Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

Disusun oleh :
Igithalia Arifki (190803101030)
Krishna Nova Margaetha (190803102024)
Ikmal Dzikri Mu’tasyimbillah (190803102049)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun judul
dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen SDM.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap penyusun.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah
inidapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Jember, November 10

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I. Pendahuluan............................................................................................................ 3
I.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
BAB II. Pembahasan........................................................................................................... 5
II.1 Pengertian Kepemimpinan............................................................................................ 5
II.2 Teori Para Ahli Tentang Kepemimpinan...................................................................... 7
II.3 Fungsi Kepemimpinan................................................................................................. 7
II.4 Tugas-Tugas Pemimpin................................................................................................ 9
II.5 Strategi Kepemimpinan Yang Efektif........................................................................... 10
II.6 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan..................................................................................... 13
BAB III. Penutup................................................................................................................. 16
III.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 16
III.2 Saran............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat atau
kewibawaan yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan maupun
kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan rumusan pengertian kepemimpinan secara sederhana tersebut, memberikan


makna bahwa dalam lingkup kepemimpinan mengandung banyak dimensi : tugas dan fungsi
kepemimpinan, criteria keberhasilan, sumber, syarat yang perlu dipenuhi oleh seorang
pemimpin, serta kemampuan professional dalam mewujudkan tugas dan fungsi
kepemimpinan.

Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti


penggerak,motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran
kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.

Melalui pembinaan dan pengembangan diri kepada para pelaku kepemimpinan diharapkan
memiliki kualitas.

Mampu memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Sebab
dengan memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya diharapkan
pola pikir, sikap dan perilakunya dapat : merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi
yang diembannya.

-Berperilaku mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.

-Memelihara keutuhan serta mengembangkan organisasi.

-Menghindarkan atau menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dalam organisasi.

-Kemampuan menciptakan kesadaran dan tanggung jawab orang-orang yang menjadi


tanggung jawabnya (anggota), sehingga setiap orang yang menjadi tanggung jawabnya
merasa dengan sadar sebagai bagian dari kehidupan organisasi yang dipimpinnya.

-Kemampuan menciptakan etos kerja yang tinggi sebagai pencerminan dari rasa ikut
memiliki, melaksanakan dan mengamankan tugas dan tanggung jawabnya.

-Kemampuan menimbulkan dinamika organisasi yang dipimpinnya sesuai laju


perkembangan, kebutuhan dan ilmu serta tehnoligi.

3
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Kepemimpinan?
2.      Bagaimana Tori para ahli tentang Kepemimpinan?
3.      Apa fungsi Pemimpin?
4.      Apakah Tugas-tugas Pemimpin?
5.      Bagaimanakah Strategi Kepemimpinan Yang Efektif?
6.      Bagaimana Perinsip-prinsip Kepemimpinan?

4
BAB II

PEMBAHSAN

2.1  Pengertian Kepemimpinan

Sebelum membahas tentang macam-macam peran kepemimpinan terlebih dahulu kita


akan memaparkan tentang pengertian peran kepemimpinan itu sendiri.

Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah


kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan
adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan
satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan
nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan  penertian manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota
organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya[2].

Hampir setiap literatur-literatur tentang kepemimpinan memberikan gambaran yang


ideal tentang kepemimpinan. Hal ini dapat dimengerti, karena masnusia membutuhkan
kepemimpinan itu. Dan dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi tumpuan harapan dari
manusia, sehingga dewasa ini masalah kepemimpinan semakin menarik perhatian banyak
kalangan terutama dalam kajian komtemporer, sebab kepemimpinan memiliki dimensi yang
luas.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah perihal memimpin;


cara memimpin. Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat mempengaruhi orang banyak
agar mau bekerjasama memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai[3]. Rebecca
kemudian menambahkan bahwa seoarng pemimpin adalah penggerak ke arah usaha bersama
yang terorganisasi. Ia merupakan agen atau pelaksana dari suatu kekuasaan yang
menggunakan dirinya.

Kusnadi mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan


mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan dan sumber aspirasi
serta motivasi bawahan.

5
Winardi mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang
melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam, faktor-
faktor intern maupun ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja dari sebuah posisi
organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul,
apabila ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi dan posisi
ada, orang-orangnya juga ada[5].

Beberapa implikasi dari berbagai definisi adalah :

1.kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut. Sebagai akibat dari kesediaan
menerima petunjuk dari seorang pemimpin. Anggota kelompok harus dapat memahami status
pemimpinnya yang memungkinkan proses kepemimpinan berjalan dengan baik.

