Anda di halaman 1dari 9

The 9th University Research Colloqium 2019

Universitas Muhammadiyah Purworejo

INVENTARISASI JENIS-JENIS FOSIL MOLLUSCA DI HUTAN PRANJE


SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN ZOOLOGI AVERTEBRATA

THE INVENTORY OF FOSSIL MOLLUSC IN PRANJE FORESTS AS AVERTEBRATA


ZOOLOGY LEARNING MATERIALS

1)
Rahma Wati,2)Tia Sarawati, 3) Muhimatul Umami, 4) Eka Fitriah
1,2,3,4)
Program Studi Tadris IPA-Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi, Karya Mulya, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45132
*Email: rahmawati24121998@gmail.com

ABSTRAK

Zoologi Avertebrata merupakan salah satu ilmu yang mengkaji hewan tidak bertulang belakang.
Mollusca merupakan salah satu phylum pada kingdom Animalia yang memiliki diversitas tertinggi
kedua setelah Arthropoda yang sebagian besar memiliki cangkang. Beberapa jenisnya banyak di
daerah hutan Pranje Kabupaten Cirebon dalam bentuk fosil, namun belum banyak yang mengetahui
jenis fosil Mollusca tersebut, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui jenis dan pemanfaatan fosil mollusca sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Zoologi
Avertebrata di Tadris Biologi. Penelitian ini dilakukan pada 20 November 2018 dan 30 Januari 2019
dengan menggunakan pendengkatan kualitatif dan metode penelitian studi lapangan (field studi). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di Hutan Pranje ditemukan jenis fosil Mollusca yakni Pilsbryoconcha
exilis, Anadara granosa, Spisula solidissima, Perna viridis, Pila ampullacea, Turritella terebra,
Ellobium aurisjudae dan Lymnaea rubiginosa. Jenis-jenis fosil yang sudah ditemukan dan diidentifikasi
dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembelajaran Zoologi Avertebrata. Sampel fosil Mollusca
diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan karakter morfologi. Kesimpulan, jenis fosil Mollusca yang
ditemukan di Hutan Pranje adalah class Bivalvia terdiri dari 5 spesies dan Gastropoda terdiri dari 4
spesies. Fosil Mollusca tersebut dijadikan sebagai bahan pembelajarana Zoologi Avertebrata dengan
memahami karakter taksonomi Mollusca dalam upaya menginventarisasi berbasis kearifan local di
Cirebon.

Kata Kunci : Mollusca, Fosil, Pembelajaran, Zoologi Avertebrata, Kearifan Lokal

ABSTRACT

Invertebrate Zoology is one of the sciences that studies vertebrate animals. Mollusca is one of the
phylums in kingdom Animalia which has the second highest diversity after Arthropods, most of which
have shells. Some species are mostly in the Pranje forest area in Cirebon Regency in the form of fossils,
but not many know the type of fossil Mollusca, so this research needs to be done. The purpose of this
study was to determine the type and use of fossil molluscs as a learning material for invertebrate
Zoology in Tadris Biology. This research was conducted on November 20, 2018 and January 30, 2019
using qualitative assessment and field study research methods (field studies). The results showed that in
the Pranje Forest there were fossils of Molluscans, namely Pilsbryoconcha exilis, Anadara granosa,
Spisula solidissima, Perna viridis, Pila ampullacea, Turritella, Ellobium aurisjudae and Lymnaea
rubiginosa. The types of fossils that have been found and identified can be used as materials for
learning invertebrate zoology. Mollusca fossil samples were identified and analyzed based on
morphological characters. Conclusion, the type of fossil mollusca found in Pranje Forest is a Bivalvia
class consisting of 5 species and Gastropods consisting of 4 species. The Mollusc fossils were used as
material for learning invertebrate zoology by understanding the taxonomic character of Mollusca in an
effort to inventory local wisdom based in Cirebon.

