Anda di halaman 1dari 2

UAS ESTETIKA

Oleh Tiffany
C0818061
Desain Interior UNS

Analisis Estetika Fieldman


Kubah pada Etchmiadzin Cathedral, Armenia

Deskripsi
Katedral Etchmiadzin adalah gereja induk dari Gereja Kerasulan Armenia, yang terletak di kota
Vagharshapat (Etchmiadzin), Armenia. Menurut sebagian besar sarjana, itu adalah katedral pertama
dibangun di Armenia kuno, dan sering dianggap sebagai katedral tertua di dunia.

Gereja asli dibangun pada awal abad keempat yaitu menurut tradisi antara tahun 301 dan 303 dan
didirikan oleh oleh santo pelindung Armenia, Gregory the Illuminator, yang mengikuti adopsi agama
Kristen sebagai agama negara oleh Raja Tiridates III. Bangunan ini dibangun di atas kuil pagan,
melambangkan konversi dari paganisme menjadi Kristen. Bagian inti dibangun pada 483/4 oleh
Vahan Mamikonian setelah katedral rusak parah dalam invasi Persia. Dari pendiriannya hingga paruh
kedua abad ke-5, Etchmiadzin pemimpin Catholicos, kepala tertinggi Gereja Armenia.

Gereja ini adalah gereja berkubah pertama di dunia. Rancangan salib dengan empat ruangan dan
kubah utama yang ditahan dengan empat pilar adalah konstribusi luar biasa dari arsitektur Kristen
pada gereja lainnya. Penemuan indah arsitektur Armenia ini menyebar ke luar negeri ke Byzantium
dan kemudian ke Eropa Tengan dan barat.

Analisis
Kubah ini dilukis dengan lambang keagungan, menggunakan warna yang dominan adalah emas dan
merah oleh pelukis Armenia. Bentuk motif ini berulang setiap sisinya dengan sangat kental turun
kearah bukaan dibawahnya. Tekture dari kubah ini sangat lembut sesuai dengan material pada
zaman itu.

Interprestasi
Pusat pada kubah ini melambangkan matahari pada cakrawala yang menjadi sumber cahaya abadi
pada bumi kemudian turun ke dunia di dalam katedral. Bumi dilambangakan dengan adanya bentuk
pohon seperti pohon cemara yang menjulang tinggi dan kurus yang berulang-ulang pada setiap
sisinya berwarna hijau dengan daun panjang pada bagian bawah pohon itu. Pohon disini juga
berbungan dengan macam-macam bunga yang berbeda dengan warnanya tersendiri. Di sela-sela
pohon terdapat motif seperti matahari kecil melambangkan suatu keabadian seperti matahari pada
bagian pertengahan matahari dan tanah yaitu dimana kita hidup yang selalu berangsur seperti
matahari. Bagian bawah pohon terdapat gundukan lengkungan melambangkan gundukan tanah di
bumi tempat pohon berakar tempat dimaana manusia menginjakkan kakinya.
Terdapat motif bunga yang sangat banyak pada lukisan ini yaitu bentuk keindahan pada zaman itu
karena bunga memiki banyak warna alami dan merepresentasikan keindahan bumi dan duniawi.

Evaluasi
Komposisi pada kubah ini sangat seimbang dimana motif pada setiap sisinya selalu berulang turun
kebawah. Lukisan pada kubah ini masih dipengaruhi oleh zaman kekaisaran romawi dikarenakan
gereja ini dibangun pada awal-awal kekritenan dimulai. Perulangan-perulangan bangunan pada
arsitektur romawi diterapkan disini dengan motifnya pula. Prinsip ketatanan dengan proposi
seimbang dan kesemiterian pada bangunan mengikuti teori Vitrutius yang merupakan filsuf pada
periode helenis tidak seperti pada periode abad pertengahan yang biasana menggambarkan dimensi
luar dibanding dengan periode helenis yang masih berhubungan dengan duniawi. Kubah ini sesuai
dengan teori Estetika Rasional yang menjelaskan seni merupakan refleksi dari alam.

Penilaian pribadi
Gereja-gereja kuno biasanya adalah bangunan yang sangat langka bisa ditemui. Maksudnya
bangunan-bangunan ini masih bisa berdiri dengan melewati banyak periode, bisa seribu tahun yang
lalu dan merupakan waktu yang sangat lama. Bangunan yang merupapakan hasil dari peralihan
periode helenis dan abad perengahan menjadi bukti nyata percampuran budaya pada masa itu.
Disamping itu motif seperti dalam kubah ini sangat jawang dipelajari oleh orang Indonesia.
Pengalaman pribadi yaitu disaat melihat kubah yang mirip seperti didalam masjid yang sama
indahnya membuktikan jika bentukan kubah pada masjid merepresentasikan zaman romawi.

Anda mungkin juga menyukai