2.Kepemimpinan melibatkan kekuasaan yaitu kemampuan untuk menggunakan pengaruh


artinya kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku individu atau kelompok.

3.Kepemimpinan melibatkan pengaruh (influence) yaitu tindakan tingkah laku yang


menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku individu dan kelompok.

Gitosudarmo dan Sudita mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang


sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena kepemimpinan merupakan
aktivitas yang utama, untuk dicapainya tujuan organisasi[6]. Dari pengertian ini
kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses mempengaruhi aktivitas dari individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang
yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk menghasilkan prestasi dan
kepuasan. Maka kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk memotivasi atau
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan tindakan membuat sesuatu
menjadi kenyataan[7].

Idealnya seorang pemimpin itu memegang kekuasaan sesuai dengan bidang dan
keahlian dan bakatnya. Sebab tanpa hal tersebut, seorang pemimpin akan menemui kesulitan
dalam melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri, kesulitan mawas diri dan kesulitan
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga secara rasional pemimpin
dituntut kepandaiannya untuk memimpin jalannya perkumpulan yang berada dalam

6
wewenangnya sesuai dengan misi perkumpulan itu dibentuk secara bersama[8], misalnya
sebuah desa idealnya dipimpin oleh kepala desa.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut, esensi kepemimpinan adalah


”Kepengikutan”, dalam arti bahwa yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah
jika adanya kemauan orang lain untuk mengikutinya. Dengan demikian secara umum dan
sederhana kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses mempengaruhi orang lain
sedemikian rupa, sehingga mereka mau melakukan usaha atau keinginan usaha atau
keinginan untuk bekerja dalam rangka pencapaian suatu tujuan.

2.2 Tori para ahli tentang Kepemimpinan


Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian
kepemimpinan menurut para ahli, antara lain:

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui


proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281).

2.3  Fungsi Pemimpin


Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di
dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena
harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau
organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu: pertama, dimensi yang berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas

7
pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok
atau organisasi.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak
yan menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan 
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan
setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan
untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin
dan bukan pelaksana.
Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip,
persepsi, dan aspirasi.
Fungsi Pengendalian

8
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

2.4  Tugas-tugas Pemimpin

Tugas seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah membawa anggota


organisasi untuk bekerja bersama sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing dan
membawa organisasi ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan.

Selain itu, tugas pemimpin organisasi adalah mengawasi, membenarkan, meluruskan,


memandu, menterjemahkan, menetralisir, mengorganisasikan, dan mentransformasikan
kebutuhan dan harapan anggota organisasi. Dalam konteks nilai dan norma sosial, tugas
pemimpin adalah membuat organisasi sebagai suatu sistem sosial yang menyenangkan bagi
anggota organisasinya, organisasi menjadi satu tempat berinteraksi dan aktualisasi diri bagi
anggotanya.

Pemimpin organisasi mempunyai kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya.


Kekuasaan tersebut merupakan alat dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Oleh karena
itu, agar tugas kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik maka digunakan strategi.
Strategi yang dipilih bergantung kepada seberapa tinggi pengetahuan dan keterampilan
pimpinan dalam membuat dan mengembangkan serta memilih strategi yang cocok.

Strategi yang dapat digunakan agar dapat menjalankan kepemimpinannya, yaitu:

-Pemimpin harus menggunakan strategi yang fleksibel;

-Pemimpin harus menjaga keseimbangan dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan
jangka pendek;

-Pemilihan strategi harus yang memberikan layanan terhadap lembaga;

Kegiatan yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi.

Kekuasaan (personal power) tidak memiliki efektivitas dalam mempengaruhi orang


lain/anggota organisasi. Personal power harus diramu dengan personal behavior dan
keterampilan untuk mempengaruhi anggota organisasi. Sebab kekuasaan personal pimpinan
sesungguhnya sangat bergantung kepada kemampuan/keterampilan yang dimiliki pemimpin.

