Anda di halaman 1dari 16

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

KASUS STROKE HEMIPARESE DEKSTRA DI


RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

Oleh:

Muhammad Ridha Al jinani EFT10180104


Nor’aini EFR10180111
Siti Aminah EFT10180115

PROGRAM STUDI D-III FISIOTERAPI


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2021
BAB I
ANATOMI

A. Anatomi

Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100 - 200 milyar sel aktif yang
saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita.
Otak terdiri dari sel - sel otak yang disebut neuron. Otak merupakan organ yang
sangat mudah beradaptasi meskipun neuron - neuron di otak mati tidak mengalami
regenerasi kemampuan adaptif atau plastisitas. Pada otak dalam situasi tertentu
bagian - bagian otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak.
Otak sepertinya belajar kemampuan baru. Ini merupakan mekanisme paling
penting yang berperan dalam pemulihan stroke (Feigin, 2006).
Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal
dan 12 pasang saraf cranial. Saraf perifer terdiri dari neuron- neuron yang
menerima pesan-pesan neural sensorik (aferen) yang menuju ke system saraf
pusat, dan atau menerima pesan-pesan neural motorik ( eferen ) dari system
saraf pusat. Saraf spinal menghantarkan pesan-pesan tersebut maka saraf spinal
dinamakan saraf campuran.
Sistem saraf somatic terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen membawa
baik informasi sensorik yang disadari maupun informasi sensorik yang tidak
disadari. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf campuran. Serabut-
serabut aferen membawa masukan dari organ- organ visceral. Saraf
parasimpatis adalah menurunkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan,
dan meningkatkan pergerakan saluran cerna sesuai dengan kebutuhan
pencernaan dan pembuangan.
Secara garis besar sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla
spinalis. Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi
dari SST adalah menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan
bagian tubuh lainnya (Noback dkk, 2005). Otak merupakan bagian utama dari
sistem saraf dengan komponen bagiannya adalah : 1) Cerebrum Cerebrum
merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang hemisfer
kanan dan kiri serta tersusun dari korteks. Korteks ditandai dengan sulkus
(celah) dan girus.2 Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu: a) Lobus
Frontalis Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih
tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di
hermisfer kiri), pusat penghidit dan emosi. Bagian ini mengandung pusat
pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan
terdapat area asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat daerah
broca yang mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar,
perilaku sosial, berbicara, motivasi dan inisiatif (Purves dkk, 2004). b) Lobus
Temporalis Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang
berjalan ke bawah dari fisura lateral dan sebelah posterior dari fisura parieto-
oksipitalis (White, 2008). Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat
verbal, visual, pendengaran dan berperan dalam pembentukan dan
perkembangan emosi. c) Lobus Parietalis Lobus Parietalis merupakan daerah
pusat kesadaran sensorik di gyrus post sentralis (area sensorik primer) untuk
rasa raba dan pendengaran (White, 2008). d) Lobus Oksipitalis Lobus
oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan:
menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari nervus optikus dan
mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan memori (White,
2008).3 e) Lobus Limbik Lobus limbik untuk mengatur emosi manusia,
memori emosi dan bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui
pengendalian atas susunan endokrin dan susunan autonom (White, 2008).
BAB II
FISIOLOGI