Key Words: Mollusca, Fossils, Learning, Invertebrate Zoology, Local Wisdom

38
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENDAHULUAN
Zoologi Avertebrata merupakan salah pembelajaran kontekstual biologi.
satu mata kuliah wajib di program studi Pembelajaran biologi harus memuat
Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati pengetahuan dan sikap positif tentang
Cirebon. Zoologi Avertebrata merupakan potensi lokal daerah setempat supaya dapat
salah satu ilmu yang mengkaji mengenai memotivasi siswa agar dapat belajar dan
hewan tidak bertulang belakang. mengembangkan kemampuannya.
Mollusca merupakan salah satu phylum Biologi memiliki peran dalam
pada kingdom Animalia yang memiliki pengembangkan potensi lokal dan
diversitas tertinggi kedua setelah mengajarkan tentang pemanfaatan dan
anthropoda yang sebagian besar memiliki pelestarian hewan. (Mumpuni. 2012)
cangkang. Mollusca memiliki kemampuan Oleh karena itu, tujuan dari penelitian
beradaptasi yang cukup tinggi pada ini yakni untuk mengetahui jenis-jenis fosil
berbagai habitat, dapat mengakumulasi mollusca yang terdapat di Hutan Pranje,
logam berat tanpa mengalami kematian Desa Salam, Kecamatan Beber, Kabupaten
dan berperan sebagai indikator lingkungan Cirebon dan pemanfaatan fosil mollusca
(Cappenberg, Aziz dan Aswandy, 2006). sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
Mollusca merupakan kelompok hewan pembelajaran mata kuliah Zoologi
yang tidak bersegmen, bertubuh lunak, Avertebrata.
serta dilapisi tubuh yang keras (cangkang),
bagian keras tersebut yang terawetkan METODE
menjadi fosil kadang ditemukan hanya
Penelitian ini dilaksanakan pada 20
berupa cetakan, namun masih dapat
November 2018 dan 30 Januari 2019,
teridentifikasi. Selain itu, sebagian fosil
bertempat di Hutan Pranje, Desa Salam,
mollusca dapat dikenali langsung
Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon,
dilapangan, Mollusca memiliki beberapa
Jawa Barat.
manfaat bagi manusia diantaranya sebagai
sumber protein, bahan pakan ternak, bahan Penelitian ini menggunakan
industri serta untuk obat-obatan. pendengkatan kualitatif dengan metode
(Dibyowati, 2009) penelitian studi lapangan (field studi).
Hutan Paranje merupakan salah satu Objek penelitian berupa fosil yang
destinasi kearifan lokal di Desa Salam, ditemukan di lokasi penelitian serta 2
Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, orang responden yakni, Bapak Tarif Radisa
Jawa Barat. Pada umumnya struktur tanah Carbo selaku Juru Kunci Hutan Pranje dan
terdiri dari beberapa perbukitan bersemak. Bapak Abdu selaku tokoh masyarakat.
Dan menurut warga yang tinggal di sekitar Teknik pengumpulan data dengan
Hutan Pranje mengatakan bahwa observasi, pedoman wawancara dan
dahulunya Hutan Pranje merupakan tempat dokumentasi. Teknik analisis data dengan
dimana terjadinya pasang surut air laut, analisis deskriptif, transkripsi hasil
sehingga terdapat jenis Mollusca yang wawancara dan studi literature.
seharusnya berada di laut, tetapi ditemukan
di hutan. Dan seiring berjalannya waktu Identifikasi sampel fosil Bivalvia dan
mollusca tersebut berubah menjadi fosil Gastropoda dilakukan dengan
atau membatu. memperhatikan morfologi dan karakteristik
Kearifan lokal yang berkolerasi dari sampel fosil Mollusca. Untuk lebih
dengan dunia nyata membentuk pada jelasnya dapat dilihat pada gambar.

39
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Gambar 1. Struktur Morfologi Bivalvia Gambar 2. Struktur Morfologi Bivalvia


Sumber: bagibagigus.com Sumber: Dokumen.tips

Gambar 3. Struktur Morfologi Gastropoda Gambar 4. Struktur Morfologi Gastropoda


Sumber: giobiologi20.com Sumber: joeleriksson.com

Analisis karakteristik dilakukan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki dari masing-
masing sampel fosil Mollusca dilakukan analisis yang dikaitkan dengan jurnal pendukung
yang relevan. Analisis karakteristik dilihat dari morfologi, habitat, dan pemanfaatan sampel
Mollusca sebelum menjadi fosil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Kelas Bivalvia
Nama Spesies dan
NO Klasifikasi
Klasifikasi
1. Pilsbryoconcha exilis Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Eulamellibranchiata
Famili : Unionidae
Genus : Pilsbryoconcha
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Spesies : Pilsbryoconcha exilis
(Pennak, 1953)
2. Anadara granosa Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Famili : Archidae
Genus : Anadara
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Species: Anadara granosa
(Barnes, 1989)