9
2.5   Strategi Kepemimpinan Yang Efektif
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka
mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian
bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
maka di sini kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai.
Banyak sekali faktor yang harus dipertimbngkan untuk menciptakan kepemimpinan
yang efektif. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut umumnya sangat sulit
untuk diukur dan sebagian lagi sangat sulit pula untuk dikenali.
Kusnadi, dkk (2005:354) menyatakan bahwa di dalam mengembangkan profil
kepemimpinan, maka sangat penting untuk memperhatikan posisi pemimpin di dalam
organisasi. Asumsi apa yang akan dipegang oleh pemimpin dalam mengelola anak buahnya
di dalam organisasi agar mau bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam kedudukannya sebagai pemimpin di dalam kelompok sosial termasuk
masyarakat, seorang pemimpin akan dituntut oleh beberapa hal, yang meliputi kumpulan
peran yang kompleks, dan demikian pula fungsinsya. Dalam keluasan fungsi dan peran,
seorang pemimpin dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para
pengikutnya, sesuai dengan kedudukan yang ada dan berlaku.
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, Goleman menjelaskan ada dua
hal yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : perilaku mengarahkan dan
perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan
perilaku mendukung diartikan dalam komunikasi dua arah. Oleh karena fungsi
kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan tersebut
akan tampak jika dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Posisi kontrol
atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian antara pemimpin
dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan perilakunya disenangi dan diterima oleh
bawahannya. Bawahan menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan
tempat bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama bawahan, sehingga
tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sumber
kekuasaan yang ada padanya kekuasaan keahlian dan informasi.
Demikianlah inti pokok pembicaraan kepemimpinan dalam hubungannya dengan
kekuasaan. Kedua istilah ini pemimpin atau kepemimpinan dengan kekuasaan mempunyai
relevansi yang sukup tinggi. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi
perilaku orang lain. Untuk mempengaruhi membutuhkan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan
itu sendiri merupakan potensi pengaruh dari seorang pemimpin.

10
Anoraga (2001:22) mengemukakan bahwa pemimpin mempunyai tugas untuk
memimpin dan mengendalikan hal-hal detail dan spesifik, juga ia mengendalikan hubungan
internal di dalam kelompoknya, karena pada dasarnya dalam suatu kelompok manusia selalu
mengadakan interaksi. Pemimpin mempunyai tugas untuk menjadi pengamat dan pengendali
kelancaran hubungan-hubungan yang terjadi. Melalui kelancaran dan kebaikan hubungan-
hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan komunikasi dan mendidik,
kecakapan sosial, serta kemampuan teknis yang meliputi penganalisass situasi menjadi
tuntutan bagi dirinya sebagai pemimpin.
Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin, pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat
dilepaskan sama sekali, baik pengaruh dari dalam, maupun pengaruh dari luar kelompok atau
organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh  yang ada, maka dalam pembuatan kebijakan akan
terdapat tiga sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan Anoraga (2001:23)  yaitu :
-Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk di dalamnya aturan-aturan yang
berada di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap kehidupan
kelompoknya.
-Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga bawahan sebagai pengikut, tetap memegang
peran yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan bersama.
-Bersumber dari dirinya selaku pemimpin, maka sebagai seorang pemimpin otonomi
dipegangnya untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa melalui wewenang yang luas, pemimpin
mempunyai ruang gerak yang luas pula. Ketajaman pandangan pengikut terhadap
pimpinannya bukan merupakan hal yang luar biasa. Sorotan dan penilaian terhadap diri
pemimpin dapat terjadi. Sejauh itu pula kebaikan dan keburukan yang dilakukan pimpinan
menjadi perhatian para pengikut. Terlepas dari baik dan buruk, tentunya sikap, tindak dan
cara dari seseorang pemimpin, diharapkan dapat dijadikan contoh atau teladan untuk ditiru
dan diikuti oleh para pengikutnya. Tingkat penilaian yang dihasilkan oleh para pengikut,
dapat mencerminkan akan kebaikan atau keburukan kelompok secara keseluruhan. Atas dasar
pandangan-pandangan ini pemimpin selaku tokoh dengan tingkat wewenang yang tinggi
mendapatkan penilaian dari para pengikut melalui pencerminannya, maka dapat dianggap
bahwa seorang pemimpin mencapai menempati kedudukan sebagai lambang dari
kelompoknya. Cap terhadap kelompok secara menyeluruh, dapat timbul dan terbentuk dari
cap yang diterapkan terhadap pimpinannya secara tersendiri.
Dalam keadaan yang demikian turut memegang peran dalam masalah kedudukan
seorang pemimpin. Kesediaannya menerima kesalahan turut memegang peran dalam masalah

