Anda di halaman 1dari 2

A.

Biografi Ibnu Thufail


Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Muhammad
ibnu Muhammad ibnu abu thufayl al-qaysi tapi lebih di kenal dengan nama Al-
andalusi atau Al-kurtubi,nama latin beliau yang sering di sebut yaitu abubacer. Beliau
lahir di Guadix, Granada, Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. Ibnu Thufail adalah
keturunan kays, yaitu salah satu suku arab yang terkemuka. Beliau adalah seorang ahli
filsafat dan kedokteran. Dan beliau wafat pada tahun 1185 di Maroko.

B. hayy ibnu yaqzan


hayy ibnu yaqzan adalah salah satu karya sastra Ibnu Thufail yang artinya
hidup,putra kesadaran. Kisah ini mencakup beberapa aspek seperti sastra, filsafat,
tassawuf, dan pendidikan. Dan karena cakupanya sangat menarik risalah ini sangat di
akui oleh banyak kalangan sebagai kisah filosofi terbaik dalam sejarah filsafat arab
islam. Kisah Hayy bin Yaqzan juga merefleksikan pemikiran filsafat Ibnu Thufail.
Dalam kisah ini terdapat tiga tokoh yaitu zayy ( seoarang yang mendapat
pengetahuan dari nalar) absal ( kisah ini menggambarkan seorang anak laki-laki yang
hidup tanpa unsur eksternal seperti masyarakat, bahasa, budaya, agama, maupun
dinamika sosial. Di dalam kesendirianya itu, seorang anak manusia yang hanya
memanfaatkan sumber-sumber alam dan dengan kekuatan akal murninya, ternyata
mampu mencapai pengetahuan sejati tentang alam atas, yakni tenytang kebenaran
tuhan dan kekekalan jiwa. Kisah ini juga menggambarkan tentang fase-fase
perkembangan akal murni, dan dari alam materi atau alam bawah hingga tahapan
tertinggi yaitu alam metafisika.
Dari kehidupan hayy bin yaqzan tedapat suatu makna sebagaimana akal
manusia itu tumbuh dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi yaitu:
a. masa kanak-kanak hidup seperti hewan, dimana akal belum berfungsi, dan
hanya mengandalkan belas asih dari induknya.
b. Masa mumayyiz, akal mulai tumbuh dan alam sekitar yang menjadi objek
pikir mulai memjadi tumpuan pikiran.hal ini di gambarkan dari mulainya
zayy memperhatikan hewan sekitar.
c. Masa menginjak baligh dimana akal telah mulai berpikir tentang
metafisika. Hal ini di gambarkan dengan matinya induk kijang yang
menyusuinya, sehingga membuat ia mulai berpikir tentang yang gaib.
d. Masa deawasa dan sadar diri, dimasa ini akalnya sudah berpikir jauh dan
telah menegakan pendirian sendiri tanpa tergoyahkan.
e. Masa tua kesadaran akal bertambah dan dorongan hati untuk beramal kian
terasa.

Anda mungkin juga menyukai