40
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

3. Spisula solidissima Kingdom : Animalia


Phylum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familly : Mactridae
Genus : Spisula
Spesies : Spisula solidissima
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Dillwyn,1817)
4. Perna viridis Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Anisomyria
Famili : Mytilidae
Genus : Perna
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Jenis : Perna viridis
(Linnaeus, 1758)
5. Pinctada maxima Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Pterioida
Famili : Pteriidae
Genus : Pinctada
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Spesies :Pinctada maxima
(Linnaeus, 1758)

Tabel 2. Kelas Gastropoda


No. Nama Spesies dan Gambar Klasifikasi
1. Ellobium aurisjudae Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Ellobiidae
Subfamili : Ellobiinae
Genus : Ellobium
Spesies :Ellobium aurisjudae
(Linnaeus, 1758)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2. Turritella terebra Kingdom :Animalia
Filum :Mollusca
Kelas :Gastropoda
Famili :Turritellidae
Subfamily :Turritellinae
Genus :Turritella
Species :Turritella terebra
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Linnaeus, 1758)

41
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

3. Pila ampullacea Kingdom:Animalia


Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Ampullariidae
Ordo : Ampullariinae
Genus : Pila
Spesies : Pila ampullacea
(Linnaeus, 1758)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4. Lymnaea rubiginosa Kingdom : Animalia


Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Hygrophila
Family : Lymnaeidae
Genus : Lymnaea
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Spesies : Lymnaea
rubiginosa
(Rafinesque, 1815)

