Oleh :
I Gusti Ngurah Krisdana Esta
19D30574
BAB 1.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB 2.......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................6
2.1.4 Rekam Medis.......................................................................................10
BAB 3.....................................................................................................................13
METODE PENELITIAN.......................................................................................13
ii
3.1 Rancangan Penelitian............................................................................13
3.2.1 Lokasi Penelitian.................................................................................13
3.2.2 Waktu Penelitian.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi utama sebagai tempat pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Selain itu rumah sakit dapat digunakan sebagai
pelayanan rujukan medik yang mempunyai fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan
kesehatan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian dan salah satu
faktor yang mendukung upaya tersebut adalah penyelenggaraan rekam medis.
Diagnosa adalah suatu penyakit atau keadaan yang diderita oleh seorang
pasien yang menyebabkan seorang pasien memerlukan atau mencari dan
menerima asuhan medis atau tindakan medis (medical care). Diagnosa utama yang
spesifik akan memudahkan dalam menentukan kode diagnosa utama, kode
diagnosa utama merupakan kombinasi huruf dan angka yang mewakili sebutan
suatu diagnosa utama. Keakuratan kode diagnosa utama memberikan pengaruh
yang penting dalam proses pencatatan indeks penyakit dan laporan rumah sakit,
yang nantinya juga akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam
pembangunan kesehatan.
1
sosial ketenaga kerjaan PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Pada
jamkesmas, klaim pembayarannya langsung diserahkan ke pemerintah, kemudian
dana akan diganti oleh pemerintah. Terdapat 3 (tiga) kuota pada jamkesmas untuk
proses verifikasinya, yaitu jamkesmas (kemenkes), jamsostek (propinsi), dan
jamkesmaskot (kota).
Survei awal di Rumah Sakit X, pada verifikasi koding BPJS telah diambil
sampel sebanyak 10 DRM, dan ditemukan 80% DRM yang tidak sesuai dengan
verifikator dari BPJS, dan 20% DRM yang lain telah sesuai dengan verifikator BPJS.
Data yang tidak sesuai yaitu kode diagnosa yang tidak akurat dan spesifik, sehingga
dari pihak BPJS mengembalikan data tersebut untuk dikaji ulang. Dampak yang
terjadi jika tidak sesuai dengan verifikator BPJS adalah data tidak akan terverifikasi
oleh pihak BPJS dan akan dikembalikan untuk dikaji ulang. Sehingga memperlama
proses pengajuan klaim.
2
CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem "paket", berdasarkan penyakit
yang diderita pasien.
3
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi Perpustakaan Stikes Husada Borneo
Banjarbaru dan sebagai acuan bagi pen1eliti lain selanjutnya.
b. Bagi Peneliti
Sebagai referensi untuk dasar atau acuan dalam pengembangan
lain di kemudian hari tentang keakuratan Koding pada klaim BPJS oleh
petugas Rekam Medis.
c. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan keakuratan Koding
klaim BPJS oleh petugas Rekam medis di Rumah Sakit X.
2. Penulis Laela Indawati, judul Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim
BPJS Rawat Inap di RSUP Fatmawati tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan
Rata rata pengembalian berkas klaim rawat inap per bulan adalah sebesar 22
4
% dari total keseluruhan berkas yang diklaim. Dari pengembalian berkas klaim
pasien rawat inap yang sudah diverifikasi oleh BPJS, dibagi 4 kategori, yaitu :
Pinjam status : peminjaman dokumen yang ada didalam rekam medis untuk
keperluan verifikasi.
Dari 4 kategori tersebut, 36% dari total klaim rawat inap yang dikembalikan
oleh verifikator rawat inap adalah pengembalian untuk konfirmasi koding.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
ketidaktelitian coder, minimnya pemahaman coder tentang terminologi
medis yang ditulis oleh paramedis dan masa kerja sebagai coder. Ketelitian
merupakan hal yang penting dalam menentukan kode diagnosis karena satu
huruf atau angka saja akan memberikan arti yang berbeda. Lebih jauh,
kesalahan tersebutakan berlanjut pada kesalahan prosedur medis yang akan
diberikan kepada pasien. Pemahaman coder tentang terminologi medis juga
sangat diperlukan, mengingat ilmu ini merupakan dasar utama seorang
coder. Semakin tinggi pemahan coder tentang terminologi medis, maka
makin tepat pula kode diagnosis yang dihasilkan. Masa kerja coder
berhubungan langsung dengan pengalaman menghadapi kasus yang mudah
hingga yang sulit. Makin lama masa kerja coder, maka makin banyakjuga
pengalaman yang dimiliki. Unsur kolaborasi antara paramedis dan coder yang
mempengaruhi akurasi koding diagnosis yaitu: komunikasi antara paramedis
dan coder yang masih minim dan beban kerja yang tinggi. Komunikasi antara
paramedis dan coder menjadi sangat penting untuk melakukan crosscheck
apakah diagnosis yang dimaksud paramedis sudah sesuai dengan apa yang
ditangkap oleh coder. Komunikasi penting untuk menghindari
kesalahpahaman diagnosis. Unsur material machine (sarana prasarana) yang
mempengaruhi akurasi koding diagnosis yaitu: kualitas dokumen rekam
medis yang disediakan rumah sakit dan ketersediaan sarana pendukung &
sarana komunikasi. Ruangan kerja yang nyaman, kemampuan komputer yang
memadai dan sarana komunikasi terbukti menunjang keakuratan koding
diagnosis di rumah sakit. Lingkungan kerja erat kaitannya dengan
produktivitas pekerja. Lingkungan kerja yang baik akan memicu pekerja
untuk bekerja dengan optimal. Unsur method(metode)yang mempengaruhi
akurasi koding diagnosis yaitu: ketersediaan Standar Operasional Prosedur
(SOP) terkait pengkodean diagnosis dan monitoring & evaluasi
penyelenggaraanrekam medis tidak dilakukan.Evaluasi adalah suatu
prosesuntuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan pencapaian
suatu tujuanyang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan bagian penting dari
proses manajemen,karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik
terhadap program ataupelaksanaan kegiatan. Evaluasi penyelenggaraan
7
rekammedis diharapkan mampu mengidentiikasi kendala dan penyebab
sedini mungkin untuk kemudian dicari jalan keluar atau solusi dari
permasalahan tersebut.
8
Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit
menyelenggarakan kegiatan:
a. Pelayanan medis.
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis.
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan.
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan.
f. Administrasi umum dan keuangan.
9
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang di selenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak di berikan
kepada setiap orang yang membayar iur atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.(UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN). Kedua badan tersebut pada
dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi hak setiap orang atas
jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang bertujuan
untuk memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
2.1.4 Rekam Medis
A. Definisi Rekam Medis
PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 menyebutkan bahwa
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008).
10
B. Tujuan Rekam Medis
11
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
g) Aspek dokumentasi. Suatu berkas reka medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban
dan laporan sarana pelayanan kesehatan.
Adapun kerangka konsep dari penelitian tinjauan identifikasi keakuratan koding pada
klaim BPJS oleh petugas rekam medis di rumah sakit X.
KODER
KLINIK KODING RM
VERIFIKASI
PELAYANAN
12
PENGAMBILAN KLAIM
HASIL VERIFIKASI BPJS
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei Tahun
2021.
14
disesuai dengan tujuan peneliti melalui pengelompokan – pengelompokan
untuk menilai suatu realitas objek dan subjek penelitian yaitu dimana teknik
pengambilan sumber data dengan beberapa informasi yang telah ditentukan
dengan cara menentukan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Petugas Rekam Medis yang paham dan memiliki informasi mengenai keakuratan
Koding pada klaim BPJS.
2. Bersedia jadi subjek penelitian, ketersediaan subjek penelitian akan membantu
dalam menemukan inti dari penelitian.
Dari kriteria diatas subjek penelitian yang diambil adalah para petugas
Rekam Medis di Rumah Sakit X.
15
DAFTAR PUSTAKA
Indawati, L. (2019). Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim BPJS Rawat Inap Di
16