Anda di halaman 1dari 7

Berikut adalah jawaban post-test TATA

LAKSANA PASIEN COVID-19


DENGAN KOMORBIDITAS:
1. Ekspresi reseptor ACE-2 didapatkan lebih tinggi pada hepatosit dibandingkan dengan
kolangiosit (SALAH)
2. Gangguan fungsi hati pada pasien COVID-19 diduga dapat disebabkan oleh efek
sitopatik SARS-CoV-2 pada sel hati maupun efek hepatotoksik dari obat-obat yang
diberikan. (BENAR)
3. Kerusakan hati pada COVID-19 umumnya ringan dan dapat mengalami perbaikan
spontan tanpa obat-obatan (BENAR)
4. Bagaimana mekanisme virus SARS-Cov-2 merusak hati? SARS-CoV-2 secara langsung
berikatan dengan ACE-2-positive cholangiocytes --> disregulasi fungsi hati
5. Obat yang digunakan sebagai terapi pada COVID-19 yang memiliki kemungkinan tinggi
dalam menimbulkan kerusakan sel hati adalah: Lopinavir-ritonavir
6. Pasien geriatrik yang terkena COVID-19 rentan mengalami badai sitokin ( BENAR)
7. Pneumonia Severity Index (PSI) pada pasien geriatri COVID-19 lebih tinggi jika
dibandingkan pada pasien usia remaja atau dewasa muda. (BENAR)
8. Program rehabilitasi respiratorik selama 6 minggu dapat memperbaiki fungsi respirasi,
kualitas hidup, dan ansietas pada pasien geriatri dengan COVID-19. (BENAR)
9. Komplikasi COVID-19 yang lebih banyak ditemukan pada pasien geriatri adalah  Acute
respiratory distress syndrome (ARDS)
10. Bagaimana perbedaan hasil laboratorium antara pasien geriatri dan pasien dewasa dengan
COVID-19? Peningkatan leukosit dan C-reactive protein lebih tinggi pada pasien geriatri
11. Manifestasi COVID-19 dapat menyerupai manifestasi penyakit otoimun seperti lupus
eritematosus sistemik dan sindrom sjogren. (BENAR)
12. Obat yang cukup sering diberikan pada pasien otoimun yang diduga bermanfaat untuk
mengobati COVID-19 adalah hidroksiklorokuin
13. Infeksi COVID-19 dapat menginduksi flares pada pasien otoimun yang dapat diikuti
dengan gejala klinis berat bahkan menyebabkan kematian. (BENAR)
14. Imunosupresan meningkatkan risiko infeksi SARS-CoV-2 pada pasien otoimun.
(BENAR)
15. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk pencegahan infeksi COVID-19 pada
pasien otoimun selama pandemi? Penyakit otoimun pasien tetap perlu dikontrol dengan
pengobatan imunosupresan, pemberian vaksin anti-influenza dan anti-pneumococcal
16. Diabetes melitus berhubungan dengan perlambatan klirens virus pada infeksi SARS-
CoV-2 (BENAR)
17. Pada studi eksperimental, obat antidiabetik yang diketahui dapat meningkatkan ekspresi
reseptor ACE-2 di hati adalah pioglitazon
18. Pada pasien diabetes melitus terjadi penurunan kemotaksis neutrofil serta fagositosis
sehingga SARS-CoV-2 lebih mudah bereplikasi. (BENAR)
19. Insulin menurunkan ekspresi reseptor ACE-2 sehingga diduga mencegah invasi SARS-
CoV-2 ke dalam sel. (BENAR)
20. Rekomendasi obat pengontrol gula darah pada pasien diabetes melitus yang mengalami
infeksi COVID-19 berat/kritis adalah insulin
21. Penggunaan mesalazin pada pasien IBD di era pandemi COVID-19 ini sebaiknya
dihentikan karena dapat meningkatkan risiko infeksi SARS-CoV-2. (SALAH)
22. Anjuran berikut yang tidak benar pada tata laksana pasien IBD yang mengalami COVID-
19 ialah penggunaan controlled ileal release budesonide sebaiknya dihentikan
23. Pasien COVID-19 dengan IBD memiliki angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan
dengan populasi umum. (SALAH)
24. Pasien dengan IBD memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi SARS-CoV-2 dibandingkan
dengan populasi umum. (SALAH)
25. Tata laksana pasien IBD yang menggunakan kombinasi agen biologik dan
imunomodulator dan kemudian terinfeksi SARS-CoV-2 adalah sebagai berikut stop
imunomodulator, lanjutkan agen biologik

26. Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sangat direkomendasikan mendapatkan
low molecular weight heparin, unfractionated heparin, atau fondaparinux sebagai
profilaksis tromboemboli vena. (BENAR)
27. Pernyataan berikut yang salah ialah antikoagulan profilaksis hanya diberikan pada pasien
COVID-19 dengan risiko tromboemboli tinggi
28. Pemberian antikoagulan harus terus diberikan selama pasien COVID-19 dirawat di rumah
sakit. (BENAR)
29. Pasien COVID-19 yang memiliki kontraindikasi antikoagulan dapat dilakukan limb
compression sebagai tindakan pencegahan tromboemboli vena. (BENAR)
30. Manakah pernyataan yang benar mengenai pasien COVID-19 dengan nilai D-dimer lebih
dari 500 dan tanpa gejala sesak napas ataupun nyeri dada pemberian antikoagulan
profilaksis perlu diberikan pada semua pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit
terlepas dari nilai D-dimer

31. Sel ginjal tidak mengekspresikan reseptor ACE-2. (SALAH)


32. Penyebab gangguan ginjal akut/acute kidney injury pada pasien COVID-19
rabdomiolisis, cytokine storm syndrome, dehidrasi, dan sepsis (semua benar)
33. Kondisi gagal ginjal kronik merupakan faktor risiko tinggi terjadinya mortalitas pada
pasien COVID-19 dibandingkan dengan populasi umum. (BENAR)
34. Gangguan ginjal akut/acute kidney injury akibat COVID-19 disebabkan salah satunya
karena adanya cytokine storm syndrome. (BENAR)
35. Berikut pernyataan yang salah mengenai COVID-19 dan masalah ginjal ialah partikel
virus tidak ditemukan pada biopsi ginjal

Berikut adalah jawaban dari Post-Test TATALAKSANA PASIEN DENGAN


KOMORBID JANTUNG:
1.       Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai patofisiologi infeksi SARS CoV-2
dan sistim kardiovaskular?
A.     Virus dapat berikatan dengan reseptor ACE-2 di permukaan sel miosit yang diikuti dengan
masuknya virus ke dalam sel dan menyebabkan kerusakan sel secara langsung
2.       Salah satu penyesuaian strategi terapi ST-elevation myocardial infarction (STEMI) era
pandemi di Indonesia sesuai dengan panduan PERKI adalah:
A.     Fibrinolisis lebih dipilih sebagai strategi reperfusi pada pasien dengan kecurigaan Covid 19
jika tidak ada kontraindikasi
3.       Pada pasien Covid 19 yang mendapatkan terapi Chloroquin dan/atau Azitromisin dapat
terjadi efek samping sistim kardiovaskular, yakni:
B.      Aritmia
4.       Biomarker jantung dapat meningkat pada Covid 19 walaupun tanpa terjadinya SKA,
karena proses inflamasi sistemik (BENAR)
5.       Gejala Covid 19 dapat menyerupai gejala sindroma koroner akut (BENAR)
6.       Pasien Hipertensi dan gagal jantung yang menggunakan obat Golongan ACE-inhibitor
atau Angiotensin Receptor Blockers disarankan untuk menghentikan sementara obatnya selama
pandemi Covid 19 (SALAH)
7.       Sel miosit tidak mengekspresikan reseptor ACE-2 di permukaan selnya (SALAH)
8.       Hipertensi merupakan kondisi penyerta yang paling sering dijumpai pada pasien positif
Covid 19 di Indonesia (BENAR)
9.       Penatalaksanaan hipertensi di era pandemi dapat mempertimbangkan melanjutkan obat
pasien dengan monitoring berkala melalui telemedisin (BENAR)
10.   Penggunaan Chloroquin dan/atau Azitromisin pada pasien Covid 19 dapat menimbulkan
pemanjangan PR interval pada EKG (SALAH)