Berdasarkan tabel hasil penelitian Fosil yang ditemukan dalam berbagai


diatas, terdapat 9 jenis Mollusca yang ukuran yang berbeda, ada yang berukuran
telah menjadi fosil di Hutan Pranje. Fosil besar (3,5 cm) dan kecil (2 cm). Dan
tersebut terdiri dari 9 spesies, 9 genus, dan menurut masyarakat sekitar, fosil tersebut
9 famili. Kelas Bivalvia terdiri dari 4 jenis, ada fosil betina dan jantan, dapat dilihat
sementara dari kelas Gastropoda terdiri dari ukurannya, fosil yang berukuran besar
dari 5 jenis. berarti jantan, dan yang berukuran kecil
Fosil Mollusca yang ditemukan merupakan betina.
dijadikan sebagai bahan pembelajaran Pertumbuhan kijing dapat dilihat dari
mata kuliah Zoologi Avertebrata yang garis-garis di sekeliling umbo yang
merupakan sebuah bidang ilmu yang merupakan garis pertumbuhan tahunan.
mengkaji mengenai hewan bertulang (Sulistiawan, 2007). Umbo merupakan titik
belakang. awal pertumbuhan cangkang, sedangkan
garis pertumbuhannya berikutnya
Pilsbryoconcha exilis menggambarkan jarak atau interval dari
Pilsbryoconcha exilis memiliki nama fase terjadinya pertumbuhan dengan fase
lokal yakni kerang kijing. Termasuk tidak terjadinya pertumbuhan.
kedalam kelas Bivalvia dalam phylum Ciri umum dari Pilsbryoconcha exilis
Mollusca. mempunyai bentuk tubuh bilateral atau
Berdasarkan hasil analisis simetris, tidak beruas-ruas, tubuh lunak
Pilsbryoconcha exilis memiliki dua buah dan ditutupi mantel yang menghasilkan zat
cangkang, berbentuk simetri bilateral, kapur, bentuk kepala jelas, bernapas
memiliki cangkang yang terdapat 2 umbo dengan paru-paru atau insang. (Nurjanah,
yang terletak pada persendiannya. 2005)
Memiliki garis pertumbuhan. Fosil
Mollusca yang ditemukan memiliki 9 garis Anadara granosa
pertumbuha yang terlihat jelas. Memilki 8 Berdasarkan hasil pengamatan,
periostrakum. Memiliki 1 ligamen dan 1 Anadara granosa memiliki 2 cangkang dan
lunule. 2 umbo, namun dalam penelitian ini umbo
Pilsbryoconcha exilis biasa hidup pada fosil jenis Anadara granosa sudah
diperairan tawar, seperti sungai dan kolam. rusak. Anadara granosa berbeda dengan
42
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Pilsbryoconcha exilis yang memiliki garis halus, kecuali untuk garis pertumbuhan
konsentris atau garis pertumbuhan yang tidak beraturan. Fosil kerang tersebar di
horizontal, sementara Anadara granosa Hutan Pranje dengan cangkang yang
memiliki garis pertumbuhan yang vertikal. tertutup zat kapur.
Beradasarkan sampel fosil Anadara Menurut (Weinberg,1997) spesies
granosa yang ditemukan memiliki 24 garis Spisula solidissima lebih memanjang,
pertumbuhan. Bagian cangkangnya dengan kemiringan anteriornya lebih rata,
ditutupi dengan zat kapur. Memiliki 1 dan sinus pucatnya lebih panjang dan tidak
ligamen dan 1 lunule yang dapat terlihat miring sedikit ke atas. Di katup kiri, gigi
jelas. ganda mungil, persis di depan
Kerang darah disebut Anadara granosa chondrophore berbentuk sendok, biasanya
karena kelompok kerang ini memiliki jauh lebih besar sekitar 2 cm dan lebih
pigmen darah merah (haemoglobin) yang kuat. Ini cukup umum dan hidup
disebut bloody cockles. Kerang ini berdampingan dengan spesies khas di
memiliki cairan haemoglobin yang bagian utara jangkauannya. (Weinberg, JR,
berfungsi mengikat oksigen dalam daging Murawski, SA &Serchuk, 1997)
kerang, sehingga kerang ini dapat hidup
pada kondisi kadar oksigen yang relatif Perna viridis
rendah. Kerang darah masih bisa hidup Perna viridis termasuk dalam kelas
setelah dipanen walaupun tanpa air. bivalvia atau pelecypoda. Barnes (1974)
(Nurjanah, 2005). mengatakan bahwa bentuk kaki
Kerang darah merupakan jenis bivalvia pelecypoda merupakan pelebaran dari
yang hidup pada dasar perairan dan bagian tubuh yang berbentuk pipih lateral
mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh seperti kapak kecil, disebut Pelecypoda.
dua keping cangkang (valve) yang dapat Memiliki dua cangkang yang tipis dan
dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah simetris yang dapat dibuka tutup dengan
persendian berupa engsel elastis. umbo yang melengkung kedepan.
(Nurjanah, 2005). Memiliki persendian yang halus dengan
Puncak cangkang disebut umbo dan beberapa gigi yang sangat kecil.
merupakan bagian cangkang yang paling Ototaduktor pada bagian anterior
tua. Garis-garis melingkar sekitar umbo berukuran kecil,bahkan hampir tidakada
menunjukan pertumbuhan cangkang. (Abbot,1974).
Mantel pada pelecypoda berbentuk Cangkang Perna viridis berbentuk
jaringan yang tipis dan lebar, menutup segitiga lonjong dengan garis-garis
seluruh tubuh dan terletak di bawah pertumbuhan pada cangkang bagian luar
cangkang. Beberapa kerang ada yang yang jelas ,dimana pada Perna viridis
memiliki banyak mata pada tepi dewasa memiliki bagian yang kuat untuk
mantelnya. Banyak diantaranya menempel. Kerang hijau dapat mencapai
mempunyai banyak insang. panjang maksimum 16,5cm, tetapi
umumnya ditemukan berukuran 8cm
Spisula solidissima (Gosling, 2004).
Spisula solidissima memiliki nama Berdasarkan hasil analisis, Perna viridis
lokal kerang selam atlantik, juga disebut yang ditemukan terseba rluas di Hutan
kerang bar, kerang ayam, skimmer, atau Pranje dengan karakteristik dan ciri khas
kerang laut. Kerang selam atlantik tersendiri dalam perna viridis yang
termasuk kelas bivalvia karena bentuk ditemukan garis-garis lingkar tahun yang
tubuhnya yang pipih. kurang terlihat tertutup zat kapur sehingga
Berdasarkam hasil pengamatan kerang untuk melihat garis lingkar taun
Spisula solidissima atau kerang selam memerlukan pengelasan terlebih dahulu,
atlantik memiliki morfologi dengan bentukan seperti lempengan batu.
cangkang berbentuk oval pipih , kuat dan
43
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Hutan Pranje ditemukan Perna viridis saat penelitian fosil ini ditemukan dekat
atau jenis Perna viridis yang sudah dengan bebatuan.
memfosil berwarna coklat tua, dengan Beradasarkan hasil pengamatan,
bagian dorsal dan ventral yang terlihat Ellobium aurisjudae memiliki bentuk apex
kurang jelas dalam mengidentifikasi atau puncak cangkang yang tumpul dengan
menggunakan sistem identifikasi gambar bentuk yang lonjong dan sedikit mengecil
yang terkait dengan bentukan yang ke bagian dekat bibir luar. Sama seperti
menyerupai Perna viridis agak meruncing fosil Moluska jenis lainnya, fosil Ellobium
pada bagian belakang, berbentuk pipih aurisjudae memiliki cangkang yang
pada bagian tepi serta dilapisi periostrakum ditutupi dengan zat kapur.
yang sudah mengeras.Perna viridis dikenal Morfologi bagian luar dari Ellobium
memiliki nama lokal yakni ijoan. Fosil aurisjudae ini terlihat jelas, mulai dari
Perna viridis atau ijoan mengandung bibir luar, lekuk sifon, dan operculum.
zatkapur yang mengakibatkan bagian Beradasarkan jenis-jenis yang ada,
dalamnya mengeras. Ellobium aurisjudae memiliki warna yang
bervariasi. Ada yang memiliki cangkang
Pinctada maxima berwarna coklat, coklat bermotif, dan
Pinctada maxima mempunyai nama warna lainnya.
lokal kerang mutiara termasuk kedalam Beradasarkan hasil penelitian fosil
hewan tidak bertulang belakang Mollusca, yang sebelumnya cangkang
(invertebrata) dan termasuk kedalam tersebut memiliki pigmen warna, saat
phylum Mollusca yang berarti memiliki sudah menjadi fosil akan berubah menjadi
tubuh lunak. Selain itu, masuk kedalam putih. Hal ini karena terdapat zat kapur
kelas Bivalvia dan famili yang melindunginya.
Pteriidae.Memiliki sepasang cangkang,
bentuknya pipih berwarna kuning Turritella terebra
kecoklatan. Turritella terebra memiliki nama lokal
Berdasarkan hasil pengamatan Pinctada yakni kerang sumpil, dapat dijumpai
maxima tersebar luas di hutan pranje diperairan dangkal. Dan merupakan jenis
dengan morfologi fosil sepasang cangkang Mollusca yang banyak ditemukan dalam
yang bergirigi berwarna kuning kecoklatan bentuk fosil di Hutan Pranje.
berbentuk pipih ditemukan hanya berupa Berdasarkan hasil analisis, Turritella
cangkang tanpa isi didalamnya. memiliki terebra memiliki betuk cangkang yang
sepasang cangkang, bentuknya pipih mengerut ke atas, apex berbentuk runcing,
berwarna kuning kecoklatan. pada cangkang terdapat garis-garis spiral.
Kedua cangkang Pinctada maxima Sampel fosil Turritella terebrayang
tidak memiliki cangkang sama bentuknya diamati memiliki 8 garis-garis spiral.
(ineguivalven), cangkang agak pipih Memiliki cangkang yang tertutupi dengan
sedangkan cangkang kiri cembung. zat kapur, dan apabila di hilangkan zat
Dibagian tengah dorsal sepasang cangkang kapur tersebut sampel fosil menghasilkan
dihubungkan oleh ligamen yang elastis warna yang menarik dan bervariasi.
serta adanya gigi engsel. Kedua cangkang Keong sumpil (Turritella terebra)
memiliki otot yang liat dan kuat yang termasuk siput kecil sebesar ujung lidi
berfungsi untuk membuka dan menutup. yang acap menjadi hama tanaman ini
(Susilowati R., dan Sumantadinata K, berasal dari wilayah Karibia, namun kini
2009) telah menyebar luas di seluruh kawasan
Ellobium aurisjudae tropika, termasuk di Indonesia. Memiliki
Ellobium aurisjudae memiliki nama tinggi cangkang 12-20 mm. (Karyanto,
lokal sebagai keong . Dapat ditemukan 2016)
menempel pada substrat. Sehingga pada Turritella terebra memiliki cangkang
langsing serupa gulungan benang, seluk 9-
44
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

