Disusun Oleh :
Nama : Zulfikri Hakim Akbar
NIM : 11180980000029
Kelompok : 4 (empat)
Nama Asisten Dosen :
Rendy Adrista Farrand S.T
Muhammad Iqbal Asada (11170980000006)
Algifar Fadil Putra Dharma (11170980000008)
Aulia Rahmawati (11170980000015)
Rizqi Yudistira Wahyu (11170980000036)
Perdana
Adi Suhardi (11170980000040)
2.3 Abstrak
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan software slide untuk metode
kesetimbangan batas (limit equilibrium method) yang bertujuan untuk melakukan
analisis kestabilan lereng dengan menentukan nilai Faktor Keamanan dari sebuah
lereng. Terdapat tiga buah problema lereng dan 4 metode kesetimbangan,
diantaranya metode Ordinary Fellenius, Morgenstern-prince, Bishop Simplified
dan Janbu simplified. Dengan parameter yang di gunakan yaitu sudut geser dalam
, Kohesi c, dan berat jenis tanah . Dari hasil percobaan ketiga problema
tersebut dapat dikatakan hanya lereng problem “B” yang sangat aman,
dikarenakan nilai FK > 1.25 menurut Bowles (19884). Adapun faktor – faktor
yang mempengaruhi besar nya nilai FK suatu lereng antara lain : geometri lereng,
sifat fisik lapisan material, kondisi lereng, dan karakteristik.
Geometri lereng:
Geometri lereng :
Geometri lereng:
0.56
0.54
0.52
0.5
0.48
0.46
Bishop Simplified Morgenstern-Price Janbu Simplified
0.6
0.58
0.56
0.54
0.52
0.5
0.48
Bishop Simplified Morgenstern-Price Janbu Simplified
Jenuh Total
N Keterangan Keterangan Keterangan
MAT BS JS MP
o
Tidak Tidak Tidak
1 S.Jenuh (Tanpa Benching) 0.473 aman 0.423 aman 0.471 aman
Tidak Tidak Tidak
2 S.jenuh + Benching 0.492 aman 0.438 aman 0.491 aman
Tabel 3.6. Hubungan MAT Pada No. 3a & 3b
0.48
0.46
0.44
0.42
0.4
0.38
Bishop Simplified Morgenstern-Price Janbu Simplified
1.5
0.5
0
FK BS FK JS FK MP
Problema C
2.8 Pembahasan
Problem A
Pada percobaan problem A dimana suatu lereng dengan material batuan penyusun
batu lempung dan talk yang heterogen dan berlapis dengan ketinggian 12,47 meter,
kemiringan sebesar 20°, dan kondisi lereng sebagian jenuh, menghasilkan
perhitungan angka faktor keamanan dari tiap-tiap metode seperti yang ditunjukkan
pada tabel 3.4. dan 3.5, dimana tiap-tiap poin pada problem A dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. a). Muka air tanah sebagian jenuh modifikasi. Kohesi (C) = Talk 32,04 kN/m2;
Batu lempung 20,26 kN/m2; sudut geser dalam (ɸ) = Talk 3,25°; Batu lempung
2,37°; Berat isi kering (ɣ dry) = Talk 42,02 kN/m3; Batu lempung 43,17 kN/m3 dan
Berat isi basah (ɣ sat) = Talk 69,87 kN/m3; Batu lempung 70,46 kN/m3. (material
properties lereng belum diubah)
Muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung dengan tanpa
benching. Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,554; metode
Bishop Simplified sebesar 0,498; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,553. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa metode Janbu memberikan hasil perhitungan
nilai angka keamanan yang lebih kecil. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan
ini kurang dari 1,25 sehingga lereng dikatakan tidak aman.
1. b). Muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung dengan
benching. Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,572; metode
Bishop Simplified sebesar 0,572; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,509. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa metode Janbu memberikan hasil perhitungan
nilai angka keamanan yang lebih kecil. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan
ini kurang dari 1,25 sehingga lereng dikatakan tidak aman.
