Kelompok 9 Kewirausahaan C
Kelompok 9 Kewirausahaan C
Disusun Oleh:
Kelompok 9
KEWIRAUSAHAAN C
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena limpahan rahmat,
anugerah, dan karunia dari-Nya,saya dapat menyelesaikan tugas ini sesuai rencana
awal. Tak lupa sholawat serta salam selalu kami haturkan, kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad saw. semoga kita mendapatkan syafaat di hari kiamat. Aamiin.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Labib Maimun, S.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan atas tugas yang diberikan, semoga
bisa menambah wawasan kita semua. Dan terima kasih juga kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Ubtuk
itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang membangun, sehingga kedepannya kami bisam membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER/SAMPUL ......................................................................................... i
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha
dapat dikatakan merupakanbagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
karena keberadaannya sebagai khalîfahfî al-’ardh dimaksudkan untuk
memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Posisi
bekerja dalam Islam sebagai kewajiban kedua setelah shalat. Oleh karena itu
apabila dilakukan dengan ikhlas maka bekerja itu bernilai ibadah dan
mendapat pahala. Bekerja tidak saja menghidupi diri sendiri, tetapi juga
menghidupi orang-orang yang ada dalam tanggungan dan bahkan bila sudah
berkecukupan dapat memberikan sebagian dari hasil kerja untuk menolong
orang lain yang memerlukan.
Islam melarang orang yang menuruti angan-angannya yang kosong,
bercita-cita tanpa disertai dengan usaha. Adapun demikian, Islam juga
melarang orang yang bekerja keras untuk merealisasikan cita-cita namun
melupakan adanya Allah Swt. Islam mengajak setiap manusia untuk ikhlas
menyerahkan diri kepada Allah dan bekerja dengan baik. Keselarasan dalam
menjalankan tanggung jawab demi kejayaan di dunia, ketenangan di alam
kubur dan kenikmatan di akhirat itulah yang menjadi cita-cita dalam tuntunan
Islam.
Dalam konteks kewirausahaan, agama akan mempengaruhi sikap dan
perilaku wirausaha melalui penciptaan nilai, menjalankan kegiatan bisnis
dengan lebih menekankan pada moral dan etika bisnis. Beberapa studi
sebelumnya menyatakan bahwa, ketika religiusitas individu mampu berperan
sebagai faktor-faktor yang membedakan dengan individu yang lain, maka itu
akan menimbulkan konsekuensi dari perbedaan dalam pencapaian kinerja.
Bahwa ketika bisnis dimulai dan ditujukan berdasarkan semangat beribadah
maka hasil yang didapatkan bukan hanya berwujud keuntungan materiil
semata, melainkan juga keuntungan yang bisa dinikmati pada tingkatan
kehidupan yang abadi, yakni di akhirat kelak.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana urgensi riyadhoh lahir dan batin bagi pengusaha?
2. Apa saja riyadhoh yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha?
3. Bagaimana hubungan kesuksesan usaha dan riyadhoh (amalan) yang
dilakukan?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Kewirausahaan.
2. Mengetahui urgensi riyadhoh bagi pengusaha.
3. Mengetaui apa saya riyadhoh yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha.
4. Mengetahui hubungan antara kesuksesan usaha dan riyadhoh (amalan)
yang dilakukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam mencari rizki maka harus mencari pintu yang terbuka lebar dan
jumlah yang banyak yang dibagikan oleh Allah Swt. Pintu rizki yang banyak
dan terbuka lebar adalah melalui kewirausahaan. Semangat kewirausahaan
terdapat dalam QS.Hudayat 61, QS. Al Mulkayat 15, dan QS.Al-Jumuh ayat
10. Sehingga jelas bahwa dalam Al-quran tidak membedakan antara
wirausaha dengan agama. Hal sebaliknya terjadi Al-quran sangat mendukung
adanya peningkatan kualitas dalam kewirausahaan.1
1
Robert D. Hisrich, Entrepreneurship Kewirausahaan, Jakarta: Penerbit Salemba Barat
2008 , 6.
3
Mencapai cita-cita yang diharapkan bukan suatu hal yang susah, tetapi
juga bukan hal yang mudah. Kesulitan maupun kemudahan bergantung pada
persepsi seseorang dalam merealisasikan sebuah harapan yang diinginkan.
Misalnya saja ketika seseorang ingin pintar, jelas harus rajin belajar. Orang
yang ingin kaya, jelas harus bekerja, dan sebagainya.
Seperti yang kita ketahui bahwa untuk melakukan sebuah amalan hikmah
atau ilmu hikmah tertentu, terkadang seorang kyai atau ustadz memberikan
riyadhoh khusus kepada murid atau santrinya. Hal itu memang harus
dilakukan sebagai bentuk perjuangan kesungguhan untuk menggapai hal
tersebut.
Tata cara riyadhoh di antaranya adalah dengan cara berpuasa pada hari
tertentu, jumlah hari yang ditentukan, dan pantangan-pantangan yang harus
dihindari. Misalnya saja tidak boleh makan makhluk yang bernyawa, makan
hanya dengan nasi putih, dan sebagainya. Adapun riyadhoh lain misalnya
dengan membaca wirid tertentu yaitu dengan membaca kutipan ayat suci Al-
Quran, shalawat, atau kalimat-kalimat toyyibah yang lain. Dengan jumlah
bacaan tertentu pula dan waktu yang ditentukan. Ketika seseorang benar-
4
benar menjalankan riyadhoh denganbaik, disertai dengan kesungguhan hati,
ikhlas menjalankannya, dan bersabar insya Allah akan terkabul segala hajat
yang diinginkan.
Selain itu, riyadhoh juga bisa diartikan melakukan amalan tertentu untuk
melawan segala hawa nafsu yang menjadi rintangan. Hal ini ditujukan agar
keinginannya tercapai. Seperti halnya ulat yang berubah menjadi kepompong
dan berakhir seekor kupu-kupu yang indah dan menawan. Begitulah
analoginya orang yang melakukan riyadhoh agar cita-citanya terwujud.2
2
https://guruilmuhikmah.wordpress.com/2014/09/18/mengapa-riyadhoh-diperlukan-
untuk-melakukan-sebuah-amalan-hikmah/
5
kaitan antara produktivitas dengan pertumbuhan ekonomi akan nampak
dengan jelas.3
3
http://sbm.binus.ac.id/files/2013/04/Pentingnya-Kewirausahaan.pdf
6
Islam dan bertindak sebagai kendaraan menuju penerimaan global Sistem
ini.
7. Prinsip-prinsip Kewirausahaan Islam diambil dari hasanah ilmu di
Alquran dan Alhadits
8. Etika kewirausahaan yang baik adalah etika kewirausahaan berdasarkan
perilaku teladan dari Nabi Muhammad SAW.
7
2. Mempunyai tujuan jangka panjang. Dalam agama Islam segala usaha
memiliki jangka waktu yang bisa membangun masa depan dan generasi
penerus. Tidak hanya satu atau dua periode saja.
3. Berdoa dan bertawakkal. Setelah semua diusahakan dengan sungguh-
sungguh maka hasil tinggal dipasrahkan kepada Sang Pencipta. (Man
Proposes, God disposes).4
4
Sri Wigati, “Kewirausahaan Islam (Aplikasi dan teori), Buku Perkuliahan S1, Prodi
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Ampel
Surabaya: Surabaya.
5
Hari Winarto, “MENUJU SUKSES BERWIRAUSAHA”, MAJALAH ILMIAH
EKONOMIKA VOLUME 14 NOMOR 1, 2011, hal. 20-21
8
hal yang tidak berhubungan dengan keuangan seperti kepuasan pelanggan,
pengembangan pribadi, dan pencapaian personal. Berdasarkan pengertian-
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesuksesan berwirausaha adalah
kombinasi dari kepuasan individu terhadap pencapaian ekstrinsik yaitu aset
finansial maupun intrinsik yaitu kepuasan batin. Zimmerman & Jiang (2009)
menjelaskan bahwa modal merupakan salah satu faktor penting dalam
kesuksesan berbisnis, karena modal seringkali tidak mudah untuk di akses
oleh calon wirausahawan. Modal terdiri dari tiga wujud, yaitu:
1. Human Capital
a. Pengetahuan dan kemampuan individu dalam pendeteksian sifat
kewirausahaan seperti pemecahan masalah, adaptasi terhadap
perubahan, implementasi terhadap teknologi terbaru. Selain itu,
menjadi negosiator yang efektif, tahan terhadap tekanan/stress,
inovatif, cerdas, mudah beradaptasi dengan lingkungan, berpikiran
terbuka, fokus, tekun dan realistis, juga merupakan pengetahuan dan
kemampuan individu.
b. Pendidikan
c. Pengalaman sebelumnya
2. Social Capital
a. Jaringan sosial dan relasi pada struktur sosial tempat seseorang itu
berada yaitu sumber daya sosial yang tertanam pada suatu hubungan
antar manusia. Teman dan kerabat yang mendukung kegiatan
berwirausaha
b. Keluarga seperti orang tua atau pasangan, yang mendorong kegiatan
berwirausaha, namun tidak ikut campur terhadap kegiatan berbisnis.
3. Reputational Capital
a. Reputasi yang baik
b. Sertifikasi legitimasi dari organisasi yang dihormati6
6
Deby Austhi, “MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN KESUKSESAN
BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHAWAN WANITA ANNE AVANITE”, dalam JURNAL
AGORA Vol. 5, No. 1, 2017, hal. 1-8
9
Dari analisis beberapa jurnal diperoleh bahwa pada dasarnya ciri-ciri
wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil mempunyai tiga sikap, yaitu :
7
Hari Winarto, Op. Cit., Hal. 27
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riyadhoh merupakan amalan tertentu yang harus dilakukan bagi pemilik
usaha agar hajatnya terkabul. Tentu saja riyadhoh yang dilakukan bertujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saat seseorang telah dekat
dengan-Nya, hal yang diminta seorang hamba bukan mustahil untuk
dikabulkan. Bahkan justru akan sangat cepat untuk terwujud lantaran telah
memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Riyadhoh yang dilakukan pelaku
usaha dalam berwirausaha adalah jujur, memiliki tujuan jangka panjang serta
doa dan tawakal.
Pada dasarnya semua amalan yang dilakukan para pengusaha tersebut
dapat berdampak positif atau tidak itu tergantung bagaimana tujuan dan
kemauan dari pengusaha tersebut. Amalan-amalan (Riyadhoh) yang
dilakukan oleh pengusaha tentunya tidak terjadi secara instan, namun juga
melalui suatu proses. Amalan yang dilakukan oleh para pelaku usaha agar
sukses tentunya akan memberikan dampak bagi usaha yang dijalaninya. Oleh
karena itu, menjalankan amalan dalam berwirausaha yang sesuai dengan
anjuran agama dan juga aspek-aspek dalam berwirausaha tetap harus selalu
dilakukan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Ubtuk itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun, sehingga kedepannya kami bisam membuat
makalah yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://guruilmuhikmah.wordpress.com/2014/09/18/mengapa-riyadhoh-
diperlukan-untuk-melakukan-sebuah-amalan-hikmah/
Wigati, Sri. ____. “Kewirausahaan Islam (Aplikasi dan teori), Buku Perkuliahan
S1, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syari’ah dan
Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya: Surabaya.
12