10, dindingnya melingkar sempurna, mulut lebar dengan lekuk sifon tumpul,
mengkilap, dan transparan, seluk akhir memiliki warna cangkang kuning pucat.
dengan tinggi 2/5 dari seluruh tinggi Menurut hasil wawancara dengan
cangkang, garis taut (sutura) jelas tetapi Bapak Tarif Radisa Carbo (Kakang Arya
sedikit mengerut. Mulut cangkang miring, Ireng), dengan Bapak Abdu selaku tokoh
hampir lonjong, meruncing di bagian atas masyrakat, Hutan Pranje dahulunya adalah
dan bawah. Tepi mulut cangkang tidak tempat terjadinya pasang surut air laut
menerus, tajam, tidak menebal atau yang membawa jenis-jenis mollusc, lalu
melipat. Sumbu cangkang (kolumela) karena terjadinya penyurutan air laut
terpangkas dibagian bawah. (Karyanto, bertahun-tahun mengakibatkan beberapa
2016) jenis Mollusca tertinggal dan berubah
menjadi fosil atau membatu
Pila ampullacea Hutan Pranje memiliki jarak sekitar 12
Pila ampullacea memiliki nama lokal km dari laut. Jika jarak 5 m permukaan
keong sawah atau keong mas termasuk dari laut membutuhkan waktu 40 tahun.
kedalam kelas Gastropoda, karena Sehingga menurut Bapak Tarif Radisa
memiliki cangkang yang membulat. Carbo ada pembuktian bahwa dahulu
Berdasarkan hasil pengamatan, Pila Hutan Pranje merupakan laut.
ampullacea memiliki morfologi berupa Bapak Tarif Radisa Carbo mulai
cangkang yang membulat dengan apex mencari fosil sejak tahun 1975. Karena
berada dibagian sampingnya serta tidak ketertarikannya terhadap fosil Mollusca
meruncing ke atas. Cangkang yang yang unik dan nyata serta harga yang
ditemukan berwarna putih, namun saat ekonomi yang tinggi jika diolah atau dilas
bagian kapurnya dihilangkan, cangkang lebih halus sampai zat kapur yang
tersebut menjadi warna coklat. Seperti menempel pada fosil itu hilang. Fosil yang
namanya keong sawah ini dapat ditemukan terdapat banyak populasinya di Hutan
di sawah ataupun perairan tawar. Pranje diantaranya jenis fosil kelas
Keong sawah (Pila ampullacea) adalah Bivalvia dan Gastropoda. Dan untuk
sejenis siput air tawar dan dapat dijumpai spesies yang lebih banyak ditemukan yakni
di sawah, parit, serta danau. Bentuknya Turritella terebra dan Pilsbryoconcha
menyerupai siput murbai (keong mas), exilis.
tetapi keong sawah memiliki warna Fosil Mollusca yang terdapat di Hutan
cangkang hijau pekat sampai hitam Pranje dimanfaatkan oleh Bapak Radisa
(Karyanto, 2016) Carbo sebagai hiasan dan aksesoris. Tahap
awal proses pengolahan fosil Mollusca
Lymnaea rubiginosa antara lain, pembersihan cangkang,
Berdasarkan hasil pengamatan pembentukan dan penghalusan, yang
Lymnaea rubiginosa memiliki apex yang dilakukan oleh Bapak Radisa Carbo selaku
meruncing, namun tidak lebih runcing dari pengrajin fosil Mollusca.
kerang sumpil. Fosil Lymnaea rubiginosa Hasil kerajinan dari fosil Mollusca
memiliki warna cangkang yang sama tersebut dapat dijual sehingga mampu
ketika telah menjadi fosil yakni berwarna meningkatkan kesejahteraan keluarga
putih. Bibir luarnya terlihat jelas. Memiliki Bapak Radisa Carbo. Selain pemanfaatan
3 garis-garis spiral. fosil Mollusca sebagai kerajinan, limbah
Lymnaea rubiginosa spesies yang fosil Mollusca juga dapat dimanfaatkan
tersebar di hutan pranje memiliki panjang oleh beberapa masyarakat sebagai benda
berkisar antara 2-4 cm, tipe cangkang yang memiliki sisi magis yang dipercayai
memanjang dengan bagian ulir utama yang sebagai keyakinan yang telah diwariskan
melebar, memiliki apeks meruncing, celah oleh nenek moyang sebelumnya.

