Oleh
IDWAN JUL ULUM
NIM. 1703015092
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
USULAN PENELITIAN
Oleh
IDWAN JUL ULUM
NIM. 1703015092
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1703015092
Jurusan : Agronomi
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pengesahan ii
Daftar Gambar iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
D. Manfaat penelitian.....................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Kerangka Berpikir...................................................................................13
B. Hipotesis....................................................................................................16
IV. METODE PENELITIAN 17
A. Waktu dan Tempat..................................................................................17
B. Bahan dan Alat.........................................................................................17
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................................17
D. Metode Pengambilan Sampel..................................................................17
E. Definisi Variabel dan Pengukurannya...................................................18
a. Karakter morfologi.................................................................................18
b. Karakter agronomi..................................................................................18
1. Panjang daun tertinggi dan diameter daun..........................................18
2. Jumlah anakan per rumpun.................................................................18
c. Karakter anatomi....................................................................................19
1. Bentuk dan Susunan Sel Pada Bagian Daun.......................................19
d. Habitat………...……………………………………………....……….19
1. Potensi of hydrogen…………………………………….………….19
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman purun merupakan tanaman sejenis rumput yang biasa hidup dan
dapat ditemukan di dekat rawa (lahan gambut). Tanaman ini termasuk dalam
famili Cyperaceae atau golongan teki. Tanaman purun memiliki potensi untuk
dijadikan anyaman dan kerajinan tangan[1]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gulma purun dapat dijadikan kerajinan tangan karena memiliki kandungan lignin
sebanyak 26,4% dan kandungan selulosa sebanyak 32,62% [7].
Tanaman purun banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk kerajinan
tangan. Produk yang dihasilkan yaitu seperti tas, tikar, topi, wadah beras, wadah
nasi, dan masih banyak yang lainnya yang dibuat dengan cara dianyam bisa
menggunakan tanaman purun ini. Beragam bentuk dan warna yang bervariasi
dapat dikreasikan sehingga anyaman tersebut dapat juga dijadikan oleh-oleh atau
cinderamata bagi wisatawan yang berkunjung karena dominan pariwisata
menyukai cinderamata yang berbahan alami atau organik dari tumbuhan [2].
Tanaman ini menjadi salah satu tanaman yang unik karena kekuatannya terhadap
daya tarik dan kerapuhan. Tanaman purun ini tidak akan rapuh dan busuk
meskipun sudah diolah dan mengalami perubahan musim, seperti panas, hujan,
terkena air dan terpanggang matahari. Jika tanaman purun yang kering terkena air
hujan dan menjadi basah maka aroma harum dari tanaman ini akan terasa [2].
Purun banyak dijumpai di daerah rawa yang bertanah masam. Tanaman
ini dapat dikatakan bersifat spesifik lahan masam, karena sifatnya yang tahan
terhadap keasaman tinggi antara pH 2,5 - 3,5 [3]. Oleh sebab itu, tumbuhan ini
dapat dijadikan vegetasi indikator untuk tanah masam [4]. Selain di lahan rawa,
purun ini juga dapat tumbuh dilahan gambut. Tumbuhan ini tumbuh subur di
gambut yang basah dari pada gambut yang kering [5].
Lahan rawa dan gambut banyak terdapat di Kalimantan. Penyebaran lahan
gambut di Pulau Kalimantan terdapat seluas 5,76 juta ha, yang penyebarannya
pada masing-masing provinsi seperti berikut: Kalimantan Tengah 3,010 juta ha
(52,2 % dari luas total gambut), Kalimantan Barat 1,729 juta ha (30,0 %),
Kalimantan Timur 0,697 juta ha (12,1 %), dan Kalimantan Selatan 0,331 juta ha (
2
5,7 %) [6]. Kabupaten Kutai Timur memiliki luas lahan rawa gambut seluas
66.950 Ha [6]. Dilihat dari penyebaran luas lahan rawa gambut yang ada di Kutai
Timur, potensi adanya tanaman purun hidup di daerah tersebut sangat besar,
karena tanaman purun dapat ditemukan di habitat lahan gambut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
pengembangan dan budidaya tanaman purun bajang di wilayah Kutai Timur,
sehingga dapat mendukung penyediaan bahan baku dalam industri kerajinan
tangan dari tanaman purun ataupun untuk riset terkait lainnya.