Berikut adalah jawaban post-test TATA


LAKSANA PASIEN COVID-19
DENGAN KOMORBIDITAS (PARU)
1. Diabetes mellitus merupakan faktor risiko terjadinya infeksi TB (BENAR)
2. Salah satu persamaan gejala TB dan Covid-19 adalah batuk (BENAR)
3. Infeksi TB dapat memperberat infeksi virus (BENAR)
4. Salah satu permasalahan TB di masa pandemic saat ini adalah meningkatnya kasus TB
yang diobati (SALAH)
5. PPOK merupakan komorbid yang memperberat proses  infeksi SARS CoV-2 (BENAR)
6. Pada PPOK, jumlah reseptor ACE-2 lebih sedikit dibandingkan dengan pasien bukan
PPOK (SALAH)
7. Merokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya PPOK (BENAR)
8. Pada PPOK terjadi destruksi makrofag alvelolar (SALAH)

Berikut adalah jawaban post-test TATA


LAKSANA PASIEN COVID-19
DENGAN KOMORBIDITAS (NEUROLOGI).
1. Patofisiologi yang dihipotesiskan pada stroke yang terjadi pada COVID-19 adalah
hiperkoagulasi yang terjadi akibat proses inflamasi.
2. Manifestasi neurologi yang paling sering terjadi pada COVID-19 adalah sakit kepala.
3. Stroke pada pasien COVID-19 hanya mengenai pasien lanjut usia. (SALAH)
4. Anosmia dan ageusia yang terjadi pada COVID-19 terjadi secara akut dan dapat
merupakan gejala awal. (BENAR)
5. Virus SARS-CoV-2 diduga merupakan virus yang bersifat neurotropik dan dapat
menginvasi susunan saraf pusat secara langsung. (BENAR)

Berikut adalah jawaban post-test TATA LAKSANA COVID-19 PADA


ANAK.
 Salah satu faktor yang diduga membuat gejala COVID-19 lebih ringan pada anak adalah
karena angiotensin converting enzim 2 (ACE 2) yang belum matang pada anak.
(BENAR)
 Gejala pada multisystem inflammatory syndrome in children pada COVID-19 antara lain
adalah disfungsi miokardium dan peningkatan PT, APTT, d-Dimer. (BENAR)
 Tata laksana anak dengan status ODP tanpa pneumonia adalah isolasi mandiri, dan swab
pada hari 1 dan hari 7. (SALAH)
 Oseltamivir dapat diberikan pada semua pasien anak dengan pneumonia COVID-19.
(SALAH)

 Bayi yang lahir dari ibu PDP COVID-19 dapat rawat gabung bersama Ibu asalkan
memakai faceshield. (SALAH)