45
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di Hutan
Pranje, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon terdapat fosil Mollusca. Jenis fosil Mollusca
yang ditemukan adalah kelas Bivalvia terdiri dari 5 spesies (Pilsbryoconcha exilis, Anadara
granosa, Perna viridis dan Spisula solidissima, Pinctada maxima) dan Gastropoda terdiri dari
4 spesies (Ellobium aurisjudae, Turritella terebra, Pila ampullacea dan Lymnaea rubiginosa).
Proses pengindentifikasian pada fosil Mollusca dilakukan dengan mengidentifikasi dan
menganalisis morfologinya. Fosil Mollusca tersebut dijadikan sebagai bahan pembelajaran
Zoologi Avertebrata dengan memahami karakter taksonomi Mollusca dalam upaya
menginventarisasi fosil Mollusca berbasis kearifan lokal di Cirebon. Fosil Mollusca yang
terdapat di Hutan Pranje dimanfaatkan sebagai hiasan, aksesoris dan sebagai benda yang
memiliki sisi magis oleh masyakat sekitar .
Penulis menyarankan untuk penelitian lebih lanjut dapat meneliti keberagaman fosil
yang terdapat di Hutan Pranje dan sampel fosil yang ditemukan dapat diuji untuk mengetahui
secara pasti usia fosil sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abbot,N.T.(1974).American Seashall Second Editon. Van Nostrand Reinhold Co. New