2.a) Muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung dengan
tanpa benching. Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,585;
metode Bishop Simplified sebesar 0,587; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,532.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada muka air tanah sebagian jenuh pada
lapisan permukaan batu lempung dengan tanpa benching, nilai FK yang dihasilkan
pada setiap metode menjadi lebih besar nilainya dan lebih besar dibanding nilai FK
pada poin 1. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,25
sehingga lereng dikatakan tidak aman.
2.b) Muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung dengan
benching. Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar 0,608; metode
Bishop Simplified sebesar 0,609; dan metode Janbu Simplified sebesar 0,549. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa apabila muka air tanah sebagian jenuh pada
lapisan permukaan batu lempung dengan benching, maka akan berdampak pada nilai
FK yang dihasilkan, yaitu menjadi lebih besar dibanding nilai FK pada poin 1 dan
2.a. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,25 sehingga
lereng dikatakan tidak aman.
3.a) Muka air tanah jenuh total dengan tanpa benching. Menghasilkan FK untuk
metode Morgenstern-Price sebesar 0,471; metode Bishop Simplified sebesar 0,473;
dan metode Janbu Simplified sebesar 0,423. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pada muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung
dengan tanpa benching, nilai FK yang dihasilkan pada setiap metode menjadi lebih
kecil nilainya dan lebih kecil dibanding nilai FK pada poin 1 dan 2a dan b. Nilai FK
pada setiap metode dalam percobaan ini kurang dari 1,25 sehingga lereng dikatakan
tidak aman.
3.b) Muka air tanah jenuh total dengan benching. Menghasilkan FK untuk metode
Morgenstern-Price sebesar 0,491; metode Bishop Simplified sebesar 0,492; dan
metode Janbu Simplified sebesar 0,438. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
apabila muka air tanah sebagian jenuh pada lapisan permukaan batu lempung dengan
benching, maka akan berdampak pada nilai FK yang dihasilkan, yaitu menjadi lebih
kecil dibanding nilai FK pada poin 1 dan 2.a dan b. Nilai FK pada setiap metode
dalam percobaan ini kurang dari 1,25 sehingga lereng dikatakan tidak aman.
Problem B
Pada percobaan problem B dimana suatu lereng dengan material berupa batu
konglomerat dan andesit yang heterogen dan berlapis. dengan ketinggian 43,16 meter,
kemiringan sebesar 45°, dan kondisi lereng jenuh, menghasilkan perhitungan angka
faktor keamanan dari tiap-tiap metode seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.6,
dimana tiap-tiap poin pada problem B dapat dijabarkan sebagai berikut:
1). Batu konglomerat dengan Kohesi (C) = 200 kN/m2; sudut geser dalam (ɸ) =
29,08°; berat isi kering (ɣ dry) = 14,05 kN/m3 dan berat isi basah (ɣ saturated) =
17,48 kN/m3. Batu andesit dengan Kohesi (C) = 310 kN/m2; sudut geser dalam (ɸ) =
18,26°; berat isi kering (ɣ dry) = 15,25 kN/m3 dan berat isi basah (ɣ saturated) =
21,01 kN/m3 (material properties lereng belum diubah).
2.a) Muka air tanah setengah jenuh, Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-
Price sebesar 3.146 ; metode Bishop Simplified sebesar 3.147 ; dan metode Janbu
Simplified sebesar 3.081. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa apabila muka air
tanah setengah jenuh, maka akan berdampak pada nilai FK yang dihasilkan, yaitu
menjadi lebih besar dibanding nilai FK pada poin 1. Nilai FK pada setiap metode
dalam percobaan ini lebih dari 1,25 sehingga lereng dikatakan aman.
2.b) Muka air tanah berada pada lapisan permukaan andesit (lapisan konglomerat di
atas lapisan andesit). Menghasilkan FK untuk metode Morgenstern-Price sebesar
3.107 ; metode Bishop Simplified sebesar 3.107; dan metode Janbu Simplified
sebesar 3.044. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa apabila muka air tanah
berada pada lapisan permukaan andesit (lapisan konglomerat di atas lapisan andesit),
maka akan berdampak pada nilai FK yang dihasilkan, yaitu menjadi lebih kecil
dibanding nilai FK pada poin 2.a. Nilai FK pada setiap metode dalam percobaan ini
lebih dari 1,25 sehingga lereng dikatakan aman.
Problem C
1). Kohesi (C) = Batu Pasir 11,26 kN/m2; Batu Lanau 10,78 kN/m2; Batu Kapur
13,65 kN/m2; Batu Gamping 122,48 kN/m2 dan Sepentinit 117,69 kN/m2. Sudut
geser dalam (ɸ) = Batu Pasir 20,14°; Batu Lanau 19,65°; Batu Kapur 23,47°; Batu
Gamping 30,16° dan Serpentinit 29,02°. Berat isi kering (ɣ dry) = Batu Pasir 30,2
kN/m3; Batu Lanau 24,58 kN/m3; Batu Kapur 32,02 kN/m3; Batu Gamping 42,99
kN/m3 dan Sepentinit 720 kN/m3. Dan Berat isi basah (ɣ sat) = Batu Pasir 45,65
kN/m3; Batu Lanau 38,47 kN/m3; Batu Kapur 38,30 kN/m3; Batu Gamping 70,69
kN/m3 dan Sepentinit 10,29 kN/m3. Tinggi Lapisan = Batu Pasir 7,5 m; Batu Lanau
14,95 m; Batu Kapur tidak diketahui; Batu Gamping 20,3 m dan Serpentinit 1,97 m.
(material properties lereng belum diubah).
Dari hasil yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa lereng problem A dalam
kondisi tidak aman dari setiap kondisi, lereng problem B dalam kondisi aman dari
setiap kondisi, dan lereng problem C dalam kondisi tidak aman dari setiap kondisi.
Berdasarkan stadar keamanan nilai FK yang baik harus berada pada range FK > 1,25.
Untuk nilai FK < 1,25 berarti lereng berada pada kondisi tidak aman. Untuk nilai FK
diantara 1,07 dan 1,25 dianggap kritis sehingga kemungkinan akan terjadi longsoran.
2.9 Kesimpulan
2.b. Koordinat sebagian 2.b. Geometri MAT dgn benching (slopenya ada 4)
jenuh dgn benching
(slopenya ada 4)
1. a. Muka Air Tanah Sebagian Jenuh bebas Single Slope
Metode JS
Metode BS Metode MP
1. b. Muka Air Tanah sebagian jenuh Bebas dengan benching (4 slope)
Metode JS
Metode BS Metode MP
2.a. Muka Air Tanah sebagian jenuh diata lapisan clay tanpa benching
(slopenya cuma 1)
Metode JS
Metode BS Metode MP
2.b. Muka Air Tanah sebagian jenuh diatas lapisan clay dgn benching
(slopenya ada 2)
Metode JS
Metode BS Metode MP
3.a. Muka Air Tanah jenuh total tanpa benching (slopenya cuma 1)
Metode JS
Metode BS Metode MP
3.b. Muka Air Tanah jenuh total dgn benching (slopenya ada 4)
Metode JS
Metode BS Metode MP
B. Problema B
Koordinat 2. Geometri MAT Jenuh
2.a. Geometri MAT 2.b. Geometri MAT
Metode BS Metode MP
Metode BS Metode MP
2.b. Muka Air Tanah berada pada lapisan permukaan andesit (lapisan
konglomerat di atas lapisan andesit)
Metode JS
Metode BS Metode MP
C. Problema C
Kordinat
1. Muka Air Tanah Jenuh
Metode JS
Metode BS Metode MP
2. Muka Air Tanah Sebagian Jenuh
Metode JS
Metode BS Metode MP