Makalah Kkepemimpinan Kel.8 Manj - SDM
Makalah Kkepemimpinan Kel.8 Manj - SDM
KEPEMIMPINAN
Disusun oleh :
Igithalia Arifki (190803101030)
Krishna Nova Margaetha (190803102024)
Ikmal Dzikri Mu’tasyimbillah (190803102049)
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I. Pendahuluan............................................................................................................ 3
I.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
BAB II. Pembahasan........................................................................................................... 5
II.1 Pengertian Kepemimpinan............................................................................................ 5
II.2 Teori Para Ahli Tentang Kepemimpinan...................................................................... 7
II.3 Fungsi Kepemimpinan................................................................................................. 7
II.4 Tugas-Tugas Pemimpin................................................................................................ 9
II.5 Strategi Kepemimpinan Yang Efektif........................................................................... 10
II.6 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan..................................................................................... 13
BAB III. Penutup................................................................................................................. 16
III.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 16
III.2 Saran............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain “merupakan suatu kiat atau
kewibawaan yang mampu menggerakkan orang lain baik secara perseorangan maupun
kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Melalui pembinaan dan pengembangan diri kepada para pelaku kepemimpinan diharapkan
memiliki kualitas.
Mampu memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Sebab
dengan memahami dan menghayati tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya diharapkan
pola pikir, sikap dan perilakunya dapat : merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi
yang diembannya.
-Kemampuan menciptakan etos kerja yang tinggi sebagai pencerminan dari rasa ikut
memiliki, melaksanakan dan mengamankan tugas dan tanggung jawabnya.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kepemimpinan?
2. Bagaimana Tori para ahli tentang Kepemimpinan?
3. Apa fungsi Pemimpin?
4. Apakah Tugas-tugas Pemimpin?
5. Bagaimanakah Strategi Kepemimpinan Yang Efektif?
6. Bagaimana Perinsip-prinsip Kepemimpinan?
4
BAB II
PEMBAHSAN
5
Winardi mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang
melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam, faktor-
faktor intern maupun ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja dari sebuah posisi
organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul,
apabila ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi dan posisi
ada, orang-orangnya juga ada[5].
1.kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut. Sebagai akibat dari kesediaan
menerima petunjuk dari seorang pemimpin. Anggota kelompok harus dapat memahami status
pemimpinnya yang memungkinkan proses kepemimpinan berjalan dengan baik.
Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang
yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk menghasilkan prestasi dan
kepuasan. Maka kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk memotivasi atau
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan tindakan membuat sesuatu
menjadi kenyataan[7].
Idealnya seorang pemimpin itu memegang kekuasaan sesuai dengan bidang dan
keahlian dan bakatnya. Sebab tanpa hal tersebut, seorang pemimpin akan menemui kesulitan
dalam melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri, kesulitan mawas diri dan kesulitan
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga secara rasional pemimpin
dituntut kepandaiannya untuk memimpin jalannya perkumpulan yang berada dalam
6
wewenangnya sesuai dengan misi perkumpulan itu dibentuk secara bersama[8], misalnya
sebuah desa idealnya dipimpin oleh kepala desa.
7
pemimpin. Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok
atau organisasi.
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak
yan menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan
setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan
untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semaunya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin
dan bukan pelaksana.
Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip,
persepsi, dan aspirasi.
Fungsi Pengendalian
8
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
-Pemimpin harus menjaga keseimbangan dalam menentukan kebutuhan jangka panjang dan
jangka pendek;
Kegiatan yang sama dapat digunakan untuk beberapa aksi dalam strategi.
9
2.5 Strategi Kepemimpinan Yang Efektif
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka
mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian
bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
maka di sini kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai.
Banyak sekali faktor yang harus dipertimbngkan untuk menciptakan kepemimpinan
yang efektif. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut umumnya sangat sulit
untuk diukur dan sebagian lagi sangat sulit pula untuk dikenali.
Kusnadi, dkk (2005:354) menyatakan bahwa di dalam mengembangkan profil
kepemimpinan, maka sangat penting untuk memperhatikan posisi pemimpin di dalam
organisasi. Asumsi apa yang akan dipegang oleh pemimpin dalam mengelola anak buahnya
di dalam organisasi agar mau bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam kedudukannya sebagai pemimpin di dalam kelompok sosial termasuk
masyarakat, seorang pemimpin akan dituntut oleh beberapa hal, yang meliputi kumpulan
peran yang kompleks, dan demikian pula fungsinsya. Dalam keluasan fungsi dan peran,
seorang pemimpin dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para
pengikutnya, sesuai dengan kedudukan yang ada dan berlaku.
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, Goleman menjelaskan ada dua
hal yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni : perilaku mengarahkan dan
perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan
perilaku mendukung diartikan dalam komunikasi dua arah. Oleh karena fungsi
kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan tersebut
akan tampak jika dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Posisi kontrol
atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian antara pemimpin
dan bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan perilakunya disenangi dan diterima oleh
bawahannya. Bawahan menyukainya dan menganggapnya sebagai sumber informasi, dan
tempat bertanya. Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama bawahan, sehingga
tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sumber
kekuasaan yang ada padanya kekuasaan keahlian dan informasi.
Demikianlah inti pokok pembicaraan kepemimpinan dalam hubungannya dengan
kekuasaan. Kedua istilah ini pemimpin atau kepemimpinan dengan kekuasaan mempunyai
relevansi yang sukup tinggi. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi
perilaku orang lain. Untuk mempengaruhi membutuhkan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan
itu sendiri merupakan potensi pengaruh dari seorang pemimpin.
10
Anoraga (2001:22) mengemukakan bahwa pemimpin mempunyai tugas untuk
memimpin dan mengendalikan hal-hal detail dan spesifik, juga ia mengendalikan hubungan
internal di dalam kelompoknya, karena pada dasarnya dalam suatu kelompok manusia selalu
mengadakan interaksi. Pemimpin mempunyai tugas untuk menjadi pengamat dan pengendali
kelancaran hubungan-hubungan yang terjadi. Melalui kelancaran dan kebaikan hubungan-
hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan komunikasi dan mendidik,
kecakapan sosial, serta kemampuan teknis yang meliputi penganalisass situasi menjadi
tuntutan bagi dirinya sebagai pemimpin.
Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin, pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat
dilepaskan sama sekali, baik pengaruh dari dalam, maupun pengaruh dari luar kelompok atau
organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang ada, maka dalam pembuatan kebijakan akan
terdapat tiga sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan Anoraga (2001:23) yaitu :
-Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk di dalamnya aturan-aturan yang
berada di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap kehidupan
kelompoknya.
-Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga bawahan sebagai pengikut, tetap memegang
peran yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan bersama.
-Bersumber dari dirinya selaku pemimpin, maka sebagai seorang pemimpin otonomi
dipegangnya untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa melalui wewenang yang luas, pemimpin
mempunyai ruang gerak yang luas pula. Ketajaman pandangan pengikut terhadap
pimpinannya bukan merupakan hal yang luar biasa. Sorotan dan penilaian terhadap diri
pemimpin dapat terjadi. Sejauh itu pula kebaikan dan keburukan yang dilakukan pimpinan
menjadi perhatian para pengikut. Terlepas dari baik dan buruk, tentunya sikap, tindak dan
cara dari seseorang pemimpin, diharapkan dapat dijadikan contoh atau teladan untuk ditiru
dan diikuti oleh para pengikutnya. Tingkat penilaian yang dihasilkan oleh para pengikut,
dapat mencerminkan akan kebaikan atau keburukan kelompok secara keseluruhan. Atas dasar
pandangan-pandangan ini pemimpin selaku tokoh dengan tingkat wewenang yang tinggi
mendapatkan penilaian dari para pengikut melalui pencerminannya, maka dapat dianggap
bahwa seorang pemimpin mencapai menempati kedudukan sebagai lambang dari
kelompoknya. Cap terhadap kelompok secara menyeluruh, dapat timbul dan terbentuk dari
cap yang diterapkan terhadap pimpinannya secara tersendiri.
Dalam keadaan yang demikian turut memegang peran dalam masalah kedudukan
seorang pemimpin. Kesediaannya menerima kesalahan turut memegang peran dalam masalah
11
kedudukan sebagai pemimpin. Mengakui kesalahan tidak berarti pula menurunkan derajat
pimpinan, melainkan menaikkan tingkat derajat seorang pemimpin, daripada mencari alasan-
alasan yang tidak masuk akal hanya untuk menutupi kesalahan yang memang salah.
Anoraga (2001:24) berpendapat bahwa kecakapan-kecakapn yang diperlukan untuk menjadi
seorang pemimpin, tidak terlepas pula dari masalah kepribadian itu sendiri. Masalah
kepribadian pemimpin, mempunyai kemungkinan pula untuk dibentuk dalam diri setiap
orang, demikian dengan kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin.
Dengan demikian peran-peran dari seorang pemimpin seperti disebutkan di atas, dapat
dikatakan sebagai suatu bagian terkecil dari tunututan-tuntan yang timbul terhadap dirinya.
Peran-peran itupun menuntut pula berbagai masalah yang menyangkut kecakapan dan
kemampuan, serta kepribadian tertentu yang kompleks sifatnya.
John Kotter. mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen senior
memerlukan pengetahuan yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan,
reputasi yang tak tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik
dan memiliki kemauan yang keras untuk memimpin. Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus
mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun citra budaya korporat, serta
mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang
efektif di masa mendatang diperlukan persyaratan yang lebih komplek.
Dari sini, dapat dilihat bahwa tanpa aktivitas, memimpin, mengubah dan
mengendalikan perilaku bawahan, maka seorang bawahan akan bersikap terus selamanya
seperti di masa lampaunya. Organisasi yang berhasil memiliki sebuah siri utama yang
membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil yaitu kepemimpinan yang dinamis
dan efektif.
Kepemimpinan yang konsisten menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain
berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas,
yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip
dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama adalah
menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi ke
tingkat yang lebih baik ; prinsip kedua adalah memberi saling menghormati dan menghargai
orang lain ; prinsip ketiga adalah memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial,
emosional dan intelektual.
Dengan pemahaman itu diharapkan menjadi daya dorong untuk bersikap dan
berperilaku bahwa “dapatkah kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan
untuk tetap memiliki “integritas” dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang
12
kuat sebagai wahana untuk melaksanakan transformasi dalam perubahan sikap dan perilaku
untuk mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasaan di dalam diri kita.
2.6 Perinsip-prinsip Kepemimpinan
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a. Percaya pada orang lain
13
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka
selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan
memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari
pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap
orang atasan, staf, teman sekerja.
14
g. Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
h. Pemahaman baru;
i. Kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam
bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus.
Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan makalah ini, adalah sebagai berikut :
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : menyelami kebutuhan-kebutuhan
kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang
benar-benar dapat dicapai, Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memahami akan
tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram,
dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
3.2 Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut :
Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam
melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya
berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin
memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
16
Daftar Pustaka
Kartono (http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6/Makalah-Kepemimpinan-dalam-
Manajemen-Pendidikan). Diakses : 20 Februari 2009
17