York:868 pp.
Barnes,R.D.(1974). Invertebrata Zoologi. 3rd Edition. W.B. Saunder Comp.Philadelphia:870
pp.
Cappenberg,H.A.W.,Aziz,A,danAswandy,I.(2006).komunitas Moluska di perarairan Teluk
Gilimanuk, Bali Barat, Oseonologi dan Limnolgi di Indonesia 40:53-64
Dibyowati,L.(2009).Keanekaragaman Moluska (Bivalvia dan Gastropoda) di Sepanjang
Pantai carita, Pandeglang, Banten.Skripsi. Program Studi Biologi Fakulas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Gosling, E. (2004).BivalviaMolluscBiolology, Ecology and Culture. Fishing Bews Books:327
pp.
Karyanto. (2016). Fosil Keong. Yogyakarta. CVmutiara central
Mumpuni,Kristantia Elok. 2013. Potensi Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam
Pendidikan Biologi di Indonesia. Jurnal Seminar Nasional Biologi UNS.
Nurjanah, Zulhamsyah, Kustiariyah. 2005. Kandungan mineral dan proksimat kerang darah
(Anadara granosa) yang diambil dari Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Buletin Teknologi
Hasil Perikanan 8 (2): 15-24.
Sulistiawan R S N. 2007. Potensi Kijing (Pilsbryoconchaexilis) sebagai Biofilter Perairan di
Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur. Jawa Barat.
Susilowati R., dan Sumantadinata K. (2009). Keragaman genetik tiram mutiara sebagai
informasi dasar untuk pemuliaan tiram mutiara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Hal. 62-64.
Weinberg, JR, Murawski, SA &Serchuk, FM - 1997 Sejarah dan manajemen perikanan
surfclam Atlantik AS. Jurnal Penelitian Shellfish 16 (1): 277-278.)

46

Anda mungkin juga menyukai