TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Klasifikasi
C. Etiologi
5. Teori sel stem, dengan meningkatnya aktivitas sel stem maka akan terjadi
produksi yang berlebihan pada sel stroma maupun sel epitel sehingga
menyebabkan poliferasi sel-sel prostat.
D. Pemeriksaan penunjang
E. Penatalaksanaan
Menurut Haryono (2012) penatalaksaan BPH meliputi :
1. Terapi medikamentosa
a. Penghambat adrenergik, misalnya prazosin, doxazosin, afluzosin.
b. Penghambat enzim, misalnya finasteride
c. Fitoterapi, misalnya eviprostat
2. Terapi bedah
Waktu penanganan untuk tiap pasien bervariasi tergantung beratnya gejala
dan komplikasi, adapun macam-macam tindakan bedah meliputi:
a. Prostatektomi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada umumnya adalah nyeri
pada saat kencing atau disebut dengan disuria , hesistensi yaitu memulai
kencing dalam waktu yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan
disebabkan karena otot detrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa
lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan
dalam uretra prostatika dan setelah post operasi TURP klien biasanya
mengalami nyeri di bagian genetalianya . Untuk penilaian nyeri
berdasarkan PQRST yaitu :
P = oleh luka insisi
Q = seperti ditusuk-tusuk/ disayat-sayat pisau/terbakar panas,
R = di daerah genetalia bekas insisi
S = dari kategori 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan,4-6 = nyeri
sedang, 7-9 = nyeri berat, 10 = sangat berat tidak bias
ditoleransi.
T = Sering timbul/tidak sering/sangat sering.
(Muttaqin, 2012).
Klien datang dengan keluhan adanya nyeri tekan pada kandung kemih,
terdapat benjolan massa otot yang padat dibawah abdomen bawah
(distensi kandung kemih), adanya hernia inguinalis atau hemoroid yang
menyebabkan peningkatan tekanan abdominal yang memerlukan
pengosongan kandung kemih dalam mengatasi tahanan (Dongoes, 2012).
5. Keadaan umum
6. Pemeriksaan fisik
(Mustika,dkk, 2012)
a. Mata : lihat kelopak mata, konjungtiva (pucat atau tidak)
b. Mulut dan gigi : kaji bagaimana kebersihan rongga mulut dan bau
mulut, warna bibir (pucat atau kering), lidah (bersih atau kotor). Lihat
jumlah gigi, adanya karies gigi atau tidak
c. Leher : Palpasi daerah leher untuk merasakan adanya massa pada
kalenjar tiroid, kalenjar limfe, dan trakea, kaji juga kemampuan
menelan klien, adanya peningkatan vena jugularis
d. Dada : lihat bentuk dada, pergerakan dinding dada saat bernafas,
apakah ada suara nafas tambahan
e. Abdomen pemeriksaan abdomen meliputi:
1) Perkusi : Pada klien post operasi BPH dilakukan perkusi pada 9
regio abdomen untuk mengetahui ada tidaknya residual urine
2) Palpasi : Teraba kistus di daerah suprasimfisis akibat retensi urin
dan sering dilakukan teknik bimanual untuk mengetahui adanya
hidronefrosis dan pyelonefrosis.
f. Genetalia
1) Pada klien post operasi BPH terpasang treeway folley kateter dan
biasanya terjadi hematuria setelah tindakan pembedahan, sehingga
terdapat bekuan darah pada kateter.
kelemahan defisit perawatan diri dapat teratasi dengan diri sesuai usia