11
kedudukan sebagai pemimpin. Mengakui kesalahan tidak berarti pula menurunkan derajat
pimpinan, melainkan menaikkan tingkat derajat seorang pemimpin, daripada mencari alasan-
alasan yang tidak masuk akal hanya untuk menutupi kesalahan yang memang salah.
Anoraga (2001:24) berpendapat bahwa kecakapan-kecakapn yang diperlukan untuk menjadi
seorang pemimpin, tidak terlepas pula dari masalah kepribadian itu sendiri. Masalah
kepribadian pemimpin, mempunyai kemungkinan pula untuk dibentuk dalam diri setiap
orang, demikian dengan kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin.
Dengan demikian peran-peran dari seorang pemimpin seperti disebutkan di atas, dapat
dikatakan sebagai suatu bagian terkecil dari tunututan-tuntan yang timbul terhadap dirinya.
Peran-peran itupun menuntut pula berbagai masalah yang menyangkut kecakapan dan
kemampuan, serta kepribadian tertentu yang kompleks sifatnya. 
John Kotter. mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen senior
memerlukan pengetahuan yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan,
reputasi yang tak tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik
dan memiliki kemauan yang keras untuk memimpin. Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus
mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun citra budaya korporat, serta
mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang
efektif di masa mendatang diperlukan persyaratan yang lebih komplek.
Dari sini, dapat dilihat bahwa tanpa aktivitas, memimpin, mengubah dan
mengendalikan perilaku bawahan, maka seorang bawahan akan bersikap terus selamanya
seperti di masa lampaunya. Organisasi yang berhasil memiliki sebuah siri utama yang
membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil yaitu kepemimpinan yang dinamis
dan efektif.
Kepemimpinan yang konsisten menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain
berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas,
yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip
dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama adalah
menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi ke
tingkat yang lebih baik ; prinsip kedua adalah memberi saling menghormati dan menghargai
orang lain ; prinsip ketiga adalah memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial,
emosional dan intelektual.
Dengan pemahaman itu diharapkan menjadi daya dorong untuk bersikap dan
berperilaku bahwa “dapatkah kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan
untuk tetap memiliki “integritas” dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang

12
kuat sebagai wahana untuk melaksanakan transformasi dalam perubahan sikap dan perilaku
untuk mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasaan di dalam diri kita.

2.6    Perinsip-prinsip Kepemimpinan

Menurut Stephen R. Covey (1997),  prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi


dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan  sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu  pusat atau sumber
utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; 
keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.  
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney)
sebagai berikut:

1.   Seorang yang belajar seumur hidup


Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2.      Berorientasi pada pelayanan


Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip
melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.  Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3.      Membawa energi yang positif


Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan
pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan
energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. 

       Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a.      Percaya pada orang lain

13
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b.      Keseimbangan dalam kehidupan


Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip
kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c.       Melihat kehidupan sebagai tantangan


Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti
kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah
suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri.
Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian,
dinamisasi dan kebebasan.

d.      Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka
selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.  Sinergi adalah kerja kelompok dan
memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari
pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap
orang atasan, staf, teman sekerja.

e.       Latihan mengembangkan diri sendiri


Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan
yang tinggi.  Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses.  Proses daalam mengembangkan
diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
a.       Pemahaman materi;
b.      Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
c.       Mengajar materi kepada orang lain;
d.      Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
e.       Memonitoring hasil;
f.       Merefleksikan kepada hasil;

14
g.      Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
h.      Pemahaman baru;
i.        Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam
bentuk kebiasaan buruk, misalnya:

1.      kemauan dan keinginan sepihak


2.      kebanggaan dan penolakan;
3.      ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus.
Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

15
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan makalah ini, adalah sebagai berikut :
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : menyelami kebutuhan-kebutuhan
kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang
benar-benar dapat dicapai, Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memahami akan
tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram,
dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
3.2  Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut :
Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam
melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya
berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin
memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

16
Daftar Pustaka

Anoraga Pandji. 2001. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta

Aliminsyah & Pandji, 2004, Kamus Istilah Manajemen, Bandung : CV. Yrama Widya

Cravens David, 2001, Pemasaran Strategis, Jakarta : Erlangga

Gitosudarmo Indriyo & I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE

Goleman, Daniel.  2003. Kepemimpinan Yang Mendatangkan Hasil. Yogyakarta : Amara


Books. Online : http://ummuathiyya.blogspot.com/2008/01/ kepemimpinan-dalam-
manajemen.html. Diakses : 20 Februari 2009

John Kotter, 2008. Teori Kepermimpinan . Online : http://transdimensi.blogspot. com/2008


/07/teori-kepemimpinan.html. Diakses : 20 Februari 2009

Kartono (http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6/Makalah-Kepemimpinan-dalam-
Manajemen-Pendidikan). Diakses : 20 Februari 2009

Kotler Philips, 2004, Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol, Jakarta : Prenhalindo

Kusnadi dkk. 2005. Pengantar Manajemen (Konsepsual & Perilaku). Malang : Univeritas


Brawijaya

Rebecca 2007. Kepemimpinan Yang Efektif. Online : http://vianney-jkt.sch.


id/a185m23s/kepemimpinan-yang-efektif.html. Diakses : 20 Februari 2009

Winardi. 2000. Kepemimipinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai