NIM : 1911010063
PRODI : KEPERAWATAN D3
ANEMIA
1. Pengkajian
A.Riwayat
1. Dapat menetap selama beberapa tahun tanpa tanda dan gejala
2. Keletihan
3. Ketidakmampuan berkosentrasi
4. Sakit kepala, sesak nafas (aktivitas berat)
5. Peningkatan frekuensi infeksi
6. Menoragia
7. Disfagia
8. Gangguan vasomotor
B. Persepsi kesehatan fungsional
1. Persepsi kesehatan dan manajeman kesehatan
2. Nutrisi, metabolik
3. Eliminasi
4. Aktifitas dan latihan
5. Kognitif dan persepsi
6. Seksualitas dan reproduski
2. Diagnosis Keperawatan
a) Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan komponen seluler pengangkut O2.
b) Intoletasi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
c) Ketidaksimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
menyerap/mencerna nutrisi yang penting dalam pembentukan SDM normal. Resiko
infeksi : pertahanan sekunder tidak adekuat penurunan Hb, leukopenia atau
penurunan granulosit, supresi respons inflamasi.
3. Prioritas Diagnosa
a) Meningkatkan perfusi jaringan perifer
b) Melakukan peningkatan intoleransi aktifitas
c) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
5. Evaluasi Keperawatan
a) Infeksi tidak terjadi.
b) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c) Peningkatan perfusi jaringan.
6. Etika Keperawatan yang Muncul
1. Otonomi
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien
bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
2. Berbuat Baik
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan.
3. Keadilan
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5. Kejujuran
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar
klien mengerti.
6. Menepati janji
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
8. Akuntabilitasi
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali.
HIPERTENSI
1. Pengkajian
Riwayat
a) Pada banyak tidak ada gejala dan penyakit muncul kebetulan selama skiring TD rutin
b) Gejala yang terlihat adalah efek hipertensi pada system organ
c) Sakit kepala di daerah oksipital yang menghilang dalam beberapa jam
d) Pusing, letih, konfusi
e) Palpitasi, nyeri dada, dispne
f) Epitaksis, hematuria
g) Penglihatan kabur
2. Diagnosa Keperawatan
3. Prioritas Diagnosa
5. Evaluasi Keperawatan
a) Resiko penurunan jantung tidak terjadi
b) Intoleransi aktivitas dapat teratasi
c) Rasa sakit kepala berkurang bahkan hilang
d) Klien dapat mengontrol pemasukan / intake nutrisi
a) Berbuat baik
menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan
dalam melakukan pelayanan keperawatan.
b) Tidak merugikan
Seorang perawat dalam melakukan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan
dengan tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis pada klien.
ASMA
1. Pengkajian
a) Anamesa
Kaji factor predisposisi dan presipitasi, riwayat, keluhan utama bersihan jalan napas tidak
efektif.
b) Pemeriksaan Fisik
Kaji vital sign, pola dan suara napas, retraksi dada dan adanya sianosis.
c) Pemeriksaan Penunjang
Lakukan pemeriksaan SpO2, RO, AVE.
2. Diagnosis Keperawatan
a) Ketika efektifan pola napas
b) Bersihan jalan napas tidak efektif
c) Gangguan pertukaran gas
d) Intoleransi aktivitas
3. Prioritas Diagnosa
Prioritas Utama Diagnosis yaitu Bersihan Jalan Nafas Tidak Efeketif. Jadi pada penyakit
Asma suatu masalah keperawatan yang ditandai dengan ketidak mampuan batuk secara
efektif atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten pada
pasien yang mengalami peradangan parenkim paru. Dengan begitu Asma merupakan
penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan napas, dan
jalan napas yang hiper- responsif atau spasme otot polos bronkial. Asma terjadi karena
interaksi kompleks di antara sel-sel dan mediator inflamasi di jalan nafas dan pengaturan
saraf otonom dari jalan nafas.
4. Intervensi dan Tindakan Keperawatan
a) Posisi semifowler
b) Berikan O2
c) Kolaborasi pemberian nebulizer
d) Ajarkan bentuk efektif
e) Edukasi mengenai penyakit-penyakit
f) Batasi aktivitas pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi dilakukan dan diarahkan kepada/terhadap pencapaian tujuan dan efektivitas
tindakan yang dilakukan.
TBC
1. Pengkajian
a) Keluhan Utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3
minggu.
b) Riwayat Penyakit
Biasanya gejala di keluhkan lama, pernah kontak dengan penderita TB, riwayat
merokok.
c) Pemeriksaan Fisik
Bentuk produktif, BB turun, panas dimalam hari, suara nafas ronkhi.
2. Diagnosis Keperawatan
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif
b) Perubahan nutrisi kurangan dari kebutuhan tubuh
c) Risiko infeksi
3. Prioritas Diagnosa
Prioritas utama diagnosis yaitu bersihan jalan napas tidak efektif. Jadi penyakit TBC
ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi saluran napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.
4. Intervensi dan Tindakan Keperawatan
a) Tingkatkan masukan cairan yang adekuat
b) Anjurkan menghirup uap hangat dengan kelembaban tinggi
c) Anjurkan posisi yang nyaman untuk drainase sputum
d) Kolaborasi pemberian ekspektoran
5. Evaluasi Keperawatan
Disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2013)
a) S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
b) O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
c) A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
d) P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat.
COVID 19
1. Pengkajian
A. Anamesa
1. Kaji dan tanyakan hal berikut:
2. Deman/riwayat demam
3. Batuk/pilek/ngeri tenggorok/sesak (salah satu )
4. Perjalanan ke area/negara terjangkit (14 Hari terakhir)
5. Kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19
6. Pneumonia/ISPA berat tanpa sebab lain
B. Pemeriksaan Fisik
Kaji vital sign, pola dan suara napas dan pemeriksaan fisik lain yang terkait dengan tanda
gejala diatas.
C. Pemeriksaan Penunjang
Lakukan pemeriksaan SpO2, Rapid test, PCR, RO torak
2. Diagnosis Keperawatan
a) Ketik efektifan pola napas
b) Bersihan jalan napas tidak efektif
c) Gangguan pertukaran gas
d) Intoleransi aktivitas
3. Prioritas Diagnosa
AMI
1. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada klien penderita Infark Miokard Akut diantaranya terjadi pada usia 35-55 tahun.
Klien yang menderita Infark Miokard Akut umumnya adalah lak-laki.
2. Keluhan utama Infark Miokard Akut
Keluhan utama yang timbul pada pasien dengan Infark Miokard Akut yaitu nyeri dada
yang khas (seperti tertekan, berat, atau penuh). Infark Miokard Akut banyak ditemukan
pada pekerja swasta atau karyawan swasta.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
a. Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
b. Faktor perangsang nyeri yang spontan.
c. Kualitas nyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat atau
mencekik.
d. Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang, bahu atau
lengan.
e. Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat.
f. Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam atau hari, selama serangan pasien
memegang dada atau menggosok lengan kiri.
g. Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.
h. Syndrom syock dalam berbagai tingkatan.
Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat pembuluh darah arteri.
b. Riwayat merokok.
c. Kebiasaan olahraga yang tidak teratur.
d. Riwayat Diabetes Melitus, hipertensi, gagal jantung kongestif.
e. Riwayat penyakit pernafasan kronis.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga penyakit jantung atau Infark Miokard Akut, Diabetes Melitus,
stroke, hipertensi, penyakit vaskuler periver.
4. Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien Infark Miokard Akut biasanya
baik atau kompos mentis (CM) danakan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
a. B1
Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan mengeluh sesak napas
seperti tercekik. Dispnea kardiak biasanya ditemukan. Sesak napas terjadi akibat
pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang
meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan
peningkatan curah darah oleh ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea
kardiak pada Infark Miokardium yang kronis dapat timbul pada saat istirahat.
b. B2
1. Inspeksi
a. Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. Keluhan lokasi nyeri biasanya
didaerah substernal atau nyeri diatas perikardium..
2. Palpasi
a. Denyut nadi perifer melemah.
3. Auskultasi
a. Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup yang
disebabkan Infark Miokard Akut. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan
katup biasanya tidak ditemukan pada Infark Miokard Akut tanpa komplikasi.
4. Perkusi
a. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
c. B3
Kesadaran umum klien biasanya CM. Tidak ditemukan sianosi perifer. Pengkajian
obyektif klien, yaitu wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, dan menggeliat yang merupakan respon dari adanya nyeri dada akibat infark
pada miokardium.
d. B4
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan klien. Oleh
karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguri pada klien dengan Infark Miokard Akut
karena merupakan tanda awal syok kardiogenik.
e. B5
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi abdomen ditemukan nyeri
tekan pada ke empat kuadran, penurunan peristaltik usus yang merupakan tanda utama
Infark Miokard Akut.
f. B6
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering merasa kelemahan,
kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidupmenetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda
klinis lain yang ditemukan adalah takikardi, dispnea pada saat istirahat maupun saat
beraktivitas. Kaji personale hegiene klien dengan menanyakan apakah klien mengalami
kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien:
3. Prioritas Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan
atau masalah aktual atau resiko mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, mencegah atau menghilangkan masalah kesehatan klien yang ada pada
tanggung jawabnya.Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat dibedakan menjadi
aktual, potensial, resiko dan kemumgkinan.
Aktual:
Diagnose keperawatan menggambarkan menilaian klinik
yang harus di falidasi perawat karena ada batasan mayor. Contoh: jalan nafas tidak
efektif karena adanya akumulasi secret.
Potensial:
Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi
klien kearah yang lebih positif (atau kekutaan). Contoh: potensial peningkatan status
kesehatan klien berhubungan dengaan intake nutrisi yang adekuat.
Resiko:
Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis
individu lebih rentan mengalami masalah. Contoh: Resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang manajemen
penyakit.
Kemungkinan:
Diagnosa keperawatan yang menggambarkan
kondisi klinik individu yang memperlukan data tambahan sebagai faktor pendukung
yang lebih akurat. Jadi yang di maksud diagnose keperawatan adalah pernyataan
yang jelas yang berkaitan dengan masalah yang didapat pada pasien baik itu secara
aktual, potensial, resiko atau kemungkinan.
4. Intervensi dan Tindakan Keperawatan
Menentukan prioritas masalah
4. Merumuskan intervensi
Dengan mengacu pada Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing
Outcome Clasification (NOC).Jadi yang dimaksud dengan intervensi keperawatan adalah
rencana tindakan untuk menghilangkan atau mencegah permasalahan kesehatan yang
dihadapi klien dengan berdasarkan prioritas masalah, tujuan dan kriteria hasil dengan
melihat acuan teori kebutuhan dasar manusia/hirarki Maslow.
5. Evaluasi Keperawatan
Langkah-langkah evaluasi sebagai berikut :
Dalam melakukan setiap Tindakan perlu bagi kita menanyakan kesediaan dan
meminta izin memulai
Dalam melakukan pengkajian menjaga privasi pasien dan bersikap baik dan
menjelaskan tujuan Tindakan keperawatan yang diberikan.