Disusun oleh
1. Prendi al-hafidz (1730505038)
2. Raflyansyah (1730505040)
Dosen pengampu:
Komaruddin, M.Si
1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Membahas tentang definisi kelembagaan tergolong sangat membingungkan bahkan
beberapa ilmuan sosial masih memperdebatkan istilah tersebut. Dalam banyak literatur
teoritis, baik berbahasa Inggris maupun Indonesia, istilah “kelembagaan” (social
institution) selalu disilangkan dengan “organisasi” (social organization). Kedua kata ini
sering sekali menimbulkan perdebatan diantara para ahli.
Menurut Koentjaraningrat, (1997, h. 15) kata kelembagaan menunjuk kepada sesuatu
yang bersifat mantap (established) yang hidup (constitued) di dalam masyarakat. Lebih
lajut Koentjaraningrat (1997, h. 16) menjelaskan bahwa suatu kelembagaan adalah suatu
pemantapan perilaku (ways) yang hidup pada suatu kelompok orang, sehingga
kelembagaan merupakan sesuatu yang stabil, mantab, dan berpola, berfungsi untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat; ditentukan dalam sistem sosial tradisional dan
modern, atau bisa berbentuk tradisional dan modern; dan berfungsi untuk
mengefisiensikan kehidupan sosial.
Terdapat banyak jenis, macam dan karakteristik dari kelembagaan lokal maka perlu
untuk membahas deferensiasi dan varians dari kelembagaan lokal itu sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan diferensiasi kelembagaan lokal?
2. Apa yang di maksud dengan varians kelembagaan lokal?
2
Pembahasan
3
3. Jenis diferensiasi kelembagaan lokal
Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi diferensiasi tingkatan (rank
differentiation), diferensiasi fungsional (functional differentiation), dan
diferensiasi adat (custom differentiation)
a. Diferensiasi tingkatan terjadi pada penyaluran barang atau jasa yang
dibutuhkan di suatu daerah. Hal ini menyebabkan barang atau jasa tersebut
memiliki perbedaan harga. Perbedaan harga tersebut terjadi karena
penyalurannya melalui berbagai tangan untuk sampai ditujuan.
b. Diferensiasi fungsional dapat dilihat di suatu lembaga sosial. Adanya
pembagian kerja yang berbeda-beda yang menyebabkan setiap orang harus
melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsinya.
c. Diferensiasi adat merupakan aturan atau norma yang mengikat di suatu
masyarakat. Adanya norma ini bertujuan untuk mengatur ketertiban
masyarakat. Perbedaan-perbedaan sosial di masyarakat bukan menjadi
sebuah konflik, tapi akan memenuhi kedudukan yang ada sesuai dengan hak
masing-masing di masyarakat tersebut.
B. Jenis atau Varian lembaga lokal di Indonesia
Jadi pengertian dari kelembagaan adalah suatu sistem sosial yang melakukan
usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang memfokuskan pada perilaku dengan nilai,
norma dan aturan yang mengikutinya, serta memiliki bentuk dan area aktivitas tempat
berlangsungnya. Kelembagaan dalam masyarakat pedesaan di Indonesia telah tumbuh
dan berkembang sejak zaman dahulu kala, dengan fungsi utamanya sebagai
4
kelembagaan gotong royong (kerjasama) terutama dalam menghadapi berbagai
masalah yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. Anggota kelembagaan-
kelembagaan masyarakat non formal tersebut secara sadar saling terikat dan saling
memerlukan, bahkan mereka akan merasa terasingkan ketika mereka tidak mengikuti
aturan atau kegiatan yang diselenggarakannya.
5
berupa organisasi non-formal dengan seorang seorang pekaseh sebagai ketua yang
tidak mendapat gaji atau imbalan dari pemerintah. Subak merupakan contoh
terlengkap kelembagaan petani yang memiliki keterkaitan lintas sektor. Kegiatan
produksi pertanian dalam konteks subak merupakan suatu kegiatan sosio-tekno-
religius daripada sebagai kegiatan tekno-ekonom.
7) Sasi. Salah satu cara untuk memelihara lingkungan darat dan laut oleh
masyarakat Kei Maluku adalah dengan mengenalkan suatu lembaga yang diberi nama
sasi5 .
6
Penutup
Kesimpulan
7
subak terdiri atas: Sedahan Agung yang merupakan posisi kepemimpinan formal
(official position) tingkat pemerintah daerah kabupaten, yang dikepalai oleh pejabat
yang mendapat gaji sebagai pegawai negeri. Sedahan Agung membawahi seluruh
pekaseh (ketua) subak gde yang berada di wilayah kabupaten tersebut. Subak gde
berupa organisasi non-formal dengan seorang seorang pekaseh sebagai ketua yang
tidak mendapat gaji atau imbalan dari pemerintah. Subak merupakan contoh
terlengkap kelembagaan petani yang memiliki keterkaitan lintas sektor. Kegiatan
produksi pertanian dalam konteks subak merupakan suatu kegiatan sosio-tekno-
religius daripada sebagai kegiatan tekno-ekonom.
7) Sasi. Salah satu cara untuk memelihara lingkungan darat dan laut oleh
masyarakat Kei Maluku adalah dengan mengenalkan suatu lembaga yang diberi nama
sasi5 .
8
Daftar pustaka