4
informasi ini masih sedikit diketahui oleh kalangan masyarakat. Tanaman purun
lebih nyaman dan aman dibanding dengan tanaman lainnya untuk dijadikan
5
sedotan karna serat dari batang tidak kasar dan tajam yang dapat membahayakan
pengguna. Selain itu mudah terdekomposisi atau dapat digunakan menjadi pupuk
1. Akar (Radix)
Akar merupakan salah satu organ tanaman yang berfungsi untuk mencari
makanan baik unsur hara, air, menegakan tanaman atau penopang bagi tanaman
agar tidak mudah rebah. Jenis akar setiap tanaman berbeda sesuai dengan
lingkungan tempat hidupnya, ada beberapa jenis akar pada tanaman yaitu akar
tunggang, akar serabut, akar gantung, akar napas, akar pelekat, dan masih banyak
lagi. Tanaman purun memiliki jenis akar rimpang atau rhizoma yang berwarna
putih kecoklatan. Akar rimpang atau rhizoma sendiri yaitu suatu modifikasi
batang yang tumbuh menjalar dibawah permukaan tanah yang mana setiap batang
memiliki ruas-ruas dan di setiap ruas tumbuh tunas baru atau anakan dan ada akar
serabut yang berfungsi untuk mencari cadangan makanan bagi anakan atau tunas
yang tumbuh diatasnya. Dengan memiliki akar rimpang memungkinkan tanaman
purun bisa dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dan juga jarak antara
anakan dan tunas tidak jauh sehingga tanaman purun hidup berkelompok seperti
rumput teki. Contoh tanaman yang memiliki akar rimpang atau rhizoma yaitu
tanaman jahe, kunyit, kencur, rumput teki, dan masih banyak lagi.
2. Batang (Caulis)
Batang tanaman purun bajang yaitu memiliki ciri batang ramping kaku
yang tumbuh ke atas, licin, muncul satu-persatu dari rimpang. Batangnya juga
memiliki rongga seperti buluh, biasanya batang memiliki warna putih. Sedangkan
purun tikus rimpang baru akan terbentuk di bagian ujung setelah tanaman
berbunga dengan ukuran kurang lebih 12,5 cm [14]. Batang tegak, tidak
bercabang, berwarna keabuan hingga hijau mengkilap dengan panjang 50−200
cm dan tebal 2-8 mm, batang berwarna coklat kemerahan. [12]
3. Daun (Folium)
dilihat dari bagian-bagian daun, bangun daun, daun majemuk atau daun tunggal,
dan daun sempurna atau tidak [15].
Daun dari tanaman purun tikus, purun danau, dan purun bajang ini
mereduksi atau berubah menjadi pelepah yang memiliki bentuk buluh, istilah
buluh sendiri yaitu untuk tanaman berakar serabut yang memiliki batang
berongga, dan beruas. Daun purun menyelubungi pangkal batang mulai dari
pangkal akar dan daun tidak terlalu panjang menyelubungi batang hingga bagian
atas, daun purun ini tidak simetris, memiliki warna coklat kemerahan hingga
lembayung atau merah jingga. [12]
4. Bunga
Bunga tanaman purun tikus ini berbentuk bulir majemuk yang terletak
pada ujung batang dengan panjang 2−6 cm dan lebar 3−6 mm, dan bersifat
hermafrodit artinya tanaman purun memiliki dua jenis kelamin yaitu kelamin
jantan berupa benang sari dan kelamin betina berupa putik sari [12]. Bunga dari
tanama purun tikus ini bunga pada tanaman teki bercabang-cabang pada satu
batang tanaman purun, sedangkan pada purun danau terdapat hanya satu bunga
pada satu tanaman purun danau, namun bunga tidak terletak pada ujung daun
melainkan dekat ujung dan menempel di samping. Untuk purun bajang bunga
9
terletak di bagian ujung daun seperti tunas tanaman asparagus. Setiap tanaman
memiliki satu bunga.
B. Karakteristik agronomi
C. Karakter Anatomi
Anatomi tumbuhan adalah kajian tentang letak dan fungsi organ dalam
pada tumbuh-tumbuhan [21], serta mengkaji tentang susunan dan bentuk-bentuk
bagian dalam organ-organ tumbuhan [22]. Salah satu sasaran anatomi adalah
untuk memahami fungsi struktur setiap organ. Anatomi tumbuhan mula-mula
10
membahas fungsi tumbuhan yang dinamis dan disertai pemahaman mengenai sel
dan jaringan.
a. Akar (Radix)
Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan biasanya lebih
seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam
tanah daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau
ke samping daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-
daun dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem
berada pada radius yang berbeda dan memiliki rambut akar pada daerah dekat
apeks akar. [24]
b. Batang (Caulis)
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks
dan stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.
Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam
korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah
kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis,
dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas
vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing
11
berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan
batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang
baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang
membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk
juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan
empulur. Berkas vaskuler monoki0til tidak memiliki kambium, sehingga tidak
mengalami penebalan sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi
selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim [24].
c. Daun (Folium)
d. Bunga (Flower)
menjadi jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam
menarik pollinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam
cairan sel misalnya antosianin [26].