Berikut adalah jawaban post-test ASUHAN ANTENATAL DI MASA


PANDEMI COVID-19.
1. Ultrasonografi pada kehamilan di masa pandemi COVID-19 dianjurkan dilakukan setiap
2 minggu sejak usia kehamilan 28 minggu. (SALAH) Pembahasan: Ultrasonografi pada
kehamilan pada masa pandemic COVID-19 apabila dibutuhkan, maka dianjurkan pada
usia kehamilan 24 minggu dan 36 minggu, dan hanya bila diperlukan pada usia
kehamilan lainnya.
2. Rekomendasi pelayanan antenatal pada masa pandemi menganjurkan pembatasan
pengantar ibu hamil (masuk ruang periksa sendiri) bila tatap muka diperlukan. (BENAR)
3. Alternatif dari inisiasi menyusui dini dan ASI ekslusif pada ibu dengan infeksi COVID-
19 dapat berupa ASI perah, re-laktasi, dan ASI donor. (BENAR)
4. Infeksi SARS-CoV2 pada kehamilan menyebabkan infeksi vertikal kepada janin.
(SALAH) Pembahasan: Infeksi SARS-CoV2 pada kehamilan belum terbukti dapat
menyebabkan infeksi vertikal kepada janin
5. Vitamin D pada kehamilan tidak hanya bermanfaat dalam mineralisasi tulang ibu dan
janin, namun dapat juga meningkatkan kekebalan tubuh ,terutama pada masa pandemik
COVID-19. (BENAR)

Berikut adalah jawaban post-test TRANSITIONAL CARE.


1. Tatalaksana COVID-19 dapat dituntaskan sepenuhnya selama perawatan di rumah sakit.
(SALAH). Pembahasan: Tatalaksana COVID-19 memerlukan berbagai pertimbangan,
termasuk saat pasien dipulangkan. Bila kondisi klinis pasien baik, pasien dapat
melanjutkan perawatan di rumah dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan serta
kembali ke rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan
swab. Dengan demikian, perawatan di rumah sakit merupakan bagian dari tatalaksana
COVID-19 secara keseluruhan. 
2. Pelayanan transisi bertujuan untuk meningkatkan kontinuitas pelayanan kesehatan sampai
ke rumah pasien. (BENAR)
3. Dokter dan tenaga kesehatan tidak perlu mengingatkan pasien tentang pentingnya
melakukan isolasi mandiri sampai 14 hari pasca perawatan di rumah sakit. (SALAH)
Pembahasan: Sangat jelas. Dokter dan tenaga kesehatan bahkan perlu memastikan
pasien (dan keluarga) memahami latar belakang perlunya isolasi mandiri 14 hari pasca
perawatan karena COVID-19, dan cara-cara isolasi mandiri yang dapat dilakukan di
rumah. 
4. Mengingat banyak informasi mengenai COVID-19 di media sosial, dokter dan tenaga
kesehatan tidak perlu mengkonfirmasi pemahaman pasien dan keluarganya tentang
penularan COVID-19. (SALAH) Pembahasan: Konfirmasi pemahaman pasien dan
keluarga tentang penularan COVID-19 perlu dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan
sebelum pasien dipulangkan dari rumah sakit, sehingga pasien diharapkan dapat lebih
berkomitmen melakukan isolasi mandiri dan prinsip pencegahan infeksi. 
5. Manakah pernyataan berikut ini yang perlu dikomunikasikan kepada pasien dan
keluarganya sebelum pasien pulang ke rumah pasca rawat? Pasien perlu melakukan
isolasi mandiri pasca rawat selama 14 hari. Pembahasan: 
 Pasien dan keluarga perlu diberi informasi bahwa pasien dinyatakan
sembuh bila hasil pemeriksaan swab 2x negatif. Setelah pasien
pulang, perlu dipastikan jadwal pemeriksaan swab di institusi
pelayanan kesehatan terkait.
 Pasien dan keluarga perlu diberi informasi bahwa pasien harus
melakukan isolasi mandiri selama 14 hari pasca rawat.
 Pasien diminta untuk tetap menerapkan perilaku hidup bersih sehat:
mencuci tangan dengan cara yang benar, menggunakan masker,
menjaga jarak, menjaga asupan makanan bergizi, melakukan aktivitas
fisik sesuai kemampuan.
 Perlu diperhatikan bahwa risiko re-infeksi dapat terjadi, sehingga
pasien dan keluarga perlu memonitor tanda dan gejala klinis
(misalnya ada tidaknya sesak, demam, dan lain-lain). Bila terjadi
peningkatan intensitas gejala dan tanda, pasien perlu konsultasi
kembali ke rumah sakit.
 Pasien dan keluarga diberi informasi mengenai jadwal kontrol
kembali ke rumah sakit (dengan ada atau tidak ada gejala seperti di
butir sebelumnya). Pemeriksaan untuk kontrol dapat meliputi darah
perifer lengkap, CRP, SGOT/SGPT, albumin, ureum/kreatinin, IgG
CoV.
 Pasien dan keluarga perlu diberi informasi tentang nomor telpon/call
center rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang dapat
dihubungi. 

Berikut adalah jawaban post-test DILEMA


ETIKA, MEDIKOLEGAL, DAN
KOMUNIKASI DOKTER PASIEN.
1. Pada kondisi bencana termasuk pada situasi wabah, Anda harus melakukan triase. Tugas
anda memilah mana pasien yang harus segera masuk ruang perawatan khusus, mana yang
perawatan biasa, mana yang dapat dipulangkan. Apakah prioritas dasar pemilihan yang
Anda lakukan? Prognosis. Pembahasan: Prognosis merupakan dasar utama, u sia dan
jenis kelamin pun merupakan dasar pertimbangan berikutnya dalam menilai
prognosis. Prinsip triase "pertama datang, pertama dilayani" menjadi panduan keputusan
triase ke unit perawatan kritis selama masa non-pandemi saja
2. Saat ini ventilator di RS hanya tersisa satu saja. Anda memiliki dua orang pasien dengan
diagnosis, prognosis, jenis kelamin yang sama, hanya berbeda umur (28 tahun dan 58
tahun). Alasan apakah yang dapat membenarkan tindakan Anda memilih pasien yang
lebih muda? Pasien muda perlu diberi kesempatan untuk melalui tahapan
kehidupan. Pembahasan: Berdasarkan prinsip siklus hidup, Setiap orang berhak atas
"rentang normal" tahun hidup. Prioritas yang dibuat berdasarkan usia harus bergantung
pada tahapan kehidupan yang luas. Individu yang lebih muda menerima prioritas karena
mereka baru memiliki sedikit kesempatan untuk hidup melalui tahapan kehidupan.
3. Pernyataan yang benar berdasarkan konsensus CHEST adalah ada petugas khusus
untuk memimpin tim triase perawatan kritis. Pembahasan: Pernyataan konsensus
CHEST tidak merekomendasikan alat tertentu, tetapi menyoroti prinsip-prinsip penting:
1) Mengidentifikasi petugas/tim triase perawatan kritis untuk memimpin triase serta
menghilangkan beban merawat dokter; 2) Penggunaan protokol triase lebih unggul
daripada penilaian klinis saja; 3) Buat kriteria inklusi untuk masuk ICU
4. Sebuah LSM mempersiapkan class action terhadap pemerintah karena melakukan
karantina kesehatan. Alasan yang digunakan bukanlah alasan hukum, melainkan
pelanggaran HAM. Bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat
dan hak untuk bebas bergerak dan tempat tinggal. Alasan ini dapat dipatahkan dengan
argumentasi: K ebebasan inidividu dapat dibatasi untuk kebaikan publik.
Pembahasan: Hukum internasional memperbolehkan pembatasan kebebasan individu
untuk kebaikan publik (yaitu ketika kesehatan masyarakat terancam). Pemerintah,
kementerian kesehatan dan lembaga kesehatan masyarakat membuat pembatasan
berdasarkan: 1) Kebutuhan kesehatan masyarakat; 2) Kelayakan; 3) Proporsionalitas; 4)
Keadilan; 5) Kepercayaan
5. Pada kondisi bencana termasuk pada situasi wabah, Anda harus melakukan triase. Tugas
anda memilah mana pasien yang harus segera masuk ruang perawatan khusus, mana yang
perawatan biasa, mana yang dapat dipulangkan. Apakah kaidah dasar bioetika yang
menjadi landasan pemilihan yang anda lakukan? Justice. Pembahasan:  Pada kondisi
harus menentukan pilihan pada lebih dari satu orang maka prinsip yang harus diutamakan
adalah prinsip justice
6.
Berikut adalah jawaban post-test MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI
TENGAH MASA PANDEMI COVID-19
1. Berikut merupakan contoh mekanisme koping yang adaptif bagi Nakes dalam
menghadapi COVID-19, kecuali: Berhenti menjadi dokter dan beralih profesi agar tidak
terpapar dengan COVID-19
2. Di bawah ini yang merupakan contoh gangguan perilaku akibat distres,
yaitu: Mengisolasi diri secara sosial
3. Individu sebaiknya memiliki kesadaran diri untuk mengenali emosi yang dirasakan,
kemampuan diri, serta keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. (BENAR)
4. Istirahat sebaiknya hanya dilakukan setelah shift kerja selesai. (SALAH)
5. Ketika kita merasa bahwa rekan kerja kita sedang mengalami distres, kita harus langsung
menyuruhnya untuk berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. (SALAH)
6. Ny. A, seorang pegawai teller bank, datang ke puskesmas B karena akhir-akhir ini merasa
sulit tidur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesan dalam batas normal. Setelah digali
lebih lanjut, Ny. A merasa takut jika dirinya akan terkena COVID-19 karena bank
tempatnya bekerja masih buka. Karena pekerjaannya sebagai teller, ia berbicara dan
berinteraksi langsung dengan customer bank tersebut. Ny. A juga merasa takut jika
dirinya terkena COVID-19, ia bisa menularkan virus tersebut kepada anaknya yang masih
balita. Hal apakah yang sebaiknya dilakukan oleh dokter terhadap Ny. A? Melakukan
edukasi, konseling, dan psikoterapi suportif
7. Manakah dari tanda di bawah ini yang tidak termasuk tanda gawat darurat pasien
dengan gejala psikiatri? Marah-marah kepada nakes
8. Saat menemui pasien dengan kecemasan akibat COVID-19, nakes sebaiknya menggali
sumber kecemasan pasien lalu mengajak pasien untuk mengelola serta mengubah pikiran-
pikiran negatif yang menimbulkan cemas. (BENAR)
9. Nakes tidak seharusnya menyarankan pasien untuk bercerita mengenai ketakutan dan
kecemasannya kepada keluarga. (SALAH)
10. Ketika menerima pasien dengan tanda gawat darurat psikiatri, dokter harus langsung
merujuk pasien tersebut. (SALAH)

