Anda di halaman 1dari 9

Dosen Pengampuh : H. Hamsir Ahmad, SKM.,M.

Kes
Mata Kuliah : Pengendalian Vektor dan Tikus

MODIFIKASI LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat serta hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kesehatan lingkungan mata kuliah Pengendalian Vektor dan Tikus
tentang “Modifikasi Lingkungan”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada dosen pengampuh: H. Hamsir Ahmad, SKM.,M.Kes

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Besar harapan
penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca dalam meningkatkan
potensi belajar, serta membina mental seorang pelajar seutuhnya.

Makassar, … April 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………........................................................................... 4

B. Rumusan Masalah................................................................................... 4

C. Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengendalian Vector ………………………………................................ 5

B. Tujuan Pengendalian Vektor …………………....................................... 6

C. Metode Pengendalian Dengan Modifikasi Lingkungan …...................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... 10

B. Saran......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau arthopoda yang dapat
memindahkan ataupun menularkan agen infeksi kepada host yang rentan. Pengendalian
vektor adlah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi vektor pada tingkat
yang tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia. (Slamet JS, 1994)
Pada saat ini, penyebaran vektor yang dapat menyebabkan penyakit kepada
manusia semakin meningkat. Dimana dengan berkembangnya zaman, vektor itu sendiri
semakin kebal terhadap insektisida maupun racun.
Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang
dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara
penularan penyakit malaria, deman berdarah, dan Phyluml chodata yaitu tikus sebagai
pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla
cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping nyamuk sebagai vektor
dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang berfimgsi sebagai vektor
dan binatang pengganggu.
Namun kedua phylum sangat berpengaruh didalam menyebabkan kesehatan pada
manusia, untuk itu keberadaan vektor dan binatang penggangu tersebut harus di
tanggulangi, sekalipun demikian tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya
melainkan kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya kesatu
tingkat ertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia.

Dalam hal ini untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu managemen
pengendalian dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan yang bertujuan untuk
memurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan.

4
B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan tujuan pengendalian vector
b. Menjelaskan bagaimana metode pengendalian vektor dengan modifikasi lingkungan

C.  Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui tujuan pengendalian vector
b. Untuk mengetahui bagaimana metode pengendalian vektor dengan modifikasi
lingkungan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengendalian Vektor
5
Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian sampai
tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi
kesatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya dapat
diusahakan agar segala kegiatan dalam rangka memurunkan populasi vektor dapat mencapai
hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai, bahkan teknologi
sederhanapun, yang penting d dasarkan prinsip dan konsep yang benar. Adapun prinsip dasar
dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut :
 Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar vektor
tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan.
 Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi terhadap tata
lingkungan hidup.

B. Tujuan Pengendalian Vektor


1. Mengurangi/menekan populasi vektor serendah-redahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai
penular/penyebar penyakit.
2. Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia

C. Metode Pengendalian Dengan Modifikasi Lingkungan


Modifikasi lingkungan (environmental modification) Modifikasi lingkungan atau
pengelolaan lingkungan bersifat permanen dilakukan dengan penimbunan habitat
perkembangbiakan, mendaur ulang habitat potensial, menutup retakan dan celah bangunan,
membuat kontruksi bangunan anti tikus (rat proof), pengaliran air (drainase), pengelolaan
sampah yang memenuhi syarat kesehatan, peniadaan sarang tikus, dan penanaman mangrove
pada daerah pantai. Cara ini paling aman terhadap lingkungan, karena tidak merusak
keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan, tetapi harus dilakukan terus-menerus.
a. Pengendalian Nyamuk dengan Modifikasi Lingkungan
Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana-prasarana penyediaan air,
vegetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap tersedianya habitat perkembangbiakan

6
dan pertumbuhan vektor. Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan
sehingga tidak kondusif sebagai habitat perkembangbiakan atau dikenal sebagai source
reduction seperti 3M plus (menguras, menutup dan memanfaatkan barang bekas, dan
plus: menyemprot, memelihara ikan predator, menabur larvasida dll); dan 14
menghambat pertumbuhan vektor (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi
tempat-tempat yang gelap dan lembab di lingkungan rumah dll)
b. Pengendalian Kecoa dengan Modifikasi Lingkungan
Cara ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain,
membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci
peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi
persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture, dan
tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan
cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring
dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan
membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau
segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.
c. Pengendalian Lalat dengan Modifikasi Lingkungan
Dalam komdisi tertentu lalat akan tertarik pada hasil dari makanan ikan dan
tepung tulang, sirup gula, tempat pembuatan susu air kotor dan bau buah yang manis
khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dicegah dengan
melakukan;
- Kebersihan lingkungan
- Membuat saluran air limbah (SPAL)
- Menutup tempat sampah
- Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang
dengan alat pembuang bau (Exhaust)
d. Pengendalian Tikus dengan Modifikasi Lingkungan

7
Upaya rat proofing bertujuan untuk mencegah masuk dan keluarnya tikus dalam
ruangan serta mencegah tikus bersarang di bangunan tersebut. Upaya rat proofing dapat
ditempuh dengan jalan (Ristiyanto dan Hadi, 1992) :
1. Membuat fondasi, lantai dan dinding bangunan terbuat dari bahan yang kuat, dan
tidak ditembus oleh tikus.
2. Lantai hendaknya terbuat dari bahan beton minimal 10 cm.
3. Dinding dari batu bata atau beton dengan tidak ada keretakan atau celah yang
dapat dilalui oleh tikus.
4. Semua pintu dan dinding yang dapat ditem bus oleh tikus (dengan gigitannya),
dilapisi plat logam hingga sekurang -kurangnya 30 cm dari lantai. Celah antara
pintu dan lantai maksimal 6 mm.
5. Semua lubang atau celah yang ukurannya lebih dari 6 mm, harus ditutup dengan
adukan semen.
6. Lubang ventilasi hendaknya ditutup dengan kawat kasa yang kuat dengan ukuran
lubang maksimal 6 mm.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Pengendalian vektor adalah semua upaya yang dilakukan untuk
menekan,mengurangi,atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai serendah rendahnya
sehigga tidak  membahayakan kehidupan manusia. Adapun salah satu cara pengendalian vektor
yaitu dengan cara modifikasi lingkungan. Modifikasi lingkungan atau pengelolaan lingkungan
bersifat permanen dilakukan dengan penimbunan habitat perkembangbiakan, mendaur ulang
habitat potensial, menutup retakan dan celah bangunan, membuat kontruksi bangunan anti tikus
(rat proof), pengaliran air (drainase), pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan,
peniadaan sarang tikus, dan penanaman mangrove pada daerah pantai.
B. Saran
Saran dari saya adalah, diharapkannya semua cara dalam memberantas vektor nyamuk
seperti diatas dapat diaplikasikan secara optimal dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga angka
kematian akibat dari vektor dapat menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai