Anda di halaman 1dari 1

“Hujan itu membasahi. Bukan menghalangi.

- Bang Izra

Tiga minggu berproses di Mapala, aku belajar banyak. Sangat banyak. Kalau kata orang banyak
kekerasan, dimana kekerasan? Mungkin orang lain menyalah artikan tekanan sebagai bagian dari
kekerasan. Nyatanya, tidak sama sekali.

2019, berlalu dengan banyak cerita. Perasaan putus asa bahkan terbesit pikiran untuk bunuh diri juga
terjadi di tahun ini. Ditinggalkan untuk kedua kalinya, dicampakan untuk sekian kalinya. Bahkan berkali-
kali dibuat merasa rendah diri yang serendah-rendahnya. Tempat mana lagi yang bisa aku jadikan
pelipur otak yang makin sekarat, dan mental yang kian depresi. Hingga suatu pemikiran nakal datang,
bisa nggak sih aku melampaui diriku. Melakukan hal-hal yang aku takuti. Aku inget kata-kata Nietzche
yang selalu aku jadikan patokan hidup, “sesuatu yang tidak dapat membunuhku, akan membuatku lebih
kuat.”

Saat seseorang bertanya, “kenapa sih ikut Mapala?” aku menjawabnya “I wanna break the limit.” Aku
benci bertemu orang yang berbicara menggunakan nada tinggi, aku benci olahraga lari, tapi semua itu
aku temui di Pendidikan dasar. Sebenarnya, tekanan yang diberikan tidak sebanding dengan tekanan
kehidupan yang aku alami. Hei bung, bentakanmu itu ga ada apa-apanya untuk mentalku yang udah
remuk duluan ini. Segini ajakah takanan yang bisa kalian kasih ke aku? Tapi ternyata bukan disitu limitku.

Proses break the limit, baru aku temui pada saat latihan pengenalan pertama. Arung jeram. Perasaan
takut membuncah di hatiku. Aku tidak bisa berenang, dan belum siap mati. Walau pun sebelumnya aku
pengen bunuh diri, tapi aku masih juga belum siap. Aku terpaksa turun ke air dan melakukan renang
jeram. Dan di saat itu, aku bener-bener nangis. Astagah, gimana bisa nangis di depan banyak orang.

Baru setelah itu aku belajar untuk tidak menyerah dengan keadaan. Ketika kamu udah berjalan ke
depan, pilihan kamu Cuma satu yaitu terus berjalan ke depan. Nggak ada pilihan buatmu kembali lagi,
begitu pun hidup.

Hujan itu membasahi, bukan menghalangi. Bayangin aja, seumur hidup pertama kalinya buatku
menempuh perjalanan di antara guyuran hujan yang lebat. Padahal biasanya, gerimis dikir aja mager
mau keluar rumah. Tapi ternyata berjalanan di antara hujan itu mengasyikkan. Salah satu bagian dari
mensyukuri nikmat Tuhan adalah dengan tidak mencerca hujan.

Ah, tulisan ini bener-bener ngalor ngidul. Pokoknya banyak banget value yang aku dapat di selama 3
minggu berproses di Mapala. Mungkin suatu saat nanti aku bisa cerita ke kamu di warung kopi atau
kamu mau jadi bagian dari keluargaku dan merasakannya bersama. Sampai jumpa di 2020!

Anda mungkin juga menyukai