Otak adalah alat tubuh yang sangat penting karena


merupakan pusat computer dari semua alat tubuh. Bagia dari saraf
sentral yang yang terletak didalam rongga tengkorak (cranium)
dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terletak dalam
rongga cranium berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal ( Evelyn C.
Pearce, 2011)
a. Otak depan menjadi hemifer serebri, korpus striatum,
thalamus, serta hipotalamus.
b. Otak tengah, trigeminus, korpus callosum, korpus
kuadrigeminus.
c. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata,
dan serebellum.
Fisura dan sulkus membagi hemifer otak menjadi beberapa
daerah. Korteks serebri terlibat secara tidur teratur. Lekukan
diantara gulungan serebri disebut sulkus. Sulkus yang paling
dalam membentuk fisura longitudinal dan lateralis. Daerah
atau lobus letaknya sesuai dengan tulang yang berada di
atasnya (lobusfrontalis, temporalis,oarientalis dan oksipitalis).
Fisura longitudinalis merupakan celah dalam pada bidang media
laterali memisahkan lobus temparalis dari lobus frontalis sebelah
anterior dan lobus parientalis sebelah posterior. Sulkus sentralis juga
memisahkan lobus frontalis juga memisahkan lobus frontalis dan
lobus parientalis. Adapun bagian-bagian otak meluputi :
a.Cerebrum
Cerebrum (otak besar) merupakan bagian terbesar dan terluas dari
otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga
tengkorak. Masing-masing disebut fosakranialis anterior atas dan
media. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu ( zat kelabu
) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putig terdapat pada
bagian dalam yang mengndung serabut syaraf .
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu :
1) Lobus frontalis adalah bagian dari serebrum yang terletak
dibagian sulkus sentralis.
2) Lobus parientalis terdapat didepan sulkus sentralis dan
dibelakang oleh korako oksipitalis.
3) Lobus temporalis terdapat dibawah lateral dan fisura serebralis
dan didepan lobus oksipitalis.
Korteks serebri terdiri dari atas banyak lapisan sel saraf
yang merupakan.ubstansi kelabu serebrum. Korteks serebri
ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan
yang tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah
permukaan korteks serebri, persis sama seperti melipat
sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai
titik ujung yang sebenarnya. Korteks serebri selain dibagi
dalam lobus juga dibagi menurut fungsi dan banyaknya
area. Cambel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20
area. Secara umum korteks dibagi menjadi empat bagian :
1) Korteks sensori, pusat sensasi umum primer suatu
hemisfer serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah
korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh
tergantung ada fungsi alat yang bersangkutan. Korteks
sensori bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh
bilateral lebih dominan.
2) Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi
sendiri merupakan kemampuan otak dalam bidang
manusia intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang
diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan
data yang lain. Bagian anterior lobus temporalis
mmpunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut
psikokortek.
3) Kortekes motorik menerima impuls dari korteks sensoris,
fungsi utamanya adalah kontribusi pada taktus piramidalis
yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4) Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis
berhubungan dengan sikap mental dan kepribadian.
b. Batang otak
Batang otang terdiri :
1) Diensephalon, diensephalon merupakan bagian atas
batang otak. yang terdapat diantara serebelum dengan
mesensefalon. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di
bagian depan lobus temporalis terdapat kapsul interna
dengan sudut menghadap kesamping.
2) Pons varoli barikum pantis yang menghubungkan
mesensefalon dengan pons varoli dan dengan serebelum,
terletak didepan serebelum diantara otak tengah dan
medulla oblongata. Disini terdapat premoktosid yang
mengatur gerakan pernafasan dan refleks.
3) Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak
yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli
dengan medula spinalis. Bagian bawah medulla oblongata
merupakan persambungan medulla spinalis ke atas,
bagian atas medulla oblongata yang melebar disebut
kanalis sentralis di daerag tengah bagian ventral medulla
oblongata.
d. Cerebellum
Otak kecil di bagian bawah dan belakang tengkorak
dipisahkan dengan cerebrum oleh fisura transversalis
dibelakangi oleh pons varoli dan diatas medulla oblongata.
Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan
pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang
kecil pada sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada
lateral disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan batang
otak melalui pundunkulus serebri inferior. Permukaan luar
serebelum berlipat-lipat menyerupai serebellum tetapi lipatannya
lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebellum ini
mengandung zat kelabu. Korteks serebellum dibentuk oleh
substansia grisia, terdiri dari tiga lapisan yaitu granular luar,
lapisan purkinye dan lapisan granular dalam. Serabut saraf yang
masuk dan yang keluar dari serebrum harus melewati
serebellum.
BAB III
BIOMEKANIK
BAB IV
PATOLOGI

A. Definisi
Stroke adalah gangguan otak fokal akibat
terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan atau
sumbatan dengan gejala atau tanda sesuai bagian otak yang
terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
atau kematian (Junaidi, 2011). Stroke dibagi menjadi 2 yaitu
Stroke hemoragic: stroke yang dikarenakan pecahnya
pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tidak normal
dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu
daerah di otak dan merusaknya (Junaidi, 2011). Stroke non
hemoragic: hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal secara
cepat yang berlangsung kurang dari 24 jam dan diduga
diakibatkan oleh mekanisme vascular emboli, trombosis, atau
hemodinamik (Ginsberg, 2008). Hemiparese adalah
kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh yang menyebabkan
hilangnya tenaga otot sehingga sukar melakukan gerakan
volunter (Sidharta, dkk. 2001)