A. Kerangka Berpikir
Kualitas purun bajang sebagai kerajinan tangan tidak sebaik purun danau
dan purun tikus. Namun tidak menutup kemungkinan purun bajang ini menjadi
peluang bisnis besar dari Kalimantan Timur baik menjadi kerajinan tangan
ataupun produk-produk lainnya. Adanya kebijakan pemerintah yang telah
menerapkan pengurangan penggunaan bahan plastik untuk mengurangi
pencemaran lingkungan, membuat banyaknya inovasi untuk membuat wadah atau
tempat yang nantinya menggantikan fungsi dari kantong plastik, termasuk dari
14
Potensi tumbuhan
purun bajang
Penurunan Populasi
tumbuhan purun bajang
Kutai Timur
Observasi tumbuhan
purun bajang di daerah
Kutai Timur
Identifikasi karakteristik
agronomi, morfologi, dan
anatomi tumbuhan purun
bajang
Informasi karater
agronomi, morfologi, dan
anatomi serta habitat
tumbuh tanaman purun
bajang di Kutim
B. Hipotesis
Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2021 sampai Agustus 2021.
Mulai dari eksplorasi keberadaan tanaman purun di wilayah Kutai Timur seperti
di wilayah Kecamatan Sangkulirang, Kecamatan Kaubun, dan Kecamatan
Kaliorang.
Bahan penelitian ini yaitu tanaman purun bajang yang berada di lokasi
penelitian. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis,
penggaris, jangka sorong, rol meteran, mikroskop, silet, glass object, cover glass,
larutan aquades, dan camera.
50. Kemudian setiap sample diamati dari segi karakter morfologi, karakter
agronomi, dan karakter anatomi. Dari pengamatan tersebut didapatkan data
kuantitatif, kemudian data diolah kedalam bentuk diagram. Diagram yang
didapatkan tersebut merupakan hasil penelitian dan kemudian dijabarkan dalam
bentuk deskriptif.
a. Karakter morfologi
2. Diameter batang
Diameter batang dapat diukur dengan satuan cm, alat pengukur diameter
batang dapat menggunakan jangka sorong.
3. Panjang dan diameter bunga
Bunga tanaman purun terletak paling pucuk setelah daun, pengukuran
panjang bungan yaitu mulai dari pangkal bunga hingga ujung bunga, pengukuran
dapat menggunakan jangka sorong karna panjang bunga tidak terlalu panjang,
sehingga membutuhkan alat yang detail sama seperti panjang akar.
b. Karakter agronomi
c. Karakter anatomi
d. Habitat
G. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
[1] Angraini, S. 2013. Proses, Motif, dan Jenis Produk Kerajinan Tas Anyaman
Purun Di Sinar Purun Pedamaran Sumatera Selatan. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Seni Kerajinan. Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Yogyakarta.
[2] Pangaribuan W. dan Robert S. 2017. Upaya Peningkatan Pendapatan Wanita
Pengrajin Purun (Eleocharis dulcis) Di Kecamatan Perbaungan.Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. 23 (2) : 309-314.
[3] Noor, M. 2004. Lahan Rawa Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat
Masam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
[4] Wianto T., Ishaq, A. Faisal, dan A. Hamdi. 2011. Rekayasa Tumbuhan Purun
Tikus (Eleocharis Dulcis) Sebagai Substitusi Bahan Matrik Komposit
Pada Pembuatan Papan Partikel. Jurnal Fisika FLUX, 8(2), 154–164
[6] Wahyunto., Sofyan R., Suparto, dan H. subagjo. 2005. Sebaran Gambut dan
Kandungan Karbon Di Sumatra dan Kalimantan 2004.Bogor :Wetlands
International- Indonesia Programme.
[8] Budiman, A., M. Thamrin, dan S. Asikin. 1988. Beberapa Jenis Gulma Di
Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan Dan Tengah Dengan Tingkat
Kemasaman Tanah Yang Berbeda.Prosiding Konferensi IX HIGI, Bogor
22−24 Maret 1988.
[9] Haygreen, J.G. & Bowyer, J.L. (1989). Hasil FLutan dan Ilmu Kayu.
Terjemahan : Hadikusumo, S.A. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
[15] Salisbury FB, Cleon WR. 1991. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB
Press.
[19] Setyorini, A ., Krisdianto ., dan Syaiful Asikin. 2009. Biomassa Purun Tikus
(Eleocharis Dulcis Trin.) Pada Tiga Titik Sampling Di Desa Puntik
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.Banjarbaru Kalimantan
Selatan:Universitas Lambung Mangkurat.
[20]Harsono, D. 2013. Sifat Fisis Dan Mekanis Purun Bajang Sebagai Substitusi
Purun Danau Dan Purun Tikus. Banjarbaru :Balai Riset dan
Standardisasi Industri.
[24] Drs. Pande Ketut Sutara, M.Si. 2016.Penuntun Praktikum Struktur Dan
Anatomi Tumbuhan. Bukit Jimbaran: Fakultas Matematika Dan
IlmuPengetahuan Alam Universitas Udayana
23