Berikut adalah jawaban post-test PELAYANAN PERIOPERATIF SELAMA


MASA PANDEMI COVID-19
1. Dalam mempersiapkan pelayanan operasi selama pandemi COVID-19, faktor yang harus
diperhatikan adalah: Ketersediaan APD
2. Operasi yang diprioritaskan selama pandemi COVID-19: Operasi yang membutuhan
rawat inap lebih pendek
3. Skrining preoperatif yang penting untuk dilakukan adalah: Pengukuran suhu tubuh
4. Dalam transpor pasien dari ruang rawat ke kamar operasi, untuk pasien yang tidak
terintubasi wajib menggunakan masker surgical. (Benar)
5. Tim kamar operasi disiapkan setelah pasien sampai di kamar operasi. (Salah)
6. Fungsi anteroom adalah zona untuk melepas APD. (Salah)
7. Penggunaan power tools saat operasi memiliki risiko untuk aerosolisasi virus COVID-19.
(Benar)
8. Di dalam kamar operasi tidak perlu dipisahkan antara area bersih dengan area
terkontaminasi. (Salah)
9. Untuk mencegah kontak dengan personel kamar operasi, maka pasien terkonfirmasi
COVID-19 pada fase recovery pasca pembiusan diobservasi di ruangan PACU. (Salah)
10. Pasien yang negatif COVID-19 saat skrining preoperatif tetap harus diawasi setelah
operasi karena pasien tersebut bisa saja sedang dalam masa inkubasi atau terinfeksi pada
periode perioperatif. (Benar)

Anda mungkin juga menyukai