B. Epidemiologi
Global
Setiap tahun, 15 juta orang di dunia menderita stroke. Dari
15 juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal, dan 5 juta
orang lainnya mengalami kecacatan permanen. Stroke
jarang ditemukan pada orang di bawah 40 tahun. 70%
kasus stroke ditemukan di negara dengan penghasilan
rendah dan menengah, 87% kematian akibat stroke juga
ditemukan pada negara-negara tersebut. Sedangkan pada
negara dengan penghasilan tinggi, insidensi stroke telah
berkurang sebanyak 42% dalam beberapa dekade terakhir.
Indonesia
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 oleh Kementrian
Kesehatan RI, 7% atau sebesar 1.236.825 orang menderita
stroke. Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka
kejadian stroke terbanyak di Indonesia, yaitu sebesar
238.001 orang, atau 7,4% dari jumlah penduduknya.
Selain itu, penderita ditemukan paling banyak pada
kelompok umur 55-64 tahun. Laki-laki juga lebih banyak
mengidap stroke di Indonesia dibandingkan perempuan.
Menurut Sample Registration System (SRS) Indonesia
2014, Stroke merupakan penyakit yang paling banyak
diderita, yaitu sebesar 21,1%.
Mortalitas
Berdasarkan WHO, stroke merupakan penyakit dengan
angka kematian tertinggi kedua di dunia, dan ketiga dalam
menyebabkan kecacatan.[11] Berdasarkan laporan pola
penyebab kematian di Indonesia dari analisis data
kematian 2010, penyebab kematian tertinggi adalah stroke,
sebesar 17,7%.[14]
C. Etiologi
Gangguan suplai darah ke otak merupakan penyebab
terjadinya stroke. Stroke mengakibatkan terjadinya
kehilangan fungsi neurologis secara tiba - tiba, kemudian
muncul tanda dan gejala sesuai dengan daerah yang
mengalami gangguan. Untuk membatasi kerusakan otak dan
mencegah stroke berulang maka proses pemulihan stroke
harus dioptimalkan (Schretzman, 2001). Gangguan suplai
darah ini disebabkan oleh adanya penyumbatan dan pecahnya
pembuluh darah di otak.
Menurut (Junaidi, 2011) dibagi menjadi 2 kelompok besar,
yaitu:
a. Faktor risiko internal (yang tidak dapat dikontrol/diubah)
seperti umur, ras, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.
b. Faktor risiko eksternal (yang dapat dikontrol/diubah)
seperti hipertensi, stres, diabetes mellitus, peminum
alcohol, merokok, pola makan, kurang aktivitas fisik,
obesitas.

D. Tanda dan Gejala


Faktor Risiko Terjadinya Stroke
Pakistan melakukan sebuah penelitian terhadap faktor resiko
dari stroke, faktor resiko tertinggi yang menyebabkan
terjadinya stroke adalah hipertensi dengan 78%, dan yang
kedua Diabetes Mellitus (40,3%), Rokok (21%) (Taj: 2010).
Menurut Feigin (2006) faktor resiko stroke dibagi menjadi
dua yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi seperti gaya
hidup dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti
penuaan, kecenderungan genetik dan suku bangsa. Faktor
resiko yang terpenting adalah:21
(1) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat menimbulkan perubahan pada sistem
vaskuler (pembuluh darah dan jantung) serta memicu
terjadinya aterosklerosis (Feigin, 2006).
(2) Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus - menerus menambah
beban pembuluh arteri perlahan - lahan. Arteri mengalami
proses pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga
mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat pula merusak
dinding arteri dan mendorong proses terbentuknya
pengendapan plak pada arteri koroner. Hal ini meningkatkan
resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah
naiknya tekanan darah. Semakin berat kondisi hipertensi,
semakin besar pula faktor resiko yang ditimbulkan (Mackay,
2004).
(3) Penyakit jantung
Emboli yang terbentuk di jantung akibat adanya kelainan
pada arteri jantung terutama arteria coronaria dapat terlepas
dan dapat mengalir ke otak sehingga dapat menyumbat arteri
di otak dan dapat mencetuskan stroke iskemik (Feigin, 2006).
(4) Makanan yang tidak sehat
Jika seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada
yang mereka gunakan dalam aktivitas sehari - hari, kelebihan
kalori tersebut akan diubah menjadi lemak yang menumpuk
di dalam tubuh (Feigin, 2006).
(5) Merokok22
Asap rokok yang mengandung nikotin yang memacu
pengeluaran zat-zat seperti adrenalin dapat merangsang
denyut janlung dan tekanan darah. Kandungan carbon
monoksida dalam rokok memiliki kemampuan jauh lebih kuat
daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau
menyerap oksigen sehingga kapasitas darah yang
mengangkut oksigen ke jaringan lain terutama jantung
menjadi berkurang. Hal ini akan mempercepat terjadinya
stroke iskemik bila seseorang sudah mempunyai penyakit
jantung (Mackay, 2004).

E. Klasifikasi Stroke

F. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan penyebab tersebut stroke diklasifikasikan
menjadi 2 macam yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik
19 (Schretzman. 2001).
1) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah di otak yang menghambat
aliran darah normal dan darah merembes ke daerah
sekitarnya kemudian merusak daerah tersebut.
Berdasarkan tempat terjadinya perdarahan, stroke
hemoragik terbagi atas dua macam, yaitu stroke
hemoragik intra serebrum dan stroke hemoragik
subaraknoid.
2) Stroke Non Hemoragik atau Iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh
terjadinya penyumbatan pada arteri yang mengarah ke
otak yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak
mengalami gangguan sehingga otak kekurangan oksigen.
Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non haemoragik
dibagi menjadi 4, yaitu:
(1) Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan serangan
stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24 jam.
(2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
merupakan gejala neurologis yang akan menghilang
antara > 24 jam sampai dengan 21 hari.
3) Progressing Stroke atau Stroke in Evolution merupakan
kelainan atau defisit neurologis yang berlangsung secara
bertahap dari yang ringan sampai menjadi berat.
4) Complete Stroke atau stroke komplit merupakan kelainan
neurologis yang sudah menetap dan tidak berkembang lagi
(Junaidi, 2006).
BAB V
Penatalaksanaan Fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai