
Naskah Sosiodrama
Pemegang peran
1. Lani = pendiam, pemalu, rajin, pandai
2. Rani = baik hati, suka menolong
3. Joko = sombong, suka iri, cerewet, jahil/usil
4. Wali kelas = sabar, berwibawa
Prolog
Di kelas IX ada siswa yang bernama Lani. Ia adalah anak pandai dan rajin namun ia memiliki
sifat pemalu dan pendiam. Hal tersebut sering dimanfaatkan oleh teman yang iri dengannya.
Salah satu teman yang tidak suka dengannya adalah Joko. dia suka mengerjai Lani karena
merasa iri dengan Lani. Selain itu karena sifatnya yang cerewet Joko suka menyeletuk dengan
mengejek Lani.
Adegan 1
Pada saat jam istirahat Lani terlihat duduk di dalam kelas sambil mengerjakan sesuatu.
Kemudian datang Rani dan mengobrollah mereka.
Adegan 2
Lani ingin pergi ke kamar mandi. Dalam perjalanan ke kamar mandi Lani bertemu dengan
Joko.Di depan kamar mandi Lani di bully oleh Joko
Adegan 3
Keesokan harinya Lani tidak tampak di kelasnya. Wali kelasnya menanyakan kabar Lani kepada
Rani namun Rani tidak mengetahui karena Lani tidak mengirim pesan kepadanya.
Adegan 4
Pulang sekolah Rani pergi ke rumah Lani untuk menanyakan kabar Lani. Lani mengatakan kalau
dia tidak enak badan makanya tidak bisa masuk sekolah.
Adegan 5
Pagi hari sebelum bel masuk sekolah Lani terlihat sedang menyapu di depan kelas. Kemudian
datang Joko dan merebut sapu Lani. Tidak cukup dengan itu Joko juga menyindir Lani dengan
kata-kata yang tidak baik. Aksi tersebut dilihat oleh Rani dan Joko akhirnya ditegur oleh Rani
baru kemudia dia duduk di bangkunya.
Adegan 6
Rani dan Lani menemui wali kelas dan melaporkan kejadian pagi tadi.
Adegan 7
Kemudian wali kelas memanggil Joko, Lani dan Rani. Wali kelas menasehati mereka berdua dan
meminta mereka untuk saling memaafkan.
Lampiran 2
EVALUASI PROSES BIMBINGAN KELOMPOK

Hari/Tanggal : ………………………… Kelas : ………………


Materi :………………………… Pemberi Layanan : ………………

PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing siswa sesuai
dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria
sebagai berikut:
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik (SB)
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik (B)
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik (C)
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik (K)

Skor
No. Aspek yang Diobservasi Ket
SB B C K
Keaktifan siswa mengikuti layanan BKP
1
teknik sosiodrama
Antusias dalam setiap kegiatan BKP teknik
2
sosiodrama
Perhatian siswa saat guru menjelaskan
3
langkah-langkah pelaksanaan BKP.
Keberanian siswa bertanya ketika ada hal
4
kurang dimengerti
Partisipasi siswa berpendapat mengenai
5
topik yang dijadikan tugas
Kesesuaian pendapat dengan topik
6
permasalahan yang di bahas
7 Respon siswa ketika proses diskusi
Komunikasi siswa dalam kelompok
8
bersama siswa yang lain
Mengembangkan hubungan positif dalam
9
kelompok
Keaktifan siswa dalam memberikan
10
kesimpulan
Jumlah Skor
Keterangan Penilaian :
a. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai X jumlah kriteria
b. Skor sikap = Skor yang diperoleh : skor maksimal X 100 %
c. Kriteria nilai/predikat
SB (sangat baik) = 90≤ SB ≤100
B (baik) = 75≤ B ≤89
C (cukup) = 60≤ C ≤74
K (kurang) = < 60
Kriteria sikap minimal adalah 60 (cukup) jika dari hasil observasi didapati peserta didik
mendapat skor kurang dari kriteria yang telah ditetapkan maka peserta didik tersebut perlu
mendapatkan layanan konseling individual.

Taliwang, …………………..
Guru BK

Eko Santoso, S.Pd.


NIP. 19880215 201502 1 001
Lampiran 3

INSTRUMEN PENILAIAN HASIL LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK

Nama Siswa :……………………………………


Kelas :
Konselor :

Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti
layanan bimbingan kelompok. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Berikan
jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai,
SS : Sangat Sesuai (5)
S : Sesuai (4)
CS : Cukup Sesuai (3)
KS : Kurang Sesuai (2)
STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua
pernyataan secara sungguh-sungguh dan jujur sesuai diri Anda. Hasil dari instrument ini
tidak mempengaruhi nilai pelajaran Anda di sekolah, namun bermanfaat sebagai
pertimbangan pemberian layanan berikutnya. Atas bantuan dan kerjasamanya, diucapkan
terima kasih.

Skor
Aspek/ Pernyataan
SS S CS KS STS
Pemahaman Baru
1 Saya mendapatkan pemahaman baru mengenai
kegiatan bimbingan kelompok teknik sosiodrama
2 Saya mampu menjelaskan kembali mengenai
topik/permasalahan terkait yang dibahas dalam
bimbingan kelompok teknik sosiodrama
3 Saya mampu mendiskusikan inti permasalahan dari
kegiatan bimbingan kelompok teknik sosiodrama
4 Saya dapat memberikan contoh perilaku yang
sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam
bimbingan kelompok teknik sosiodrama
5 Saya dapat menyimpulkan mengenai manfaat dan
hasil bimbingan kelompok teknik sosiodrama
Perasaan Positif
6 Saya merasa senang karena dalam kegiatan
bimbingan kelompok teknik sosiodrama ini
mengajarkan saling keterbukaan, kepercayaan,
mendengarkan dan menghargai orang lain, kerja sama
dan berani menyelesaikan masalah.
7 Saya merasa dihargai dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok teknik sosiodrama ini.
8 Saya merasa puas mengikuti layanan ini karena
dilakukan dengan tertib, kondusif dan penuh
keterbukaan satu sama lain.
9 Saya senang karena merasa solusi pemecahan
masalah yang disampaikan sangat bermanfaat bagi
saya saat ini dan yang akan datang.
10 Saya lega karena merasa terbantu akan layanan ini.
Rencana Kegiatan Setelah Layanan
11 Saya akan menerapkan pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan perubahan tingkah laku yang saya
dapat dari layanan ini sebagai dasar untuk
bertindak dan berperilaku.
12 Saya akan melaksanakan hal-hal positif terkait
kegiatan bimbingan kelompok teknik sosiodrama
dalam kehidupan sehari-hari.
13 Saya mengembangkan potensi yang saya miliki
setelah mengikuti kegiatan ini.
14 Saya menentukan keputusan terbaik terhadap
suatu permasalahan setelah mengikuti layanan ini.
Jumlah skor
Rentangan Kategori
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif
36 - 51 Kurang Aktif
20 - 35 Sangat Kurang
Aktif

Kriteria Penentuan Skor

Skor = Jumlah Skor x 100

70

Taliwang, ……………………2020
Siswa

………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai